Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LAPS-

HEURISTIK TERHADDAP KEMAMPUAN


PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA
Risma Ayu Puspita

Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Pasundan (Unpas), Bandung

Email: rismaayu.22puspita@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
memperoleh model pembelajaran LAPS-Heuristik dengan yang memperoleh model pembelajaran
ekspositori, serta mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui model pembelajaran
LAPS-Heuristik. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain kelompok
kontrol non-ekuivalen. Sampel pada penelitian ini adalah dua kelompok kelas X yang dipilih secara acak
dari SMA Pasundan 8 Bandung dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMA di Bandung. Dari
penelitian ini diperoleh kesimpulan: (1) Kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh model
pembelajaran LAPS-Heuristik dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran ekspositori berbeda secara signifikan. (2) Respon siswa positif terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran LAPS-Heuristik.

Kata Kunci: pemahaman matematis, LAPS-Heuristik, sikap.

ABSTRACT

This study aims to determine the difference of the mathematical understanding of students who received Laps-
heuristic learning model with that obtained expository teaching model, and to know the students' attitudes
toward learning mathematics through LAPS-Heuristic learning model. The method in this study is a quasi-
experimental design with a control group of non-equivalent. Samples are two groups of class X are selected
randomly from the SMA 8 Pasundan Bandung with population is all students of class X High School in
Bandung. From this study we concluded: (1) The ability of mathematical understanding of students who
received Laps-heuristic learning model with students who earn math learning with expository teaching model
is significantly different. (2) positive student responses to the study of mathematics by using model LAPS-
Heuristic.

Keywords: mathematical understanding, LAPS-heuristic, atittude.


Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut KBBI, pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
perbuatan mendidik. Marimba berpendapat bahwa pendidikan merupakan proses bimbingan yang
dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap proses perkembangan jasmani rohani peserta didik
dengan tujuan membentuk kepribadian unggul, yaitu kepribadian yang bukan hanya pintar secara
akademis tetapi juga secara karakter (Adhi:2014). Bloom dan kawan-kawan membagi tujuan pendidikan
menjadi 3 macam yaitu tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan kognitif terbagi dalam 6 aspek
yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada semua jenjang pendidikan untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerja sama. Selain itu pembelajaran matematika memegang peranan penting dalam pendidikan
masyarakat sebab kegunaan matematika itu besar baik sebagai ilmu pengetahuan, alat maupun sebagai
pembentuk sikap yang diharapkan. Dalam pembelajaran matematika latihan hafalan sangat penting akan
tetapi hafalan itu sebaiknya dilakukan setelah siswa memperoleh pemahaman.

Selain tujuan kognitif, tujuan efektif dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk diperhatikan.
Beberapa komponen afektif yang penting untuk diukur yaitu sikap dan minat. Ruseffendi (2006:234)
mengatakan, ”Sikap seseorang terhadap sesuatu itu erat sekali kaitannya dengan minat; sebagian bisa
tumpang tindih, sebagian dari sikap itu merupakan akibat dari minat”. Artinya jika sikap siswa positif
terhadap pembelajaran maka dapat dikatakan siswa memiliki minat terhadap pembelajaran tersebut.
Seringkali guru melihat siswanya menguap dalam pembelajaran, kurangnya minat belajar menjadi salah
satu alasan siswa menguap karena mereka merasa bosan dengan pembelajaran yang dilaksanakan.

Oleh karenanya guru dituntut agar dapat membuat kegiatan belajar mengajar dikelas semenarik
mungkin, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan menyenangkan. Salah satu
cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran LAPS-Heuristik. Model pembelajaran LAPS-Heuristik menuntun siswa agar dapat
menyelesaikan masalah dengan memberikan pertanyaan pancingan yang mengarah kepada apa yang
akan di cari. Sehingga diharapkan siswa dapat memahami maksud dari soal matematika ataupun
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menyelesaikannya serta dapat memperoleh nilai
maksimal dalam pembelajaran.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa SMA yang memperoleh model
pembelajaran LAPS-Heuristik dengan yang memperoleh pembelajaran ekspositori? Serta apakah siswa
bersikap positif terhadap model pembelajaran LAPS-Heuristik dalam pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa SMA yang
memperoleh model pembelajaran LAPS-Heuristik dengan yang memperoleh model ekspositori, serta
untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui model pembelajaran LAPS-
Heuristik.

2. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Dalam pembelajaran matematika latihan hafalan sangat penting akan tetapi hafalan itu sebaiknya
dilakukan setelah siswa memperoleh pemahaman. Model pembelajaran LAPS-Heuristik menuntun
siswa agar dapat menyelesaikan masalah dengan memberikan pertanyaan pancingan yang mengarah
kepada apa yang akan di cari. Sehingga diharapkan siswa dapat memahami maksud dari soal matematika
Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

ataupun permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menyelesaikannya dengan baik serta
dapat memperoleh nilai maksimal dalam pembelajaran. Diharapkan dengan menggunakan model
pembelajaran LAPS-Heuristik, siswa dapat lebih mengasah kemampuan pemahaman matematis, agar
hasil belajar meningkat dan tujuan pembelajaran matematika pun tercapai. Untuk itu kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam bagan berikut:
kelas eksperimen diberi
model pembelajaran LAPS-
kelas eksperimen
Pretest Heuristik dan kelas kontrol
dan kelas kontrol
diberi model pembelajaran
ekspositori

angket skala
Postest
sikap
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Adapun dalam penelitian ini peniliti mengasumsikan bahwa model pembelajaran yang menyenangkan
akan membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga meningkatkan kemampuan
pemahamam matematis siswa dan prestasi belajar siswa meningkat, serta penyampaian materi yang
menyenangkan membuat sikap siswa positif terhadap pembelajaran sehingga siswa akan mengikuti
pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan kemampuan pemahamam matematis
siswa yang memperoleh metode pembelajaran LAPS-Heuristik dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran ekspositori, serta siswa bersikap positif terhadap metode pembelajaran LAPS-Heuristik
dalam pembelajaran matematika.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen atau percobaan.
Menurut Syafriadis penelitian kuasi eksperimen memiliki dua ciri, pertama peneliti tidak mampu
meletakkan secara random pada kelompok eksperimental atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan
peneliti adalah mencari kelompok subjek yang diterapkan variabel bebas, dan kelompok subjek lain
yang tidak diterapkan variabel bebas. Kedua, peneliti tidak dapat menggunakan variabel bebas kapan
dan kepada siapa saja yang dikehendakinya.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA di Bandung. Dan sampelnya adalah
dua kelompok kelas X yang dipilih secara acak dari salah satu SMA Pasundan 8, satu sebagai kelas
kelompok eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran LAPS-Heuristik dan satu laginya
sebagai kelas kontrol dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan meliputi tes kemampuan pemahaman matematis dan non tes yang
berupa angket skala sikap. Seluruh instrumen tersebut penulis gunakan untuk mendapatkan data
kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian.

3.4 Rancangan Analisis Data


Setelah semua data yang diperlukan telah terkumpul, dilanjutkan dengan analisis data sebagai
bahan untuk menjawab permasalahan yang ada didalam penelitian. Untuk membantu analisis
Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

data digunakan bantuan Software IBM SPSS 22.0 for Windows. Adapun prosedur untuk analisis
datanya sebagai berikut :

3.4.1 Analisis data tes awal (pretest)


Pertama, uji normalitas untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel
berdistribusi normal atau tidak, perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Kedua, uji homogenitas dilakukan dikarenakan data kelas
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan Levene’s test, untuk
mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians populasi yang
homogen atau tidak. Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Ketiga, setelah kedua kelas berdistribusi
normal dan bervariansi homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t atau
Independent Sample Test. Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Dengan kriteria pengujian
hipotesis sebagai berikut:
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻0 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
H0 : Kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes awal
(pretest) tidak berbeda secara signifikan.
H1 : Kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes awal
(pretest) berbeda secara signifikan.

3.4.2 Analisis data akhir (postest)


Pertama, uji normalitas untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel
berdistribusi normal atau tidak perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Kedua, uji homogenitas dilakukan dikarenakan data kelas
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan Levene’s test, untuk
mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians populasi yang
homogen atau tidak. Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Ketiga, setelah kedua kelas berdistribusi
normal dan bervariansi homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t atau
Independent Sample Test. Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Dengan kriteria pengujian
hipotesis sebagai berikut:
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻𝐴 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
H0 : Kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model
LAPS-Heuristik dan pembelajaran ekspositori tidak berbeda secara signifikan.
H1 : Kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model
LAPS-Heuristik dan pembelajaran ekspositori berbeda secara signifikan.

3.4.3 Analisis Data Angket


Pertama, analisis pengolahan data hasil skala sikap dengan cara menghitung rata-rata seluruh jawaban
siswa yang memilih setiap indikator pernyataan. Untuk menghitung rata-rata sikap siswa menurut
Suherman dan Sukjaya (1990), digunakan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑊𝐹
𝑋̅ =
∑𝐹
Keterangan : 𝑋̅ = nilai rata-rata sikap siswa, 𝑊 = jumlah siswa yang memilih kategori, 𝐹 = nilai kategori
siswa.

Jika nilai perhitungan skor rerata lebih dari 3 artinya respon siswa positif dan bila nilai perhitungan skor
rerata kurang dari 3 artinya respon siswa negatif. Kedua, dilakukan uji normalitas untuk mengetahui
apakah data angket berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Ketiga, analisis
pengolahan data skala sikap dengan menggunakan uji One-Sample T Test. Menurut Suherman dan
Sukjaya (1990:237), jika nilai perhitungan skor rerata > 3.00 artinya respon siswa positif terhadap
Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

pembelajaran LAPS-Heuristik dan jika nilai perhitungan skor rerata ≤ 3.00 artinya respon siswa negatif
terhadap pembelajaran LAPS-Heuristik. Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5%. Dengan kriteria
pengujian hipotesis sebagai berikut:
𝐻0 : 𝜇1 ≤ 3
𝐻𝑎 : 𝜇1 > 3
Keterangan:
H0 : Rerata sikap siswa terhadap penggunaan model pembelajaran LAPS-Heuristik dalam
pembelajaran matematika lebih kecil atau sama dengan 3,00.
Ha : Rerata sikap siswa terhadap penggunaan model pembelajaran LAPS-Heuristik dalam
pembelajaran matematika lebih besar dari 3,00.

4. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terhadap skor awal (pretest) kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Artinya pemilihan kelas berasal dari data yang berdistribusi normal dan populasi yang
homogen. Berikut tabel output data normalitas tes awal (pretest), tabel output uji homogenitas tes awal
(pretest), dan tabel output uji dua pihak tes awal (pretest).
Tabel 1
Output Data Normalitas Distribusi Tes Awal (Pretest)
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 2
Output Uji Homogenitas Tes Awal (Pretest)
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 3
Output Uji Dua Pihak Tes Awal (Pretest)
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kemudian berdasarkan hasil analisis terhadap skor akhir (postest) dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemahaman matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran LAPS-Heuristik
berbeda secara signifikan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori. Serta kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan populasi yang homogen. Berikut tabel output
Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

data normalitas tes akhir (postest), tabel output uji homogenitas tes akhir (postest), dan tabel output uji
dua pihak tes akhir (postest).
Tabel 4
Output Data Normalitas Distribusi Tes Akhir (Postest)
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 5
Output Uji Homogenitas Tes Akhir (Postest)
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 6
Output Uji Dua Pihak Tes Akhir
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pengaruh kemampuan pemahaman matematis di kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, karena
keterlaksanaan model pembelajaran LAPS-Heuristik yang dilakukan peneliti dan kegiatan siswa di kelas
eksperimen cukup baik. Hasil penelitian pengaruh kemampuan pemahaman matematis siswa secara
signifikan lebih dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran LAPS-Heuristik dibandingkan model
pembelajaran ekspositori. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Demiyanti (2013) yang
menunjukkan bahwa, model pembelajaran LAPS-Heuristik dapat dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika dan persepsi matematika siswa.

Keberhasilan model pembelajaran LAPS-Heuristik dalam meningkatkan kemampuan pemahaman


matematis siswa mengindikasikan bahwa model pembelajaran ini mampu mewujudkan salah satu tujuan
pembelajaran matematika sekolah menengah yaitu memahami konsep matematika. Selain itu, secara
tidak langsung kegiatan siswa dalam pembelajaran dapat menumbuhkan dampak positif terhadap
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran LAPS-Heuristik.

Berdasarkan hasil analisis skala sikap, pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap
pelajaran matematika, terhadap pelajaran matematika, pembelajaran LAPS-Heuristik, dan terhadap
kemampuan pemahaman matematis siswa. Untuk mengetahui kualitas respon peningkatan sikap siswa,
maka dilakukan perhitungan rata-rata skor sikap siswa pada kelas eksperimen. Berikut tabel sikap siswa
terhadap pembelajaran matematika, tabel sikap siswa terhadap model pembelajaran LAPS-Heuristik,
dan sikap siswa terhadap kemampuan pemahaman matematis.
Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

Tabel 7
Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
Jawaban
Indikator No. Sifat Rata-
No Aspek
Item Pernyataan Rata
SS S N TS STS
Menunjuk Positif 4 15 10 5 0
an minat 1 4
Skor 5 4 3 2 1
terhadap
Negatif 3 7 10 10 0
pembelaja
ran Skor
13 2,9
matematik 1 2 3 4 5
a
Sikap Positif 0 10 14 5 1
2 3,1
siswa Skor 5 4 3 2 1
terhadap Negatif 2 13 5 5 3
1. pembelaj Menunjuk 14 2,6
Skor 1 2 3 4 5
aran an
matemati persetujua Positif 1 15 6 8 0
3 3,3
ka n terhadap Skor 5 4 3 2 1
pembelaja Negatif 1 5 15 9 0
ran 15 3,067
Skor 1 2 3 4 5
matematik
Positif 0 9 15 6 0
a 4 3,1
Skor 5 4 3 2 1
Negatif 1 9 12 8 0
16 2,9
Skor 1 2 3 4 5
Rata-Rata 3,121

Tabel 8
Sikap Siswa terhadap Model Pembelajaran
LAPS-Heuristik
Jawaban
Indikator No. Sifat Rata-
No Aspek
Item Pernyataa Rata
SS S N TS STS
n

Positif 3 8 10 7 2
Menunjukan
minat 5 3,8
terhadap Skor 1 2 3 4 5
pembelajara
n yang telah
dilaksanaka Negatif 0 10 11 9 0
n 17 2,967
Skor 1 2 3 4 5
Sikap Positif 1 13 12 3 1
terhadap 6 3,333
Skor 5 4 3 2 1
model
pembelaja Negatif 1 11 10 4 4
ran Logan 18 3,033
2. Skor 5 4 3 2 1
Avenue
Problem Positif 3 8 8 9 2
Menunjukan 7 3,033
Solving persetujuan Skor 5 4 3 2 1
(LAPS)- terhadap
Heuristik. Negatif 5 10 11 3 1
pembelajara 19 3,5
n yang baru Skor 5 4 3 2 1
saja Positif 7 6 15 2 0
berlangsung 8 3,6
Skor 5 4 3 2 1
Negatif 3 10 15 2 0
20 2,533
Skor 1 2 3 4 5
Positif 5 4 11 8 2
9 2,933
Skor 1 2 3 4 5
Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

Jawaban
Indikator No. Sifat Rata-
No Aspek
Item Pernyataa Rata
SS S N TS STS
n
Negatif 3 5 12 10 0
21 2,967
Skor 1 2 3 4 5
Positif 5 15 4 6 0
10 2,367
Skor 1 2 3 4 5
Negatif 0 5 10 10 5
22 3,5
Skor 1 2 3 4 5
Rata-Rata 3,131

Tabel 9
Sikap Siswa terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis
Jawaban
Indikator No. Sifat Rata-
No Aspek
Item Pernyataan Rata
SS S N TS STS

Menunjukka Positif 0 2 16 4 8
n minat 11 3,6
terhadap Skor 1 2 3 4 5
Sikap soal-soal Negatif 0 8 17 0 5
terhadap pemahaman 23 2,933
kemampua matematis Skor 5 4 3 2 1
3. n
pememaha Menunjukka Positif 0 1 10 13 8
man n 12 4,133
matematis. persetujuan Skor 1 2 3 4 5
terhadap
soal-soal Negatif 1 7 17 0 5
pemahaman 24 2,967
matematis Skor 5 4 3 2 1
Rata-Rata 3,408

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa terhadap pelajaran matematika adalah
3,81, rata-rata skor siswa terhadap model pembelajaran LAPS-Heuristik adalah 3,778, dan rata-rata skor
sikap siswa terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa adalah 3,719.

Kemudian berdasarkan hasil pengujian hipotesis terhadap hasil angket skala sikap siswa kelas
eksperimen, siswa bersikap positif terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran LAPS-
Heuristik. Berikut tabel output data normalitas sikap siswa, dan tabel output uji satu pihak sikap siswa.

Tabel 10
Normalitas Distribusi Skala Sikap Kelas Eksperimen

Tabel 11
Uji-t Skala Sikap Kelas Eksperimen
Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

Pada Tabel 11 nilai sig.= 0,000 kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa bersikap positif terhadap penggunaan model pembelajaran LAPS-Heuristik
dalam pembelajaran matematika adalah lebih dari 3. Artinya secara populasi siswa bersikap positif
terhadap penggunaan model pembelajaran LAPS-Heuristik.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran LAPS-Heuristik bisa mengurangi ketidaksenangan siswa
terhadap matematika karena dirasa sulit berkembang jika pembelajaran seperti biasa karena mereka
beranggapan bahwa pembagian kelompok sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa dalam
pembelajaran ini mempermudah mereka dalam memahami materi dan dalam mengeksplor sumber
belajar. Hal ini didasarkan pada jawaban siswa yang cenderung lebih memilih jawaban setuju untuk
pernyataan positif, dan tidak setuju untuk pernyataan yang bersifat negatif.

Dari hasil penelitian ini, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa menggunakan
pembelajaran LAPS-Heuristik dapat mendukung peran matematika dalam mengembangkan kemampuan
pemahaman matematis siswa dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran LAPS-
Heuristik dengan yang memperoleh model pembelajaran ekspositori berbeda secara signifikan.
2. Perbedaannya yaitu kemampuan pemahaman matematis siswa yang menggunakan model
pembelajaran LAPS-Heuristik lebih baik dari yang menggunakan model ekspositori.
3. Sikap siswa positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran LAPS-Heuristik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan. maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran LAPS-Heuristik
dalam kemampuan matematis yang lainnya, agar generalisasi dan pengembangannya lebih luas.
2. Perlu adanya motivasi-motivasi tambahan pada siswa, agar mereka lebih giat belajar lagi, karena
berdasarkan penelitian siswa akan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik apabila
mereka memiliki motivasi belajar yang tinggi.

REFERENSI

Abdul Muiz Lidinillah, D. (2011). Heuristik dalam Pemecahan Masalah Matematika dan Pembelajaran
di Sekolah Dasar. Makalah Tasikmalaya: Tidakditerbitkan.
Adhi. (2014). Pengertian dan Fungsi Pendidikan Menurut Para Ahli(Online).
http://dbagus.com/Pengertian-dan-Fungsi-Pendidikan-Menurut-Para-Ahli (26 Februari 2016)
Demiyanti. (2013). Pengaruh Model LAPS-Heuristik pada Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Persepsi Matematika Siswa ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika. Skripsi UT Jakarta:
Tidakditerbitkan.
KBBI. Pendidikan (online): http://kbbi.web.id/didik (26 Februari 2016)
Krulik, Stephen dan rudnick, Jesse A. (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning and
Problem Solving in Elementary School.Boston:Temple University.
Marsound, D. (2005). Improving Math Education in Elementary School: A Short Book for Teachers.
Oregon: University of Oregon. (Online). http://darkwing.uoregon.edu/.../ElMath.pdf.
NCTM. (2000). Principles and Standars for School Mathematics. National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM).
Nurhidayati, W. (2013). Implementasi Model LAPS (Logan Avenue Problem Solving)-Heuristik dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Skripsi UPI Bandung:
Tidakditerbitkan.
Pengaruh Model Pembelajaran LAPS-Heuristik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA

Purwanto, A. (2013). Meningkatkan Komunikasi Matematis Siswa melalui Penerapan Model


Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures. Skripsi Universitas Pasundan Bandung:
Tidakditerbitkan.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar kepad Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam
Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung:Tarsito.
Ruseffendi, E.T. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta lainnya.
Bandung:Tarsito.
Suherman, E., Kusuma, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan
Matematika. Bandung:Wijayakusumah.
Sumarmo, U. (2006). Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah
Menengah. Bandung: FPMIPA UPI.
Wahyuni, S. (2015). Pengembangan Karakter Kedisiplinan dan Kemampuan Pemecahan Masalah
melalui Model LAPS-Heuristik Materi Lingkungan Kelas-VIII. Skripsi UNS Semarang:
Tidakditerbitkan.
Yuliati, K. (2015). Upaya Meningkatkan Keaktifan belajar dan Kemampuan Kognitif Matematika pada
Pokok aBahasan Aljabar.Skripsi USM Surakarta: Tidakditerbitkan.
Zulfikar Mansyur, M. (2014). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis(online):
https://zulfikarmansyur.wordpress.com/.(26 Februari 2016)

Anda mungkin juga menyukai