4.2 Pembahasan
Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pembahasan dari asuhan
pukul 08.00 WIB dengan klien 1 dan tanggal 21 Januari 2018 pukul 08.00
mentis, GCS 4,5,5, terdapat luka jahitan dipipi bagian kiri sedalam 2 cm
dan dibibir bagian atas sedalam 1 cm, teraba nyeri dikepala bagian kiri,
ada beberapa gigi yang goyang, terdapat luka babras di tangan kiri dan
terdapat luka jahitan di kepala bagian kanan dan dipelipis bagian kanan,
teraba nyeri tekan dikepala bagian kanan, terdapat 2 luka jahitan di tangan
kanan, dan 2 luka jahitan di tangan kiri, terdapat 3 luka jahit di kaki
146
5 5
kanan, 2 jahitan di kaki kiri, dengan TTV yaitu: TD: 110/70 mmhg,
5 5
N: 84x/menit, 36,5 º C, RR: 20x/menit, leukosit 19,2 x10^ 3/µl, GDA:
187mg/dl
megetahui etiologi CKR atau penyebab CKR serta manifestasi klinis secara
teori yang akan dibandingkan dengan data pengkajian pada pasien, terdapat
sekarang.
Pada kasus Cedera Kepala Ringan (CKR), yang dialami oleh Tn.S
mengalami nyeri kepala dan mual, dengan GCS 4,5,5. Sedangkan pada
Tn.P klien mengalami nyeri kepala, dengan GCS 4,5,6, adanya penurunan
kesadaran
h. Mengalami hipertermi
berbeda dengan teori yang ada tentang konsep pengkajian karena sebelum
mana pengkajian tersebut nantinya tidak jauh berbeda dari konsep teori.
Banyak hal yang bisa menyebabkan Cedera Kepala Ringan (CKR), salah
satunya kasus CKR pada Tn.S mengalami Cedera Kepala Ringan (CKR)
nyeri kepala, mual dan terdapat Nyeri tekan di kepala bagian kiri dengan
GCS 4,5,5. Sedangkan Tn.P mengeluh nyeri kepala, terdapat nyeri tekan di
3) Risiko infeksi
3) Risiko infeksi
aktif (00027)
sama pada klien 1 Tn. S yaitu diprioritaskan pada Nyeri Akut, karena
pada klien 2 Tn.P yang diprioritaskan yaitu Nyeri Akut juga ,Tn.P
diperioritaskan di teori.
.sedangkan pada klien 2 juga ditemukan tiga diagnosa keperawatan, hal ini
munculnya Cedera Kepala Ringan (CKR), serta dari segi umur yang
berbeda.
Oleh sebab itu diagnosa yang ditentukan pada klien yang ada
diagnosa yang muncul tidak terlalu banyak seperti yang ada pada teori.
Diagnosa yang ada di teori tidak semuanya ada di lapangan, diagnosa yang
4.2.2 Perencanaan
mengurangi nyeri
yang longgar.
dan anti septic, pertahankan teknik cuci tangan yang benar. Observasi
daerah kulit yang mengalami kerusakan, daerah yang terpasang alat invasif,
catat karakteristik dari drainase dan adanya inflamasi, pantau suhu dan
tanda vital lain secara teratur, monitor dan catat tanda/gejala infeksi, ganti
balutan secara teratur dan bila kotor. Taati teknik aseptik. Pantau hasil lab:
Dari rencana keperawatan yang ada pada teori hampir sama dengan
intervensi yang dilapangan sama dengan intervensi yang ada pada teori.
dengan kondisi pasien yang ada dilapangan, agar intervensi bisa dilakukan
152
diharapkan.
4.2.4 Tindakan
keperawatan ada beberapa yang diluar dari intervensi yang telah kita buat.
pada klien 1 dan 2 sama yaitu dilakukan pembatasan cairan dengan terapi
obat deuritik.
diagnosa kedua yaitu kaji mukosa bibir, turgor kulit, mengkaji HB,
yang ketat dimana mengonsumsi makan tinggi kalori rendah garam dan
hari, kerena kelebihan volume cairan bisa dilihat penambahan berat badan,
observasi output seperti urin setiap pagi, karena pengeluaran urin secara
teratur cairan yang menumpuk didalam tubuh dapat dikeluarkan serta zat-
zat yang merugikan bagi tubuh, diagnosa ketiga lakukan gerakan ROM
4.2.5 Evaluasi
efektif yaitu sekitar 3 hari pada klien 1 dan 3 hari pada klien 2. Untuk klien
klien teratasi dengan baik.Hampir semua intervensi pada klien 1 dan klien