Tugas Elemen MesinII (Wahyu, Yoga, Yohanes, Zaka)
Tugas Elemen MesinII (Wahyu, Yoga, Yohanes, Zaka)
Kelompok 10:
Wahyu Puspa Wijaya
Yoga Adi Saputra
Yohannes
Zakaria
N1
N2
N3
Keterangan:
Daya sebesar ….. kW dengan fc=1,2. N1 = 1450 rpm; N2= ….. rpm; N3 = 250
rpm, dimana angka reduksi (i) …< 4.
JAWABAN
Sesuai gambar yang ada terdapat dua jenis gabungan antara pinyon dan roda gigi
besar. Oleh karena itu, pengerjaan dibagi menjadi dua. Pertama gabungan yang
berada pada N1 dan N2 dan kedua gabungan yang berada pada N2 dan N3.
A. Perencanaan Pertama
Diketahui: P = 12,5 kW; fc = 1,2; N1 = 1450 rpm; N2 = 650 rpm.
Tanya : perencanaan roda gigi?
Jawaban:
1. 𝑃𝑑 = 𝑃 × 𝑓𝑐
𝑃𝑑 = 12,5 × 1,2
𝑃𝑑 = 15 𝑘𝑊
2. 𝑃𝑑 = 15 𝑘𝑊 Menurut tabel 6.7 tentang kapa sitas roda gigi
𝑁1 = 1450 𝑟𝑝𝑚 daya 15 kW dengan putaran 1450 rpm, 650
𝑁2 = 650 𝑟𝑝𝑚 rpm, dan N3= 250 ditemukan m = 3-4 . Dipilih
m= 3,5
3. Menentukan Z (Jumlah gigi)
𝑁1 𝑍2 1450 𝑍2
= sehingga = . Bilangan tersebut disederhanakan sehingga 𝒁𝟏 =
𝑁2 𝑍1 650 𝑍1
10. Besar beban lentur yang diizinkan per satuan lebar sisi dan beban permukaan
yang diizinkan per satuan lebar sisi
𝐹′𝑏1 = 𝜎𝑎 . 𝑚. 𝑌1 . 𝐹𝑣
𝐹 ′ 𝑏1 = 21 . 3,5 . 0,216. 0,635
𝐹′𝑏1 = 12,181 𝑘𝑔/𝑚𝑚
𝐹′𝑏2 = 𝜎𝑎 . 𝑚. 𝑌2 . 𝐹𝑣
𝐹 ′ 𝑏2 = 13 . 3,5 . 0,355. 0,635
𝐹′𝑏2 = 10.25 𝑘𝑔/𝑚𝑚
2𝑍2
𝐹 ′ 𝐻 = 𝑘ℎ . 𝑑1 . 𝐹𝑣 . 𝑍
1 + 𝑍2
2. 29
𝐹 ′ 𝐻 = 0,039 . 45,5 . 0,635 .
13 + 29
𝐹 ′ 𝐻 = 1.556 𝑘𝑔/𝑚𝑚
𝑏2 = 43.22 𝑚𝑚
𝐹𝑡
𝑏𝐻 = 𝐹𝐻
443.09
𝑏𝐻 =
1,556
𝑏𝐻 = 284.76 𝑚𝑚
𝟏𝟐 𝒅𝒂𝒏 𝒁𝟐 = 𝟐𝟗, 𝒊 = 𝟐, 𝟒𝟐
15. Menentukan d (diameter roda gigi)
𝑑1 = 𝑚 . 𝑍1
𝑑1 = 3 .12
𝑑1 = 36 𝑚𝑚
𝑑2 = 𝑚 . 𝑍2
𝑑2 = 3 .29
𝑑2 = 87 𝑚𝑚
16. Menentukan kecepatan keliling
𝜋 . 𝑑1 . 𝑁1
𝑣=
60 . 1000
𝜋 . 36 . 1450
𝑣=
60 . 1000
𝑣 = 2,732 𝑚/𝑠
17. Menentukan Gaya Tangensial
102 . 𝑃𝑑
𝐹𝑡 =
𝑣
102 . 10
𝐹𝑡 = = 373,35 𝑘𝑔.
2,732
Berdasarkan dari hasil Ft dan pengalaman sebelumnya, Ft yang dihasilkan masih
terlalu besar. Untuk memperkecil kesalahn atau resiko kesalahn untuk
perencanaan ini. Maka perhitungan dihentikan dan dilakukan penelaahan ulang.
Hingga ditemukan perhitungan seperti di bawah ini.
Diketahui: P = 8,5 kW; fc = 1,2; N1 = 1450 rpm; N2 = 950 rpm.
Tanya : perencanaan roda gigi?
Jawaban:
18. 𝑃𝑑 = 𝑃 × 𝑓𝑐
𝑃𝑑 = 8,5 × 1,2
𝑃𝑑 = 10,2 𝑘𝑊 𝑎𝑡𝑎𝑢 10 𝑘𝑊
19. 𝑃𝑑 = 10 𝑘𝑊 Menurut tabel 6.7 tentang kapasitas roda gigi
𝑁1 = 1450 𝑟𝑝𝑚 daya 10 kW dengan putaran 1450 rpm dan 950
𝑁2 = 950 𝑟𝑝𝑚 rpm ditemukan m = 2.5.
20. Menentukan Z (Jumlah gigi)
𝑁1 𝑍2 1450 𝑍2
= sehingga = . Bilangan tersebut disederhanakan sehingga 𝒁𝟏 =
𝑁2 𝑍1 950 𝑍1
𝟏𝟗 𝒅𝒂𝒏 𝒁𝟐 = 𝟐𝟗, 𝒊 = 𝟏, 𝟓𝟑
21. Menentukan d (diameter roda gigi)
𝑑1 = 𝑚 . 𝑍1
𝑑1 = 2,5 .19
𝑑1 = 47,5 𝑚𝑚
𝑑2 = 𝑚 . 𝑍2
𝑑2 = 2,5 .29
𝑑2 = 72,5 𝑚𝑚
22. Menentukan kecepatan keliling
𝜋 . 𝑑1 . 𝑁1
𝑣=
60 . 1000
𝜋 . 47,5 . 1450
𝑣=
60 . 1000
𝑣 = 3, 604 𝑚/𝑠
23. Menentukan Gaya Tangensial
102 . 𝑃𝑑
𝐹𝑡 =
𝑣
102 . 10
𝐹𝑡 = = 283,02 𝑘𝑔.
3,604
24. Menentukan factor dinamis, dikarenakan kecepatan di bawah 20 m/s dan
menurut contoh dalam buku Sularso maka digunakan rumus
6
𝐹𝑣 =
6+𝑣
6
𝐹𝑣 = = 0,624
6 + 3, 604
25. Menentukan faktor bentuk gigi berdasarkan tabel 6.5
𝑍1 = 19, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑌1 = 0,314
(𝑌𝑍30 − 𝑌𝑍27 )2
𝑍2 = 29, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑌2 = 𝑌𝑍27 +
3
(0.358 − 0,349)2
𝑌2 = 0,349 +
3
𝑌2 = 0,355
26. Menentukan bahan
Pinyon
Baja SNC 21 𝜎𝑏 = 80 𝑘𝑔/𝑚𝑚2, 𝜎𝑎 = 37,5 𝑘𝑔/𝑚𝑚2, 𝐻𝑏 = 600 𝐻𝑏
Roda Gigi Besar
Baja S 15 Ck 𝜎𝑏 = 50 𝑘𝑔/𝑚𝑚2 , 𝜎𝑎 = 30 𝑘𝑔/𝑚𝑚2, 𝐻𝑏 = 400 𝐻𝑏
Berdasarkan nilai kekerasan brinel tersebut dapat diketahui nilai 𝑘ℎ (factor
tegangan kontak). Nilai 𝑘ℎ dapat diketahu pada tabel 6.8 yaitu sebesar 0,348
kg/mm2
27. Besar beban lentur yang diizinkan per satuan lebar sisi dan beban permukaan
yang diizinkan per satuan lebar sisi
𝐹′𝑏1 = 𝜎𝑎 . 𝑚. 𝑌1 . 𝐹𝑣
𝐹 ′ 𝑏1 = 37,5 . 2,5 . 0,314. 0,624
𝐹′𝑏1 = 18,369 𝑘𝑔/𝑚𝑚
𝐹′𝑏2 = 𝜎𝑎 . 𝑚. 𝑌2 . 𝐹𝑣
𝐹 ′ 𝑏2 = 30 . 2,5 . 0,355. 0,624
𝐹′𝑏2 = 16,614 𝑘𝑔/𝑚𝑚
2𝑍2
𝐹 ′ 𝐻 = 𝑘ℎ . 𝑑1 . 𝐹𝑣 . 𝑍
1 + 𝑍2
2. 29
𝐹 ′ 𝐻 = 0,348 . 47,5 . 0,624 .
19 + 29
𝐹 ′ 𝐻 = 12,464 𝑘𝑔/𝑚𝑚
𝑏2 = 17,03 𝑚𝑚 𝑏𝐻 = 22,7 𝑚𝑚
𝐹𝑡
𝑏𝐻 = 𝐹𝐻
283,02
𝑏𝐻 =
12,464
𝑏𝐻 = 22,7 𝑚𝑚
B. Perencanaan Kedua
Diketahui: P = 8,5 kW; fc = 1,2; N2 = 950 rpm; N3 = 250 rpm.
Tanya : perencanaan roda gigi?
Jawaban:
29. 𝑃𝑑 = 𝑃 × 𝑓𝑐
𝑃𝑑 = 8,5 × 1,2
𝑃𝑑 = 10,2 𝑘𝑊 𝑎𝑡𝑎𝑢 10 𝑘𝑊
30. 𝑃𝑑 = 10 𝑘𝑊 Menurut tabel 6.7 tentang kapasitas roda gigi
𝑁2 = 950 𝑟𝑝𝑚 daya 10 kW dengan putaran 1450 rpm dan 950
𝑁2 = 250 𝑟𝑝𝑚 rpm ditemukan m = 2.5 - 4. Digunakan m = 4.
31. Menentukan Z (Jumlah gigi)
𝑁2 𝑍3 950 𝑍3
= sehingga 250 = . Bilangan tersebut disederhanakan sehingga 𝒁𝟐 =
𝑁3 𝑍2 𝑍2
𝟐𝟓 𝒅𝒂𝒏 𝒁𝟑 = 𝟗𝟓, 𝒊 = 𝟑, 𝟖
32. Menentukan d (diameter roda gigi)
𝑑2 = 𝑚 . 𝑍1
𝑑2 = 4 .25
𝑑2 = 100 𝑚𝑚
𝑑3 = 𝑚 . 𝑍2
𝑑3 = 4 .95
𝑑3 = 380 𝑚𝑚
33. Menentukan kecepatan keliling
𝜋 . 𝑑2 . 𝑁2
𝑣=
60 . 1000
𝜋 . 100 . 950
𝑣=
60 . 1000
𝑣 = 4,972 𝑚/𝑠
34. Menentukan Gaya Tangensial
102 . 𝑃𝑑
𝐹𝑡 =
𝑣
102 . 10
𝐹𝑡 = = 205,15 𝑘𝑔.
4,972
35. Menentukan faktor dinamis, dikarenakan kecepatan di bawah 20 m/s dan
menurut contoh dalam buku Sularso maka digunakan rumus
6
𝐹𝑣 =
6+𝑣
6
𝐹𝑣 = = 0,547
6 + 4,972
36. Menentukan faktor bentuk gigi berdasarkan tabel 6.5
𝑍2 = 25, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑌1 = 0,339
(𝑌𝑍100 − 𝑌𝑍75 )20
𝑍3 = 95, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑌2 = 𝑌𝑍75 +
25
(0.446 − 0,434)20
𝑌2 = 0,434 +
25
𝑌2 = 0,4436
37. Menentukan bahan
Pinyon
Baja S 45 C 𝜎𝑏 = 58 𝑘𝑔/𝑚𝑚2 , 𝜎𝑎 = 30 𝑘𝑔/𝑚𝑚2, 𝐻𝑏 = 198 𝐻𝑏
Roda Gigi Besar
Besi Cor FC 30 𝜎𝑏 = 30 𝑘𝑔/𝑚𝑚2 , 𝜎𝑎 = 13 𝑘𝑔/𝑚𝑚2, 𝐻𝑏 = 215𝐻𝑏
Berdasarkan nilai kekerasan brinel tersebut dapat diketahui nilai 𝑘ℎ (factor
tegangan kontak). Nilai 𝑘ℎ dapat diketahu pada tabel 6.8 yaitu sebesar 0,079
kg/mm2
38. Besar beban lentur yang diizinkan per satuan lebar sisi dan beban permukaan
yang diizinkan per satuan lebar sisi
𝐹′𝑏2 = 𝜎𝑎 . 𝑚. 𝑌2 . 𝐹𝑣
𝐹 ′ 𝑏2 = 30 . 4 . 0,339. 0,547
𝐹′𝑏2 = 22,25 𝑘𝑔/𝑚𝑚
𝐹′𝑏3 = 𝜎𝑎 . 𝑚. 𝑌3 . 𝐹𝑣
𝐹 ′ 𝑏3 = 13 . 4 . 0,4436. 0,547
𝐹′𝑏3 = 12,62 𝑘𝑔/𝑚𝑚
2𝑍3
𝐹 ′ 𝐻 = 𝑘ℎ . 𝑑2 . 𝐹𝑣 . 𝑍
3 + 𝑍2
2. 95
𝐹 ′ 𝐻 = 0,079 . 100 . 0,547 .
95 + 25
𝐹 ′ 𝐻 = 6,842 𝑘𝑔/𝑚𝑚
205,15
𝑏𝐻 =
6,842
𝑏𝐻 = 29,983 𝑚𝑚
PERENCANAAN POROS dan PASAK
Diketahui rancangan sebagai berikut.
POROS 1
POROS 2
POROS 3
Daya sebesar 8,5 kW dengan fc = 1,2. N1 = 1450 rpm; N2 = 950 rpm; N3 = 250
rpm. Rencanakan poros dan pasak pada roda gigi tersebut.
8,5 × 1,2
𝑇1 = 9,74. 105 .
1450
𝑇1 = 6851,6 𝑘𝑔. 𝑚𝑚
3. Menghitung diameter poros
𝐾𝑡 = 1; 𝐶𝑏 = 1,5
3 5,1
𝑑𝑠1 = √ . 𝐾𝑡. 𝐶𝑏. 𝑇1
𝜏𝑎
3 5,1
𝑑𝑠1 = √ . 1. 1,5.68516
4,83
3
𝑑𝑠1 = √10851,191
𝑑𝑠1 = 22,1 𝑚𝑚
Pada table 1.7 halaman 9 diamater poros yang diijinkan adalah 22 mm.
4. Ukuran pasak yang digunakan berdasarkan diameter poros dan yang
terdapat pada tabel 1.8 halaman 10 adalah
8 x 7 mm; ukuran standar t1 = 4 mm; ukuran standar t2 = 3,3 mm
5. Menentukan kelonggaran puncak Ck
𝐶𝑘 = 0,25 × 𝑚
𝐶𝑘 = 0,25 × 2,5
𝐶𝑘 = 0,625
6. Menentukan df (diameter kaki)
𝑑𝑓 = [(𝑍1 − 2) × 𝑚] − (2 × 𝐶𝑘 )
𝑑𝑓 = [(19 − 2) × 2,5] − (2 × 0,625)
𝑑𝑓 = 42,5 − 1,25
𝑑𝑓 = 41,25 mm
7. Pengecekan (Cross Check)
𝑆𝑘 = (𝑑𝑓 /2) − [(𝑑𝑠 /2) + 𝑡2 ]
𝑆𝑘 = (41,25/2) − [(22/2) + 3,3]
𝑆𝑘 = (41,25/2) − [(22/2) + 3,3]
𝑆𝑘 = 20,625 − 14,3
𝑆𝑘 = 6,325
*Sk/𝑚 > 2,2 (Baik)
6,325
* > 2,2
2,5
*2,53 > 2,2 (Baik)
Perencanaan pasak pertama
8. Bahan pasak S 50 C 𝜎𝑏 = 62 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝑆𝑓𝑘1 = 6; 𝑆𝑓𝑘2 = 2
𝜎𝐵 62 𝑘𝑔
𝜏𝑎 = = = 5,167
𝑆𝑓𝑘1 × 𝑆𝑓𝑘2 6×2 𝑚𝑚2
9. T pada perhitungan poros sebesar 𝟔𝟖𝟓𝟏, 𝟔 𝒌𝒈. 𝒎𝒎, maka..
𝑇
𝐹=
𝑑𝑠 /2
6851,6
𝐹=
22/2
𝐹 = 622,87
10. Penampang pasak berdasarkan tabel 1.8
8 x 7 mm; ukuran standar t1 = 4 mm; ukuran standar t2 = 3,3 mm
11. Panjang minimal berdasarkan tegangan geser yang diijinkan
𝐹
𝜏𝑎 =
𝑏×𝑙
𝐹
𝑙=
𝑏 × 𝜏𝑎
622,87
𝑙=
8 × 5,167
𝑙 = 15,07 𝑚𝑚
12. Panjang minimal berdasarkan tekanan permukaan diijinkan P0 = 8
𝐹
𝑃=
1/2ℎ × 𝑙
𝐹
𝑙=
1/2ℎ × 𝑃
622,87
𝑙=
1/2.7 × 8
𝑙 = 22,24𝑚𝑚
13. Sesuai ketentuan panjang yang digunakan berdasarkan syarat (0,75d –
1,5d). Dengan besar nilai 𝑑 = 22 𝑚𝑚, maka panjang pasak yang dapat
digunakan adalah antara (16,5 𝑚𝑚 − 33 𝑚𝑚)
B. POROS DAN PASAK KEDUA
Pada poros kedua terdapat roda gigi (pada perencanaan pertama) dengan
spesifikasi putaran 950 rpm, dengan Z2 sebesar 29 dan modul roda gigi
sebesar 2,5 dan pinyon (pada perencanaan kedua) dengan spesifikasi putara
950 rpm, dengan Z2 sebesar 25 dan modul roda gigi sebesar 4 (ketentuan Z
dan modul diperoleh pada perhitungan roda gigi sebelumnya). Namun,
sebelumnya dihitung terlebih dahulu momen yang terjadi pada poros tersebut.
Perhatikan gambar berikut!
Ft1 = 283,02 kg
Ft2 = 205,15 kg
“Fr1 = Ft . tan 20”
Fr1 = 103,011 kg
Fr2 = 74,6685 kg
(VERTIKAL)
∑MA =0 +
∑MA = -(103,011 . 61,35) – (107,69 . 74,67)
0 = -(6319,725) – (8041,21)
RBV.-172,18 = -14360,935
*RBV = 83,406 kg
*RAV = (103,011 + 74,67) – 83,406
= 94,275 kg
MBC = 94,275 . 61,35
= 5783,77 kg.mm
MBD = 83,406 . 64,49
= 5378,85 kg.mm
(HORIZONTAL)
∑MA =0 +
0 = (283,02 . 61,35) + ( 205,15 . 107,69) – RBH.172,18
RBH. 172,18 = 17363,277 + 22092,6035
*RBH = 229,155 kg
*RAH = 283,02 + 205,15 – 229,155
= 259,015 kg
MBC = 259,015 . 61,35
= 15890,57 kg.mm
MBD = 229,155 . 64,49
= 14778,206 kg.mm
(GABUNGAN MAC DAN MBD VERTIKAL DAN HORIZONATAL)
𝑀𝐵𝐶 = √285962210
𝑀𝐵𝐶 = 𝟏𝟔𝟗𝟏𝟎, 𝟒𝟏𝟕𝟐 kg.mm
𝑀𝐵𝐶 = √247327400
𝑀𝐵𝐶 = 𝟏𝟓𝟕𝟐𝟔, 𝟔𝟒𝟔𝟐 kg.mm
𝑃𝑑
14. 𝑇2 = 9,74. 105 . 𝑛
8,5 × 1,2
𝑇2 = 9,74. 105 .
950
𝑇2 = 10457,68 𝑘𝑔. 𝑚𝑚
15. Bahan Poros S 35 C 𝜎𝑏 = 52𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝑆𝑓1 = 6; 𝑆𝑓2 = 2
𝜎𝐵 52 𝑘𝑔
𝜏𝑎 = = = 4,33
𝑆𝑓1 × 𝑆𝑓2 6×2 𝑚𝑚2
Bahan pasak S 40 C 𝜎𝑏 = 55 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
16. M = 16910,4172; Km = 1,5; Kt = 1
3 5,1
𝑑𝑠2 = √ √(𝐾𝑚. 𝑀)2 + (𝐾𝑡. 𝑇2 )2
𝜏𝑎
3 5,1
𝑑𝑠2 = √ √(1,5.16910,4172)2 + (1.10457,68)2
4,33
3 5,1
𝑑𝑠2 = √ √6429398,2 + 109363071
4,33
3 5,1
𝑑𝑠2 = √ √115792469
4,33
3 5,1
𝑑𝑠2 = √ 10760,6909
4,33
3
𝑑𝑠2 = √12762,6799
𝑑𝑠2 = 23,4 𝑚𝑚
Pada tabel yang sesuai adalah 24 mm
17. Ukuran pasak yang digunakan berdasarkan diameter poros dan yang
terdapat pada tabel 1.8 halaman 10 adalah
8 x 7 mm; ukuran standar t1 = 4 mm; ukuran standar t2 = 3,3 mm
Roda Gigi besar perencanaan 1 Pinyon perencanaan 2
Z2 = 29, m = 2,5 Z2 = 25, m = 4
𝐶𝑘 = 0,25 × 𝑚 𝐶𝑘 = 0,25 × 𝑚
𝐶𝑘 = 0,25 × 2,5 𝐶𝑘 = 0,25 × 4
𝐶𝑘 = 0,625 𝐶𝑘 = 1
𝑑𝑓 = [(𝑍2 − 2) × 𝑚] − (2 × 𝐶𝑘 ) 𝑑𝑓 = [(𝑍2 − 2) × 𝑚] − (2 × 𝐶𝑘 )
𝑑𝑓 = [(29 − 2) × 2,5] − (2 × 0,625) 𝑑𝑓 = [(25 − 2) × 4] − (2 × 1)
𝑑𝑓 = 67,5 − 1,25 𝑑𝑓 = 92 − 2
𝑑𝑓 = 66,25 mm 𝑑𝑓 = 90 mm
Perencanaan pasak
18. Bahan pasak S 40 C 𝜎𝑏 = 55 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝑆𝑓𝑘1 = 6; 𝑆𝑓𝑘2 = 2
𝜎𝐵 55 𝑘𝑔
𝜏𝑎 = = = 4,583
𝑆𝑓𝑘1 × 𝑆𝑓𝑘2 6×2 𝑚𝑚2
19. T pada perhitungan poros sebesar 𝟏𝟎𝟒𝟓𝟕, 𝟔 𝒌𝒈. 𝒎𝒎, maka..
𝑇
𝐹=
𝑑𝑠 /2
10457,68
𝐹=
24/2
𝐹 = 871,473
20. Penampang pasak berdasarkan tabel 1.8
8 x 7 mm; ukuran standar t1 = 4 mm; ukuran standar t2 = 3,3 mm
21. Panjang minimal berdasarkan tegangan geser yang diijinkan
𝐹
𝜏𝑎 =
𝑏×𝑙
𝐹
𝑙=
𝑏 × 𝜏𝑎
871,473
𝑙=
8 × 4,583
𝑙 = 23,76 𝑚𝑚
22. Panjang minimal berdasarkan tekanan permukaan diijinkan P0 = 8
𝐹
𝑃=
1/2ℎ × 𝑙
𝐹
𝑙=
1/2ℎ × 𝑃
871,473
𝑙=
1/2.7 × 8
𝑙 = 31,12𝑚𝑚
23. Sesuai ketentuan panjang yang digunakan berdasarkan syarat (0,75d –
1,5d). Dengan besar nilai 𝑑 = 24 𝑚𝑚, maka panjang pasak yang dapat
digunakan adalah antara (18 𝑚𝑚 − 36 𝑚𝑚)
C. POROS DAN PASAK KETIGA
Pada poros pertama terdapat roda gigi pertama dengan spesifikasi
Putaran 250 rpm, dengan Z3 sebesar 95 dan modul roda gigi sebesar 4
(ketentuan Z dan modul diperoleh pada perhitungan roda gigi sebelumnya)
Jawab.
24. Bahan Poros S 35 C 𝜎𝑏 = 52𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝑆𝑓1 = 6; 𝑆𝑓2 = 2
𝜎𝐵 52 𝑘𝑔
𝜏𝑎 = = = 4,33
𝑆𝑓1 × 𝑆𝑓2 6×2 𝑚𝑚2
Bahan pasak S 40 C 𝜎𝑏 = 55 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝑃𝑑
25. 𝑇3 = 9,74. 105 . 𝑛
8,5 × 1,2
𝑇3 = 9,74. 105 .
250
𝑇3 = 39739,2𝑘𝑔. 𝑚𝑚
26. Menghitung diameter poros
𝐾𝑡 = 1,2; 𝐶𝑏 = 1,5
3 5,1
𝑑𝑠3 = √ . 𝐾𝑡. 𝐶𝑏. 𝑇1
𝜏𝑎
3 5,1
𝑑𝑠3 = √ . 1,2. 1,5.39739,2
4,33
3
𝑑𝑠1 = √84250,77506
𝑑𝑠1 = 43,8 𝑚𝑚
Pada table 1.7 halaman 9 diamater poros yang diijinkan adalah 45 mm.
27. Ukuran pasak yang digunakan berdasarkan diameter poros dan yang
terdapat pada tabel 1.8 halaman 10 adalah
14 x 9 mm; ukuran standar t1 = 5,5 mm; ukuran standar t2 = 3,8 mm
28. Menentukan kelonggaran puncak Ck
𝐶𝑘 = 0,25 × 𝑚
𝐶𝑘 = 0,25 × 4
𝐶𝑘 = 1
29. Menentukan df (diameter kaki)
𝑑𝑓 = [(𝑍3 − 2) × 𝑚] − (2 × 𝐶𝑘 )
𝑑𝑓 = [(95 − 2) × 4] − (2 × 1)
𝑑𝑓 = 372 − 2
𝑑𝑓 = 370 mm
30. Pengecekan (Cross Check)
𝑆𝑘 = (𝑑𝑓 /2) − [(𝑑𝑠 /2) + 𝑡2 ]
𝑆𝑘 = (370/2) − [(45/2) + 3,8]
𝑆𝑘 = 185 − 26,3
𝑆𝑘 = 158,7
*Sk/𝑚 > 2,2 (Baik)
158,7
* > 2,2
4