PENDAHULUAN
Oleh karena itu, pada percobaan ini dapat juga memahami prinsip dasar mengenai
pengadukan dan dapat menentukan hubungan variable proses dan
mengekspresikannya dalam bentuk grafik serta dapat menentukan kecepatan yang
dibutuhkan agar larutan dapat terlarut sempurna.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui fungsi dari penggunaan baffle pada percobaan
b. Mengetahui pola aliran yang terjadi di dalam tangki pengaduk
c. Mengetahui densitas NaCl pada kecepatan 300 rpm, 350 rpm dan 400 rpm
pada tangki tanpa baffle
d. Mengetahui daya pengadukan pada tangki tanpa baffle dengan kecepatan
300 rpm, 350 rpm dan 400 rpm
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
2.1.1 Rangkaian Alat Mixing
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi ke-efektifan proses
pencampuran, serta daya yang diperlukan (Holdich,2002).
Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan
sumbu putaran
2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial
dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial
menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat dihilangkan
dengan pemasangan baffle atau cruciform baffle
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis
pengaduk di atas.
(Holdich,2002).
Propeller merupakan pengaduk dengan tipe axial flow dan berkecepatan tinggi
untuk liquid dengan viscositas rendah. Propeller ukuran kecil dapat berputar pada
kecepatan motor maksimum (1150 sampai 1750 rpm), sedangkan ukuran besar
pada 400 sampai 800 rpm. Gerakan aliran secara kontinyu melewati propeller
sampai di pantulkan oleh dasar tangki. Propeller jarang bediameter lebih dari 18 in
tidak bergantung pada ukuran tangkinya. Pada tangki yang dalam/tinggi, dua atau
lebih propeller dapat diaplikasikan pada shaft/poros yang sama bertujuan untuk
mendorong fluida pada arah yang sama atau justru membuat zona dengan
turbulensi tinggi dengan mengaplikasikan arah berlawanan (push-pull) (McCabe,
1993).
b. Turbin
c. Paddles
Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses pencampuran
dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudut, horizontal atau
vertikal, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada aliran fluida
laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk paddel menimbulkan aliran
arah radial dan tangensial dan hampir tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang
bergerak ke arah horisontal setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau
ke bawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa
terjadi agitasi.
(Perry,1984).
Dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = densitas fluida
µ = viskositas fluida
(Perry,1984).
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen.
Secara umum, aliran fluida dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
a. Aliran laminar
b. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida
sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran. Apabila Reynolds number
didapatkan hasil >4000 maka aliran tersebut dinyatakan sebagai aliran Turbulen.
c. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Apabila Reynolds number didapatkan hasil 2000-x-4000 maka aliran tersebut
dinyatakan sebagai aliran transisi
(Brodley,1988).
Sifat fisik dan kimia dari Natrium Klorida (NaCl):
Sifat Fisik :
1. Rumus molekul : NaCl
2. Berat molekul : 58,45 gr/mol
3. Titik lebur, 1 atm : 800,4 ⁰C
4. Titik didih, 1 atm : 1413 ⁰C
5. Densitas :1,13 gr/ml
6. Kapasitas panas (25°C) : 1,8063 cal/mol ⁰C
7. Kelarutan : 35,7 gr/ 100 gr H2O
8. Tekanan uap, 1 atm : 1465 ⁰C
9. Panas penguapan, 1 atm : 40.810 cal/mol
3.1.2 Bahan-bahan
a. NaCl
b. Akuades 19 L
3.2 Rangkaian Alat
Keterangan :
1. Motor pengaduk
2. Speed controller
3. Tangki
4. Baffle
5. Pengaduk
Berat Berat
Kecepatan Larutan Waktu Ada Larutan Waktu Ada
(rpm) Garam Viskometer Tidaknya Garam Viskometer Tidaknya
+ Pikno (s) Vortex + Pikno (s) Vortex
(g) (g)
Tidak
300 48,90 5,03 Ada 48,85 5,69
Ada
Tidak
350 48,75 5,95 Ada 48,83 5,18
Ada
Tidak
400 48,88 5,28 Ada 48,93 5,69
Ada
4.2 Perhitungan
4.2.1. Menghitung volume piknometer dan viskositas akuades
a) Massa piknometer = 23,5 gram
b) Massa piknometer + akuades = 48,15 gram
c) Massa akuades = 24,65 gram
akuades pada suhu 303 K, diperoleh dari data Tabel 2.30 Perry, 1997, “Process
and Unit Operations”, diperoleh ρ = 0,996513 g/cm3
Volume piknometer = volume akuades
𝑚
= 𝐴𝑘𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
𝜌𝐴𝑘𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
24,65 𝑔𝑟
=
0,996513 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
= 24,73625 𝑐𝑚3
4.2.2. Menghitung densitas (ρ) larutan NaCl pada tangki tanpa baffle untuk
waktu pengadukan sempurna
4.2.4. Menghitung densitas (ρ) larutan NaCl pada tangki tanpa baffle untuk
penentuan power consumption
25,35 gram
ρNaCl = = 1,024811gram/cm3
24,73625 cm3
4.2.7. Menghitung viskositas (μ) larutan NaCl pada tangki ber-baffle untuk
waktu pengadukan sempurna
4.2.8. Menghitung viskositas (μ) larutan NaCl pada tangki tanpa baffle untuk
penentuan power consumption
4.2.9. Menghitung viskositas (μ) larutan NaCl pada tangki ber-baffle untuk
penentuan power consumption
4.2.10. Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan NaCl pada tangki tanpa
baffle untuk waktu pengadukan sempurna
Kecepatan putaran 300
Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 0,9965 g/cm3
μNaCl = 8,037083 x 10-3 g/cm.s
n Da2 NaCl
NRe =
NaC l
4.2.11. Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan NaCl pada tangki ber-
baffle untuk waktu pengadukan sempurna
4.2.12. Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan NaCl pada tangki tanpa
baffle untuk penentuan power consumption
4.2.13. Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan NaCl pada tangki ber-
baffle untuk waktu pengadukan sempurna
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3,2 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 9,0224 x104 W
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3,2 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 1,4431 x105 W
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3,2 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 1,8349x105 W
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3,3 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 2,5554 x105 W
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3,3 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 4,3081 x105 W
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3,3 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 6,6079 x105 W
4.4 Perhitungan
4.4.1 Menghitung volume piknometer dan viskositas akuades
a. Massa piknometer = 23 gram
b. Massa piknometer + aquadest = 48 gram
c. Massa aquadest = 25 gram
akuades pada suhu 26oC, diperoleh dari data Tabel 2.30 Perry, 1997, “Process and
Unit Operations”, diperoleh ρ = 0.9968 g/cm3
Volume piknometer = Volume aquadest
maquadest
= ρaquadest
25 gr
= 0.9968 gr/cm3
= 25.0802 cm3
4.4.2 Menghitung densitas (ρ) larutan Gula pada tangki berbaffle untuk
waktu pengadukan sempurna
4.4.3 Menghitung densitas (ρ) larutan Gula pada tangki tanpa baffle untuk
waktu pengadukan sempurna
Kecepatan Putaran 300 rpm
Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3
4.4.4 Menghitung densitas (ρ) larutan Gula pada tangki berbaffle untuk
penentuan power consumption
4.4.5 Menghitung densitas (ρ) larutan Gula pada tangki tanpa baffle untuk
penentuan power consumption
4.4.6 Menghitung viskositas (μ) larutan Gula pada tangki berbaffle untuk
waktu pengadukan sempurna
4.4.7 Menghitung viskositas (μ) larutan Gula pada tangki tanpa baffle untuk
waktu pengadukan sempurna
Kecepatan putaran 300 rpm
Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
ρ Gula = 1.0366g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 5.81 s
𝜌 Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×5.81 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s
4.4.9 Menghitung viskositas (μ) larutan Gula pada tangki tanpabaffle untuk
penentuan power consumption
4.4.10 Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan Gula pada tangki tanpa
baffle untuk waktu pengadukan sempurna
= 7952.9404
= 7701.0147
= 10640.4191
= 10088.7947
= 9449.0577
= 10088.7947
= 10307.3036
= 9449.0577
4.4.13 Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan Gula pada tangki tanpa
baffle untuk penentuan power consumption
= 7952.9404
Kecepatan putaran 350
Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 15.9002 x 10-3 g/cm.s
n Da2 Gula
NRe =
Gula
5.8333 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 15.9002 × 10−3 g/cm.s
= 7701.0147
= 10640.4191
4.4.14 Menghitung daya pengadukan pada tangki berbaffle
= 454294.4041 W
D Z D t Z t
Pr = P t t
D a D a desired D a D a graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 454294.4041 W x 0.6740 = 306209.5894 W
= 728983.9036 W
D Z D t Z t
Pr = P t t
D a D a desired D a D a graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 728983.9036 W x 0.6740 = 491359.4793 W
= 1048476.488 W
D Z D t Z t
Pr = P t t
D a D a desired D a D a graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 1048476 W x 0.6740 = 706708.1435 W
= 210410.0398 W
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3.2 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 210410.0398 W x 0.6526 = 137313.592 W
= 334117.6225 W
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3.2 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 334117.6225 W x 0.6526 = 218055.1863 W
= 510069.6426 W
D Z t Dt Z t
Pr = P t
Da D a desired Da D a graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
Dt
= 3 (Brown, hal 507)
Da graph
Zt
= 3.2 (Brown, hal 507)
Da graph
Pr = 334117.6225 W x 0.6526 = 332886.7544 W
Tabel 4.5.2. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki Ber-baffle pada
Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl
n (rps)
(gram) (cm3) (g/cm3)
5 25,35 24,73625 1,024811
5,8333 25,33 24,73625 1,024
6,666 25,43 24,73625 1,02804
Tabel 4.5.3. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki Tanpa Baffle
pada Penentuan Power Consumption
Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl
n (rps)
(gram) (cm3) (g/cm3)
5 24,65 24,73625 0,9965
Tabel 4.5.4. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki Ber-baffle pada
Penentuan Power Consumption
Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl
n (rps)
(gram) (cm3) (g/cm3)
5 25,35 24,73625 1,024811
5,8333 25,33 24,73625 1,024
6,666 25,43 24,73625 1,02804
Tabel 4.5.5. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Tanpa Baffle
pada Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
N ρNaCl ρaq t NaCl t aq μaq μNaCl
3 3
(rps) (g/cm ) (g/cm ) (s) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)
5 0,9965 0,99651 5,03 5,35 8,5485 x 10-3 8,037083 x 10-3
3
5,8333 1,02076 0,99651 5,95 5,35 8,5485 x 10-3 9,73853 x 10-3
3
6,666 1,02602 0,99651 5,28 5,35 8,5485 x 10-3 8,686 x 10-3
4 3
Tabel 4.5.6. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Ber-baffle pada
Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
t
N ρNaCl ρaq t aq μaq μNaCl
NaCl
(rps) (g/cm3) (g/cm3) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)
(s)
5 1,02481 0,996513 5,69 5,35 8,5485 x 10-3 9,34994x 10-3
1
5,8333 1,024 0,996513 5,18 5,35 8,5485 x 10-3 8,50516 x 10-3
6,666 1,02804 0,996513 5,69 5,35 8,5485 x 10-3 9,37940 x 10-3
Tabel 4.5.7. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Tanpa Baffle
pada Penentuan Power Consumption
N ρNaCl ρaq t NaCl t aq μaq μNaCl
(rps) (g/cm3) (g/cm3) (s) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)
5 0,9965 0,99651 5,03 5,69 8,5485 x 10-3 8,037083 x 10-3
3
5,8333 1,02076 0,99651 5,95 5,69 8,5485 x 10-3 9,73853 x 10-3
3
6,666 1,02602 0,99651 5,28 5,69 8,5485 x 10-3 8,686 x 10-3
4 3
Tabel 4.5.8. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Ber-baffle pada
Penentuan Power Consumption
t
N ρNaCl ρaq t aq μaq μNaCl
NaCl
(rps) (g/cm3) (g/cm3) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)
(s)
5 1,02481 0,996513 5,69 5,35 8,5485 x 10-3 9,34994x 10-
3
1
5,8333 1,024 0,996513 5,18 5,35 8,5485 x 10-3 8,50516 x 10-
3
6,666 1,02804 0,996513 5,69 5,35 8,5485 x 10-3 9,37940 x 10-
3
Tabel 4.5.9. Hasil Perhitungan Bilangan Reynolds NaCl untuk Tangki Tanpa
Baffle pada Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
n Da ρNaCl μNaCl
NRe
(rps) (cm) (g/cm3) (g/cm.s)
5 4,5 0,9965 8,037083 x 12553,76173
10-3
5,8333 4,5 1,02076 9,73853 x 10-3 12381,3949
6,666 4,5 1,026024 8,686 x 10-3 15945,12879
Tabel 4.5.10. Hasil Perhitungan Bilangan Reynolds NaCl untuk Tangki Ber-
baffle pada Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
n Da ρNaCl μNaCl
NRe
(rps) (cm) (g/cm3) (g/cm.s)
5 4,5 1,006 9,34994x 10-3 11097,62349
5,8333 4,5 1,024 8,50516 x 10-3 14221,8734
6,666 4,5 1,02804 9,37940 x 10-3 14798,23
Tabel 4.5.15. Hubungan antara tT dengan NRe pada Tangki Tanpa Baffle
Waktu pengadukan
NRe
sempurna (tT), sekon
751 12553,76173
424 12381,3949
263 15945,12879
Tabel 4.5.16. Hubungan antara tT dengan NRe pada Tangki Ber-baffle
Waktu pengadukan
NRe
sempurna (tT), sekon
918 11097,62349
437 14221,8734
289 14798,23
Tabel 4.5.17. Hubungan antara Pr dengan NRe pada Tangki Tanpa Baffle
NRe Pr ( W )
1456.8 10088.7974
1623 10307.3036
1039.2 9449.057
Tabel 4.6.3 Hubungan antara Pr dengan NRe pada Tangki Tanpa Baffle
NRe Pr ( W )
7952.9404 137313.592
7701.01478 218055.1863
10640.4191 332886,7544
Perhitungan yang dilakukan pada percobaan ini antara lain, menghitung densitas
NaCl, viskositas NaCl, dan bilangan Reynolds, baik menggunakan baffle atau
tanpa baffle pada pengamatan waktu pengadukan sempurna dan penentuan power
consumption. Serta juga mengitung daya pengadukan pada tangki ber-baffle dan
tanpa baffle.
18200
16200
14200
12200
10200
NRe
NaCl
8200
Gula
6200
4200
2200
200
0 200 400 600 800 1000
Waktu Pengadukan t(s)
eksperimen gula pada kecepatan 300 rpm atau 5 rps, diperoleh hasil 7952,9404.
Pada kecepatan 350 rpm atau 5,8333 rps diperoleh bilangan Reynolds NaCl yaitu
7701,01478. Sedangkan untuk kecepatan 400 rpm atau 6,666 rps hasil
perhitungan bilangan Reynolds NaCl adalah 10640,4191.
16000
14000
12000
10000
NRe
NaCl
8000
Gula
6000
4000
2000
0 400 800 1200 1600 2000
waktu pengadukan t(s)
350000
300000
250000
200000
Pr (W)
NaCl
150000
Gula
100000
50000
0
0 5000 10000 15000 20000
NRe
400000 NaCl
300000 Gula
200000
100000
0
0 5000 10000 15000 20000
NRe
Kemudian untuk perhitungan daya pengadukan (Pr) tangki tanpa baffle pada
kecepatan 5 rps adalah 9,0224 x105 W, untuk kecepatan 5,8333 rps adalah 1,4431
x105 W, dan pada kecepatan 6,666 rps diperoleh daya pengadukan 1,8349x105 W.
Sedangkan untuk perhitungan daya pengadukan (Pr) tangki ber-baffle pada
kecepatan 5 rps adalah 2,5554 x105 W, pada kecepatan 5,8333 rps adalah 4,3081
x105 W, dan untuk kecepatan 6,666 rps diperoleh daya pengadukan sebesar
6,6079 x105 W.
Perbandingan data power consumtion NaCl dan Gula tanpa baffle maupun dengan
baffle menghasilkan pola bahwa power yang digunakan untuk melarutkan gula
lebih besar dibandingkan dengan NaCl. Daya pengadukan (Pr) tangki tanpa baffle
untuk eksperimen gula pada kecepatan 5 rps adalah 1,37313 x105 W, untuk
kecepatan 5,8333 rps adalah 2,18055 x105 W, dan pada kecepatan 6,666 rps
diperoleh daya pengadukan 3,32886 x105 W. Sedangkan untuk perhitungan daya
pengadukan (Pr) tangki ber-baffle eksperimen dengan gula pada kecepatan 5 rps
adalah 3,06209 x105 W, pada kecepatan 5,8333 rps adalah 4,91359 x105 W, dan
untuk kecepatan 6,666 rps diperoleh daya pengadukan sebesar 7,06708 x105 W.
Dari data bilangan Reynolds dengan waktu pengadukan sempurna dapat dibuat
grafik, dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara waktu
pengadukan sempurna dengan bilangan Reynolds berbanding terbalik, dimana
semakin besar/tinggi bilangan Reynolds maka semakin cepat waktu pengadukan
sempurnannya. Sedangkan dari data bilangan Reynolds dengan daya pengadukan
dari grafik yang dibuat dapat disimpulkan bahwa hubungan antara daya
pengadukan dengan bilangan Reynolds berbanding lurus, sehingga semakin besar
bilangan Reynolds akan semakin besar pula daya pengadukannya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Fungsi dari baffle pada percobaan yaitu untuk menghindari terjadinya vortex,
dimana vortex meyebabkan pengumpulan fluida yang dapat menyebabkan
waktu untuk mencapai homogenitas larutan menjadi lebih lama.
b. Pola aliran yang terjadi di dalam tangki pengaduk bergantung pada jenis
pengaduk yang dipakai. Pada percobaan yang telah dilakukan dengan
menggunakan jenis pengaduk propeller arah aliran aksial, yang bekerja pada
arah sejajar dengan poros.
c. Pada percobaan yang telah dilakukan untuk menghitung densitas NaCl pada
tangki tanpa baffle didapatkan hasil yaitu pada kecepatan 300 rpm sebesar
0,9965 gr/cm3, pada kecepatan 350 rpm sebesar 1,02076 gr/cm3 dan pada
kecepatan 400 rpm sebesar 1,026024 gr/cm3.
d. Pada percobaan yang telah dilakukan perhitungan daya pengadukan pada
tangki tanpa baffle dengan kecepatan 300 rpm yaitu 9,0224 x105 W, dengan
kecepatan 350 rpm yaitu 1,4431 x105 W, dan dengan kecepatan 400 rpm
yaitu 1,8349x105 W.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya pada penggunaan impeller jangan hanya
menggunakan jenis propeller tetapi juga menggunakan jenis paddle dan turbine,
agar praktikan dapat mengetahui apa yang terjadi jika menggunakan impeller jenis
paddle dan turbine.
DAFTAR PUSTAKA