Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi guru pada saat ini masih banyak di bicarakan orang, atau masih saja di
pertanyakan orang, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun di luar pakar
pendidikan. Bahkan selama beberapa tahun terakhir ini hampir setiap hari, media massa
memuat berita tentang guru. Ironisnya berita-berita tersebut banyak yang cenderung
melecehkan posisi guru.
Masyarakat/orang tua murid pun kadang-kadang mencemooh dan menuding guru
tidak kompeten, tidak berkualitas, dan sebagainya, manakala putra/putrinya tidak bisa
menyelesaikan persoalan yang ia hadapi sendiri atau mempunyai kemampuan yang
tidak sesuai dengan kemampuannya.
Sikap dan perilaku masarakat tersebut memang bukan tanpa alasan, karena memang
ada sebagian kecil oknum guru yang melanggar/ atau menyimpang dari kode etiknya.
Anehnya lagi kesalahan sekecil apapun yang diperbuat guru mengundang reaksi yang
begitu hebat di masyarakat. Hal ini dapat di maklumi karena dengan adaya sikap
demikian menunjukkan bahwa memang guru seyogianya menjadi anutan bagi
masyarakat di sekitarnya.
Lebih dari sekedar anutan, hal ini pun menunjukkan bahwa sampai saat ini masih di
anggap eksis, sebab sampai kapan pun posisi/peran guru tidak akan bisa di gantikan
sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru menyangkut pembinaan sifat
mental manusia yang menyangkut aspek-asek yang bersifat manusiawi yang unik dalam
arti yang berbeda

2.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi ?
2. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru ?

1
3. Apa saja macam-macam kompetensi ?
4. Bagaimana peranan kompetensi guru dalam proses belajar menagajar ?
5. Bagaimana pentingnya kompetensi guru ?

2.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi.
2. Untuk mengetahui pengertian kompetensi guru.
3. Untuk mengetahui macam-macam kompetensi gutu.
4. Untuk mengetahui pentingny kompetensi guru.
5. Untuk mengetahui peranan kompetensi dalam proses belajar mengajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi

Kompeten dan kompetensi adalah dua kata yang semakin sering diucapkan dalam
lingkup bisnis maupun organisasi pemerintah belakangan ini. Saking seringnya, makna
hakiki kedua kata itu pun cenderung disederhanakan. Kompeten dan kompetensi,
misalnya, dianggap sama dengan keahlian atau kemampuan. Orang yang ahli di bidang
teknik bangunan, umpamanya, dianggap kompeten di bidang teknik bangunan. Padahal,
kompetensi seorang ahli teknik bangunan yang berprofesi sebagai dosen akan berbeda
dengan ahli teknik bangunan yang berprofesi sebagai Manajer Proyek. Di sini terlihat,
bahwa kompetensi individu tidak bisa berdiri sendiri hanya sebatas kebiasaan atau
kemampuan seseorang, tetapi ia terkait erat dengan tugas dan profesi yang dijalankan
orang itu dalam pekerjaan.
Kompetensi diakui sebagai faktor yang memegang factor penting dalam
keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Sebagai contoh guru sebagai salah satu
profesi, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
menyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya Mendiknas RI melalui Permen Nomor 16
Tahun 2007 menetapkan Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Identifikasi kompetensi guru yang tepat dianggap memiliki nilai prediksi yang valid
untuk keberhasilan guru dalam pekerjaannya.
Pemahaman yang mendalam tentang pengertian kompetensi akan memberikan
dasar dalam upaya menjadi guru yang berhasil sesuai dengan standar kompetensi yang
telah ditetapkan.
Pengertian kompetensi Untuk memahami pengertian “standar kompetensi”,
hendaknya ditelusuri terlebih dahulu pengertian dari “kompetensi”. Berkaitan dengan
definisi/pengertian “kompetensi”, berikut adalah pernyataan-pernyataan yang
berhubungan dengan pengertian kompetensi tersebut.

3
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan
Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.
Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah
peingintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk
melaksanakan satu cara efektif.
Descriptive of qualitative nature or teacher behavior appears to be entirely
meaningful (Broke and Stone, 1975). Kompetensi merupakan gambaran hakikat
kualitatf dari perilaku guru yang tampak sangat berarti. Competency as a rational
ferfomance wich satisfactorily meets the objective for a desired condition (Charles E.
Johnson, 1974).
Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu: Competence is
defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates
knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and
skills and is acquired through work experience and learning by doing.
Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan,
ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan
pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan definisi kompetensi di atas, komponen-komponen atau karakteristik yang
membentuk sebuah kompetensi menurut Spencer & Spencer adalah :
1. Motives, yaitu konsistensi berpikir mengenai sesuatu yang diinginkan atau
dikehendaki oleh seseorang, sehingga me-nyebabkan suatu kejadian. Motif tingkah laku
seperti me-ngendalikan, mengarahkan, membimbing, memilih untuk menghadapi
kejadian atau tujuan tertentu.
2. Traits, yaitu karakteristik fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap informasi
atau situasi tertentu.
3. Self Concept, yaitu sikap, nilai, atau imaginasi seseorang.

4
4. Knowledge, informasi seseorang dalam lingkup tertentu. Komponen kompetensi ini
sangat kompleks. Nilai dari knowledge test, sering gagal untuk memprediksi kinerja
karena terjadi kegagalan dalam mengukur pengetahuan dan kemampuan sesungguhnya
yang diperlakukan dalam pekerjaan.
5. Skills, yaitu kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas fisik atau mental tertentu.
Komponen kompetensi motives dan traits disebut hidden compe-tency karena sulit
untuk dikembangkan dan sulit mengukurnya. Komponen kompetensi knowledge dan
skills disebut visible competency yang cenderung terlihat, mudah dikembangkan dan
mudah mengukurnya. Sedangkan komponen kompetensi self concept berada di antara
kedua kriteria kompetensi tersebut. Kompetensi merupakan kombinasi dari
keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude) yang dapat
diamati dan di-terapkan secara kritis untuk suksesnya sebuah organisasi dan prestasi
kerja serta kontribusi pribadi seseorang terhadap organisasinya.
Definisi yang diajukan oleh Spencer & Spencer menjelaskan bahwa dalam
menggunakan konsep kompetensi harus ada “Kriteria Pembanding” (Criterion
Reference) untuk membukti-kan bahwa sebuah elemen kompetensi mempengaruhi baik
atau buruknya kinerja seseorang. Pada umumnya setiap orang memiliki kinerja yang
sama (average performance) tetapi ada beberapa orang memiliki keahlian yang khusus
(superior performance) sehingga harus dibedakan dari orang-orang yang lain. Kriteria
pembanding yang digunakan dalam konsep kompetensi untuk membedakan superior
performance dengan average per-formance adalah sebagai berikut:
1. Cross Cultural Interpersonal Sensitivity
Kemampuan untuk memahami budaya orang lain melalui tingkah laku dan
ucapannya, serta untuk memprediksi bagai-mana mereka akan bereaksi.
2. Positive Expectations of Other
Kepribadian yang kuat dalam memahami formalitas dan nilai dari orang lain yang
berbeda dengan diri sendiri, dan kemampuan untuk mempertahankan pandangan positif
ke-tika berada dalam tekanan.
3. Speed in Learning Political Networks

5
Kemampuan untuk mengerti dengan cepat sehingga mempengaruhi apa dan siapa
masing-masing orang dalam kepentingan politiknya.
Rychen dan Salganik (2003:43-46), mendefinisikan kompetensi sebagai
kemampuan untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan yang kompleks dalam
konteks khusus melalui pengerahan persyaratan psikososial (meliputi aspek kognitif
dan non-kognitif). Fokus utamanya adalah pada keberhasilan pencapaian seseorang
melalui tindakan, pilihan, atau berperilaku, yang merujuk tuntutan. Tindakan yang
merujuk tuntutan ini melibatkan struktur mental internal kemampuan, watak atau
sumber yang melekat dalam individu.
Secara ringkas, seperti diadopsi DeSeCo (Definition and Selection of Competency)
model mendasar dari kompetensi adalah utuh dan dinamis dalam menghadapi
tuntutan yang kompleks, dengan menggabungkan prasyarat psikososial (meliputi
kognitif, motivasi, etika, kemamuan sendiri dan komponen sosial) dan konteks dalam
sebuah sistem yang kompleks yang menghasilkan kinerja terbaik atau tindakan
seefektif mungkin. Jadi kompetensi tidak terjadi secara bebas dari hubungan antara
tindakan dan konteks. Malahan, dipahami dalam hubungan ketergantungan dan
dinyatakan dengan tindakan yang mempunyai tujuan yang diberikan seseorang dalam
sebuah situasi khusus.

2.2 Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan


sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran.

Pada penelitian ini hanya akan dikaji dua kompetensi guru, yaitu kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai
dengan kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan. Guru juga perlu memiliki kompetensi
profesional yaitu selalu meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

6
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
Guru pendidikan dasar perlu memiliki kemampuan memantau atas kemajuan belajar
siswanya sebagai bagian dari kompetensi pedagogik dengan menggunakan berbagai
teknik asesmen alternatif seperti pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara,
potofolio, memajangkan karya siswanya. Guru sebagai pedagogik perlu meningkatkan
kompetensinya melalui aktivitas kolaboratif dengan kolega, menjalin kerjasama dengan
orang tua, memberdayakan sumber-sumber yang terdapat di masyarakat, melakukan
penelitian sederhana. Diaz, Pelletier, dan Provenzo mengatakan bahwa guru harus
senantiasa berusaha memperbaiki kinerjanya dan mengatasi masalah-masalah
pembelajaran dan senantiasa mengikuti perubahan. Dalam membelajarkan siswa,
menurut Cruicksank, Jenkins, dan Metcalf, guru perlu menguasai pemanfaatan ICT
untuk kebutuhan belajarnya.
Kegiatan belajar dan pembelajaran perlu dikelola dengan baik. Menurut Tight
mengelola pembelajaran adalah rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran
kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan
bahan pelajaran dan merupakan sebuah cara dan proses hubungan timbal balik antara
siswa dengan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Batasan tersebut selaras
dengan pendapat Tim Wollonggong bahwa mengelola pembelajaran merupakan suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan kebutuhan siswa, sehingga terjadi proses belajar.
Batasan mengelola pembelajaran secara lebih sederhana dikemukakan Crowl bahwa
mengelola pembelajaran sebagai perbuatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan
membantu atau memudahkan orang lain melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan
mengelola pembelajaran seorang guru melakukan suatu proses perubahan positif pada
tingkah laku siswa yang ditandai dengan berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap,
keterampilan, kecakapan dan kompetensi serta aspek lain pada diri siswa, sedangkan
perubahan tingkah laku adalah keadaan lebih meningkat dari keterampilan, sikap,
pengetahuan, pemahaman dan aspirasi.

7
Depdiknas juga merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Berdasarkan definsi tersebut Rastodio (2009) mendefinisikan kompetensi
guru sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi
sebagai guru.
Selanjutnya Kepmendiknas nomor 16 Tahun 2007 menetapkan standar kompetensi
guru yang dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi : kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.

2.3 Macam-macam Kompentensi Guru


Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada
pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial,
dan Kopetensi Profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.
Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai 4
kompetensi. Keempat kompetensi yang harus dikuasai guru untuk meningkatkan
kualitasnya tersebut adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.
Guru harus sungguh-sungguh dan baik dalam menguasai 4 kompetensi tersebut agar
tujuan pendidikan bisa tercapai.

1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang
membedakan guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7 aspek kemampuan, yaitu:
a. Mengenal karakteristik anak didik
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
c. Mampu mengembangkan kurikulum
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
e. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik

8
f. Komunikasi dengan peserta didik
g. Penilaian dan evaluasi pembelajaran

2. Kompetensi Profesional
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan
ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi profesional yang
harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi
profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang meliputi:
a) konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/ seni yang menaungi/koheren dengan
materi ajar.
b) Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
c) Hubungan konsep antar pelajaran terkait
d) Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
e) Kompetensi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan
nilai dan budaya nasional

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja
sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang harus
dikuasai guru meliputi:
a. Berkomunikasi lisan dan tulisan
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
e. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia
f. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
g. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru

9
4. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa dapat menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja
sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Keempat potensi tersebut sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar agar
terciptanya kondisi belajar dan mengajar yang baik. Pendapat lain juga mengatakan
istilah kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup
semua kompetensi lainnya.

2.4 Peranan Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar


Berdasarkan studi literatur terhadap pandangan Adams and Dickey dalam bukunya
Basic Principles of Student Teaching, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 13
peranan seorang guru dalam proses mengajar yang menuntut berbagai kompetensi dan
keterempilan dalam mengajar yaitu:

a) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, yang perlu memiliki


keterampilan dalam memberikan informasi kepada kelas.
b) Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin
kelompok-kelompok murid.
c) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan
mendorong kegiatan belajar siswa.
d) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan mempersiapkan
dan menyediakanalat dan bahan pelajaran.
f) Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran,
mengarankan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.
g) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber
masyarakat yang akan digunakan.
h) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan meramu
bahan pelajaran secara profesional.

10
i) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak
dan ketertiban kelas.
j) Guru sebagai motivator, perlu mimiliki keterampilan mendorong motivasi belajar
siswa.
k) Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang
merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah.
l) Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan
terhadap anak-anak yang berprestasi.
m) Guru sebagai evaluator, perlu memilki koterampilan cara menilai anak-anak secara
objektif, kontinu, dan komprehensif.
n) Guru sebagai konselor, perlu memilki keterampilan cara membantu anak-anak yang
mengalami kesulitan tertentu.

2.5 Pentingnya Kompetensi Guru


Masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Beberapa hal yang
menyebabkan pentingnya kompetensi guru antara lain:

1. Kompetensi guru sebagai alat seleksi penerimaan guru


Perlu ditentukan secara umum jenis kompetensi apakah yang perlu dipenuhi sebagai
syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru. Dengan adany asyarat ini, maka
akan terdapat pedoman bagi administrator dalam menyeleksi penerimaan guru yang
diperlukan untuk satu sekolah. Asumsin yang mendasari kriteria ini adalah bahwa setiap
calon guru yang memenuhi syarat tersebut, diharapkan dapat mengemban tugasnya
dengan baik dan benar serta berhasil selaku pengajar di sekolah.

2. Kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru


Jika telah ditentukan jenis kompetensi guru yang diperlukan, maka atas dasar
ukuran itu akan dapat diobservasi dan ditentukan guru yang memiliki kompetensi penuh
dan yang masih kurang memadai kompetensinya. Informasi tentang hal ini sangat

11
diperlukan oleh para administrator dalam usaha pembinaan dan pengembangan
terhadap para guru.

3. Kompetensi guru penting dalam rangka penyusunan kurikulum


Berhasil atau tidaknya pendidikan terletak pada berbagai komponen dalam nproses
pendidikan guru itu. Salah satunya yaitu komponen kurikulum. Oleh karena itu,
kurikulum pendidikan guru harus disusun berdasarkan kompetensi yang diperlukan oleh
setiap guru. Tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi, dsb. Hal ini
harus direncanakn dengan baik agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara
umum.

4. Kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa
Proses belajar dan belajar siswa tidak hanyaditentukan oleh sekolah, pola, struktur,
dan isi kurikulum, akan tetapi juga ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga kegiatan belajar dan mengajar siswa dalam tingkat yang optimal.

12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kompetensi itu pada dasarnya menunjukan kepada :

1. Kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan.

2. Merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten) ialah yang memiliki


kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran (keterampilan),
pengetahuan, dsb. Untuk mengerjakan apa yang diperlukan.

3. Menunjukan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-


tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.

Macam-macam kompetensi guru, yaitu :

1. Kompetensi Pedagogis

2. Kompetensi professional

3. Kompetensi kepribadian

4. Kompetensi sosial

13
Daftar Pustaka
http://kompetensi.info/kompetensi-guru/empat-kompetensi-guru.html
https://kuliahpaudub.wordpress.com/2015/04/22/pentingnya-kompetensi-pendidik-dalam-
meningkatkan-kualitas-pendidikan-anak-usia-diniuntuk-membaca-ulasan-lebih-lengkap-
dari-abstraksi-ini-silahkan-klik/
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sosialisasi/article/view/2531

14

Anda mungkin juga menyukai