Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

DASAR-DASAR PENGEMBANGAN TEORI PENDIDIKAN

UPAYA GURU MATEMATIKA DALAM MEMELIHARA


PENGETAHUAN GLOBAL DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH:
Nama : Risma Ayu Puspita
NPM : 178060024

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
Upaya Guru Matematika dalam Memelihara Pengetahuan Global dalam
Perencanaan Pembelajaran

Pendidikan dilaksanakan untuk mencerdaskan kehidupan dan meningkatkan


kualitas manusia. Pembelajaran pada hakekatnya tidak hanya sekedar
menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa, akan tetapi merupakan aktifitas
profesional yang menuntut guru untuk dapat menggunakan keterampilan dasar
mengajar secara terpadu, serta menciptakan situasi dan kondisi yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Apalagi di zaman
globalisasi ini, ilmu pegetahuan dan teknologi semakin maju. Informasi bisa
didapat dari mana saja, google search misalnya terdapat berjuta-juta informasi
mengenai segala hal didalamnya. Matematika merupakan salah satu bidang studi
yang diajarkan disegala jenjang pendidikan, akan tetapi tetap saja rata-rata hasil
belajar matematika masih lebih rendah dibanding bidang studi lainnya. Hal tersebut
bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, apalagi di jaman sekarang ini siswa lebih
senang untuk bermain handphone di bandingkan untuk belajar. Oleh karena itu
dalam tulisan kali ini mencoba membahas upaya apa saja yang dapat guru
matematika lakukan dalam memelihara pengetahuan global dalam perencanaan
pembelajaran matematika.

Seorang guru dalam menjalankan tugas hendaknya memiliki minimum empat


kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran yang
meliputi pemahaman terhadap siswa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pebelajaran serta pengembangan siswa untuk mengaplikasikan berbagai
potensinya. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan siswa memenuhi
standar kompetensi. Kompetensi kepribadian merupakan sifat mantap, stabil,
dewasa, bijak, berwibawa, sehingga kondisi pribadi guru dapat menjadi contoh bagi
siswa. Dan kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi secara efektif
dengan siswa, teman sejawat, dan masyarakat.

Guru dalam menjalankan profesinya dimungkinkan bertentangan dengan hati


nuraninya, karena ia paham bagaimana harus menjalankan profesinya namun
karena tidak sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau atasan maka cara-cara
para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. . Guru selalu diintervensi.
Tidak adanya kemandirian atau otonomi itulah yang mematikan profesi guru dari
sebagai pendidik menjadi pemberi instruksi atau penatar. Faktor lain yang
menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain disebabkan (1) masih
banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh
banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri
tidak ada; (2) belum adanya standar professional guru sebagaimana tuntutan di
negara-negara maju; (3) kemungknan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi
swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan
outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh
terhadap etika profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan
kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang
diberlakukan pada dosen perguruan tinggi.

Dengan memiliki empat kemampuan tersebut guru diharapkan dapat meningkatkan


kemampuan dirinya serta meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjut
mengikuti perkembangan zaman. Berdasarkan penelitian Akhsanul In’am (2011)
dengan judul penelitian “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika SMP
di Kabupaten Malang” yaitu sebagai berikut:

Secara umum kemampuan pedagogik guru matematika SMP dan MTs Swasta
maupun Negeri di Kabupaten Malang dapat dikategorikan baik dengan rata-rata
skor 2,83. Aspek terendah dalam pelaksanaan pembelajaran matematika terletak
pada penggunaan teknologi informasi, yaitu sebesar 2,65, meski demikian masih
terletak pada kategori baik, sedangkan aspek tertinggi berkenaan dengan pemanfaat
hasil penilaian untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Dari hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan kemampuan pedagogik sangat berpengaruh dalam
keberhasilan belajar. Selain itu guru matematika juga diusahakan dapat
meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran. Karena di era globalisasi apabila tidak bisa menggunakan teknologi
dengan baik maka akan tertinggal jauh.

Moh. Surya (2015: 192) mengatakan bahwa, “dalam keseluruhan proses


pendidikan, khususnya pendidikan sekolah, guru memegang peranan paling sentral.
Perilaku guru dalam proses pendidikan akan memberikan pengaruh yang kuat bagi
pembinaan perilaku dan kepribadian siswa”. Moh. Surya membagi peran guru
kedalam lima dimensi yaitu:
1. Guru sebagai pribadi.
Kinerja peran guru dalam pengembangan pribadi siswa harus dimulai dari
dirinya sendiri. Guru harus mengenal dirinya sendiri secara tepat dan mampu
mengembangkannya ke arah terwujudnya pribadi yang sehat dan paripurna.
2. Guru sebagai unsur keluarga.
Untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang kokoh perlu memerhatikan
landasan ketauhidan keluarga, penyesuaian pernikahan, suasana hubungan
inter dan antarkeluarga, kesejahteraan ekonomi, dan pendidikan dalam
keluarga.
3. Peran guru di sekolah.
Menurut Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (Surya, 2015:197), pada masa kini peran
guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih, konselor, manajer
pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang.
4. Peran guru di masyarakat.
Guru diharapkan senantiasa mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan
global untuk selanjutnya membawanya ke dunia pendidikan baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
5. Guru sebagai hamba Allah Swt.
Jabatan guru harus dijadikan sebagai amanat dan kepercayaan Allah Swt. yang
harus diwujudkan dengan pengabdian kepada Allah melalui berbagai wujud
ibadah baik hablumminannas maupun hablumminallah.
Seorang disebut guru, karena ia menjalankan peranan guru, yaitu mengajar. Peranan
ini benar-benar peranan sosial, fungsi sosialnya tidak dapat diragukan. Fungsi guru
juga disebut jabatan guru atau tugas guru karena si pemangku menerima tugas itu
dari insatasi yang berwenang melalui surat (dan upacara) pengangkatan. Dalam
hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan
sebagai: pertama, Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan
pendidikan. Kedua, wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru
menjadi anggota suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana dan
kemauan masyarakat dalam arti yang baik.
Ketiga, orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggung jawab untuk
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
Keempat, penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu kedisiplinan.
Dan terakhir pelaksana administrasi pendidikan, di samping mengajar guru
bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu
melaksanakan kegiatan administras. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia
pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Guru harus menjadi idola para siswanya, sekaligus menjadi panutan bagi
lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan perannya, guru matematika diusahakan agar sadar akan peran dirinya
sendiri dan kedudukannya, baik itu di keluarga, masyarakat ataupun hamba Allah
Swt. agar dapat membimbing dan membina siswa dengan baik dan sesuai dengan
ajaran agama.
Kemudian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh MacKay, tentang
pengajaran yang efektif (Lefrancois, 1991:1313-14) menyarankan beberapa hal
sebagai berikut:

1. Menggunakan suatu sistem aturan tertentu dalam menghadapi hal-hal pribadi


atau prosedur tertentu.
2. Mencegah perilaku siswa yang salah.
3. Mengarahkan tindakan dengan disiplin secara tepat.
4. Bergerak keseluruh ruang kelas mengamati siswa.
5. Situasi-situasi yang mengganggu, diatasi dengan cara-cara baik.
6. Memberikan tugas-tugas yang menarik minat siswa, terutama apabila mereka
bekerja secara bebas.
7. Menggunakan cara yang memungkinkan siswa melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran dengan arahan seminimal mungkin.
8. Memanfaatkan waktu pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus terlibat
aktif dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajran.
9. Menggunakan cara-cara tertentu untuk mendapatkan perhatian siswa.
10. Tidak memulai berbicara kepada kelas sebelum semua siswa memberikan
perhatian.
11. Menggunakan teknik-teknik mengajar yang bervariasi dan menyesuaikan
pengajaran dengan keperluan pembelajaran.
12. Menggunakan satu sistem pemeriksaan tugas.
13. Menghubungkan bahan ajar dengan aktivitas yang harus dilakukan siswa.
14. Menggunakan teknik-teknik yang memberikan kemudahan perpindahan secara
berangsur dari aktivitas yang konkret ke lebih abstrak.
15. Menggunakan campuran pertanyaan dari peringkat yang rendah dan tinggi.
16. Menyadari yang sedang berlangsung dikelas.
17. Dapat menghadirkan lebih dari satu hal dalam satu waktu.
18. Mengatur pergantian pelajaran secara mulus.
19. Memelihara jalannya arahan pelajaran dengan baik.
20. Memberikan penyajian secara jelas di dalam kelas.
21. Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran.
22. Menuju sikap memelihara, menerima, dan menghargai siswa.
23. Memberikan respon yang memadai terhadap makna, perasaaan dan
pengalaman anak-anak.
24. Mengarahkan pertanyaan kepada banyak siswa yang berbeda-beda, dan bukan
hanya kepada siswa tertentu saja.
25. Menggunakan berbagai teknik untuk membantu siswa dalam memperbaiki
respon yang keliru atau salah.
26. Memberikan penghargaan dan ganjaran untuk memotivasi siswa.
27. Mengkritik secara halus dalam mengkomunikasikan harapan kepada siswa
yang lebih pandai.
28. Menerima inisiatif siswa yang disampaikan melalui pertanyaan, bahasan, atau
saran-saran.
Dari semua saran yang diberikan oleh MacKay, dapat diambil beberapa point
mengenai sikap guru yang terhadap siswa dan keaktifan dan kekreatifan guru dalam
pembelajaran. Dapat kita ketahui rumor yang beredar mengenai guru matematika
yang killer, galak, dan pelit nilai, oleh karenanya sebagai guru matematika harus
mengubah pandangan siswa yang seperti itu. Dengan memperbaiki sikap terhadap
siswa.

Sedangkan menurut Alif Mudiono (2017), upaya peningkatan profesional guru


ditempuh dengan cara menempuh jenjang pendidikan melalui perkuliahan
dilakukan melalui pendidikan yang lebih tinggi dengan memenuhi persyaratan
kualifikasi linieritas sesuai dengan basik pendidikan yang sudah dimiliki.
Peningkatan kualitas pendidikan tersebut dapat ditempuh melalui program
penyetaraan baik di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun Perguruan Tinggi
Negeri yang ditunjuk peemerintah sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi
Kependidikan (LPTK). Dalam hal ini, program penyetaan Diploma II bagi guru-
guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I (Sarjana) bagi guru-guru
SLTA.

Selain itu, upaya pemerintah untuk meningkatkan profesional guru dilakukan


melalui kegiatan yang dilembagakan, misalnya PKG (Pusat Kegiatan guru) dan
KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi
pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam
merancang program pembelajaran atau lazimnya disingkat RPP dan implementasi
pembelajarannya di sekolah. Profesional guru sebaiknya dipandang sebagai jabatan
yang seharusnya diemban oleh guru, sikap dan professional guru benar-benar
terbentuk dalam jabatan ini, pendidikan prajabatan maupun pendidikan dalam
jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja,
penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi,
sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dan sejenisnya secara
bersama-sama sangat menentukan pengembangan profesionalisme guru

Upaya peningkatan profesionalisme guru juga dilakukan pemerintah melalui


kegiatankegiatan, misalnya workshop, seminar, pelatihan, loka karya, dan program
sertifikasi guru. Tujuannya adalah hasil dari sistem pembinaan melalui penataan
dan pelatihan tersebut dapat diperoleh nilai tambah yang lebih baik, utamanya
berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan kenyataan ini
dimaksudkan agar nilai tambah yang diperoleh tersebut dapat diaplikasikan dalam
proses belajar mengajar di sekolah, sehingga pengembangan profesi melalui
pelatihan dan penataan-penataan hasilnya dapat dirasakan hasilnya (Ansyori,
1996:27). Meskipun dalam pelaksanaannya masih jauh dari yang diharapan dan
banyak penyimpangan, akan tetapi paling tidak telah menghasilkan suatu kondisi
yang menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki kepedulian yang tinggi
untuk meningkatkan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

faktor yang paling penting agar sikap dan professional guru meningkat, guru
diharapkan memiliki kemampuan dalam mengembangkan kualifikasi dirinya
dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji yang diterima guru.
Program dalam berbagai bentuk apapun yang akan diterapkan pemerintah dengan
gaji guru rendah, guru tidak akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Akibatnya,
guru akan mencari pekerjaan sambilan lainnya dengan tujuan untuk memperoleh
tambahan demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, tidak
mengherankan kalau guru-guru di negara yang sudah baik penataan kualitas
manajemen pendidikannya termasuk manajemen kesejahteraan berdampak pada
kualitas keprofesionalan seorang guru.

Menurut salah satu sumber dari internet, Novita Tri Lestari menyebutkan
kompetensi yang harus dimiliki guru dalam era global yaitu:

1. Kemampuan antisipasi
Kemampuan atisipasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang
pendidik untuk mengantisispasi dan mencegah terjadinya masalah baik
dalam proses pembelajaran maupun masalah yang timbul diluar
pembelajaran. Misalnya guru mempersiapkan sarana prasrana dan segala
sesuatunya agar tidak terjadi kendala dalam proses KBM.
2. Kemampuan mengenali dan mengatasi masalah
Seorang pendidik perlu melakukan pendekatan terhadap peserta didiknya
untuk dapat mengenali dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh
peserta didiknya baik yang berkaitan dengan akademik maupun non
akademik. Tidak hanya berhenti pada mengenali masalah saja, namun juga
dilakukan follow up pemilihan solusi dari masalah yang dihadapi peserta
didik dan melaksanakan solusi tersebut sehingga masalah peserta didik
dapat teratasi.
3. Kemampuan mengakomodasi
Seorang guru harus mampu mengakomodasi perbedaan yang terdapat pada
eserta didiknya. Perbedaan disini dapat berupa kebutuhan antar satu
individu dengan individu lain.
4. Kemampuan melakukan reorientasi
Guru diera global adalah guru yang mempuanyai tugas memebrikan
pendidikan bermutu secara profesional. Yaitu dengan memiliki kemampuan
menguasai keahlian dalam bidang yang berkaitan dengan iptek, mampu
bekerja secara profesional dengan orientasi mutu dan keunggulan, dam
dapat menghasilkan karya-karya unggul yang mampu bersaing secara
global sebagai hasil dari keahlian.
5. Kompetensi generik
Kemampuan generik merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang
pendidik yang dalamnya mencakup strategi kognitif, dan dapat pula dikenal
dengan sebutan kemampuan kunci-kunci, kemapuan inti, kemampuan
esensial, dan kemampuan dasar. Kemampuan generik anatara lain meliputi:
keterampilan merencanakan dan mengorganisir, managemen diri,
keterampilan belajar dan keterampilan teknologi.
6. Keterampilan mengatur dirikemampuan mobilisasi pengembangan dan
perubahan
Mendorong diri sendiri untuk mau mengatur semua unsur kemampuan
pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan
mengembangkan berbagai segi dari kehidupan priadi agar lebih sempurna.
7. Keterampilan berkomunikasi
Keterampilan komunikasi adalah keterampilan utama yang harus dimiliki
untuk mampu membina hubungan yang sehat dimana saja, dilingkungan
sosial, sekolah, usaha dan perkantoran.
8. Kemampuan mengelola orang dan tugas
Merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat
mengelola peserta didiknya sekaligus tugas keguruannya agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.mengelola orang dengan mengenali
emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap yang dirasakan
orang lain. Dari segi tugas, guru berfungsi memberikan dorongan kepada
siswa untuk dapat belajar lebih giat, dan memberikan tugas kepada siswa
sesuai dengan kemampuan dan perbedaan individual peserta didik.
9. Kemampuan mobilisasi pengembangan dan perubahan
Kemampuan mobilisasi perkembangan dan perubahan yaitu guru berfungsi
melakukan kegiatan kreatif, menemukan strategi, metode, cara-cara, atau
konsep-konsep yang baru dalam mengajarkan agar pembelajaran bermakna
dan melahirkan pendidikan yang berkualitas.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guru sebagai
komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi
bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dalam masyarakat. Guru diharapkan mampu menghasilkan peserta
didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup
dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Sekarang dan ke depan,
sekolah (pendidikan) harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas, baik secara keilmuan (akademis) maupun sikap mental.
Beberapa tantangan globalisasi yang harus disikapi guru dalam menjalankan peran-
perannya dengan mengedepankan profesionalisme adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan
mendasar.
2. Krisis moral yang melanda bangsa dan negara Indonesia
3. Krisis sosial, seperti kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dan
kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat.
4. Krisis identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia
5. Adanya perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN, Asia Pasifik, maupun
Dunia.

Dari semua pembahasan diatas, upaya guru matematika dalam memelihara


pengetahuan global dalam perencanaan pembelajaran yaitu, pertama meningkatkan
kemampuan pedagogik, terutama yang berkaitan dengan teknologi. Kedua,
diusahakan agar sadar akan dirinya sendiri dan kedudukannya, baik itu di keluarga,
masyarakat ataupun hamba Allah Swt. dan ketiga, memperbaiki sikap guru
matematika terhadap siswa dan meningkatkan keaktifan dan kekreatifan guru dalam
pembelajaran. Guru di dalam sosiologi merupakan sosok yang menjadi anutan bagi
masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh siswa di ruang kelas, tetapi juga oleh
masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang
dihadapi masyarakat. Beberapa peran guru dalam sosiologi pendidikan yaitu: 1)
Peran guru dalam proses belajar mengajar, 2) Peran guru dalam
pengadministrasian, 3) Peran guru sebagai pribadi, 4) Peran guru sebagai
psikologis. Beberapa tantangan globalisasi yang harus disikapi guru adalah sebagai
berikut: 1) Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan mendasar 2) Krisis moral
yang melanda bangsa dan negara Indonesia 3) Krisis sosial 4) Krisis identitas
sebagai bangsa dan negara Indonesia 5) Adanya perdagangan bebas

Daftar Pustaka

Akadum. 1999. Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga. Suara Pembaharuan.


(Online) (http:// www.suarapembaharuan.com/News/1999/01/220199/
OpEd, diakses 1 Juni 2008). Hlm. 1-2
Ansori, K.(1996).Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Menyongsong Era
Teknologi pada Abad Ke-21.Pikiran Rakyat.
Mudiono, A.(2017). Keprofesionalan Guru dalam Menghadapi Pendidikan di Era
Global. Malang:Universitas Negeri Malang.
In’am, A.(2011). Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika Sekolah
Menengah Pertama di Kabupaten Malang. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Lefrancois, Guy R.(1991).Psychology for Theaching. Belmont,
California:Wadsworth Publishing Company.
Lestari, N.T.(2015). Peran Guru dalam Era Gloobalisasi.
https://www.kompasiana.com/noviana-trilestari/peran-guru-dalam-era-
globalisasi_551140bda33311e742ba7f19.
Surya, M.(2015). Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru, untuk Guru.
Bandung:Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai