Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah plasenta previa mengacu pada plasenta yang letaknya "sebelum"


janin di jalan lahir. Insiden saat persalinan adalah sekitar 0,5% dari semua
kehamilan. Perdarahan pada trimester kedua dan ketiga adalah ciri dari plasenta
previa. Perdarahan ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Dengan deteksi
antenatal, manajemen ekspektasi dan kelahiran sesar, baik angka kematian ibu
dan perinatal mengalami penurunan selama 40 tahun terakhir. Diagnosis akurat
plasenta previa sangat penting untuk meningkatkan hasil untuk ibu dan
neonatus.1

Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan


yang terjadi setelah anak atau plasenta lahir pada umunya adalah perdarahan
yang berat, dan jika tidak mendapat penanganan yang cepat bisa mendatangkan
syok yang fatal. Salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Oleh sebab itu,
perlulah keadaan ini diantisipasi seawal-awalnya selagi perdarahan belum
sampai ke tahap yang membahayakan ibu dan janinnya. Antisipasi dalam
perawatan prenatal adalah sangat mungkin oleh karena pada umumnya penyakit
ini berlangsung perlahan diawali gejala dini berupa perdarahan berulang yang
mulanya tidak banyak tanpa disertai rasa nyeri dan terjadi pada waktu yang tidak
tertentu, tanpa trauma. Sering disertai oleh kelainan letak janin atau pada
kehamilan lanjut bagian bawah janin tidak masuk ke dalam panggul, tetapi masih
mengambang di pintu atas panggul. Perempuan hamil yang ditengarai menderita
plasenta previa harus segera dirujuk ke Rumah Sakit Terdekat tanpa melakukan
pemeriksaan dalam karena perbuatan tersebut memprovokasi perdarahan
berlangsung semakin deras dengan cepat.2

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 DEFINISI

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen


bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari
ostium uteri internum. 2,3

Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya


segmen bawah rahim ke arah proksimal memungkinkan plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut
bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam
persalinan kala I bisa mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh
plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari
plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam masa antenatal
maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun
pemeriksaan digital. Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu
diulang secara berkala dalam asuhan antenatal maupun intranatal.2

1.2 EPIDEMIOLOGI

Di seluruh dunia, kejadian tersebut telah ditemukan bervariasi,


dengan insiden yang lebih tinggi dicatat terjadi di Asia sekitar 12,2: 1000
kehamilan dan insiden yang lebih rendah terjadi di Eropa, Amerika Utara,
dan Afrika sekitar 2,7: 1000-3,6: 1000 kehamilan. Insiden plasenta previa
jauh lebih tinggi sebelum trimester ketiga dan bisa melebihi 5%. Namun,
lebih dari 90% kasus sembuh saat kehamilan berlangsung melalui proses
yang disebut trophotropism, di mana plasenta berubah dan tumbuh menuju
area di uterus dengan suplai darah yang baik.3

2
1.3 ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO

Etiologi plasenta previa tidak diketahui pasti , tetapi berbagai asosiasi


telah diidentifikasi. Ini termasuk usia yang lebih tua, multiparitas, kehamilan
ganda, kelahiran sesar sebelumnya, kuretase uterus sebelumnya, dan
hipertensi kronis. Faktor risiko lain termasuk merokok, penyalahgunaan obat
(terutama kokain), riwayat aborsi, plasenta previa sebelumnya, dan konsepsi
buatan. 4,5,10

 Risiko ibu
- Perdarahan postpartum diyakini disebabkan oleh oklusi yang tidak
memadai pada sinus di segmen bawah setelah melahirkan.
- Komplikasi anestesi dan bedah dapat terjadi, terutama pada wanita
dengan plasenta previa mayor yang melahirkan sesar darurat dengan
persiapan suboptimal untuk pembedahan.
- Emboli udara terjadi ketika sinus di plasenta robek.
- Plasenta akreta terjadi pada hingga 15% wanita dengan plasenta
previa.
- Risiko kekambuhan sekitar 4% hingga 8% setelah satu plasenta previa
sebelumnya.
 Risiko janin
- Pembatasan pertumbuhan janin dapat terjadi pada hingga 16%
kasus. Kejadiannya lebih tinggi pada pasien dengan beberapa episode
APH.
- Malformasi kongenital mayor dua kali lebih sering pada wanita
dengan plasenta previa. Malformasi yang paling umum adalah dari
sistem saraf pusat, cardio- vascular, pernapasan, dan sistem
gastrointestinal. Kematian janin yang tak terduga dapat terjadi akibat
vasa previa (VP) atau perdarahan maternal berat.

3
- Risiko lain termasuk malpresentasi janin, anemia janin, prolaps tali
pusat, dan kompresi.5

1.4 KLASIFIKASI
1. Plasenta previa totalis atau komplit, adalah plasenta yang menutupi
seluruh ostium uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis, adalah plasenta yang menutupi sebagian
ostium uteri internum.
3. Plasenta previa margianalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah, yang berarti bahwa plasenta yang berimplantasi
pada segmen bawah rahim yang sedemikian rupa sehingga tepi
bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri
internum.2,6,7

Klasifikasi lain dari plasenta previa adalah sebagai berikut :

1. Tipe I : tepi plasenta melewati batas sampai segmen bawah rahim dan
berimplantasi < 5 cm dari ostium uteri internum
2. Tipe II : tepi plasenta mencapai pada ostium uteri internum namun tidak
menutupinya 3

4
3. Tipe III : plasenta menutupi ostium uteri internum secara asimetris
4. Tipe IV : plasenta berada di tengah dan menutupi ostium uteri internum

Tipe I dan II disebut juga sebagai plasenta previa minor sedangkan


tipe III dan IV disebut plesanta previa mayor.

1.5 GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut

1. Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua
atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa.
Perdarahan pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat
fatal, tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari
perdarahan sebelumnya.
2. Tanpa alasan dan tanpa nyeri Kejadian yang paling khas pada plasenta
previa adalah perdarahan tanpa nyeri yang biasanya baru terlihat setelah
kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau sesudahnya.
3. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang,
perdarahan yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan
waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok.
4. Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul
(PAP) akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam

5
rahim, dan dapat menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam
rahim.3

1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Plasenta previa dapat didiagnosis dengan melihat gejala klinis dan


pemeriksaan obstetri menggunakan USG. Pemeriksaan spekulum dapat
dilakukan untuk menilai vagina dan serviks. Vaginal toucher harus dihindari
pada semua ibu yang mengalami perdarahan antepartum sampai
terdiagnosis bukan sebagai plasenta previa. Beberapa metode pemeriksaan
penunjang telah digunakan untuk mendiagnosis plasenta previa diantaranya
USG transabdominal, USG transvaginal dan MRI.8

Penggunaan USG transvaginal lebih direkomendasikan karena


mempunyai tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan USG
transabdominal. Terdapat beberapa kekurangan USG transabdominal yaitu
visualisasi yang kurang baik pada plasenta letak posterior dan segmen
bawah rahim akibat terhalang kepala bayi, obesitas serta keadaan kandung
kemih yang kosong atau terlalu penuh.8

MRI juga mempunyai tingkat akurasi yang lebih baik bila dibandingkan
dengan USG transabdominal. Namun tidak dapat memberikan gambaran
lokasi plasenta sebaik USG transvaginal, selain itu MRI tidak tersedia pada
semua pelayanan kesehatan. 8

6
Gambar : Posterior complete placenta previa.
Ultrasound transvaginal menunjukkan plasenta
Gambaran USG transabdominal dari plasenta yang menutupi ostium interna dan memanjang
previa. BL = Kandung kemih ibu; C= leher ke posterior. B, Kandung kemih ibu; C, leher
rahim; PL = plasenta previa.3 rahim; P, plasenta.3

Gambar : Plasenta letak rendah. USG


transvaginal dari plasenta letak rendah
anterior yang diukur 1,6 cm dari os internal. C= Gambar : Anterior complete placenta previa.
Serviks; PL= plasenta.3 Ultrasonografi transvaginal menunjukkan
plasenta menutupi seluruh os internal dan
memanjang ke anterior. B= Kandung kemih ibu;
C= leher rahim; P= plasenta.3

1.7 KOMPLIKASI
1. Kehilangan darah, hipovolemia.
2. Peningkatan risiko aspirasi karena kehamilan atau asupan makanan.
3. Risiko tinggi plasenta akreta, increta, dan percreta, mungkin memerlukan
histerektomi.
4. Kompromi janin dari aliran darah intervilius yang tidak adekuat.

7
5. Persalinan preterm: Terapi tokolitik bersamaan dapat mengubah respon
hemodinamik terhadap perdarahan.8

1.8 PENATALAKSANAAN
Prinsip dasar yang harus segera dilakukan pada semua kasus
perdarahan antepartum adalah menilai kondisi ibu dan janin, melakukan
resusitasi secara tepat apabila diperlukan, apabila terdapat fetal distress dan
bayi sudah cukup matur untuk dilahirkan maka perlu dipertimbangkan untuk
terminasi kehamilan dan memberikan Imunoglobulin anti D pada semua ibu
dengan rhesus negatif.9
Pada kehamilan prematur tanpa perdarahan aktif, observasi dekat
dan manajemen diharapkan diindikasikan. Pada mereka dengan perdarahan
aktif, manajemen konservatif, termasuk transfusi darah untuk perdarahan
yang parah, adalah tepat. Wanita harus tinggal di rumah sakit setidaknya 48
jam setelah pendarahan berhenti.
1. Penilaian awal untuk tanda-tanda konseling hemodinamik ibu atau syok
hemoragik; saluran intravena besar-bore dengan resusitasi cairan
kristaloid.
2. Kaji status janin dan usia kehamilan menggunakan sonogram dan
pemantauan denyut jantung janin terus menerus.
3. Darah cross-match harus tersedia selama episode perdarahan; jika
perdarahan berat, persalinan sesar diindikasikan meskipun janin tidak
dewasa.
4. Terapi tocolytic dapat dipertimbangkan pada wanita dalam persalinan
prematur, serta pemberian kortikosteroid untuk meningkatkan
kematangan paru janin.
5. Operasi caesar diperlukan di hampir semua kasus plasenta previa.
6. Perdarahan yang tidak terkontrol setelah pemindahan plasenta harus
diantisipasi sekunder akibat sifat kontraktil segmen bawah uterus yang

8
buruk. Kebutuhan histerektomi untuk mengontrol perdarahan harus
didiskusikan dengan pasien sebelum pengiriman, jika memungkinkan.9,10

Langkah-langkah tatalaksana plasenta previa ditentukan oleh beberapa


faktor :

1. Usia kehamilan yang berkaitan dengan kematangan paru-paru


2. Banyaknya perdarahan yang terjadi
3. Gradasi dari plasenta previa sendiri

Oleh karena itu tatalaksana plasenta previa dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu :

1. Konservatif, yang artinya mempertahankan kehamilan sampai waktu


tertentu
2. Aktif, yang berarti kehamilan itu segera diakhiri

Usia Kehamilan < 38 Minggu

1. Berikan pematangan paru


2. Berikan obat tokolitik
3. Prinsipnya kehamilan dipertahankan dulu, kecuali jika perdarahan ulang
dilakukan terminasi (SC)
4. Plasenta previa lateralis dan plasenta letak rendah masih dimungkinkan
dilahirkan per vaginam, dimana terminasi kehamilan diawali dengan
amniotomi (pemecahan selaput ketuban) dan dilanjutkan dengan pemacuan
(oksitosin). Bila perdarahan tetap berlangsung juga, maka perlu dilakukan
Sectio sesaria.11

9
Usia Kehamilan 38 Minggu Atau Lebih

Dilakukan SC kecuali untuk plasenta previa lateralis dan plasenta letak


rendah dilakukan sesuai langkah pada usia kehamilan < 38 minggu, kecuali
jika ada perdarahan maka perlu dilakukan Sectio sesaria.11

1.9 DIAGNOSIS BANDING


1. Akreta Plasenta
2. Plasenta Percreta
3. Plasenta Increta
4. Vasa Previa
5. Solutio Plasenta
6. Trauma vagina atau serviks
7. Keganasan lokal4

1.10 PROGNOSIS
1. Prognosis untuk janin dijaga karena ada risiko signifikan perdarahan
janin karena vasa previa (ruptur) jika previa tidak membaik.
2. Pada awal kehamilan, pemeriksaan vagina distal ditunda.
3. Pada trimester ketiga onset persalinan mungkin terhenti sampai
kematangan paru janin tercapai (sekitar 36 minggu) untuk
memungkinkan operasi caesar yang direncanakan (bedah caesar).

10
BAB III

KESIMPULAN

1. Plasenta previa yaitu perdarahan yang terjadi pada implantasi plasenta, yang
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
2. Dasar diagnosis gangguan ini meliputi adanya perdarahan tanpa rasa sakit ;
keadaan umum setelah perdarahan tergantung pada keadaan umum
sebelumnya, jumlah, kecepatan, dan lamanya perdarahan serta
menimbulkan gejala klinis pada ibu dan janin; perut ibu lemas sehingga
mudah meraba bagian terendah; terdapat kelainan letak atau bagian
terendah belum masuk pintu atas panggul.
3. Gejala klinis ibu bergantung pada keadaan umum dan jumlah darah yang
hilang, yang bersifat sedikit demi sedikit atau dalam jumlah besar dalam
waktu singkat; terjadi gejala kardiovaskuler dalam bentuk frekuensi nadi
meningkat dan tekanan darah menurun, anemia disertai ujung jari dingin,
perdarahan banyak dapat menimbulkan syok sampai kematian.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Shipp, D. Thomas. Sonographic Evaluation of the Placenta. Clinical Key,


diakses pada tanggal 07 Agustus 2018
2. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan : Perdarahan Pada
Kehamilan Lanjut dan Persalinan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
3. Merriam, Audri; D’Alton, E. Mary. Placenta Previa Obstetric Imaging Fetal
Diagnosis and Care. Clinical Key, diakses pada tanggal 06 Agustus 2018
4. Placenta Previa Ferri’s Color Atlas and Text of Clinical Medicine. 2019. Clinical
Key, diakses pada tanggal 06 Agustus 2018
5. Navti B. Osric; Konje C. Justin. Bleeding in Late Pregnancy. Clinical Key.
diakses pada tanggal 07 Agustus 2018
6. Placenta Previa Netters Obstetrics and Gynecology. Clinical Key, diakses pada
tanggal 07 Agustus 2018
7. Placenta Previa Netter Colection of Medical Ilustrations Reproductive System.
Section 12 : Pregnancy. Clinical key, diakses pada tanggal 06 Agustus 2018
8. Placenta Previa Essence of Anesthesia Practice. Clinical key, diakses pada
tanggal 07 Agustus 2018
9. Placenta Previa Gynecologyc and Obstetrics Pathology. 2016. Clinical key,
diakses pada tanggal 06 Agustus 2018
10. Placenta Previa Netter Collection of Medical Illustrations Reproductive
System. diakses pada tanggal 06 Agustus 2018
11. Achadiat, M. Chrisdiono. 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC

12
13

Anda mungkin juga menyukai

  • Prolaps Tali Pusat
    Prolaps Tali Pusat
    Dokumen8 halaman
    Prolaps Tali Pusat
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Luka Bacok
    Luka Bacok
    Dokumen15 halaman
    Luka Bacok
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen21 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Refarat Luka Tembak
    Refarat Luka Tembak
    Dokumen44 halaman
    Refarat Luka Tembak
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Prolaps Tali Pusat
    Prolaps Tali Pusat
    Dokumen11 halaman
    Prolaps Tali Pusat
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Trauma Kimia
    Trauma Kimia
    Dokumen22 halaman
    Trauma Kimia
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • R - Gangguan TIC (F95) - Nur Azizah
    R - Gangguan TIC (F95) - Nur Azizah
    Dokumen20 halaman
    R - Gangguan TIC (F95) - Nur Azizah
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen3 halaman
    Abs Trak
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen7 halaman
    Daftar Pustaka
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen19 halaman
    Abstrak
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen8 halaman
    Pemba Has An
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • IKM
    IKM
    Dokumen14 halaman
    IKM
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen8 halaman
    Pemba Has An
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • ...
    ...
    Dokumen8 halaman
    ...
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Refarat Akyu
    Refarat Akyu
    Dokumen20 halaman
    Refarat Akyu
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Penyebab Dan Perkembangan Penyakit
    Penyebab Dan Perkembangan Penyakit
    Dokumen12 halaman
    Penyebab Dan Perkembangan Penyakit
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kesetimbangan
    Laporan Kesetimbangan
    Dokumen22 halaman
    Laporan Kesetimbangan
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Fix
    Fix
    Dokumen12 halaman
    Fix
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Fix
    Fix
    Dokumen12 halaman
    Fix
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Hernia Fix
    Hernia Fix
    Dokumen2 halaman
    Hernia Fix
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Kelainan Kuku
    Kelainan Kuku
    Dokumen20 halaman
    Kelainan Kuku
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • IKM
    IKM
    Dokumen14 halaman
    IKM
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ulkus Mole
    Referat Ulkus Mole
    Dokumen18 halaman
    Referat Ulkus Mole
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Lagi
    Lagi
    Dokumen27 halaman
    Lagi
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen19 halaman
    Abstrak
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Epidemiologi
    Epidemiologi
    Dokumen8 halaman
    Epidemiologi
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Referat Hipertensi Tugas
    Referat Hipertensi Tugas
    Dokumen15 halaman
    Referat Hipertensi Tugas
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Malnutrisi
    Lapsus Malnutrisi
    Dokumen26 halaman
    Lapsus Malnutrisi
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat
  • Terapi Farmakologi Hipertensi
    Terapi Farmakologi Hipertensi
    Dokumen13 halaman
    Terapi Farmakologi Hipertensi
    Yogi Oghi
    Belum ada peringkat