Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan proses operasi teknik kimia tergantung pada efektifitas pencampuran
dan pengadukan dari fluida. Pengadukan yang dilakukan akan meyebabkan suatu
material akan bergerak secara tertentu, sedangkan pencampuran adalah
pendistribusian yang acak dan melalui satu atau yang lainnya dari dua atau lebih
fase. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang
dicampurkan, yaitu membuat suspense, blending, disperse dan mendorong
terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki.

Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan


mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada tangki hidrogenasi gas hydrogen
disebarkan melewati fasa cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi.
Pengadukan juga dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang
dipindahkan melalui cooling coil dan jaket.

Tidak seperti unit pengoperasian yang lainnya, proses pencampuran dibutuhkan


untuk melakukan beberapa tugas seperti pemompaan, perpindahan panas dan
perpindahan massa secara cepat. Pengadukan hampir terjadi di setiap proses
industri. Seperti apa pengadukan pun sesuai dengan feed dari industri dan
pengoperasian pada industri tersebut.

Oleh karena itu, pada percobaan ini dapat juga memahami prinsip dasar mengenai
pengadukan dan dapat menentukan hubungan variable proses dan
mengekspresikannya dalam bentuk grafik serta dapat menentukan kecepatan yang
dibutuhkan agar larutan dapat terlarut sempurna.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui fungsi dari penggunaan baffle pada percobaan
b. Mengetahui pola aliran yang terjadi di dalam tangki pengaduk
c. Mengetahui densitas NaCl pada kecepatan 300 rpm, 350 rpm dan 400 rpm
pada tangki tanpa baffle
d. Mengetahui daya pengadukan pada tangki tanpa baffle dengan kecepatan
300 rpm, 350 rpm dan 400 rpm
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan
2.1.1 Rangkaian Alat Mixing

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Mixing


Keterangan gambar:
1 : speed controller
2 : motor pengaduk
3 : tangki
4 :baffle
5 :impeller

Fungsi : merupakan rangkaian alat yang digunakan untuk praktikum


mixing yang berupa rangkaian alat tangki berpengaduk.
Prinsip : digunakan untuk mencampurkan 2 bahan atau lebih (berupa zat
pelarut dan terlarut)dengan menggunakan pengaduk (impeller) sesuai dengan
kecepatan pengadukan yang diinginkan.
Prosedur penggunaan :
1. Disiapkan komponen-komponen rangkaian alat seperti batang impeller, kunci
batang impeller, impeller, tangki serta bahan yang akan digunakan.
2. Dipastikan bahwa rangkaian alat telah tersambung dengan sumber listrik
3. Dimasukkan zat pelarut bahan yang digunakan kedalam tangki sesuai volume
yang ditentukan, kemudian diletakkan tangki ditengah rangkaian alat.
4. Dipasang impeller pada batang impeller, setelah impeller terpasang dengan
baik kemudian dipasangkan batang impeller pada rangkaian alat.
5. Dinyalakan motor pengaduk, kemudian ditentukan kecepatan pengadukan
yang diinginkan.
6. Dimasukan bahan yang akan dicampurkan (zat terlarut)
7. Setelah selesai, dimatikan motor pengaduk dan diposisikan speed controller
pada posisi 0.
8. Dilepaskan batang impeller dari rangkaian alat.
9. Dilepaskan impeller dari batang impeller.
10. Lepaskan rangkaian alat dari sumber listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan


reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana.
Gerakan hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang
ditimbulkan dari operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari
satu atau lebih komponen yang teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh
dari komponen yang dicampurkan, yaitu membuat suspensi, blending, dispersi
dan mendorong terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki
(Holdich,2002).

Prinsip percobaan pencampuran adalah berdasarkan pada peningkatan pengacakan


dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda
(Holdich,2002).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran dan pengadukan


diantarnya adalah perbandingan antara geometri tangki dengan geometri
pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan
putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida
yang diaduk densitasnya dan viskositas (Perry,1984).

Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi ke-efektifan proses
pencampuran, serta daya yang diperlukan (Holdich,2002).

Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan
sumbu putaran
2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial
dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial
menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat dihilangkan
dengan pemasangan baffle atau cruciform baffle
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis
pengaduk di atas.
(Holdich,2002).

Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan::


a. Propeller

Gambar 2.1 Pengaduk Propeller

Propeller merupakan pengaduk dengan tipe axial flow dan berkecepatan tinggi
untuk liquid dengan viscositas rendah. Propeller ukuran kecil dapat berputar pada
kecepatan motor maksimum (1150 sampai 1750 rpm), sedangkan ukuran besar
pada 400 sampai 800 rpm. Gerakan aliran secara kontinyu melewati propeller
sampai di pantulkan oleh dasar tangki. Propeller jarang bediameter lebih dari 18 in
tidak bergantung pada ukuran tangkinya. Pada tangki yang dalam/tinggi, dua atau
lebih propeller dapat diaplikasikan pada shaft/poros yang sama bertujuan untuk
mendorong fluida pada arah yang sama atau justru membuat zona dengan
turbulensi tinggi dengan mengaplikasikan arah berlawanan (push-pull) (McCabe,
1993).
b. Turbin

Gambar 2.2 Pengaduk Turbin


Beberapa dari sekian banyak desain turbin adalah seperti pada gambar 2.2.
Kebanyakan turbin tersebut memiliki multiblade yang pendek dan dapat berputar
dengan kecepatan tinggi pada bagian tengah tangki. Blade dari turbin dapat
berbentuk lurus, curved, pitched atau vertikal. Turbin sangat efektif karena range
viskositas yang besar. Pada fluida viskositas rendah membuat arus yang kuat
seakan keluar dinding mencari jalan keluar dan menghancurkan stagnant pocket.
Zona arus cepat berada dekat dengan turbin, turbulensi tinggi dan tegangan yang
intens. Arus bersifat radial dan tangensial, komponen tangensial membuat pusaran
yang mana akan dihentikan oleh baffle atau diffuser ring (McCabe, 1993).

c. Paddles

Gambar 2.3 Pengaduk Paddles

Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses pencampuran
dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudut, horizontal atau
vertikal, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada aliran fluida
laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk paddel menimbulkan aliran
arah radial dan tangensial dan hampir tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang
bergerak ke arah horisontal setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau
ke bawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa
terjadi agitasi.
(Perry,1984).

Sekat (Baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada


dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya
pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi
sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya
pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya
kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang
lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian.
Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang
lebih baik (Perry,1984).

Bilangan Reynold adalah Bilangan tak berdimensi yang menyatakan


perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem
pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan
menggunakan persamaan:
ρD(ND) ρ DN
Re = = ……............................ (2.1)
µ µ

Dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = densitas fluida
µ = viskositas fluida
(Perry,1984).
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen.
Secara umum, aliran fluida dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
a. Aliran laminar

Gambar 2.4 Aliran Laminar


Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan, atau laminar –
laminar dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton.
Apabila Reynolds number didapatkan hasil < 2000 maka aliran tersebut
dinyatakan sebagai aliran Laminar

b. Aliran turbulen

Gambar 2.5 Aliran Turbulen

Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida
sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran. Apabila Reynolds number
didapatkan hasil >4000 maka aliran tersebut dinyatakan sebagai aliran Turbulen.
c. Aliran transisi

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Apabila Reynolds number didapatkan hasil 2000-x-4000 maka aliran tersebut
dinyatakan sebagai aliran transisi
(Brodley,1988).
Sifat fisik dan kimia dari Natrium Klorida (NaCl):
Sifat Fisik :
1. Rumus molekul : NaCl
2. Berat molekul : 58,45 gr/mol
3. Titik lebur, 1 atm : 800,4 ⁰C
4. Titik didih, 1 atm : 1413 ⁰C
5. Densitas :1,13 gr/ml
6. Kapasitas panas (25°C) : 1,8063 cal/mol ⁰C
7. Kelarutan : 35,7 gr/ 100 gr H2O
8. Tekanan uap, 1 atm : 1465 ⁰C
9. Panas penguapan, 1 atm : 40.810 cal/mol

Sifat kimia Natrium Klorida (NaCl):


Dengan perak nitrat membentuk endapan perak klorida
NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl

Sifat fisik dan Kimia dari Akuades :


Sifat fisik :
1. Merupakan Cairan
2. Tidak berbau
3. Berat molekul 18,02 g/mol
4. Titik didih 100oC
5. Tekanan Uap 2,3 Kpa
Sifat Kimia :
1. Tidak mudah terbakar
2. Memiliki Ph =7
3. Merupakan produk stabil
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak beracun
(Holdich,2002).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
a. Rangkaian alat tangki berpengaduk
b. Beaker glass 100 ml
c. Picnometer 25 ml
d. Penggaris
e. Bulb
f. Viscometer
g. Stopwatch
h. Neraca analitik
i. Alat tulis
j. Batang pengaduk
k. Kunci batang pengaduk
l. Propeller
m. Baffle
n. Beaker glass 250 ml
o. Timbangan

3.1.2 Bahan-bahan
a. NaCl
b. Akuades 19 L
3.2 Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Tangki Berpengaduk

Keterangan :
1. Motor pengaduk
2. Speed controller
3. Tangki
4. Baffle
5. Pengaduk

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Pengukuran Alat
a. Disiapkan rangkaian alat tangki berpengaduk serta penggaris
b. Diukur diameter tangki pengadukan (Dt), diameter pengaduk (Da), tinggi
permukaan larutan (H), jarak pengaduk dari dasar tangki (Zi) dan lebar
baffle
c. Dicatat hasil pengukuran

3.3.2 Penentuan Waktu Pengadukan Sempurna


a. Diisi tangki pengadukan dengan air setinggi diameter tangki
b. Ditimbang NaCl seberat 100 gr
c. Dinyalakan motor pengaduk yang telah terpasang dengan tangki yang
berisi air dengan kecepatan 300 rpm
d. Dimasukkan NaCl ke dalam tangki pengadukan bersamaan dengan
dinyalakannya stopwatch selama 10 detik pertama
e. Dihitung waktu yang diperlukan untuk garam agar larut sempurna dengan
menggunakan stopwatch
f. Dihitung berat , massa jenis dan viskositas larutan sebelum dan sesudah
pengadukan
g. Dilakukan percobaan yang sama dengan variasi kecepatan putar pengaduk
yang berbeda yaitu 350 dan 400 rpm
h. Diulangi percobaan dengan tangki ber-baffle.

3.2.3 Penentuan Power Consumption


a. Diisi tangki pengadukan dengan air setinggi diameter tangki
b. Ditimbang NaCl seberat 100 gr
c. Dinyalakan motor pengaduk yang telah terpasang dengan tangki yang
berisi air dengan kecepatan 300 rpm
d. Dimasukkan NaCl ke dalam tangki pengadukan bersamaan dengan
dinyalakannya stopwatch selama 10 detik pertama
e. Dilakukan pengadukan selama 1 menit
f. Diamati ada atau tidaknya vortex pada saat pengadukan
g. Dilakukan percobaan yang sama dengan variasi kecepatan putar pengaduk
yang berbeda yaitu 350 dan 400 rpm
h. Diulangi percobaan dengan tangki ber-baffle.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Data Percobaan :
Berat NaCl : 100 gram
Diameter tangki (Dt) : 20,8 cm
Diameter impeller (Da) : 4,5 cm
Tinggi impeller dari dasar tangki (z) : 4 cm
Tinggi larutan (H) : 11,5 cm
Berat piknometer kosong : 23,5 gram
Suhu air kran (T) : 27oC
Waktu alir air kran dalam viskometer (t) : 5,35 s
Berat air kran + piknometer : 48,15 gram

Tabel 4.1 Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna untuk Tangki Tanpa


baffle
Waktu Berat Larutan
Kecepatan (rpm) Pengadukan Garam + t viskometer (s)
Sempurna (s) Piknometer (g)

300 715 48,90 5,03

350 424 48,75 5,95

400 263 48,88 5,28

Tabel 4.2 Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna untuk Tangki Ber-


baffle
Kecepatan (rpm) Waktu Berat Larutan t viskometer (s)
Pengadukan Garam +
Sempurna (s) Piknometer (g)

300 918 48,85 5,69

350 437 48,83 5,18

400 289 48,93 5,69

Tabel 4.3 Pengamatan untuk Penentuan Power Consumption


Tangki Tanpa Baffle Tangki Ber-baffle

Berat Berat
Kecepatan Larutan Waktu Ada Larutan Waktu Ada
(rpm) Garam Viskometer Tidaknya Garam Viskometer Tidaknya
+ Pikno (s) Vortex + Pikno (s) Vortex
(g) (g)

Tidak
300 48,90 5,03 Ada 48,85 5,69
Ada

Tidak
350 48,75 5,95 Ada 48,83 5,18
Ada

Tidak
400 48,88 5,28 Ada 48,93 5,69
Ada

4.2 Perhitungan
4.2.1. Menghitung volume piknometer dan viskositas akuades
a) Massa piknometer = 23,5 gram
b) Massa piknometer + akuades = 48,15 gram
c) Massa akuades = 24,65 gram
akuades pada suhu 303 K, diperoleh dari data Tabel 2.30 Perry, 1997, “Process
and Unit Operations”, diperoleh ρ = 0,996513 g/cm3
Volume piknometer = volume akuades
𝑚
= 𝐴𝑘𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
𝜌𝐴𝑘𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
24,65 𝑔𝑟
=
0,996513 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 24,73625 𝑐𝑚3

Dari data Tabel Appendix A.2-4 Geankoplis diperoleh nilai


μakuades (pada 27 oC) = 8,5485 x 10-3 g/cm.s

4.2.2. Menghitung densitas (ρ) larutan NaCl pada tangki tanpa baffle untuk
waktu pengadukan sempurna

Kecepatan Putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Berat larutan NaCl = 24,65 gram
24,65 gram
ρNaCl = = 0,9965 gram/cm3
24,73625 cm3

Kecepatan Putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5,8333 rps
Berat larutan NaCl = 25,25 gram
25,25gram
ρNaCl = = 1,02076 gram/cm3
24,73625 cm3

Kecepatan Putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 6,666 rps
Berat larutan NaCl = 25,38 gram
25,38 gram
ρNaCl = = 1,026024 gram/cm3
24,73625 cm3
4.2.3. Menghitung densitas (ρ) larutan NaCl pada tangki ber-baffle untuk
waktu pengadukan sempurna

Kecepatan Putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Berat larutan NaCl = 25,35 gram
25,35 gram
ρNaCl = = 1,024811gram/cm3
24,73625 cm3

Kecepatan Putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Berat larutan NaCl = 25,33 gram
25,33 gram
ρNaCl = = 1,024 gram/cm3
24,73625 cm3

Kecepatan Putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 6,666 rps
Berat larutan NaCl = 25,43 gram
25,43 gram
ρNaCl = = 1,02804 gram/cm3
24,73625 cm3

4.2.4. Menghitung densitas (ρ) larutan NaCl pada tangki tanpa baffle untuk
penentuan power consumption

Kecepatan Putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Berat larutan NaCl = 24,65 gram
24,65 gram
ρNaCl = = 0,9965 gram/cm3
24,73625 cm3

Kecepatan Putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Berat larutan NaCl = 25,25 gram
25,25gram
ρNaCl = = 1,02076 gram/cm3
24,73625cm3

Kecepatan Putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 6,666 rps
Berat larutan NaCl = 25,38 gram
25,38 gram
ρNaCl = 3
= 1,026024 gram/cm3
24,73625 cm
4.2.5. Menghitung densitas (ρ) larutan NaCl pada tangki ber-baffle untuk
penentuan power consumption

Kecepatan Putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Berat larutan NaCl = 25,35 gram

25,35 gram
ρNaCl = = 1,024811gram/cm3
24,73625 cm3

Kecepatan Putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Berat larutan NaCl = 25,33 gram
25,33gram
ρNaCl = = 1,024 gram/cm3
24,73625 cm3

Kecepatan Putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 400 rpm = 6,666 rps
Berat larutan NaCl = 25,43 gram
25,43 gram
ρNaCl = = 1,02804 gram/cm3
24,73625 cm3
4.2.6. Menghitung viskositas (μ) larutan NaCl pada tangki tanpa baffle untuk
waktu pengadukan sempurna

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
ρNaCl = 0,9965 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,03 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
g
0,9965 x5,03 s
cm3
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 8,037083 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 4s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,02804 g/cm3 ×4 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 9,73853 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 400 rpm = 6,666 rps
ρNaCl = 1,026024 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,28 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,026024 g/cm3 ×5,28 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 8,686 x 10-3 g/cm.s

4.2.7. Menghitung viskositas (μ) larutan NaCl pada tangki ber-baffle untuk
waktu pengadukan sempurna

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
ρNaCl = 1,024811g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,69 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,024811g/cm3 ×5,69 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 9,34994x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
ρNaCl = 1,024 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,18 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,024 g/cm3 × 5,18 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 8,50516 x10-3 g/cm.s
Kecepatan putaran 400 rpm
Kecepatan putar impeller 400 rpm = 6,666 rps
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,69 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,02804 g/cm3 ×5,69 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 9,37940 x 10-3 g/cm.s

4.2.8. Menghitung viskositas (μ) larutan NaCl pada tangki tanpa baffle untuk
penentuan power consumption

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5,6967 rps
ρNaCl = 0,9965 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,03 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
0,9965 g/cm3 ×5,03 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 8,037083 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5 rps
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 4s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,02804 g/cm3 ×4 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 9,73853 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 400 rpm = 5,833 rps
ρNaCl = 1,026024 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,28 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,026024 g/cm3 ×5,28 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 9,73853 x 10-3 g/cm.s

4.2.9. Menghitung viskositas (μ) larutan NaCl pada tangki ber-baffle untuk
penentuan power consumption

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
ρNaCl = 1,024811g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,69 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,024811g/cm3 ×5,69 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 9,34994x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
ρNaCl = 1,024 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,18 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,024 g/cm3 × 5,18 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 8,50516 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 400 rpm = 6,666 rps
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
ρaq = 0,996513 g/cm3
t NaCl = 5,69 s
 lart Nacl  tlart Nacl
μNaCl =  air
 air  tair
1,02804 g/cm3 ×5,69 s
= × 8,5485 × 10−3 g/cm3 . s
0,996513 g/cm3 ×5,69 s
= 9,37940 x 10-3 g/cm.s

4.2.10. Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan NaCl pada tangki tanpa
baffle untuk waktu pengadukan sempurna
Kecepatan putaran 300
Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 0,9965 g/cm3
μNaCl = 8,037083 x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5,6967 rps ×(6 cm)2 ×0,9965 g/cm3


=
8,037083 × 10−3 g/cm.s
= 12553,76173

Kecepatan putaran 350


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
μNaCl = 9,73853 x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5 rps ×(6 cm)2 ×1,02804 g/cm3


=
9,73853 × 10−3 g/cm.s
= 12381,3949

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 400 rpm = 6,666 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,026024 g/cm3
μNaCl = 8,686 x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l
5,833 rps ×(6 cm)2 ×1,026024 g/cm3
=
8,686 × 10−3 g/cm.s
= 15945,12879

4.2.11. Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan NaCl pada tangki ber-
baffle untuk waktu pengadukan sempurna

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,024811g/cm3
μNaCl = 9,34994x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5,6967 rps ×(6 cm)2 ×1,024811g/cm3


=
9,34994× 10−3 g/cm.s
= 11097,62349

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,024 g/cm3
μNaCl = 8,50516 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5 rps ×(6 cm)2 ×1,024 g/cm3


=
8,50516 g x 10−3 /cm.s
= 14221,8734
Kecepatan putaran 400
Kecepatan putar impeller 400 rpm = 6,666 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
μNaCl = 9,37940 x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5,833 rps ×(6 cm)2 ×1,02804 g/cm3


=
9,37940 × 10−3 g/cm.s
= 14798,23

4.2.12. Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan NaCl pada tangki tanpa
baffle untuk penentuan power consumption

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 0,9965 g/cm3
μNaCl = 8,037083 x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5,6967 rps ×(6 cm)2 ×0,9965 g/cm3


=
8,037083 × 10−3 g/cm.s
= 12553,76173

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
μNaCl = 9,73853 x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5 rps ×(6 cm)2 ×1,02804 g/cm3


=
9,73853 × 10−3 g/cm.s
= 12381,3949

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 400 rpm = 6,666 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,026024 g/cm3
μNaCl = 8,686 x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5,833 rps ×(6 cm)2 ×1,026024 g/cm3


=
8,686 × 10−3 g/cm.s
= 15945,12879

4.2.13. Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan NaCl pada tangki ber-
baffle untuk waktu pengadukan sempurna

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,024811g/cm3
μNaCl = 9,34994x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5,6967 rps ×(6 cm)2 ×1,024811g/cm3


=
9,34994× 10−3 g/cm.s
= 11097,62349

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,024 g/cm3
μNaCl = 8,50516 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5 rps ×(6 cm)2 ×1,024 g/cm3


=
8,50516x 10−3 g/cm.s
= 14221,8734

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 4000 rpm = 6,666 rps
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
μNaCl = 9,37940 x 10-3 g/cm.s
n  Da2   NaCl
NRe =
 NaC l

5,833 rps ×(6 cm)2 ×1,02804 g/cm3


=
9,37940 × 10−3 g/cm.s
= 14798,23

4.2.14. Menghitung daya pengadukan pada tangki tanpa baffle

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan impeller 300 rpm = 5 rps
Nre = 12553,76173
P0 = 1,6 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 6 cm
ρNaCl = 0,9965 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ NaCl
P =
gc
1,6 × (5,6967 rps)3 × (6 cm)5 ×0,9965 g/cm3
=
1
= 1,3791 x105 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3,2 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 9,0224 x104 W

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Nre = 12381,3949
P0 = 2,5 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ NaCl
P =
gc

2,5 × (5 rps)3 × (6 cm)5 ×1,02804 g/cm3


=
1
= 2,2051 x105 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3,2 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 1,4431 x105 W

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan impeller 400 rpm = 6,666 rps
Nre = 15945,12879
P0 = 3,5 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,026024 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ NaCl
P =
gc

3,5 × (5,833 rps)3 × (6 cm)5 × 1,026024 g/cm3


=
1
= 2,8048 x105 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3,2 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 1,8349x105 W

4.2.15. Menghitung daya pengadukan pada tangki ber-baffle

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan impeller 300 rpm = 5 rps
Nre = 11097,62349
P0 = 1,7 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,024811g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ NaCl
P =
gc

1,7 × (5,6967 rps)3 × (6 cm)5 ×1,024811g/cm3


=
1
= 3,7821 x105 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3,3 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 2,5554 x105 W

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan impeller 350 rpm = 5,8333 rps
Nre = 14221,8734
P0 = 2,5 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,024 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ NaCl
P =
gc

2,5 × (5 rps)3 × (6 cm)5 × 1,024 g/cm3


=
1
= 6,3761 x105 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3,3 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 4,3081 x105 W

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan impeller 400 rpm = 6,666 rps
Nre = 14798,23
P0 = 3,8 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 6 cm
ρNaCl = 1,02804 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ NaCl
P =
gc

3,8 × (5,833 rps)3 × (6 cm)5 ×1,02804 g/cm3


=
1
= 9,7792 x105 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,8 cm
Zt = 11,5 cm
Da = 6 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3,3 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 6,6079 x105 W

4.3 Data Hasil Pengamatan dengan bahan gula


Berat C6H12O6 : 100 gram
Diameter tangki (Dt) : 20,7 cm
Diameter impeller (Da) : 4,5 cm
Jenis impeller : propeller
Tinggi impeller dari dasar tangki (z) : 4 cm
Tinggi larutan (H) : 11,4 cm
Berat piknometer kosong : 23 gram
Suhu air kran (T) : 26oC
Waktu alir air kran dalam viskometer (t) :4s
Berat air kran + piknometer : 48 gram
Tabel 4.4 Pengamatan waktu pengadukan sempurna untuk tangki tanpa
baffle
Kecepatan (rpm) Waktu Berat larutan gula t viskometer (s)
Pengadukan (s) (g)
300 913,2 26 5.81
350 496,2 26 7
400 324,6 26 5.79

Tabel 4.5 Pengamatan waktu pengadukan sempurna untuk tangki berbaffle


Waktu Berat larutan
Kecepatan (rpm) t viskometer (s)
Pengadukan (s) gula (g)
300 1456,8 26 4,58
350 1623 26 5,23
400 1039,2 26 6,52

Tabel 4.6 Pengamatan untuk Penentuan Power Consumption


Tangki Berbaffle Tangki tanpa baffle
Kecepatan Berat Ada atau Berat Ada atau
(rpm) t t
larutan tidaknya larutan tidaknya
viskometer viskometer
gula vortex gula vortex
300 26 4,58 Tidak 26 5,81 Ada
350 26 5,23 Tidak 26 7 Ada
400 26 6,52 Tidak 26 5,79 Ada

4.4 Perhitungan
4.4.1 Menghitung volume piknometer dan viskositas akuades
a. Massa piknometer = 23 gram
b. Massa piknometer + aquadest = 48 gram
c. Massa aquadest = 25 gram
akuades pada suhu 26oC, diperoleh dari data Tabel 2.30 Perry, 1997, “Process and
Unit Operations”, diperoleh ρ = 0.9968 g/cm3
Volume piknometer = Volume aquadest
maquadest
= ρaquadest

25 gr
= 0.9968 gr/cm3

= 25.0802 cm3

Dari data Tabel Appendix A.2-4 Geankoplis diperoleh nilai:


µakuades(pada 26 oC) = 8.7370 x 10-3 g/cm.s

4.4.2 Menghitung densitas (ρ) larutan Gula pada tangki berbaffle untuk
waktu pengadukan sempurna

Kecepatan Putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

Kecepatan Putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5.8333 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

Kecepatan Putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller 400 rpm = 6.6666 rps
Berat larutan Gula = 25.0844 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

4.4.3 Menghitung densitas (ρ) larutan Gula pada tangki tanpa baffle untuk
waktu pengadukan sempurna
Kecepatan Putaran 300 rpm
Kecepatan putar impeller 300 rpm = 5 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

Kecepatan Putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller 350 rpm = 5.8333 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

Kecepatan Putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

4.4.4 Menghitung densitas (ρ) larutan Gula pada tangki berbaffle untuk
penentuan power consumption

Kecepatan Putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366 gram/cm3
cm3

Kecepatan Putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3
Kecepatan Putaran 400 rpm
Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

4.4.5 Menghitung densitas (ρ) larutan Gula pada tangki tanpa baffle untuk
penentuan power consumption

Kecepatan Putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

Kecepatan Putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

Kecepatan Putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
Berat larutan Gula = 26 gram
26 gram
ρGula = 25.0802 = 1.0366gram/cm3
cm3

4.4.6 Menghitung viskositas (μ) larutan Gula pada tangki berbaffle untuk
waktu pengadukan sempurna

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
ρGula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 4.58 s
𝜌 Gula 𝑥 𝑡 Gula
μGula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×4.58 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 10.4032 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
ρGula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 1.1 s
𝜌 Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×5.23 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 11.8797 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 6.52 s
𝜌 Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×6.52 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 14.8099 x 10-3 g/cm.s

4.4.7 Menghitung viskositas (μ) larutan Gula pada tangki tanpa baffle untuk
waktu pengadukan sempurna
Kecepatan putaran 300 rpm
Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
ρ Gula = 1.0366g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 5.81 s
𝜌 Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×5.81 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 13.1971 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 7s
𝜌Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×7s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 15.9002 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 5.79 s
𝜌 Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×5.79 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 13.1517 x 10-3 g/cm.s


4.4.8 Menghitung viskositas (μ) larutan Gula pada tangki berbaffle untuk
penentuan power consumption

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 4.58 s
𝜌 Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×4.58 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 10.4032 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 5.23 s
𝜌 Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×5.23 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 11.8797 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 6.52 s
𝜌Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×6..52 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s
= 14.8009 x 10-3 g/cm.s

4.4.9 Menghitung viskositas (μ) larutan Gula pada tangki tanpabaffle untuk
penentuan power consumption

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 5.81 s
𝜌 Gula𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×5.81 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 13.1971 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 7s
𝜌Gula 𝑥 𝑡 Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×7s
cm3
= 3
× 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm ×4 s

= 15.9002 x 10-3 g/cm.s

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
ρaq = 0.9968 g/cm3
t Gula = 5.79 s
𝜌Gula 𝑥 𝑡Gula
μ Gula = x µ air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
g
1.0366 ×5.79 s
cm3
= × 8.7370 × 10−3 g/cm3 . s
0.9968 g/cm3 ×4 s

= 13.1517 x 10-3 g/cm.s

4.4.10 Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan Gula pada tangki tanpa
baffle untuk waktu pengadukan sempurna

Kecepatan putaran 300


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 13.1971 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
5 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 13.1971 × 10−3 g/cm.s

= 7952.9404

Kecepatan putaran 350


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 15.9002 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
5.8333 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 15.9002 × 10−3 g/cm.s

= 7701.0147

Kecepatan putaran 400


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 13.1517 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
6.6666 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 13.1517 × 10−3 g/cm.s

= 10640.4191

4.4.11 Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan Gula pada tangki


berbaffle untuk waktu pengadukan sempurna

Kecepatan putaran 300


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 10.4032 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
5 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 10.4032 × 10−3 g/cm.s

= 10088.7947

Kecepatan putaran 350


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 11.8797 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
5.8333 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 11.8797 × 10−3 g/cm.s
= 10307.3036

Kecepatan putaran 400


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
Da = 4.5 cm
ρGula = 1.0366 g/cm3
μGula = 14.8099 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
6.6666 rps ×(4.5cm)2 ×1.0366 g/cm3
= 14.8099 × 10−3 g/cm.s

= 9449.0577

4.4.12 Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan Gula pada tangki


berbaffle untuk penentuan power consumption

Kecepatan putaran 300


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
Da = 4.5 cm
ρGula = 1.0366 g/cm3
μGula = 10.4032 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
5 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 10.4032 × 10−3 g/cm.s

= 10088.7947

Kecepatan putaran 350


Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 11.8797 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
5.8333 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 11.8797 × 10−3 g/cm.s

= 10307.3036

Kecepatan putaran 400


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
Da = 4.5 cm
ρGula = 1.0366 g/cm3
μGula = 14.8099 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
6.6666 rps ×(4.5cm)2 ×1.0366 g/cm3
= 14.8099 × 10−3 g/cm.s

= 9449.0577

4.4.13 Menghitung Bilangan Reynolds (NRe) larutan Gula pada tangki tanpa
baffle untuk penentuan power consumption

Kecepatan putaran 300


Kecepatan putar impeller300 rpm = 5 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 13.1971 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
5 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 13.1971 × 10−3 g/cm.s

= 7952.9404
Kecepatan putaran 350
Kecepatan putar impeller350 rpm = 5.8333 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 15.9002 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
5.8333 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 15.9002 × 10−3 g/cm.s

= 7701.0147

Kecepatan putaran 400


Kecepatan putar impeller400 rpm = 6.6666 rps
Da = 4.5 cm
ρ Gula = 1.0366 g/cm3
μ Gula = 13.1517 x 10-3 g/cm.s
n  Da2  Gula
NRe =
Gula
6.6666 rps ×(4.5 cm)2 ×1.0366g/cm3
= 13.1517 × 10−3 g/cm.s

= 10640.4191
4.4.14 Menghitung daya pengadukan pada tangki berbaffle

Kecepatan putaran 300 rpm


Kecepatan impeller 300 rpm = 5 rps
Nre = 10088.7947
P0 = 1.9 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 4.5 cm
ρGula = 1.0366 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ Gula
P =
gc
1.9× (5 rps)3 × (4.5 cm)5 ×1.0366 g/cm3
= 1

= 454294.4041 W

 D  Z   D t  Z t 
Pr = P   t  t    
 D a  D a  desired  D a  D a  graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 454294.4041 W x 0.6740 = 306209.5894 W

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan impeller 350 rpm = 5.8333 rps
Nre = 10307.3036
P0 = 1.92 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 4.5 cm
ρGula = 1.0366 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ Gula
P =
gc
1.92× (5.8333 rps)3 × (4.5 cm)5 ×1.0366 g/cm3
=
1

= 728983.9036 W

 D  Z   D t  Z t 
Pr = P   t  t    
 D a  D a  desired  D a  D a  graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 728983.9036 W x 0.6740 = 491359.4793 W

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan impeller 400 rpm = 6.6666 rps
Nre = 9449.0577
P0 = 1.85 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 4.5 cm
ρGula = 1.0366 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ Gula
P =
gc
1.985× (6.6666 rps)3 × (4.5 cm)5 ×1.0366 g/cm3
= 1

= 1048476.488 W

 D  Z   D t  Z t 
Pr = P   t  t    
 D a  D a  desired  D a  D a  graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 1048476 W x 0.6740 = 706708.1435 W

4.4.15 Menghitung daya pengadukan pada tangki tanpa baffle


Kecepatan putaran 300 rpm
Kecepatan impeller 300 rpm = 5 rps
Nre = 7952.9404
P0 = 0.88 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 4.5 cm
ρGula = 1,0366 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ Gula
P =
gc
0.88 × (5 rps)3 × (4.5 cm)5 ×1,0366 g/cm3
= 1

= 210410.0398 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3.2 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 210410.0398 W x 0.6526 = 137313.592 W

Kecepatan putaran 350 rpm


Kecepatan impeller 350 rpm = 5.8333 rps
Nre = 7701.0147
P0 = 0.88 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 4.5 cm
ρGula = 1,0366 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ Gula
P =
gc
0.88 × (5.8333 rps)3 × (4.5 cm)5 ×1,0366 g/cm3
= 1

= 334117.6225 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3.2 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 334117.6225 W x 0.6526 = 218055.1863 W

Kecepatan putaran 400 rpm


Kecepatan impeller 400 rpm = 6.6666 rps
Nre = 10640.4191
P0 = 0.9 (dari fig. 477 Brown, 1950)
Da = 4.5 cm
ρGula = 1,0366 g/cm3
gc = 1 (untuk sistem SI atau cgs)
P0  n 3  D 5a  ρ Gula
P =
gc
0.9 × (6.6666 rps)3 × (4.5 cm)5 ×1,0366 g/cm3
= 1

= 510069.6426 W

D  Z t   Dt  Z t 
Pr = P   t     
 Da  D a  desired  Da  D a  graph
Dt = 20,7 cm
Zt = 4 cm
Da = 4.5 cm
 Dt 
  = 3 (Brown, hal 507)
 Da  graph

 Zt 
  = 3.2 (Brown, hal 507)
 Da  graph
Pr = 334117.6225 W x 0.6526 = 332886.7544 W

4.5 Tabel Percobaan dengan NaCl


Tabel 4.5.1. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki Tanpa baffle
pada Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl
n (rps)
(gram) (cm3) (g/cm3)
5 24,65 24,73625 0,9965
5,8333 25,25 24,73625 1,02076
6,666 25,38 24,73625 1,026024

Tabel 4.5.2. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki Ber-baffle pada
Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl
n (rps)
(gram) (cm3) (g/cm3)
5 25,35 24,73625 1,024811
5,8333 25,33 24,73625 1,024
6,666 25,43 24,73625 1,02804
Tabel 4.5.3. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki Tanpa Baffle
pada Penentuan Power Consumption
Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl
n (rps)
(gram) (cm3) (g/cm3)
5 24,65 24,73625 0,9965

5,8333 25,25 24,73625 1,02076


6,666 25,38 24,73625 1,026024

Tabel 4.5.4. Hasil Perhitungan Densitas NaCl untuk Tangki Ber-baffle pada
Penentuan Power Consumption
Berat larutan NaCl Vpiknometer ρNaCl
n (rps)
(gram) (cm3) (g/cm3)
5 25,35 24,73625 1,024811
5,8333 25,33 24,73625 1,024
6,666 25,43 24,73625 1,02804

Tabel 4.5.5. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Tanpa Baffle
pada Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
N ρNaCl ρaq t NaCl t aq μaq μNaCl
3 3
(rps) (g/cm ) (g/cm ) (s) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)
5 0,9965 0,99651 5,03 5,35 8,5485 x 10-3 8,037083 x 10-3
3
5,8333 1,02076 0,99651 5,95 5,35 8,5485 x 10-3 9,73853 x 10-3
3
6,666 1,02602 0,99651 5,28 5,35 8,5485 x 10-3 8,686 x 10-3
4 3
Tabel 4.5.6. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Ber-baffle pada
Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
t
N ρNaCl ρaq t aq μaq μNaCl
NaCl
(rps) (g/cm3) (g/cm3) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)
(s)
5 1,02481 0,996513 5,69 5,35 8,5485 x 10-3 9,34994x 10-3
1
5,8333 1,024 0,996513 5,18 5,35 8,5485 x 10-3 8,50516 x 10-3
6,666 1,02804 0,996513 5,69 5,35 8,5485 x 10-3 9,37940 x 10-3

Tabel 4.5.7. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Tanpa Baffle
pada Penentuan Power Consumption
N ρNaCl ρaq t NaCl t aq μaq μNaCl
(rps) (g/cm3) (g/cm3) (s) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)
5 0,9965 0,99651 5,03 5,69 8,5485 x 10-3 8,037083 x 10-3
3
5,8333 1,02076 0,99651 5,95 5,69 8,5485 x 10-3 9,73853 x 10-3
3
6,666 1,02602 0,99651 5,28 5,69 8,5485 x 10-3 8,686 x 10-3
4 3

Tabel 4.5.8. Hasil Perhitungan Viskositas NaCl untuk Tangki Ber-baffle pada
Penentuan Power Consumption
t
N ρNaCl ρaq t aq μaq μNaCl
NaCl
(rps) (g/cm3) (g/cm3) (s) (g/cm.s) (g/cm.s)
(s)
5 1,02481 0,996513 5,69 5,35 8,5485 x 10-3 9,34994x 10-
3
1
5,8333 1,024 0,996513 5,18 5,35 8,5485 x 10-3 8,50516 x 10-
3
6,666 1,02804 0,996513 5,69 5,35 8,5485 x 10-3 9,37940 x 10-
3

Tabel 4.5.9. Hasil Perhitungan Bilangan Reynolds NaCl untuk Tangki Tanpa
Baffle pada Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
n Da ρNaCl μNaCl
NRe
(rps) (cm) (g/cm3) (g/cm.s)
5 4,5 0,9965 8,037083 x 12553,76173
10-3
5,8333 4,5 1,02076 9,73853 x 10-3 12381,3949
6,666 4,5 1,026024 8,686 x 10-3 15945,12879

Tabel 4.5.10. Hasil Perhitungan Bilangan Reynolds NaCl untuk Tangki Ber-
baffle pada Pengamatan Waktu Pengadukan Sempurna
n Da ρNaCl μNaCl
NRe
(rps) (cm) (g/cm3) (g/cm.s)
5 4,5 1,006 9,34994x 10-3 11097,62349
5,8333 4,5 1,024 8,50516 x 10-3 14221,8734
6,666 4,5 1,02804 9,37940 x 10-3 14798,23

Tabel 4.5.11. Hasil Perhitungan Bilangan Reynolds NaCl untuk Tangki


Tanpa Baffle pada Penentuan Power Consumption
n Da ρNaCl μNaCl
NRe
(rps) (cm) (g/cm3) (g/cm.s)
5 4,5 0,9965 8,037083 x 12553,76173
10-3
5,8333 4,5 1,02076 9,73853 x 10-3 12381,3949
6,666 4,5 1,026024 8,686 x 10-3 15945,12879
Tabel 4.5.12. Hasil Perhitungan Bilangan Reynolds NaCl untuk Tangki Ber-
baffle pada Penentuan Power Consumption
n Da ρNaCl μNaCl
NRe
(rps) (cm) (g/cm3) (g/cm.s)
5 4,5 1,024811 9,34994 x 10-3 11097,62349
5,8333 4,5 1,024 8,50516 x 10-3 14221,8734
6,666 4,5 1,02804 9,37940 x 10-3 14798,23

Tabel 4.5.13. Hasil Perhitungan Daya Pengadukan untuk Tangki Tanpa


Baffle
n Da ρNaCl P Pr
P0 NRe
(rps) (cm) (g/cm3) (W) (W)
5 0,6 12553,76173 4,5 0,9965 1,3791 x105 9,0224 x104 W
5,8333 0,59 12381,3949 4,5 1,02076 2,2051 x105 1,4431 x105 W
6,666 0,5 15945,12879 4,5 1,026024 2,8048 x105 1,8349x105 W

Tabel 4.5.14. Hasil Perhitungan Daya Pengadukan untuk Tangki ber-Baffle


n Da ρNaCl P Pr
P0 NRe
(rps) (cm) (g/cm3) (W) (W)
5 1,6 11097,62349 4,5 1,024811 3,7821 x105 2,5554 x105 W
5,833 1,7 14221,8734 4,5 1,024 6,3761 x105 4,3081 x105 W
6,666 1,74 14798,23 4,5 1,02804 9,7792 x105 6,6079 x105 W

Tabel 4.5.15. Hubungan antara tT dengan NRe pada Tangki Tanpa Baffle
Waktu pengadukan
NRe
sempurna (tT), sekon
751 12553,76173
424 12381,3949
263 15945,12879
Tabel 4.5.16. Hubungan antara tT dengan NRe pada Tangki Ber-baffle
Waktu pengadukan
NRe
sempurna (tT), sekon
918 11097,62349
437 14221,8734
289 14798,23
Tabel 4.5.17. Hubungan antara Pr dengan NRe pada Tangki Tanpa Baffle

NRe Pr ( W )

12553,76173 9,0224 x104 W


12381,3949 1,4431 x105 W
15945,12879 1,8349x105 W

Tabel 4.5.18. Hubungan antara Pr dengan NRe pada Tangki Ber-baffle


NRe Pr ( W )
11097,62349 2,5554 x105 W
14221,8734 4,3081 x105 W
14798,23 6,6079 x105 W

4.6 Tabel Percobaan Dengan Gula


Tabel 4.6.1 Hubungan antara tT dengan NRe pada Tangki Tanpa Baffle
Waktu pengadukan
NRe
sempurna (tT), sekon
913.2 7952.9404
496.2 7701.01478
324.6 10640.4191
Tabel 4.6.2 Hubungan antara tT dengan NRe pada Tangki Ber-baffle
Waktu pengadukan
NRe
sempurna (tT), sekon

1456.8 10088.7974
1623 10307.3036
1039.2 9449.057

Tabel 4.6.3 Hubungan antara Pr dengan NRe pada Tangki Tanpa Baffle

NRe Pr ( W )

7952.9404 137313.592
7701.01478 218055.1863
10640.4191 332886,7544

Tabel 4.6.4. Hubungan antara Pr dengan NRe pada Tangki Ber-baffle


NRe Pr ( W )
1088.7974 306209,5894
10307.3036 491359,4793
9449.0557 706708,1435

4.7 Tabel Perbandingan Percobaan Gula dan NaCl


4.7.1 Tabel Perbandingan Gula dan NaCl Tanpa Baffle
NaCl Gula
RPS t(s) Nre Pr RPS t(s) Nre Pr
5 715 12553,76173 90224 W 5 913,2 7952.9404 137313.592

5.833 424 12381,3949 144310 W 5.833 496,2 7701.01478 218055.1863

6.666 263 15945,12879 183490 W 6.666 324,6 10640.4191 332886,7544


4.7.2 Tabel Perbandingan Gula dan NaCl dengan Baffle
NaCl Gula
RPS t(s) Nre Pr RPS t(s) Nre Pr
5 918 11097,62349 255540 5 1456,8 10088.7974 306209,5894
5.833 437 14221,8734 430810 5.833 1623 10307.3036 491359,4793
6.666 289 14798,23 660790 6.666 1039,2 9449.0557 706708,1435
4.3.Pembahasan
Mixing merupakan suatu operasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi
ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Pada percobaan ini, yang kami lakukan yakni memutar batang pengaduk untuk
menggerakan bahan yang diaduk seperti molekul-molekul, zat-zat yang bergerak
atau komponennya menyebar (terdispersi). Tujuan dari operasi pengadukan
sendiri adalah terjadinya pencampuran (mixing). Pencampuran dapat terjadi
karena adanya pergerakan dari bahan-bahan yang diaduk. Oleh karenanya, agar
bahan tersebut dapat bergerak diperlukan suatu pengadukan dimana pengadukan
tersebut akan memberikan suatu gerakan tertentu pada suatu bahan di dalam
bejana. Pemilihan pengaduk sangat ditentukan oleh jenis pencampuran yang
diinginkan serta keadaan bahan yang akan dicampur.

Adapun prinsip kerja percobaan pengadukan adalah berdasarkan pada


peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai
sifat yang berbeda. Pada percobaan mixing ini kami menentukan waktu
pengadukan sempurna dan menghitung power consumption. Untuk melakukan
percobaan pengadukan yang pertama kali dilakukan adalah pengukuran rangkaian
alat tangki berpengaduk. Langkah pertama disiapkan rangkaian alat tangki
berpengaduk serta penggarisKemudian diukur diameter tangki pengadukan (Dt),
diameter pengaduk (Da), tinggi permukaan larutan (H), jarak pengaduk dari dasar
tangki (Zi) dan lebar baffle. Setelah itu, dicatat hasil pengukuran.

Selanjutnya menentukan waktu pengadukan sempurna, pada langkah awal diisi


tangki pengadukan dengan air setinggi diameter tangki. Kemudian ditimbang
NaCl seberat 100 gr, dan dinyalakan motor pengaduk yang telah terpasang dengan
tangki yang berisi air dengan kecepatan 300 rpm. Setelah itu, dimasukkan NaCl
ke dalam tangki pengadukan bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch selama
10 detik pertama. Tahap selanjutnya dihitung waktu yang diperlukan untuk garam
agar larut sempurna dengan menggunakan stopwatch. Lakukan perhitungan berat,
massa jenis dan viskositas larutan sebelum dan sesudah pengadukan. Ulangi
percobaan yang sama dengan variasi kecepatan putar pengaduk yang berbeda
yaitu 350 dan 400 rpm. Terakhir, diulangi percobaan yang sama dengan tangki
ber-baffle.

Terakhir adalah prosedur kerja untuk menentukan power consumption, untuk


langkah pertama diisi tangki pengadukan dengan air setinggi diameter
tangki.Selanjutnya, ditimbang NaCl seberat 100 gr. Kemudian dinyalakan motor
pengaduk yang telah terpasang dengan tangki yang berisi air dengan kecepatan
300 rpm. Setelh itu, dimasukkan NaCl ke dalam tangki pengadukan bersamaan
dengan dinyalakannya stopwatch selama 10 detik pertamadan dilakukan
pengadukan selama 1 menit. Diamati ada atau tidaknya vortex pada saat
pengadukan. Berikutnya, dilakukan percobaan yang sama dengan variasi
kecepatan putar pengaduk yang berbeda yaitu 350 dan 400 rpm, kemudian
diulangi percobaan dengan tangki ber-baffle.

Perhitungan yang dilakukan pada percobaan ini antara lain, menghitung densitas
NaCl, viskositas NaCl, dan bilangan Reynolds, baik menggunakan baffle atau
tanpa baffle pada pengamatan waktu pengadukan sempurna dan penentuan power
consumption. Serta juga mengitung daya pengadukan pada tangki ber-baffle dan
tanpa baffle.

Pada percobaan pengamatan waktu pengadukan sempurna dan penentuan power


consumption baik tanpa baffle atau menggunakan baffle, kecepatan pengaduk
disetel pada kecepatan 300, 350, dan 400 rpm. Untuk perhitungan densitas NaCl
dalam pengamatan waktu pengadukan sempurna tanpa menggunakan baffle pada
kecepatan 300 rpm atau 5 rps, diperoleh hasil 0,9965 g/cm3. Pada kecepatan 350
rpm atau 5,8333 rps diperoleh densitas NaCl yaitu 1,02076 g/cm3. Sedangkan
untuk kecepatan 400 rpm atau 6,666 rps hasil perhitungan densitas NaCl adalah
1,026024 g/cm3. Dalam perhitungan densitas NaCl untuk pengamatan penentuan
power consumption tanpa menggunakan baffle data-data perhitungannya sama
dengan perhitungan densitas NaCl dalam pengamatan waktu pengadukan
sempurna tanpa menggunakan baffle pada kecepatan 300, 350 dan 400 rpm. Pada
saat proses pengadukan tangki tanpa baffle terbentuk vortex, vortex ini sangat
merugikan karena menghambat proses pencampuran.

Selanjutnya, untuk perhitungan densitas NaCl dalam pengamatan waktu


pengadukan sempurna dengan menggunakan baffle pada kecepatan 300 rpm atau
5 rps, diperoleh hasil 1,024811g/cm3. Pada kecepatan 350 rpm atau 5,8333 rps
diperoleh densitas NaCl yaitu 1,024 g/cm3. Sedangkan untuk kecepatan 400 rpm
atau 6,666 rps hasil perhitungan densitas NaCl adalah 1,02804 g/cm3. Dalam
perhitungan densitas NaCl untuk pengamatan penentuan power consumption
dengan menggunakan baffle data-data perhitungannya sama dengan perhitungan
densitas NaCl dalam pengamatan waktu pengadukan sempurna menggunakan
baffle pada kecepatan 300, 350 dan 400 rpm. Pada saat proses pengadukan tangki
dengan menggunakan baffle tidak dijumpai vortex atau vortex tersebut
menghilang.

Kemudian, untuk perhitungan viskositas NaCl dalam pengamatan waktu


pengadukan sempurna tanpa menggunakan baffle pada kecepatan 300 rpm atau 5
rps, diperoleh hasil 8,037083x10-3 g/cm.s. Pada kecepatan 350 rpm atau 5,8333
rps diperoleh viskositas NaCl yaitu 9,73853x10-3 g/cm.s. Sedangkan untuk
kecepatan 400 rpm atau 6,666 rps hasil perhitungan viskositas NaCl adalah
8,686x10-3 g/cm.s. Dalam perhitungan viskositas NaCl untuk pengamatan
penentuan power consumption tanpa menggunakan baffle data-data
perhitungannya sama dengan perhitungan viskositas NaCl dalam pengamatan
waktu pengadukan sempurna tanpa menggunakan baffle pada kecepatan 300, 350
dan 400 rpm.

Untuk perhitungan viskositas NaCl dalam pengamatan waktu pengadukan


sempurna dengan menggunakan baffle pada kecepatan 300 rpm atau 5 rps,
diperoleh hasil 9,3449x10-3 g/cm.s. Pada kecepatan 350 rpm atau 5,8333 rps
diperoleh viskositas NaCl yaitu 8,50516 g/cm.s. Sedangkan untuk kecepatan 400
rpm atau 6,666 rps hasil perhitungan viskositas NaCl adalah 9,37940x10-3 g/cm.s.
Dalam perhitungan viskositas NaCl untuk pengamatan penentuan power
consumption dengan menggunakan baffle data-data perhitungannya sama dengan
perhitungan viskositas NaCl dalam pengamatan waktu pengadukan sempurna
dengan menggunakan baffle pada kecepatan 300, 350 dan 400 rpm.

18200
16200
14200
12200
10200
NRe

NaCl
8200
Gula
6200
4200
2200
200
0 200 400 600 800 1000
Waktu Pengadukan t(s)

Gambar 4.1. Grafik Hubungan antara Waktu Pengadukan Sempurna (tT)


dengan Bilangan Reynolds (NRe) pada Tangki Tanpa Baffle

Berikutnya, untuk perhitungan bilangan Reynolds NaCl dalam pengamatan waktu


pengadukan sempurna tanpa menggunakan baffle pada kecepatan 300 rpm atau 5
rps, diperoleh hasil 12553,76173. Pada kecepatan 350 rpm atau 5,8333 rps
diperoleh bilangan Reynolds NaCl yaitu 12381,3949. Sedangkan untuk kecepatan
400 rpm atau 6,666 rps hasil perhitungan bilangan Reynolds NaCl adalah
15945,12879. Dalam perhitungan bilangan Reynolds NaCl untuk pengamatan
penentuan power consumption tanpa menggunakan baffle data-data
perhitungannya sama dengan perhitungan bilangan Reynolds NaCl dalam
pengamatan waktu pengadukan sempurna tanpa menggunakan baffle pada
kecepatan 300, 350 dan 400 rpm. Dengan membandingkan data NaCl dan Gula
saat tanpa menggunakan baffle didapat bahwa gula lebih sukar larut saat
eksperimen dilakukan karena waktu yang dibutuhkan untuk larut sempurnanya
lebih lama dibandingkan dengan NaCl. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
partikel gula dimana mengakibatkan luas permukaan semakin kecil
mempengaruhi proses pelarutan zat tersebut.

eksperimen gula pada kecepatan 300 rpm atau 5 rps, diperoleh hasil 7952,9404.
Pada kecepatan 350 rpm atau 5,8333 rps diperoleh bilangan Reynolds NaCl yaitu
7701,01478. Sedangkan untuk kecepatan 400 rpm atau 6,666 rps hasil
perhitungan bilangan Reynolds NaCl adalah 10640,4191.

16000
14000
12000
10000
NRe

NaCl
8000
Gula
6000
4000
2000
0 400 800 1200 1600 2000
waktu pengadukan t(s)

Gambar 4.2. Grafik Hubungan antara Waktu Pengadukan Sempurna (tT)


dengan Bilangan Reynolds (NRe) pada Tangki Ber-baffle

Untuk perhitungan bilangan Reynolds NaCl dalam pengamatan waktu


pengadukan sempurna dengan menggunakan baffle pada kecepatan 300 rpm atau
5 rps, diperoleh hasil 11097,62349. Pada kecepatan 350 rpm atau 5,8333 rps
diperoleh bilangan Reynolds NaCl yaitu 14221,8734. Sedangkan untuk kecepatan
400 rpm atau 6,666 rps hasil perhitungan bilangan Reynolds NaCl adalah
14798,23. Dalam perhitungan bilangan Reynolds NaCl untuk pengamatan
penentuan power consumption dengan menggunakan baffle data-data
perhitungannya sama dengan perhitungan bilangan Reynolds NaCl dalam
pengamatan waktu pengadukan sempurna dengan menggunakan baffle pada
kecepatan 300, 350 dan 400 rpm. Dengan membandingkan data percobaan NaCl
dan gula dengan tangki berbaffle, didapat bahwa eksperimen gula pada kecepatan
300 rpm atau 5 rps, diperoleh hasil 10088,7974. Pada kecepatan 350 rpm atau
5,8333 rps diperoleh bilangan Reynolds NaCl yaitu 10307,3036. Sedangkan untuk
kecepatan 400 rpm atau 6,666 rps hasil perhitungan bilangan Reynolds NaCl
adalah 9449,0557.

350000

300000

250000

200000
Pr (W)

NaCl
150000
Gula
100000

50000

0
0 5000 10000 15000 20000
NRe

Gambar 4.3. Grafik Hubungan antara Daya Pengadukan (Pr) dengan


Bilangan Reynolds (NRe) pada Tangki Tanpa Baffle
800000
700000
600000
500000
Pr (W)

400000 NaCl
300000 Gula
200000
100000
0
0 5000 10000 15000 20000
NRe

Gambar 4.4. Grafik Hubungan antara Daya Pengadukan (Pr) dengan


Bilangan Reynolds (NRe) pada Tangki Ber-baffle

Kemudian untuk perhitungan daya pengadukan (Pr) tangki tanpa baffle pada
kecepatan 5 rps adalah 9,0224 x105 W, untuk kecepatan 5,8333 rps adalah 1,4431
x105 W, dan pada kecepatan 6,666 rps diperoleh daya pengadukan 1,8349x105 W.
Sedangkan untuk perhitungan daya pengadukan (Pr) tangki ber-baffle pada
kecepatan 5 rps adalah 2,5554 x105 W, pada kecepatan 5,8333 rps adalah 4,3081
x105 W, dan untuk kecepatan 6,666 rps diperoleh daya pengadukan sebesar
6,6079 x105 W.

Perbandingan data power consumtion NaCl dan Gula tanpa baffle maupun dengan
baffle menghasilkan pola bahwa power yang digunakan untuk melarutkan gula
lebih besar dibandingkan dengan NaCl. Daya pengadukan (Pr) tangki tanpa baffle
untuk eksperimen gula pada kecepatan 5 rps adalah 1,37313 x105 W, untuk
kecepatan 5,8333 rps adalah 2,18055 x105 W, dan pada kecepatan 6,666 rps
diperoleh daya pengadukan 3,32886 x105 W. Sedangkan untuk perhitungan daya
pengadukan (Pr) tangki ber-baffle eksperimen dengan gula pada kecepatan 5 rps
adalah 3,06209 x105 W, pada kecepatan 5,8333 rps adalah 4,91359 x105 W, dan
untuk kecepatan 6,666 rps diperoleh daya pengadukan sebesar 7,06708 x105 W.
Dari data bilangan Reynolds dengan waktu pengadukan sempurna dapat dibuat
grafik, dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara waktu
pengadukan sempurna dengan bilangan Reynolds berbanding terbalik, dimana
semakin besar/tinggi bilangan Reynolds maka semakin cepat waktu pengadukan
sempurnannya. Sedangkan dari data bilangan Reynolds dengan daya pengadukan
dari grafik yang dibuat dapat disimpulkan bahwa hubungan antara daya
pengadukan dengan bilangan Reynolds berbanding lurus, sehingga semakin besar
bilangan Reynolds akan semakin besar pula daya pengadukannya.

Beberapa faktor kesalahan dalam percobaan ini seperti menumpahkan garam


dengan beaker glass saat beaker glass tersebut sedikit basah sehingga masih ada
beberapa garam yg menempel dan harus diambil pakai sendok.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Fungsi dari baffle pada percobaan yaitu untuk menghindari terjadinya vortex,
dimana vortex meyebabkan pengumpulan fluida yang dapat menyebabkan
waktu untuk mencapai homogenitas larutan menjadi lebih lama.
b. Pola aliran yang terjadi di dalam tangki pengaduk bergantung pada jenis
pengaduk yang dipakai. Pada percobaan yang telah dilakukan dengan
menggunakan jenis pengaduk propeller arah aliran aksial, yang bekerja pada
arah sejajar dengan poros.
c. Pada percobaan yang telah dilakukan untuk menghitung densitas NaCl pada
tangki tanpa baffle didapatkan hasil yaitu pada kecepatan 300 rpm sebesar
0,9965 gr/cm3, pada kecepatan 350 rpm sebesar 1,02076 gr/cm3 dan pada
kecepatan 400 rpm sebesar 1,026024 gr/cm3.
d. Pada percobaan yang telah dilakukan perhitungan daya pengadukan pada
tangki tanpa baffle dengan kecepatan 300 rpm yaitu 9,0224 x105 W, dengan
kecepatan 350 rpm yaitu 1,4431 x105 W, dan dengan kecepatan 400 rpm
yaitu 1,8349x105 W.

5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya pada penggunaan impeller jangan hanya
menggunakan jenis propeller tetapi juga menggunakan jenis paddle dan turbine,
agar praktikan dapat mengetahui apa yang terjadi jika menggunakan impeller jenis
paddle dan turbine.
DAFTAR PUSTAKA

Brodley, and Hershey. 1988. Transport Phenomena: A Unified Approach.


New York: McGaw-HillBook Co.
Brown, G,G. 1978.Unit Oprations. New York: John Wiley and sons, Inc.
Holdich, R. 2002. Fundamental of Particle Technology. New York:
Loughborough University.
McCabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P., 1993, "Unit Operation of Chemical
Engineering", McGraw Hill Book, Co., Unated States of America.
Perry, R., Green, D.W., and Maloney. 1984 J.O, Perry’s Chemical Engineers’
Handbook,6th Edition. Japan : McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai