Segala puji dan syukur kelompok panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Keperawatan Keluarga dengan judul “Infeksi Saluran Pernapasan Atas”.
Makalah dengan judul “Infeksi Saluran Pernapasan Atas” ini dibuat untuk melengkapi tugas
mata kuliah Keperawatan Keluarga pada kegiatan belajar mengajar Tk. III Semester VI.
Untuk itu kelompok menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kartini Massa, S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing.
2. Teman-teman kelompok yang sudah membantu .
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah pengetahuan di bidang kesehatan.
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kebudayaan umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. (Duval & Logan ;
1986).
Keluarga merupakan salah satu fokus utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam sebuah keluarga tentunya mempunyai sebuah tujuan, tugas, fungsi, serta peran
masing-masing yang apabila sebuah keluarga tidak mampu menjalankannya maka
dikhawatirkan dalam keluarga akan muncul masalah yang erat kaitannya dengan proses
pemberian pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.
Dalam hal ini proses keperawatan secara klinik membantu tim kesehatan khususnya
perawat dalam mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan didalam keluarga untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
Banyak sekali permasalahan atau gangguan kesehatan yang bisa timbul di dalam
keluarga dan itu terdiri dari semua sistem, termasuk gangguan sistem pernapasan. ISPA
adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai
dari hidung (saluran atas) hingga alveoli saluran bawah, termasuk jaringan adreksya seperti
sinus-sinus rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2002).
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di negara berkembang masih merupakan
masalah kesehatan yang menonjol. Penyakit ini merupakan penyebab kesakitan (morbiditas)
dan kematian (mortalitas) yang tinggi. Angka kematian ISPA di negara maju berkisar antara
10 -15 %, sedangkan di negara berkembang lebih besar lagi.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian keluarga?
b. Bagaimana struktur keluarga?
c. Bagaimana tipe-tipe keluarga?
d. Apa fungsi keluarga?
e. Bagaimana tugas dan perkembangan keluarga?
f. Bagaimana tugas kesehatan keluarga
g. Apaka pengertian ISPA?
h. Bagaimana etiologi tentang ISPA?
i. Bagaimana cara penularan penyakit tentang ISPA?
j. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan ISPA ?
C. Tujuan Penulisan
1) Tujuan umum :
D. Manfaat Penulisan
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan
ISPA.
2. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
1) Bersifat terbuka dan jujur
2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga,
3) Berpikiran positif
4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang
peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada
beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota
keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam
diri di rumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah
positif.
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 5
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.
3. Tipe-tipe Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anaknya dalam satu rumah.
b. Keluarga besar (Extanded Family) yaitu keluarga inti di tamdah dengan sanak
saudara, misalnya kakek, nenek, bibi, keponakan, saudara sepupu dll.
c. Keluarga berantai (Serial Family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (Single Family) yaitu keluarga yang terjadi perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup bersama.
f. Keluarga kabitas (Cohabitation) yaitu dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
4. Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat mepengaruhi terjadinya ISPA terutama pada keluarga
yaitu meliputi kuman penyebab, keadaan lingkungan, kondisi keadaan sosial ekonomi,
gizi (nutrisi), imunisasi dan perilaku keluarga.
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
5. Klasifikasi
Klasifikasi ISPA Menurut Depkes RI (1999) dibagi menjadi 3 yaitu :
1. ISPA Ringan
Tanda dan gejala : Batuk pilek, demam, tidak ada nafas cepat 40 kali permenit,
tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.
2. ISPA Sedang
Tanda dan gejala : Sesak nafas, suhu lebih dari 39°C, bila bernafas mengeluarkan
suara seperti mengorok.
3. ISPA Berat
Tanda dan gejala : Kesadaran menurun, nadi cepat/tidak teraba, nafsu makan
menurun, bibir dan ujung jari membiru (sianosis).
6. Patofisiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia bakteri
penyebab ISPA antara lain dari genus streptokokus, stafilikokus, pnemokokus,
hemorilus, bordetelle, adenovirus, korinobakterium. Virus penyebab ISPA antara lain
adalah golongan miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma,
herpes virus dan lain – lain. Virus merupakan penyebab tersering infeksi saluran
pernafasan, mereka menginfeksi mukosa hidung trachea dan bronkus. Infeksi virus
7. Komplikasi
Kondisi yang memberat dan tujuan penanganan pada ISPA menurut Ngastiyah
(1996), adalah ISPA merupakan self limited disiese yang sembuh sendiri 5-6 hari jika
8. Penatalaksanaan
A. PENGKAJIAN
A. Data umum
1. Nama kepala keluarga : Tn.N
2. Alamat : Kembes I
3. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Pendidikan : SMA
5. Komposisi :
Hub
Status
No Nama Jenis Kelamin dgn Umur Pendidikan Ket
Imunisasi
KK
1. Ny. A Perempuan Istri 43 SMA - -
Genogram (gambarkan)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Pasien
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Rumah dengan luas 6x6 m tripleks permanen dengan dua kamar tidur, ruang tamu,
ruang keluarga, kamar mandi, dapur. Ada ventilasi dan ada jendela. Kondisi dalam
rumah dan lingkungan kurang bersih dan rapi .
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga :
3. Struktur peran :
Tn. N berperan sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-anak, dan berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota kelompok social di Jaga VI serta sebagai anggota
masyarakat dari Jaga VI Desa Kembes I.
Ny. A berperan sebagai isteri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik dari anak-anaknya, sebagai anggota masyarakat di
Jaga VI Kembes I.
An. M melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, social dan spiritual.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
Dalam keluarga terjalin rasa saling menyayangi dan saling menghargai satu sama
lain.
2. Fungsi sosialisasi :
Hubungan dengan anggota masyarakat baik dan rukun. Keluarga sering berpartisipasi
dalam kegiatan di lingkungan masyarakat, misalnya kerja bakti.
3. Fungsi perawatan kesehatan:
Fungsi perawatan kesehatan dalam keluarga terlihat kurang efektif karena
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan keluarga
tidak mengerti tentang penyakit yang dialami.
4. Fungsi Reproduksi :
Tn. N dan Ny. A memiliki 1 orang Anak usia sekolah .
Ny. A sekarang memakai alat kontrasepsi KB suntik , dan biasanya ke bidan praktik
terdekat .
5. Fungsi Ekonomi :
Biaya kebutuhan dalam keluarga sehari-hari hingga bulanan ± cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluaga .
G. Pemeriksaan Fisik
Analisa Data
No DATA (S) MASALAH (P) PENYEBAB (E)
1. Data Subjektif : Bersihan Jalan Nafas tidak Penumpukan sekret
- Ibu ibu klien efektif
mengatakan ibu klien
sudah mengalami batuk
dan pilek selama ± 3 hari
yang lalu.
Data Objektif :
- KU : Sedang
- Terdapat secret di
saluran pernapasan ,
ronchi (+)
- R : 23 x/m
- SB : 36,9Oc
- BB : 15 Kg
- TB : 101 cm
Data Objektif :
- KU : Sedang
- Pemeriksaan TTV :
- R : 23 x/m
- SB : 36,9Oc
- BB : 15 Kg
- TB : 101 cm
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
- Mslh berat hrs 2 1 : 2 x 1 = 0,5
Ditangani
- Mslh yg tdk perlu 1
segera ditangani
- Mslh tdk dirasakan 0
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
- Mslh berat hrs 2 0
Ditangani
- Mslh yg tdk perlu 1
segera ditangani
- Mslh tdk dirasakan 0
2. Ketidakmampuan keluarga Setelah dilakukan 1. Kognitif 1. Keluarga mampu 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai
merawat anggota keluarga tindakan menjelaskan pengertian ISPA
yang sakit b/d ketidaktahuan keperawatan 5 x 30 tentang pengertian 2. Beri kesempatan keluarga untuk
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 26
anggota keluarga mengenai menit diharapkan ISPA adalah : menanyakan kembali apa yang belum
ISPA ditandai dengan : keluarga mampu : penyakit infeksi dipahami
Data Subjektif : TUK 1 : yang bersifat akut 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
- Ibu ibu klien mengatakan Mampu mengenal dan mengenai tentang pengertian dan manfaat ISPA
sudah mengalami batuk pilek ± masalah kesehatan saluran pernapasan 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
3 hari yang lalu. Ditandai dengan : atau sering disebut
a. Keluarga dapat sebagai batuk
- Keluarga ibu klien tidak
meyebutkan pilek.
tahu mengenai penyakit ISPA pengertian
yang dialami ibu klien dan ISPA 2. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai
pengobatan yang tepat untuk b. Keluarga dapat mampu penyebab ISPA
ISPA menyebutkan menyebutkan 2. Beri kesempatan keluarga untuk
peyebab ISPA kembali tentang menanyakan kembali apa yang belum
c. Keluarga dapat penyebab ISPA : dipahami
Data Objektif :
menyebutkan a. Virus dan 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
- KU : Sedang
tanda dan bakteri tentang pengertian dan manfaat ISPA
- Pemeriksaan TTV : b. Tertular
gejala ISPA 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
- R : 23 x/m penderita ISPA
- SB : 36,9Oc c. Kurang gizi
- BB : 15 Kg d. Tinggal di
- TB : 101 cm lingkungan
TUK 3 :
Mampu merawat 1. Psikomotor 1. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara
anggota keluarga mampu pembuatan obat tradisiomal jeruk dan
yang sakit menyiapkan obat kecap
Ditandai dengan : tradisional seperti 2. Beri kesempatan keluarga untuk
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 28
a. Keluarga Jeruk dan kecap menanyakan kembali apa yang belum
dapat dengan cara : dipahami
membuat a. Siapkan baki 3. Evaluasi kembali tentang kemampuan
obat dan pengalas keluargan dalam membuat obat tradisional
tradisional b. Potong jeruk jeruk dan kecap
nipis, 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
kemudian
jeruk diperas
dan airnya
disaring
c. Ambil kecap 1
sendok
makan ,
kemudian
dituang
kedalam gelas
d. Ambil 1
sendok makan
air jeruk nipis,
kemudian
tuangkan
kedalam gelas
berisi kecap.
e. Aduk hingga
merata
f. Berikan pada
keluarga yang
sakit untuk
diminum
Tupen 1
Ibu klien mampu mengenal masalah
ISPA : S : Ibu klien
1. Mendiskusikan dengan ibu klien mengatakan sudah
mengenai pengertian, penyebab, memahami tentang
tanda dan gejala, serta penyakit dan cara
penanganan ISPA penanganannya ISPA
2. Memberi kesempatan keluarga
untuk menanyakan kembali apa O : Ibu ibu klien dapat
yang belum dipahami mengungkapkan
3. Mengevaluasi kembali kembali penanganan
pemahaman keluarga tentang penyakit ISPA
pengertian dan manfaat ISPA
4. Memberikan pujian atas A : Intervensi tercapai
keberhasilan keluarga
P:-
Tupen 2
Ibu klien mampu melakukan batuk S : Ibu klien
efektif : mengatakan sudah
1. Menjelaskan kepada ibu memahami cara
klien cara – cara batuk melakukan batuk efektif
efektif
2. Mendemonstrasikan kepada O : Klien dapat
klien cara – cara batuk mendemonstrasikan
efektif cara batuk efektif
3. Meminta ibu klien untuk
medemonstrasikan cara – A : Intervensi tercapai
cara batuk efektif
4. Mengevaluasi kembali hal – P:-
hal yang belum di pahami
tentang cara – cara batuk
efektif
34
Tupen 2
Keluarga mampu memutuskan S : Keluarga
tindakan yang tepat : mengatakan sudah
1. Menanyakan pada keluarga mengetahui cara yang
akibat dari ISPA tepat untuk merawat
2. Menjelaskan tentang dampak anggota keluarga yang
dari ISPA terkena ISPA
3. Memberikan kesempatan
keluarga untuk menyakan O : Keluarga mampu
kembali apa yang belum mengungkapkan
dipahami keputusan tindakan
4. Mengevaluasi kembali yang akan di berikan
pemahaman keluarga tentang kepada keluarga yang
dampak dari ISPA sakit
5. Memberikan pujian atas
keberhasilan keluarga A : Intervensi tercapai
P:-
Tupen 3
Keluarga mampu merawat anggota S : Keluarga
keluarga yang sakit : mengatakan sudah
1. Mendiskusikan dengan mengetahui cara
keluarga mengenai cara merawat anggota
pembuatan obat tradisiomal keluarga yang sakit
jeruk dan kecap ISPA
2. Memberi kesempatan
keluarga untuk menanyakan O : Keluarga mampu
kembali apa yang belum mendemonstrasikan
dipahami cara membuat obat
3. Mengevaluasi kemampuan tradisional
keluargan dalam membuat
obat tradisional jeruk dan A : Intervensi tercapai
kecap
4. Memberikan pujian atas P:-
keberhasilan keluarga
Tupen 4
Keluarga mampu memanfaatkan S : Keluarga
fasilitas pelayanan kesehatan : mengatakan akan
1. Mendiskusikan dengan memanfaatkan
keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan sebaik – baiknya
2. Memberi kesempatan
keluarga untuk menanyakan O : Keluarga telah
kembali apa yang belum membawa anggota
dipahami keluarga yang sakit ke
3. Mengevaluasi kembali puskesmas terdekat
pemahaman keluarga
tentang manfaat fasilitas A : Intervensi tercapai
pelayanan kesehatan
4. Memberikan pujian atas P:-
keberhasilan keluarga
35
momodifikasi 2. Memberi kesempatan mengungkapkan
lingkungan yang keluarga untuk menanyakan kembali mengenai
sehat kembali apa yang belum karakteristik lingkungan
dipahami sehat dan dampak
3. Mengevaluasi kembali lingkungan kotor
pemahaman keluarga
tentang manfaat lingkungan A : Intervensi tercapai
sehat
4. Memberikan pujian atas P:-
keberhasilan keluarga
Tupen 2
Keluarga mampu memodifikasi S : Keluarga
lingkungan sehat : mengatakan memahami
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang memodifikasi
tentang cara memodifikasi lingkungan yang sehat
lingkungan yang sehat
2. Memberi kesempatan keluarga O : Keluarga mampu
untuk menanyakan kembali apa mulai memodifikasi
yang belum dipahami lingkungan rumah
3. Mengevaluasi kembali
pemahaman keluarga tentang A : Intervensi tercapai
cara memodifikasi lingkungan sebagian
yang sehat
4. Memberikan pujian atas P : Lanjutkan intervensi
keberhasilan keluarga
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak,
penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA
tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita,
Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu
peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dan kader kesehatan untuk
menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan
pembangunan nasional.
Seperti yang diuraikan diatas bahwa ISPA mempunyai variasi klinis yang bermacam-
macam, maka timbul persoalan pada pengenalan (diagnostik) dan pengelolaannya.Sampai
saat ini belum ada obat yang khusus antivirus.Idealnya pengobatan bagi ISPA bakterial
adalah pengobatan secara rasional.Pengobatan yang rasional adalah apabila pasien
mendapatkan antimikroba yang tepat sesuai dengan kuman penyebab. Untuk dapat
melakukan hal ini, kuman penyebab ISPA dideteksi terlebih dahulu dengan mengambil
material pemeriksaan yang tepat,kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologik,
barusetelah itu diberikan antimikroba yang sesuai.
B. Saran
Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena pneumonia,
maka diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya dapat
diprioritaskan.Disamping itu penyuluhan kepada keluarga tentang penyakit ISPA perlu
ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan
pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan sekarang ini, diharapkan lebih
ditingkatkan lagi.
37
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta 1999.
Ali, Zaidin. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Riset, Teori &
Praktik. Jakarta: EGC
R. Jhouson & Leni R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rasmaliah. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dan Penanggulangannya.
[http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3775/1/fkm-rasmaliah9.pdf]. Diakses
tanggal 18 November 2014.
Manurung, Santa. 2009. Asuhan Keperawatan gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi.
Jakarta Timur : CV. Trans Indo Media.
38