1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Stroke adalah sindrom klinis yang awal di timbulnya mendadak,

progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal, atau / dan global, yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian,

dan semata – mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non

traumatik. (Margareth & Rendy, 2012)

Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga

kesehatan sebesar 7 mil dan terdiagnosa tenaga kesehatan atau gejala

sebesar 12,1 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnose tenaga

kesehatan tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti oleh di Yogyakarta

(10,3%), dan di DKI Jakarja 9,7 per mil. Prevalensi yang terdiagnosis

tenaga kesehatan maupun berdasarkan diagnosis atau gejala sama tinggi

pada laki – laki dan perempuan. Prevalensi stroke cenderung lebih tinggi

pada masyarakat dengan pendidikan rendah baik yang di diagnosis

tenaga kesehatan (16,5%) mapun diagnosis tenaga kesehatan atau gejala

(32,8%). Prevalensi stroke di kota lebih tinggi dari di desa, baik

berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (8,2%) maupun bedasarkan tenaga

kesehatan atau gejala (12,7%). (Riset Kesehatan Dasar, 2013)

Data epidemiologi menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab

kematian nomor dua di dunia setelah penyait jantung, stroke

menyebabkan 6,2 juta orang meninggal. Stroke merupakan sala satu

 2

masalah utama kesehatan di Negara maju ataupun Negara – Negara

berkembang serta penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Stroke

juga menimbulkan dampak yang besar dari segi sosial ekonomi, karena

biaya pengobatan yang relative mahal dan akibat kecacatan yang di

timbulkan pada pasien pasca stroke. (Oktamiati, 2014)

Masalah yang biasa muncul pada pasien stroke diantaranya adalah

keterbatasan akibat kelumpuhan sulit berkomunikasi sehingga penderita

stroke akan mengalami depresi. Masalah lainnya yang muncul adalah

pembentukan darah beku pada jaringan yang lumpuh dan mengakibatkan

pembengkakkan. Di tambah lagi, radang paru – paru atau pneumonia

yang mengakibatkan penderita kesulitan menelan sehingga cairan

terkumpul di paru – paru. Selain itu pula masalah dekubitus muncul pada

penderita stroke akibat tekanan terlalu lama, bagian yang mengalami

memar adalah pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit. Sebagai perawat,

dampak yang muncul seperti di atas perlu penanganan segera, apabila

tidak segera ditangani maka dapat memperburuk keadaan pasien.

(Hernata, 2013)

Data yang diperoleh dari Irina F IMC dan Irina F Neurologi RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dari bulan Mei sampai Juli 2017

penyakit stroke 25 jiwa, stroke iskemik 5 jiwa, dan stroke hemoragik

20 jiwa. (Buku registrasi, RSUP Prof.Dr. R. D. Kandou Manado, 2017)

Berdasarkan uraian di atas, saya sebagai peneliti tertarik untuk

melakukan studi kasus tentang “Pemberian Nutrisi Melalui NGT Dalam

 3

Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Stroke Hemoragik di Irina F IMC

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Pemberian Nutrisi Melalui NGT Dalam Pemenuhan

Nutrisi Pada Pasien Stroke Hemoragik di IRINA F IMC RSUP Prof. Dr.

R. D. Kandou Manado.

1.3 Tujuan Studi Kasus

Gambaran Pemberian Nutrisi Melalui NGT Dalam Pemenuhan Nutrisi

Pada Pasien Stroke Hemoragik di IRINA F IMC RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado.

1.4 Manfaat Penulis

1.4.1 Bagi Masyarakat

Membudayakan pengolahan Pemberian Nutrisi Melalui NGT

Dalam Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Stroke Hemoragik.

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam Pemberian Nutrisi Melalui NGT Dalam

Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Stroke Hemoragik

1.4.3 Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi Pemberian Nutrisi Melalui NGT

Dalam Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Stroke Hemoragik.