1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Broncopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai

pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di

dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya

(Nurarif, 2015).

Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia.

Pneumonia menyebabkan kematian lebih dari 2 juta balita setiap

tahunnya. Pneumonia disebabkan oleh peradangan paru yang membuat

napas menjadi sakit dan asupan oksigen sedikit. Tingginya angka

kematian balita akibat pneumonia mengakibatkan target MDG’s

(Millennium Development Goals) ke - 4 yang bertujuan menurunkan angka

kematian anak sebesar 2/3 dari tahun 1990 sampai 2014 tidak tercapai.

(WHO, 2015)

Peradangan pada paru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi

dapat juga mengenai bronkhioli. (Nugroho, 2011)

Bersihan jalan nafas tidak efektif dengan diagnosa keperawatan yang

dapat ditemukan pada anak dengan broncopneumonia, dengan definisi :

ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran

pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

 2

World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2013,

ada 935.000 balita meninggal karena pneumonia kematian pneumonia di

Indonesia pada tahun 2013 berada pada urutan ke-8 setelah India (174.000),

Nigeria (121.000), Pakistan (71.000), Disaster Recovery Center (48.000),

Ethiopia (35.000), China (33.000), Angola (26.000), dan Indonesia (22.000).

(WHO, 2014)

Pneumonia merupakan penyebab kematian balita ke-2 di Indonesia setelah

diare. Jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar

antara 23%-27% dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19%. Jawa Tengah

pada tahun 2013, terdapat kasus pneumonia sebanyak 55.932 penderita,

kematian sebanyak 67 jiwa dengan Cost and Freight =0,27%. (Kemenkes RI,

2014)

Data yang diperoleh dari ruangan Irina E Pediatrik Intensive Care

Unit RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tentang penyakit

bronkopneumonia dari bulan Maret sampai Mei 44 jiwa. (Buku registrasi,

RSUP Prof.Dr. R. D. Kandou Manado, 2017)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Asuhan Keperawatan Broncopneumonia pada anak dengan

bersihan jalan nafas tidak efektif di ruang Irina E Pediatrik Intensive

Care Unit RSUP.Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

 3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Broncopneumonia pada anak dengan

bersihan jalan nafas tidak efektif di ruang Irina E Pediatrik Intensive

Care Unit RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

Menerapkan Asuhan Keperawatan Broncopneumonia pada anak

dengan bersihan jalan nafas tidak efektif di ruangan Irina E

Pediatrik Intensive Care Unit RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diterapkannya Asuhan Keperawatan Broncopneumonia pada

anak dengan bersihan jalan nafas tidak efektif di ruangan

Irina E Pediatrik Intensive Care Unit RSUP. Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado.

b. Diterapkannya kesenjangan antara teori dan kasus dalam

Asuhan Keperawatan Broncopneumonia pada anak dengan

bersihan jalan nafas tidak efektif di ruanagan Irina E

Pediatrik Intensive Care Unit RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado.

c. Teridenfikasinya faktor penunjang dan faktor penghambat

dalam penerapan Asuhan Keperawatan Broncopneumonia

pada anak dengan bersihan jalan nafas tidak efektif di

 4

ruangan Irina E Pediatrik Intensive Care Unit RSUP. Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado.

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Bagi Masyarakat

Dapat merawat bayi dengan Asuhan Keperawatan

Broncopneumonia pada anak dengan bersihan jalan nafas tidak

efektif.

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Mengembangkan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam penerapan Asuhan Keperawatan Broncopneumonia pada

anak dengan bersihan jalan nafas tidak efektif.

1.4.3 Bagi Penulis

Memperolah pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi tentang pelaksanaan penerapan

Asuhan Keperawatan Broncopneumonia pada anak dengan

bersihan jalan nafas tidak efektif.