KTI Rana
KTI Rana
PENDAHULUAN
apotek yang hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi
memenuhi tuntutan saat ini. Bentuk pelayanan tersebut antara lain adalah
(KepMenKes 127/2004)
Apotek adalah satu tempat pelayanan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan PP
No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, yang dimaksud dengan apotek
pendistribusi atau penyalur obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Menurut Azwar (1996), mutu pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang
kepuasan rata-rata, serta dipihak lain melalui tata cara penyelenggaraan sesuai
pelayanan yang diberikan pemberi jasa, sehingga kepuasan pelanggan hanya dapat
1
2
diberikan baik secara tangible maupun intangible, dalam hal ini penilaian
dilakukan oleh pelanggan mengenai kategori jasa yang diberikan. (Setyawan dan
semakin ketat. Pelanggan selalu menuntut penyedia layanan agar dapat memenuhi
Menurut data dari laporan penjualan yang terdapat di apotek X, jumlah pelanggan
yang berkunjung dari tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal
media. Pembelian obat secara online lebih banyak diminati pelanggan karena
lebih praktis. Namun pada pertengahan 2016 hingga sekarang penjualan di apotek
obat secara tepat dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk melihat seberapa besar
kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan. Persepsi pelanggan yang tidak
benar terhadap pelayanan farmasi dapat merugikan penyedia layanan jasa apotek
jika dilihat dari segi bisnis. Hal ini dapat menyebabkan pelanggan berpindah ke
tempat lain untuk memperoleh pelayanan kefarmasian yang lebih baik dan
Oleh karena itu sarana pelayanan kesehatan diharapkan dapat memahami hal
berikut.
Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap standar pelayanan kefarmasian
empati?
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
1.3 Manfaat
Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan
dengan harapan-harapannya.
4
3. Pelanggan adalah semua orang yang membeli suatu produk tertentu baik
pelanggan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan farmasi selama ini dinilai oleh beberapa pengamat masih berada
masyarakat menyatakan bahwa apotek telah berubah menjadi toko yang berisi
semua golongan obat baik obat keras, obat bebas, psikotropika, narkotika dengan
pelayanan yang tidak mengacu pada kaidah profesi yang dilakukan oleh apoteker.
Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, maka
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dengan salah satu tujuan utama
Untuk itu, semua tenaga kefarmasian dalam melaksanakan tugas profesinya harus
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
kegiatan apotek yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai
digunakan untuk pelayanan resep saja tapi juga untuk pengobatan sendiri
peran dan tanggung jawab yang besar terhadap swamedikasi. Peran dan tanggung
(drug related problem) sehingga dapat tercapai terapi yang optimal. (ISFI 2015)
Menurut (Bahfen, 2006), dalam memberikan perlindungan terhadap
dan tujuan akhir pengobatan, agar pengobatan dapat diterima untuk terapi,
darurat.
6. Pembinaan pelayanan informasi kepada masyarakat.
7. Partisipasi dalam penilaian penggunaan obat dan audit kesehatan.
8. Meneydiakan pendidikan mengenai obat-obatan untuk tenaga kesehatan.
2.2 Standar Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian di apotek saat ini telah mempunyai standar dengan
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pelanggan (patient safety). Standar
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
pharmacy care), Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat
(MESO).
lainnya seperti adanya TV, AC, koran, toilet, telpon dan penampilan petugas, serta
dan fasilitas lain yang mendukung administrasi, profesionalisme dan fungsi teknik
8
sekitar, misalnya adanya sarana kesehatan baik rumah sakit, praktek dokter,
mantra di desa, bidan, klinik, dan puskesmas. Selain itu pilih daerah yang dekat
dengan pusat keramaian seperti pasar atau terminal, serta pemukiman penduduk.
(Muslicnah, 2010)
2.2.2 Keramahan Petugas Apotek
Keramahan pada pelanggan sangat penting agar mereka merasa dihargai,
sehingga bisa menjadi pelanggan setia. Petugas melakukan komunikasi yang baik
ramah, senyum, salam, sapa, cepat, tepat, serta dengan informasi yang jelas.
(Walgito, 2006)
Dengan demikian dapat memberi kesempatan kepada petugas untuk bersikap
kurang baik karena petugasnya kasar dan berbicara kurang sopan. Baik atau
penyampaian informasi tentang obat dalam berbagai bentuk dan berbagai metode
Informasi yang diberikan antara lain nama obat, indikasi obat, dosis, cara
penggunaan, interaksi obat, efek samping, dan cara penyimpanan. (Siregar, 2005)
Setiap data diuraikan secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup
informasi serta rekomendasi obat yang akurat oleh apoteker kepada pelanggan.
Prosedur tetap pelayanan informasi obat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi obat kepada pelanggan berdasarkan resep atau
memberikan informasi.
3. Menjawab pertanyaan pelanggan dengan mudah dan dimengerti, tidak
pelanggan.
5. Mendokumentasi setiap melakukan pelayanan informasi obat.
2.2.4 Ketersediaan Obat
Ketersediaan obat merupakan salah satu pelayanan kefarmasian yang
dilakukan dalam menentukan jenis dan jumlah obat yang ada di dalam apotek.
variasi jenis, tipe ukuran kemasan barang yang dijual, dan macam-macam rasa
penyediaan obat di apotek yaitu meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat
OWA (Obat Wajib Apotek). Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan obat
yang memiliki logo lingkaran berwarna hijau dan lingkaran berwarna biru yang
meliputi obat penurun panas, batuk dan vitamin, sedangkan obat wajib apotek
10
meliputi obat oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut serta tenggorokan,
obat saluran nafas, obat analgesik, antiparasit dan obat kulit. (BPOM, 2004)
2.2.5 Kecepatan Pelayanan
Pada dasarnya setiap orang ingin kemudahan, begitu juga dengan mencari
Kecepatan adalah suatu kemampuan untuk mencapai target secara cepat sesuai
waktu yang ditentukan. Sedangkan pelayanan adalah suatu bagian atau urutan
yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain.
(Oktavia.,dkk, 2012)
Kecepatan pelayanan adalah target pelayanan yang dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggaraan pelayanan dengan tujuan
membutuhkan waktu yang lama dan antrian yang panjang untuk menunggu, tidak
faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan nyata yang mereka terima
service).
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang ketika menerima produk atau jasa
11
yang ditawarkan serta membandingkan kinerja atas produk atau jasa yang
Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan
bermutu, sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan
dikatakan tidak bermutu. Apabila kenyataan sama dengan yang diharapkan, maka
seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan
mengerti cara pemakian obat. Informasi dan kepuasan secara bersama-sama akan
Selain itu citra tempat pembelian juga memiliki peran yang berpengaruh terhadap
yang sama dalam melakukan pembelian obat, selain itu juga kepuasan atas produk
produk (Prastiwi dan Ayubi, 15 2010). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
membeli produk. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Ahmadi
a. Kualitas Produk
b. Kualitas Pelayanan
c. Emosional
lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi
d. Harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
pelanggannya.
e. Biaya
13
Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
Jasa didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan pihak
penyedia jasa kepada pelanggan, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
suatu produk fisik. Menurut Kotler (Khatimah, 2011) ada beberapa metode yang
pelanggan yaitu:
kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya
saluran telepon khusus dan lain- lain mengingat zaman sekarang teknologi
tersebut.
kualitas merupakan suatu ukuran untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah
mempunyai nilai guna seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu
barang atau jasa dianggap telah memiliki kualitas apabila berfungsi atau
baik yang nampak jelas maupun yang tersembunyi. Bagi perusahaan yang
merupakan hal mutlak yang harus dilakukan apabila perusahaan ingin mencapai
Jika kualitas pelayanan yang diberikan oleh apotek kepada pelanggan baik
maka pelanggan merasa puas, sebaliknya pelayanan yang tidak baik dapat
kepada pelanggan, hal tersebut tentu akan memberikan kesan yang baik terhadap
pelayanan apotek. Kesan baik inilah yang akan diberitahukan seorang pelanggan
kepada orang lain, sehinnga secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai alat
pemasaran bagi apotek. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang berkualitas.
2001).
2.5 Apotek
Menurut Permenkes No. 9 Tahun 2017, apotek adalah suatu sarana pelayanan
Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
Setiap apotek harus memiliki apoteker dan asisten apoteker ketika melakukan
salah satu hal tersebut tidak dapat terpenuhi maka apotek tersebut dapat dikatakan
Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah tempat
yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain
obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika, serta sebagai sarana
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh apotek dalam meningkatkan kualitas
pelayananan adalah:
1. Tersedianya papan nama apotek yang terlihat jelas dengan memuat nama
apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek, nomor izin apotek, dan alamat
apotek.
2. Ruang tunggu yang nyaman untuk pelanggan yaitu bersih, ventilasi yang
serta informasi bagi pelanggan berupa brosur, leaflet, poster atau majalah
kesehatan.
4. Ruang untuk memberikan konseling kepada pelanggan.
5. Ruang peracikan.
6. Tempat penyimpanan sediaan farmasi.
7. Tempat pencucian alat.
8. Peralatan penunjang kebersihan apotek.
(Menkes RI, 2014)
yang terbaik dengan harga yang tetap sama pada pagi, siang, malam, hari biasa
maupun hari libur. Konsep dari apotek X dalam meberikan pelayanan terbaik bagi
a. Komplit
Persediaan ragam obat di apotek X relative komplit.
b. 24 Jam
18
perminggu.
c. Harga Sama
Pada pagi, siang, malam, dan hari libur apotek X berkomitmen tidak
Adapun visi dan misi apotek X dalam memberikan pelayanan terbaik untuk
1. Visi
Menjadi merek nasional kebanggaan masyarakat yang menyediakan ragam
obat yang komplit, buka 24 jam termasuk hari libur, dan dapat bermanfaat
3
1. Penampilan apotek
4. Ketersediaan obat di
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian
apotek
5. Kecepatan
pelayanan di apotek
BAB III
20
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Rancangan Penelitian
analitik.
Tahap akhir dari penelitian ini adalah menganalisa data yang diperoleh dan
apotek X.
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi,
3.2.2 Sampel
21
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel
yaitu pelanggan yang telah mengambil obat dengan menggunakan resep dokter di
apotek X lebih dari satu kali. Hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan
slovin, biasanya digunakan dalam penelitian survey dalam jumlah sampel lebih
besar sehingga rumus slovin dapat menghasilkan sampel yang sedikit tetapi dapat
Keterangan :
N = Ukuran populasi
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 1200 pasien dalam satu
bulan sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil
n=
n=
penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 100 orang, hal dilakukan untuk
mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik.
Instrumen dalam penelitian ini melalui angket (kuesioner), yang berarti teknik
Dalam pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner itu terdiri atas pertanyaan
dan akurat. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan langsung dari
pertanyaan pada angket dibuat dengan nilai 1-5 menggunakan skala Likert. Nilai
netral dalam memilih jawaban. Oleh karena itu, skala Likert ini lazim digunakan
antara ”sangat tidak setuju” sampai dengan ”sangat setuju” (Maholtra, 2004).
Penelitian ini menggunakan sumber data yang dapat dimanfaatkan, yaitu data
primer. Data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui perantara). Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data primer dapat
25
dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara metode survei,
yaitu:
untuk penelitian. Analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data
yang diperoleh sehingga didapatkan suatu kesimpulan. Metode analisis data yang
yang bekerja dengan angka-angka untuk menunjukkan nilai atau harga, statistik
statistik sebagai alat penilaian tidak dapat berbicara lain kecuali apa adanya,
statistik bersifat universal, yang berarti dapat digunakan hampir dalam semua
penelitian.
melalui angket (kuesioner). Teknik penilaian yang dilakukan dalam penelitian ini
26
Keterangan:
Nilai jawaban responden dimulai dari nilai 1 sampai 5, maka perhitungan nilai
indeks jawaban akan menghasilkan nilai minimal sebesar 20 dan nilai maksimal
sebesar 100.
RS = m - n
k
27
RS = 100 – 20
= 26,66
Keterangan :
RS : rentang skala
m : nilai maksimal
n : nilai minimal
k : jumlah kategori
sebesar 80 akan dibagi tiga dan menghasilkan rentang sebesar 26,66. Rentang
tersebut yang akan digunakan sebagai dasar interprestasi indeks sebagai berikut.
pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menajalankan fungsi ukur secara tepat
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas berfungsi untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Masing-masing item dikatakan valid apabila r
hitung > r tabel, (Ghozali (2005). Uji signifikasi ini membandingkan korelasi
antara nilai masing-masing item pertanyaan dengan nilai total. Apabila besarnya
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
SPSS. Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan tidak, perlu
adalah:
1. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.
Reliabilitas tes merupakan tingkat konsistensi suatu tes, sejauh mana tes dapat
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil bila diukur sekali saja. Untuk
mengetahui apakah suatu variabel reliabel atau tidak digunakan uji Alpha
Cronbach. Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya
komputer program SPSS. Nilai Cronbach Alpha pada penelitian ini akan
digunakan nilai 0.6 dengan asumsi bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan
dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha > 0.6 Syarat suatu alat ukur
(α) yang mendekati angka satu. Apabila koefisien alpha (α) lebih besar dari 0.6
Rumus :
k S2 j
α= 1
k 1 S 2 x
Keterangan :
k = jumlah item