Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kelompok panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Keperawatan Keluarga dengan judul “Infeksi Saluran Pernapasan Atas”.
Makalah dengan judul “Infeksi Saluran Pernapasan Atas” ini dibuat untuk melengkapi tugas
mata kuliah Keperawatan Keluarga pada kegiatan belajar mengajar Tk. III Semester VI.
Untuk itu kelompok menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kartini Massa, S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing.
2. Teman-teman kelompok yang sudah membantu .

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah pengetahuan di bidang kesehatan.

Manado ,Juni 2018


Penulis

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................................................... 3
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................................................ 3
D. MANFAAT PENULISAN .................................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................................. 5
A. KONSEP DASAR KELUARGA ........................................................................................................................... 5
1. Pengertian Keluarga .................................................................................................................................. 5
2. Struktur Keluarga ...................................................................................................................................... 5
3. Tipe-tipe Keluarga ..................................................................................................................................... 6
4. Fungsi Keluarga (Friedman) .................................................................................................................... 6
5. Tugas dan perkembangan (Duvall) .......................................................................................................... 7
6. Tugas Kesehatan Keluarga ....................................................................................................................... 7
B. KONSEP DASAR ISPA ..................................................................................................................................... 8
1. Pengertian ISPA ........................................................................................................................................ 8
2. Etiologi ....................................................................................................................................................... 9
3. Cara Penularan Penyakit ISPA ................................................................................................................ 9
4. Predisposisi ................................................................................................................................................ 9
5. Klasifikasi ................................................................................................................................................ 11
6. Patofisiologi ............................................................................................................................................. 11
7. Komplikasi ............................................................................................................................................... 12
8. Penatalaksanaan ..................................................................................................................................... 13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA PADA NY.YT DENGAN ISPA .......................................... 15
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................................................... 37
A. KESIMPULAN................................................................................................................................................. 37
B. SARAN ........................................................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................ 38

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 2


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kebudayaan umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. (Duval & Logan ;
1986).
Keluarga merupakan salah satu fokus utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam sebuah keluarga tentunya mempunyai sebuah tujuan, tugas, fungsi, serta peran
masing-masing yang apabila sebuah keluarga tidak mampu menjalankannya maka
dikhawatirkan dalam keluarga akan muncul masalah yang erat kaitannya dengan proses
pemberian pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.
Dalam hal ini proses keperawatan secara klinik membantu tim kesehatan khususnya
perawat dalam mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan didalam keluarga untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
Banyak sekali permasalahan atau gangguan kesehatan yang bisa timbul di dalam
keluarga dan itu terdiri dari semua sistem, termasuk gangguan sistem pernapasan. ISPA
adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai
dari hidung (saluran atas) hingga alveoli saluran bawah, termasuk jaringan adreksya seperti
sinus-sinus rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2002).
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di negara berkembang masih merupakan
masalah kesehatan yang menonjol. Penyakit ini merupakan penyebab kesakitan (morbiditas)
dan kematian (mortalitas) yang tinggi. Angka kematian ISPA di negara maju berkisar antara
10 -15 %, sedangkan di negara berkembang lebih besar lagi.

B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian keluarga?
b. Bagaimana struktur keluarga?
c. Bagaimana tipe-tipe keluarga?
d. Apa fungsi keluarga?
e. Bagaimana tugas dan perkembangan keluarga?
f. Bagaimana tugas kesehatan keluarga
g. Apaka pengertian ISPA?
h. Bagaimana etiologi tentang ISPA?
i. Bagaimana cara penularan penyakit tentang ISPA?
j. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan ISPA ?

C. Tujuan Penulisan
1) Tujuan umum :

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 3


Untuk memahami teoritis dan asuhan keperawatan keluarga dari penyakit ISPA.
2) Tujuan khusus :
a. Untuk memahami teoritis dari ISPA (definisi, etiologi, predisposisi, klasifikasi,
manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan)
b. Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan keluarga yang tepat
(pengkajian, pmeriksaan fisik, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi) untuk
keluarga penderita ISPA.

D. Manfaat Penulisan
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan
ISPA.

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya
dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan
kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan
oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka
mencapai tujuan (Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu
rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang
saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka
mencapai tujuan bersama.

2. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
1) Bersifat terbuka dan jujur
2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga,
3) Berpikiran positif
4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang
peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada
beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota
keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam
diri di rumah.

c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah
positif.
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 5
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.

3. Tipe-tipe Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anaknya dalam satu rumah.
b. Keluarga besar (Extanded Family) yaitu keluarga inti di tamdah dengan sanak
saudara, misalnya kakek, nenek, bibi, keponakan, saudara sepupu dll.
c. Keluarga berantai (Serial Family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (Single Family) yaitu keluarga yang terjadi perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup bersama.
f. Keluarga kabitas (Cohabitation) yaitu dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

4. Fungsi Keluarga (Friedman)


a. Fungsi afektif
- Perlindungan psikologis.
- Rasa aman.
- Interaksi.
- Mendewasakan.
- Mengenal identitas diri individu.
b. Fungsi sosialisasi peran
- Fungsi dan peran di masyarakat.
- Sasaran untuk kontak sosial di dalam dan di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
- Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup bermasyarakat.
d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan
- Sandang, pangan dan papan.
- Perawatan kesehatan.
e. Fungsi ekonomi
- Pengadaan sumber dana, pengalokasian dana dan pengaturan keseimbangan.
f. Fungsi pengontrol/ pengatur

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 6


- Memberikan pendidikan dan norma-norma.

5. Tugas dan perkembangan (Duvall)


a. Keluarga baru (Beginning Family)
Pasangan yang belum mempunyai anak yang mempunyai tugas perkembangan
antara lain: membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan
bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, merencanakan jumlah anak
dan mempersiapkan diri menjadi orang tua.
b. Keluarga dengan anak I < 30 bln ( Child bearing).
Tugas perkembangannya adalah membagi peran dan tanggung jawab melakukan
penataan ruangan bagi anak, bertanggung jawab merawat anak, melakukan
kebiasaan spiritual, menyediakan biaya bagi anak dan memfasilitasi role learning
bagi anggota keluarga.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 th)
Tugas keluarga adalah mendorong mencapai pengembangan daya intelektual,
menyediakan peralatan untuk aktivitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 th)
Tugas perkembangan keluarga memelihara komunikasi tetap terbuka dan
pengembangan terhadap anak remaja.
f. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek nenek.
g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas keluarga adalah mempersiapkan masa tua atau pensiun dan mempersiapkan
aktivitas guna mengisi waktu luang yang lebih banyak.
h. Keluarga lanjut usia.
Tugas perkembangan keluarga menyesuaikan terhadap masa pensiun dengan
merubah cara hidup serta menerima kematian pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian.

6. Tugas Kesehatan Keluarga


Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan
keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 7


masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti
pada keluarga. Lima tugas keluarga yang diaksud adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi
keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor
penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan
keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa
takut terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah
kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana
keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang
diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene
sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga
dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak
terhadap kesehatan keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan
fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

B. Konsep Dasar ISPA


1. Pengertian ISPA
ISPA adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli saluran bawah, termasuk
jaringan adreksya seperti sinus-sinus rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI,
2002).
Pengertian lain dari ISPA adalah sebagai berikut menurut Nelson,1999. ISPA
adalah infeksi yang terutama mengenai struktur saluran diatas Laring, tetapi
kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulant
berurutan. Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA adalah Infeksi Saluran
Pernafasan yang berlangsung dalam jangka waktu sampai dengan 14 hari. Yang
dimaksud saluran pernapasan adalah organ dari hidung sampai alveoli beserta organ-
organ adreksanya, misalnya sinus, ruang telinga tengah, pleura (Ismail Djauhar, 1996).

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 8


2. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus:
a. Streptococcus,
b. Staphylococcus,
c. Pneumococcus,
d. Haemophylus,
e. Bordetella dan Corinebacterium.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus,
Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA
adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Kelainan
pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah,
asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri.
Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering
terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

3. Cara Penularan Penyakit ISPA


Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, oleh karena itu maka penyakit
ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan
adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan
benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular
melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau
mikroorganisme penyebab. Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui:
1. Polusi udara
2. Asap Rokok
3. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan
4. Asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak

4. Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat mepengaruhi terjadinya ISPA terutama pada keluarga
yaitu meliputi kuman penyebab, keadaan lingkungan, kondisi keadaan sosial ekonomi,
gizi (nutrisi), imunisasi dan perilaku keluarga.
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 9


PHBS merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA.Perilaku
bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat pendidikan
penduduk. Dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat
diperkirakan akan berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam
menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit ISPA yaitu melalui upaya
memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat.
2. Keadaan lingkungan
Pemukiman dapat menjadi reservoir penyakit bagi keseluruhan lingkungan,
pemeliharaan rumahpun dapat mempengaruhi penghuninya. Segala fasilitas yang
disediakan, apabila tidak dipelihara dengan baik akan menyebabkan terjadinya
penyakit. Contoh : lantai yang sering kali tidak dibersihkan, banyak mengandung
debu dan tanah yang berasal dari berbagai tempat yang mengandung bakteri atau
pun zat-zat yang menimbulkan alergi. Selain itu dari segi kesehatan kepadatan
penghuni juga sangat bermakna pengaruhnya, karena sebetulnya kepadatan sangat
menentukan insidensi penyakit maupun kematian dimana penyakit menular masih
banyak sekali terdapat penyakit pernafasan dan semua penyakit yang menyebar
lewat udara menjadi mudah sekali menular. Kemudian asap dari dapur maupun dari
udara kotor diluar rumah juga menentukan terjadinya penyakit saluran pernafasan
(Slamet,1998).
Berkaitan dengan bagian-bagian rumah, ventilasi rumah mempunyai banyak
fungsi. Fungsi pertama adalah agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar.
Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan penghuni rumah tersebut
terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen didalam rumah,
yang berarti kadar karbondioksida yang bersifat rawan bagi penghuninya menjadi
meningkat. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban
udara didalam ruangan naik. Kelembaban ini akan menjadi baik bagi patogen-
patogen (bakteri penyebab penyakit).
Fungsi kedua dari pada ventilasi udara adalah masuknya cahaya matahari
pada ruangan dan bakteri-bakteri terutama bakteri patogen mati karena disitu selalu
terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan
selalu mengalir. Rumah yang sehat juga memerlukan cahaya yang cukup, tidak
kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya udara yang masuk ke dalam ruangan
rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan
media/tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit.
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri pathogen di
dalam rumah. Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup, untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan
jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan penghuninya
akan menyebabkan penjubelan (over croweded ). Hal ini tidak sehat sebab di
samping menyebabkan kurangnya oksigen juga bila salah satu keluarga terkena

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 10


penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain
(Notoatmojo, 1997).
3. Kondisi ekonomi
Dengan adanya alasan keadaan ekonomi yang kurang akan menyebabkan
menurunya kemampuan menyediakan lingkungan pemukiman yang sehat, serta
kurangnya untuk memenuhi hidup sehat mendorong peningkatan jumlah balita yang
rentan terhadap berbagai serangan penyakit menular termasuk ISPA. Pada akhirnya
akan mendorong meningkatnya penyakit ISPA (Depkes RI, 2002).
4. Gizi (nutrisi)
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap
penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya berkurangnya gizi berakibat kerentanan
seseorang terhadap penyakit – penyakit infeksi (Notoatmojo, 1997).
5. Perilaku keluarga
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama dalam pencegahan
penyakit ISPA. Perilaku yang sehat dan bersih sangat dipengaruhi oleh budaya dan
lingkungan pendidikan keluarga. Dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan
pada keluarga akan berpengaruh positif terhadap meningkatnya pemahaman
masyarakat dan keluarga dalam menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit ISPA
yaitu melalui upaya memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat (Depkes RI,
2002).

5. Klasifikasi
Klasifikasi ISPA Menurut Depkes RI (1999) dibagi menjadi 3 yaitu :
1. ISPA Ringan
Tanda dan gejala : Batuk pilek, demam, tidak ada nafas cepat 40 kali permenit,
tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.
2. ISPA Sedang
Tanda dan gejala : Sesak nafas, suhu lebih dari 39°C, bila bernafas mengeluarkan
suara seperti mengorok.
3. ISPA Berat
Tanda dan gejala : Kesadaran menurun, nadi cepat/tidak teraba, nafsu makan
menurun, bibir dan ujung jari membiru (sianosis).

6. Patofisiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia bakteri
penyebab ISPA antara lain dari genus streptokokus, stafilikokus, pnemokokus,
hemorilus, bordetelle, adenovirus, korinobakterium. Virus penyebab ISPA antara lain
adalah golongan miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma,
herpes virus dan lain – lain. Virus merupakan penyebab tersering infeksi saluran
pernafasan, mereka menginfeksi mukosa hidung trachea dan bronkus. Infeksi virus

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 11


primer pertama kali ini akan menyebabkan mukosa membengkak dan menghasilkan
banyak mucus lendir dan terjadilah akumulasi sputum di jalan nafas.
Pembengkakan mukosa dan produksi lendir yang meningkat ini akan
menghambat aliran udara melalui pipa-pipa dalam saluran nafas. Batuk merupakan
tanda bahwa paru-paru sedang berusaha mengeluarkan lendir dan membersihkan pipa
pernafasan karena batuk merupakan suatu refleks produktif yang timbul akibat iritasi
percabangan trakheobronkial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang
penting untuk membersihkan saluran nafas bagian bawah. Bila seseorang mengalami
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Batuk akan menyebabkan sedikit sputum dalam
bentuk percikan ke udara. Orang – orang yang berada sangat dekat dengan pasien ini
akan menghirup udara yang sudah tidak bersih ini. Inilah caranya bagaimana infeksi
saluran nafas menyebar ke orang lain. Karena penularan dapat melalui percikan ludah
(droplet), dan tebaran di udara (aerosol) (Ganong, 2000).
Bakteri dapat berkembang dengan mudah dalam mukosa yang sudah terserang
virus, infeksi bakteri sekunder ini menyebabkan terbentuknya nanah dan memperburuk
penyakit. Kadang – kadang infeksi ini menyebar ke bawah laring dan menyebabkan
radang paru-paru (pneumonia). Bila menyerang laring dan saluran nafas bagian bawah
sangat berbahaya karena pipa-pipa ini menjadi lebih sempit dan lebih mudah tersumbat.
Tetapi jika laring, bronkus dan bronkiolus tersumbat udara tidak dapat masuk ke dalam
alveoli dan keadaan ini akan membuat sakit lebih parah terjadinya akumulasi secret di
bronkus dan alveolus dapat menimbulkan sesak nafas dengan tanda-tanda wheezing,
terdapat tarikan dinding dada ke dalam, pernafasan cepat dan cuping hidung kembang
kempis. Hal tersebut merupakan mekanisme untuk memperoleh oksigen yang cukup
untuk tubuh. Kadang-kadang infeksi menyebar ke telinga tengah dan menyebabkan
peradangan telingga bagian tenggah (otitis media) (Biddulph, 1999).
Selain itu infeksi dapat menyebabkan demam, batuk pilek dan sakit tenggorokan
serta mungkin tidak mau makan. Pathogenesis demam berasal dari toksin bakteri.
Misalnya : Endotoxin yang bekerja pada monosit, makrofag dan sel-sel kupffer untuk
menghasilkan beberapa macam sitoksin yang bekerja sebagai pirogen endogen
kemudian mengaktifkan daerah preptik hipotalamus, sitokin juga dihasilkan dari sel-sel
SSP (system syaraf pusat) apabila terjadi rangsangan oleh infeksi dan sitoksin tersebut
mungkin bekerja secara langsung pada pusat-pusat pengatur suhu. Demam yang
ditimbulkan oleh sitoksin mungkin disebabkan oleh pelepasan prostaglandin ke dalam
hipotalamus yang menyebabkan demam. Infeksi bakteri dalam pembuluh darah juga
dapat menyebabkan komplikasi misalnya, meningitis purulenta dll (Suzanne, 2001).

7. Komplikasi
Kondisi yang memberat dan tujuan penanganan pada ISPA menurut Ngastiyah
(1996), adalah ISPA merupakan self limited disiese yang sembuh sendiri 5-6 hari jika

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 12


tidak terjadi invasi kuman lain. Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis
paranasal, penutupan tuba eustachi, dan penyebaran infeksi.
Penyebaran infeksi : penjalaran infeksi skunder dari nasofaring kearah bawah
dapat menyebabkan radang saluran nafas bagian bawah seperti laryngitis, trakeitis,
bronchitis dan bronkopnemonia. Selain itu dapat pula terjadi komplikasi jauh misalnya
terjadi meningitis purulenta.

8. Penatalaksanaan

1. Istirahat yang cukup minimal 8 jam perhari.


2. Beri makananan yang bergizi tinggi. Sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih
sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
3. Berikan asupan cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini
akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit
yang dideritaterutama bila anak batuk dan demam.
4. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman. Saat ini sudah tersedia Obat Batuk Herbal
yang terbukti ampuh dan aman digunakan untuk mengobati batuk. Pilihan lainnya adalah
menggunakan ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap
atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
5. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol.
6. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu
air es).
7. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang
bersih
8. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat. Tidak
dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih
dengan demam.
9. Hindari penularan ISPA ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan: menutup
mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah batuk/bersin,
gunakan masker, hindari kontak terlalu dekat.
10. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak diperlukan apabila
ISPA yang disebabkan infeksi virus. Antibiotik diperlukan apabila ISPA disebabkan oleh
infeksi bakteri seperti strep throat dan pneumonia. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut.
11. Hindari pemberian obat batuk/pilek tanpa instruksi dokter. Diskusikan dengan dokter
anda mengenai manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan diberikan.
12. Kenali tanda-tanda gawat darurat yang menderita ISPA .

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 13


Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. M DENGAN ISPA

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO
Jl. 14 FEBRUARI KOMP. RS TELING MANADO 95119 . TELP. (0431) 857433

A. PENGKAJIAN
A. Data umum
1. Nama kepala keluarga : Tn.N
2. Alamat : Kembes I
3. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Pendidikan : SMA
5. Komposisi :

Hub
Status
No Nama Jenis Kelamin dgn Umur Pendidikan Ket
Imunisasi
KK
1. Ny. A Perempuan Istri 43 SMA - -

2. An. M Perempuan Anak 4 Belum Lengkap -


sekolah
-
3. Ny. Y Perempuan Ibu 68 SD -
-
4. Tn. A Laki-laki Ayah 69 SD -

Genogram (gambarkan)

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah
: Pasien

6. Tipe keluarga : Keluarga dengan tipe Multigenerational Family yaitu


keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur dalam satu rumah.

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 15


7. Suku bangsa : Minahasa/Indonesia

8. Agama : Kristen Protestan

9. Status sosial ekonomi keluarga : Penghasilan keluarga ± 1.000.000 / bulan dan


menurut Ny.A itu ± cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga untuk satu
bulan.

10. Aktivitas rekreasi keluarga : Keluarga memanfaatkan waktu luang untuk


menonton TV dan bercerita bersama.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Tn. N adalah tahap perkembangan keluarga anak usia
pra sekolah , dimana memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misalnya kebutuhan
Tempat tinggal, privasi dan rasa aman, Membantu anak utk bersosialisasi,
Mempertahankan hububungan yang sehat, baik didalam/luar keluarga , pembagian
waktu utk individu, pasangan dan anak

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


-
3. Riwayat keluarga inti :
Keluarga Ny. A dan Tn. N memiliki 1 orang anak yang dalam usia pra sekolah.
Keluarga Ny. A dan Tn. N tinggal bersama satu rumah dengan ibu dari Tn. N. Anak
dari Tn.N yaitu An. M ± 3 hari sakit batuk berlendir.

4. Riwayat keluarga sebelumnya :


Di keluarga Tn. N memiliki penyakit Hipertensi.

C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Rumah dengan luas 6x6 m tripleks permanen dengan dua kamar tidur, ruang tamu,
ruang keluarga, kamar mandi, dapur. Ada ventilasi dan ada jendela. Kondisi dalam
rumah dan lingkungan kurang bersih dan rapi .

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Sebagian besar masyarakat sekitar memiliki pekerjaan sebagai petani. Hubungan
keluarga dan masyarakat sekitar baik dan rukun.

3. Mobilitas geografis keluarga :


Keluarga sudah ±47 tahun tinggal di rumah yang dimilikinya. Dan keluarga belum
ada rencana untuk pindah .

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:


Interaksi dalam keluarga terjalin dengan baik dan keluarga memanfaatkan waktu
luang untuk bercerita dan menonton televise bersama. Dalam interaksi dengan
masyarakat terjalin dengan baik dan rukun.

5. Sistem pendukung keluarga :


Pendukung dalam keluarga ini adalah keluarga , sanak saudara dan tetangga sekitar .

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga :

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 16


Komunikasi dalam keluarga ini terjalin dengan baik dan bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa Manado. Pola komunikasi yang diterapkan adalah
komunikasi terbuka, dan jika ada masalah mereka membicarakan dan jika lupa akan
saling mengingatkan.

2. Struktur kekuatan keluarga :


Dalam pengambilan keputusan dilakukan diskusi dalam keluarga sehingga diambil
keputusan yang terbaik.

3. Struktur peran :
Tn. N berperan sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-anak, dan berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota kelompok social di Jaga VI serta sebagai anggota
masyarakat dari Jaga VI Desa Kembes I.
Ny. A berperan sebagai isteri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik dari anak-anaknya, sebagai anggota masyarakat di
Jaga VI Kembes I.
An. M melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, social dan spiritual.

4. Nilai norma keluarga :


Nilai dan norma yang diterapkan adalah budaya Minahasa. Semua anggota keluarga
menganut agama Kristen Protestan, pada hari minggu selalu beribadah di gereja dan
mengikuti ibadah kolom tiap minggu.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
Dalam keluarga terjalin rasa saling menyayangi dan saling menghargai satu sama
lain.
2. Fungsi sosialisasi :
Hubungan dengan anggota masyarakat baik dan rukun. Keluarga sering berpartisipasi
dalam kegiatan di lingkungan masyarakat, misalnya kerja bakti.
3. Fungsi perawatan kesehatan:
Fungsi perawatan kesehatan dalam keluarga terlihat kurang efektif karena
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan keluarga
tidak mengerti tentang penyakit yang dialami.
4. Fungsi Reproduksi :
Tn. N dan Ny. A memiliki 1 orang Anak usia sekolah .
Ny. A sekarang memakai alat kontrasepsi KB suntik , dan biasanya ke bidan praktik
terdekat .
5. Fungsi Ekonomi :
Biaya kebutuhan dalam keluarga sehari-hari hingga bulanan ± cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluaga .

F. Stres Dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang :
- Jangka pendek : saat ini belum mempunyai masalah berat, hanya An. M yang
mengalami batuk pilek, sedang ± 3 hari yang lalu.
- Jangka Panjang : keluarga memikirkan biaya hidup yang semakin hari semakin
naik.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor :


Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami.Apabila perlu
nasehat biasanya keluarga Tn. N meminta nasehat kepada saudaranya.

3. Strategi koping yang digunakan :


Bila ada masalah selalu dibicarakan bersama-sama dan mencari jalan keluar.

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 17


4. Strategi adaptasi disfungsional :
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam
kondisi yang sangat buruk.

G. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan KK ( Tn. Ny. A An. M Ny. Y Tn. A


Fisik N)
Pemeriksaan TTV
Tekanan 140/70 130/90 -110/80 110/80
Darah mmHg mmHg mmHg mmHg
Respirasi 19 x/m 20 x/m 23x/m 21 x/m 21 x/m
Suhu Badan 37oc 36,5 oc 36,9 oc 36,9 oc 36,9 oc
Berat Badan 96 kg 55 kg 15 kg 54 kg 43 kg
Tinggi Badan 169 cm 158 cm 101 cm 149 cm 140 cm
Pemeriksaan Fisik Head to Toe
Kepala
Kepala Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Rambut Hitam Lurus hitam Hitam Lurus Keriting, Lurus,
menyeluruh Beruban Beruban
Mata
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Konjungtiva Tidak Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak
anemis anemis
Sklera Tidak Tidak Ikterus Tidak Ikterus Tidak Ikterus Tidak
Ikterus Ikterus
Pupil Isokor Isokor Isokor Isokor Isokor
Hidung
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Perdarahan Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
/secret perdarahan , perdarahan , perdarahan, perdarahan , perdarahan
tdk ada tdk ada sekret keluar ingus tdk ada sekret , tdk ada
sekret dari hidung sekret
Telinga
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Telinga

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 18


Mulut
Keadaan Bibir Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab
Keadaan Gusi Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
perdarahan di perdarahan perdarahan perdarahan di perdarahan
gusi di gusi di gusi gusi di gusi
Keadaan Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
Lidah
Leher
Tyroid Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesara
kelenjar tiroid kelenjar kelenjar kelenjar n kelenjar
tiroid tiroid tiroid tiroid
Integumen
Kebersihan Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
Ibu klien
Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis Elastis
Kelembaban Baik Baik Baik Baik Baik
Pemeriksaan Thorax
Bentuk Thorax Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Pernafasan Irama Irama teratur Irama Teratur Irama teratur Irama
teratur Tdk ada Ronchi (+) Tdk ada teratur
Tdk ada suara suara Tdk ada
suara tambahan tambahan suara
tambahan tambahan
Pemeriksaan Paru
Palpasi Getaran Getaran suara Getaran suara Getaran Getaran
suara terdengar terdengar suara suara
terdengar teratur teratur terdengar terdengar
teratur teratur teratur

Perkusi Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi


resonan resonan resonan resonan resonan
Auskultasi Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas Bunyi
teratur teratur teratur teratur resonan
Abdomen
Inspeksi Memusat Memusat Memusat Memusat Memusat
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Abdomen
Benjolan Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
Palpasi Tdk ada Tdk ada nyeri Tdk ada nyeri Tdk ada Tdk ada
nyeri tekan tekan tekan nyeri tekan nyeri tekan

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 19


Muskuloskeletal /Ekstremitas
Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Kekuatan Otot Baik Baik Baik Baik Baik

H. Harapan Keluarga (Pada Petugas Kesehatan)


Keluarga mengharapkan petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan dan
membantu bila mengalami keluhan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin.

Analisa Data
No DATA (S) MASALAH (P) PENYEBAB (E)
1. Data Subjektif : Bersihan Jalan Nafas tidak Penumpukan sekret
- Ibu ibu klien efektif
mengatakan ibu klien
sudah mengalami batuk
dan pilek selama ± 3 hari
yang lalu.
Data Objektif :
- KU : Sedang
- Terdapat secret di
saluran pernapasan ,
ronchi (+)
- R : 23 x/m
- SB : 36,9Oc
- BB : 15 Kg
- TB : 101 cm

2. Data Subjektif : Ketidakmampuan Ketidaktahuan anggota


- Ibu ibu klien keluarga merawat anggota keluarga mengenai
mengatakan sudah keluarga yang sakit penyakit ISPA
mengalami batuk pilek ±
3 hari yang lalu.
- Keluarga ibu klien
tidak tahu mengenai
penyakit ISPA yang
dialami ibu klien dan
pengobatan yang tepat
untuk ISPA

Data Objektif :
- KU : Sedang
- Pemeriksaan TTV :
- R : 23 x/m
- SB : 36,9Oc
- BB : 15 Kg
- TB : 101 cm

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 20


3. Data Subjektif : - Kebersihan lingkungan Ketidakmampuan
tidak memenuhi syarat keluarga memodifikasi
Data Objektif : lingkungan yang sehat
- Lingkungan rumah
ibu klien kurang bersih ,
ada kandang hewan
( Ayam dan bebek )
- Cara pengolahan
sampah dengan di bakar
- Keadaan dalam
rumah kurang teratur dan
kurang bersih , banyak
baju di gantung dan
banyak debu dilantai
- Ventilasi udara tidak
dibuka

II. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Diagnosa Keperawatan
 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d penumpukan secret
 Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit b/d
ketidaktahuan anggota keluarga mengenai ISPA
 Kebersihan lingkungan tidak memenuhi syarat b/d ketidakmampuan keluarga
momodifikasi lingkungan yang sehat
2. Skoring ( Pembobotan Masalah ) & Prioritas Masalah
( Menggunakan tabel skoring menurut Bailon & Maglaya )

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d penumpukan secret

No KRITERIA NILAI BOBOT


1. Sifat masalah 2 1
Skala : 3
- ancaman kesehatan 1 3:3x1=1
- tidak/kurang sehat
- krisis
2. Kemungkinan mslh dpt 2 2
diubah 1
Skala : 0 2:2x2=2
- dgn mudah
- hanya sebagian
- tidak dapat
3. Potensi mslh utk dirubah 1
Skala : 3
- tinggi 2
3:3x1=1
- cukup 1
- rendah

4. Menonjolnya masalah 1
Skala :

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 21


- Mslh berat hrs 2 2:2x1=1
Ditangani
- Mslh yg tdk perlu 1
segera ditangani
- Mslh tdk dirasakan 0

2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit b/d


ketidaktahuan anggota keluarga mengenai ISPA

No KRITERIA NILAI BOBOT


1. Sifat masalah 2 1
Skala : 3
- ancaman kesehatan 1 2 : 3 x 1 = 1,5
- tidak/kurang sehat
- krisis
2. Kemungkinan mslh dpt 2 2
diubah 1
Skala : 0 2:2x2=2
- dgn mudah
- hanya sebagian
- tidak dapat
3. Potensi mslh utk dirubah 1
Skala : 3
- tinggi 2
3:3x1=1
- cukup 1
- rendah

4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
- Mslh berat hrs 2 1 : 2 x 1 = 0,5
Ditangani
- Mslh yg tdk perlu 1
segera ditangani
- Mslh tdk dirasakan 0

3. Kebersihan lingkungan tidak memenuhi syarat b/d ketidakmampuan


keluarga momodifikasi lingkungan yang sehat

No KRITERIA NILAI BOBOT


1. Sifat masalah 2 1
Skala : 3
- ancaman kesehatan 1 2 : 3 x 1 = 1,5
- tidak/kurang sehat
- krisis
2. Kemungkinan mslh dpt 2 2
diubah 1
Skala : 0 2:2x2=2
- dgn mudah
- hanya sebagian
- tidak dapat
3. Potensi mslh utk dirubah 1
Skala : 3

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 22


- tinggi 2 3:3x1=1
- cukup 1
- rendah

4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
- Mslh berat hrs 2 0
Ditangani
- Mslh yg tdk perlu 1
segera ditangani
- Mslh tdk dirasakan 0

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 23


DIAGNOSA
NO KEPERAWATAN TUJUAN EVALUASI INTERVENSI
KELUARGA
PANJANG PENDEK KRITERIA STANDAR
1. Bersihan Bersihan jalan napas Setelah dilakukan 1. Kogitif 1. Ibu klien 1. Diskusikan dengan ibu klien mengenai
tidak efektif b/d penumpukan tindakan mampu pengertian ISPA
secret di tandai dengan : keperawatan menyebutkan 2. Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan
Data Subjektif : selama 5 x 30 pengertian ISPA kembali apa yang belum dipahami
- Ibu ibu klien mengatakan menit dihadapkan yaitu penyakit 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga tentang
sudah mengalami batuk , pilek ibu klien mampu : infeksi yang pengertian dan manfaat ISPA
selama ± 3 hari yang lalu. TUK 1 : bersifat akut dan 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
Mampu mengenal mengenai saluran
Data Objektif :
masalah ISPA pernapasan atau
- KU : Sedang
ditandai dengan : sering disebut
- Terdapat secret di saluran a. Ibu klien sebagai batuk
pernapasan , ronchi (+) mampu pilek.
- R : 23 x/m menyebutkan 1. Diskusikan dengan ibu klien mengenai tanda
- SB : 36,9Oc pengertian , 2. Tanda dan dan gejala ISPA
- BB : 15 Kg penyebab , Gejala : 2. Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan
tanda dan a. Virus dan kembali apa yang belum dipahami
- TB : 101 cm
gejala , serta bakteri 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga tentang
cara b. Tertular pengertian dan manfaat ISPA
penanganan penderita ISPA 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
ISPA c. Kurang gizi
d. Tinggal di
lingkungan kotor

1. Diskusikan dengan ibu klien mengenai cara


3. Cara penanganan ISPA
Penanganan 2. Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan
ISPA : kembali apa yang belum dipahami
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 24
a. Istirahat yang 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga tentang
cukup pengertian dan manfaat ISPA
b. Makan makanan 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
bergizi
c. Bila demam
berikan kompres
hangat
d. Bila hidung
tersumbat
bersihkan lubang
hidung dengan
sapu tangan yang
bersih
e. Hindari
penularan ISPA ke
anggota keluarga
yang lain dengan
cara :
- Menutup hidung
dan mulut saat
batuk dan bersin
- Cuci tangan
dengan sabun
setelah batuk dan
bersin,Menggunak
an masker

TUK 2 : 1. Psikomotor 1. Jelaskan kepada ibu klien cara – cara batuk


Mampu melakukan 1. Ibu klien dapat efektif
batuk efektif mengerti cara – 2. Demonstrasikan kepada ibu klien cara –
ditandai dengan : cara batuk efektif cara batuk efektif
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 25
a. Ibu klien yaitu : 3. Minta ibu klien untuk medemonstrasikan
mampu - - Posisi duduk cara – cara batuk efektif
mengerti cara bersandar dengan 4. Evaluasi kembali hal – hal yang belum di
– cara batuk leher sedikit pahami tentang cara – cara batuk efektif
efektif menunduk
- - Lakukan tehnik
pernapasan dalam
- - Pada tarikan
nafas ke empat ,
tahan nafas dan
lakukan batuk dua
kali kemudian
keluarkan nafas
perlahan melalui
mulut
- - Pada tarikan
nafas kelima,
lakukan batuk
bersamaan dengan
mengeluarkan
nafas.
- - Kencangkan otot
– otot perut saat
batuk
- - Ulangi 5 – 10
kali , lakukan 3 –
4 kali / sehari.

2. Ketidakmampuan keluarga Setelah dilakukan 1. Kognitif 1. Keluarga mampu 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai
merawat anggota keluarga tindakan menjelaskan pengertian ISPA
yang sakit b/d ketidaktahuan keperawatan 5 x 30 tentang pengertian 2. Beri kesempatan keluarga untuk
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 26
anggota keluarga mengenai menit diharapkan ISPA adalah : menanyakan kembali apa yang belum
ISPA ditandai dengan : keluarga mampu : penyakit infeksi dipahami
Data Subjektif : TUK 1 : yang bersifat akut 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
- Ibu ibu klien mengatakan Mampu mengenal dan mengenai tentang pengertian dan manfaat ISPA
sudah mengalami batuk pilek ± masalah kesehatan saluran pernapasan 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
3 hari yang lalu. Ditandai dengan : atau sering disebut
a. Keluarga dapat sebagai batuk
- Keluarga ibu klien tidak
meyebutkan pilek.
tahu mengenai penyakit ISPA pengertian
yang dialami ibu klien dan ISPA 2. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai
pengobatan yang tepat untuk b. Keluarga dapat mampu penyebab ISPA
ISPA menyebutkan menyebutkan 2. Beri kesempatan keluarga untuk
peyebab ISPA kembali tentang menanyakan kembali apa yang belum
c. Keluarga dapat penyebab ISPA : dipahami
Data Objektif :
menyebutkan a. Virus dan 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
- KU : Sedang
tanda dan bakteri tentang pengertian dan manfaat ISPA
- Pemeriksaan TTV : b. Tertular
gejala ISPA 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
- R : 23 x/m penderita ISPA
- SB : 36,9Oc c. Kurang gizi
- BB : 15 Kg d. Tinggal di
- TB : 101 cm lingkungan

3. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai


mampu tanda dan gejala ISPA
menyebutkan 2. Beri kesempatan keluarga untuk
kembali tentang menanyakan kembali apa yang belum
tanda dan gejala dipahami
ISPA : 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
a. Batuk pilek tentang pengertian dan manfaat ISPA
b. Demam 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
c. Bersin

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 27


d. Sesak nafas
e. Nafas yang
berbunyi,
f. Penarikan dada
ke dalam,
g. Bisa juga mual,
muntah,
h. Tak mau makan,
dan badan lemah

TUK 2 : 1. Kognitif 1. Keluarga 1. Tanyakan pada keluarga akibat dari ISPA


Mampu mampu 2. Jelaskan tentang dampak dari ISPA
memutuskan menyebutkan 3. Beri kesempatan keluarga untuk menyakan
tindakan yang tepat kembali akibat kembali apa yang belum dipahami
Ditandai dengan : ISPA : 4. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
a. Keluarga a. Sinusitis tentang dampak dari ISPA
mampu b. Faringitis 5. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
menyebutka c. Infeksi telinga
n akibat tengah
dari ISPA d. Pneumonia
e. Bronkhitis

TUK 3 :
Mampu merawat 1. Psikomotor 1. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara
anggota keluarga mampu pembuatan obat tradisiomal jeruk dan
yang sakit menyiapkan obat kecap
Ditandai dengan : tradisional seperti 2. Beri kesempatan keluarga untuk
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 28
a. Keluarga Jeruk dan kecap menanyakan kembali apa yang belum
dapat dengan cara : dipahami
membuat a. Siapkan baki 3. Evaluasi kembali tentang kemampuan
obat dan pengalas keluargan dalam membuat obat tradisional
tradisional b. Potong jeruk jeruk dan kecap
nipis, 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
kemudian
jeruk diperas
dan airnya
disaring
c. Ambil kecap 1
sendok
makan ,
kemudian
dituang
kedalam gelas
d. Ambil 1
sendok makan
air jeruk nipis,
kemudian
tuangkan
kedalam gelas
berisi kecap.
e. Aduk hingga
merata
f. Berikan pada
keluarga yang
sakit untuk
diminum

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 29


TUK 4 : 1. Afektif 1. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
Mampu mampu manfaat fasilitas pelayanan kesehatan
memanfaatkan menjelaskan 2. Beri kesempatan keluarga untuk
fasilitas pelayanan kembali menanyakan kembali apa yang belum
kesehatan tentang dipahami
Ditandai dengan : manfaat 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
a. Keluarga dapat fasilitas tentang manfaat fasilitas pelayanan
menyebutkan pelayanan kesehatan
tentang manfaat kesehatan : 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
pelayanan a. Untuk
kesehatan mendapatkan
pelayanan
kesehatan
b. Untuk
mendapatkan
pendidikan
kesehatan

3. Setelah dilakukan 1. Afektif 1. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga tentang


tindakan mampu karakteristik rumah sehat
keperawatan 5 x 30 menyebutkan 2. Beri kesempatan keluarga untuk
Kebersihan lingkungan tidak menit diharapkan karakteristik menanyakan kembali apa yang belum
memenuhi syarat b/d keluarga mampu rumah sehat dipahami
ketidakmampuan keluarga memodifikasi yaitu : 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
momodifikasi lingkungan yang lingkungan yang a. Tersedia air tentang manfaat fasilitas pelayanan
sehat ditandai dengan : sehat bersih kesehatan
Data Subjektif : - TUK 1 : b. Tersedia 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
a. Keluarga dapat lubang
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 30
Data Objektif : menyebutkan sampah
- Lingkungan rumah ibu karakteristik c. Ventilasi
klien kurang bersih , ada rumah sehat cukup
kandang hewan ( Ayam dan b. Keluarga dapat d. Jendela yang
bebek ) menyebutkan selalu terbuka
- Pembuangan sampah manfaat rumah e. Kelembapan
keluarga langsung di kali sehat udara yang
- Keadaan dalam rumah c. Keluarga dapat cukup
kurang teratur dan bersih , menyebutkan f. Bersih tidak
banyak baju di gantung dan dampak rumah sembrawut
banyak debu dilantai tidak sehat g. Sirkulasi
Ventilasi udara tidak dibuka udara baik
h. Tidak padat
penghuni

2. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga tentang


mampu manfaat rumah sehat
menyebutkan 2. Beri kesempatan keluarga untuk
manfaat menanyakan kembali apa yang belum
rumah sehat : dipahami
a. Menhindari 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga
penyebaran tentang lingkungan sehat
dan penularan 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
penyakit
b. Kesehatan
penghuni
terjamin
c. Menghindari
kecelakaan
d. Nyaman dan
aman
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 31
e. Bersih baik
dan sopan
3. Keluarga
mampu
menyebutkan
dampak rumah
tidak sehat
yaitu :
a. Tempat
berkembang
penyakit dan
penyebaran
penyakit
b. Kesehatan
yang kurang
terjamin
c. Dapat
menimbulkan
kecelakaan
d. Keindahan
kurang baik
e. Kotor dan
tidak bersih

TUK 2 : 1. Psikomotor 1. Keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga tentang cara


Mampu mampu memodifikasi lingkungan yang sehat
memodifikasi memodifikasi 2. Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan
lingkungan lingkungan kembali apa yang belum dipahami
dengan 3. Evaluasi kembali pemahaman keluarga tentang
merubah atau cara memodifikasi lingkungan yang sehat
Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 32
membersihka 4. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga
n area di
dalam dan di
sekitar rumah
seperti :
membersihka
n debu di
dalam rumah,
membuka
jendela pada
siang hari,
membuang
sampah pada
tempatnya,
menguras bak
mandi,
membersihka
n kandang
dll.

Panduan Pengisian Format Pengkajian Kep Keluarga 33


IMPLEMENTASI & EVALUASI
DIAGNOSA
TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
04-06-2018 Bersihan jalan  Mengucapkan salam
napas tidak efektif  Memvalidasi keadaan keluarga
b/d penumpukan  Mengingatkan kontrak
secret  Menjelaskan tujuan

Tupen 1
Ibu klien mampu mengenal masalah
ISPA : S : Ibu klien
1. Mendiskusikan dengan ibu klien mengatakan sudah
mengenai pengertian, penyebab, memahami tentang
tanda dan gejala, serta penyakit dan cara
penanganan ISPA penanganannya ISPA
2. Memberi kesempatan keluarga
untuk menanyakan kembali apa O : Ibu ibu klien dapat
yang belum dipahami mengungkapkan
3. Mengevaluasi kembali kembali penanganan
pemahaman keluarga tentang penyakit ISPA
pengertian dan manfaat ISPA
4. Memberikan pujian atas A : Intervensi tercapai
keberhasilan keluarga
P:-

Tupen 2
Ibu klien mampu melakukan batuk S : Ibu klien
efektif : mengatakan sudah
1. Menjelaskan kepada ibu memahami cara
klien cara – cara batuk melakukan batuk efektif
efektif
2. Mendemonstrasikan kepada O : Klien dapat
klien cara – cara batuk mendemonstrasikan
efektif cara batuk efektif
3. Meminta ibu klien untuk
medemonstrasikan cara – A : Intervensi tercapai
cara batuk efektif
4. Mengevaluasi kembali hal – P:-
hal yang belum di pahami
tentang cara – cara batuk
efektif

05-06-2018 Ketidakmampuan Tupen 1


keluarga merawat Keluarga mampu mengenal masalah S : Keluarga
anggota keluarga kesehatan : mengatakan sudah
yang sakit b/d 1. Mendiskusikan dengan memahami tentang
ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit ISPA dan
anggota keluarga pengertian, penyebab, tanda
mengenai ISPA dan gejala serta penanganan O : Keluarga mampu
ISPA mengungkapkan
2. Memberi kesempatan kembali cara penangan
keluarga untuk menanyakan penyakit ISPA
kembali apa yang belum
dipahami A : Intervensi tercapai
3. Mengevaluasi kembali
pemahaman keluarga tentang P:-
pengertian dan akibat ISPA
4. Memberikan pujian atas
keberhasilan keluarga

34
Tupen 2
Keluarga mampu memutuskan S : Keluarga
tindakan yang tepat : mengatakan sudah
1. Menanyakan pada keluarga mengetahui cara yang
akibat dari ISPA tepat untuk merawat
2. Menjelaskan tentang dampak anggota keluarga yang
dari ISPA terkena ISPA
3. Memberikan kesempatan
keluarga untuk menyakan O : Keluarga mampu
kembali apa yang belum mengungkapkan
dipahami keputusan tindakan
4. Mengevaluasi kembali yang akan di berikan
pemahaman keluarga tentang kepada keluarga yang
dampak dari ISPA sakit
5. Memberikan pujian atas
keberhasilan keluarga A : Intervensi tercapai

P:-

Tupen 3
Keluarga mampu merawat anggota S : Keluarga
keluarga yang sakit : mengatakan sudah
1. Mendiskusikan dengan mengetahui cara
keluarga mengenai cara merawat anggota
pembuatan obat tradisiomal keluarga yang sakit
jeruk dan kecap ISPA
2. Memberi kesempatan
keluarga untuk menanyakan O : Keluarga mampu
kembali apa yang belum mendemonstrasikan
dipahami cara membuat obat
3. Mengevaluasi kemampuan tradisional
keluargan dalam membuat
obat tradisional jeruk dan A : Intervensi tercapai
kecap
4. Memberikan pujian atas P:-
keberhasilan keluarga

Tupen 4
Keluarga mampu memanfaatkan S : Keluarga
fasilitas pelayanan kesehatan : mengatakan akan
1. Mendiskusikan dengan memanfaatkan
keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan sebaik – baiknya
2. Memberi kesempatan
keluarga untuk menanyakan O : Keluarga telah
kembali apa yang belum membawa anggota
dipahami keluarga yang sakit ke
3. Mengevaluasi kembali puskesmas terdekat
pemahaman keluarga
tentang manfaat fasilitas A : Intervensi tercapai
pelayanan kesehatan
4. Memberikan pujian atas P:-
keberhasilan keluarga

06-06-2018 Kebersihan Tupen 1 S : Keluarga


lingkungan tidak Keluarga mampu mengenal mengatakan sudah
memenuhi syarat lingkungan yang sehat : memahami lingkungan
b/d 1. Mendiskusikan dengan yang sehat
ketidakmampuan keluarga tentang
keluarga karakteristik rumah sehat O : Keluarga

35
momodifikasi 2. Memberi kesempatan mengungkapkan
lingkungan yang keluarga untuk menanyakan kembali mengenai
sehat kembali apa yang belum karakteristik lingkungan
dipahami sehat dan dampak
3. Mengevaluasi kembali lingkungan kotor
pemahaman keluarga
tentang manfaat lingkungan A : Intervensi tercapai
sehat
4. Memberikan pujian atas P:-
keberhasilan keluarga

Tupen 2
Keluarga mampu memodifikasi S : Keluarga
lingkungan sehat : mengatakan memahami
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang memodifikasi
tentang cara memodifikasi lingkungan yang sehat
lingkungan yang sehat
2. Memberi kesempatan keluarga O : Keluarga mampu
untuk menanyakan kembali apa mulai memodifikasi
yang belum dipahami lingkungan rumah
3. Mengevaluasi kembali
pemahaman keluarga tentang A : Intervensi tercapai
cara memodifikasi lingkungan sebagian
yang sehat
4. Memberikan pujian atas P : Lanjutkan intervensi
keberhasilan keluarga

36
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak,
penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA
tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita,
Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu
peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dan kader kesehatan untuk
menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan
pembangunan nasional.
Seperti yang diuraikan diatas bahwa ISPA mempunyai variasi klinis yang bermacam-
macam, maka timbul persoalan pada pengenalan (diagnostik) dan pengelolaannya.Sampai
saat ini belum ada obat yang khusus antivirus.Idealnya pengobatan bagi ISPA bakterial
adalah pengobatan secara rasional.Pengobatan yang rasional adalah apabila pasien
mendapatkan antimikroba yang tepat sesuai dengan kuman penyebab. Untuk dapat
melakukan hal ini, kuman penyebab ISPA dideteksi terlebih dahulu dengan mengambil
material pemeriksaan yang tepat,kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologik,
barusetelah itu diberikan antimikroba yang sesuai.

B. Saran
Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena pneumonia,
maka diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya dapat
diprioritaskan.Disamping itu penyuluhan kepada keluarga tentang penyakit ISPA perlu
ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan
pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan sekarang ini, diharapkan lebih
ditingkatkan lagi.

37
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta 1999.
Ali, Zaidin. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Riset, Teori &
Praktik. Jakarta: EGC
R. Jhouson & Leni R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rasmaliah. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dan Penanggulangannya.
[http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3775/1/fkm-rasmaliah9.pdf]. Diakses
tanggal 18 November 2014.
Manurung, Santa. 2009. Asuhan Keperawatan gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi.
Jakarta Timur : CV. Trans Indo Media.

38

Anda mungkin juga menyukai