PENDAHULUAN
1
3. Apa saja macam-macam kompetensi ?
4. Bagaimana peranan kompetensi guru dalam proses belajar menagajar ?
5. Bagaimana pentingnya kompetensi guru ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kompeten dan kompetensi adalah dua kata yang semakin sering diucapkan dalam
lingkup bisnis maupun organisasi pemerintah belakangan ini. Saking seringnya, makna
hakiki kedua kata itu pun cenderung disederhanakan. Kompeten dan kompetensi,
misalnya, dianggap sama dengan keahlian atau kemampuan. Orang yang ahli di bidang
teknik bangunan, umpamanya, dianggap kompeten di bidang teknik bangunan. Padahal,
kompetensi seorang ahli teknik bangunan yang berprofesi sebagai dosen akan berbeda
dengan ahli teknik bangunan yang berprofesi sebagai Manajer Proyek. Di sini terlihat,
bahwa kompetensi individu tidak bisa berdiri sendiri hanya sebatas kebiasaan atau
kemampuan seseorang, tetapi ia terkait erat dengan tugas dan profesi yang dijalankan
orang itu dalam pekerjaan.
Kompetensi diakui sebagai faktor yang memegang factor penting dalam
keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Sebagai contoh guru sebagai salah satu
profesi, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
menyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya Mendiknas RI melalui Permen Nomor 16
Tahun 2007 menetapkan Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Identifikasi kompetensi guru yang tepat dianggap memiliki nilai prediksi yang valid
untuk keberhasilan guru dalam pekerjaannya.
Pemahaman yang mendalam tentang pengertian kompetensi akan memberikan
dasar dalam upaya menjadi guru yang berhasil sesuai dengan standar kompetensi yang
telah ditetapkan.
Pengertian kompetensi Untuk memahami pengertian “standar kompetensi”,
hendaknya ditelusuri terlebih dahulu pengertian dari “kompetensi”. Berkaitan dengan
definisi/pengertian “kompetensi”, berikut adalah pernyataan-pernyataan yang
berhubungan dengan pengertian kompetensi tersebut.
3
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan
Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.
Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah
peingintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk
melaksanakan satu cara efektif.
Descriptive of qualitative nature or teacher behavior appears to be entirely
meaningful (Broke and Stone, 1975). Kompetensi merupakan gambaran hakikat
kualitatf dari perilaku guru yang tampak sangat berarti. Competency as a rational
ferfomance wich satisfactorily meets the objective for a desired condition (Charles E.
Johnson, 1974).
Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu: Competence is
defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates
knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and
skills and is acquired through work experience and learning by doing.
Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan,
ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan
pembelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan definisi kompetensi di atas, komponen-komponen atau karakteristik yang
membentuk sebuah kompetensi menurut Spencer & Spencer adalah :
1. Motives, yaitu konsistensi berpikir mengenai sesuatu yang diinginkan atau
dikehendaki oleh seseorang, sehingga me-nyebabkan suatu kejadian. Motif tingkah laku
seperti me-ngendalikan, mengarahkan, membimbing, memilih untuk menghadapi
kejadian atau tujuan tertentu.
2. Traits, yaitu karakteristik fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap informasi
atau situasi tertentu.
3. Self Concept, yaitu sikap, nilai, atau imaginasi seseorang.
4
4. Knowledge, informasi seseorang dalam lingkup tertentu. Komponen kompetensi ini
sangat kompleks. Nilai dari knowledge test, sering gagal untuk memprediksi kinerja
karena terjadi kegagalan dalam mengukur pengetahuan dan kemampuan sesungguhnya
yang diperlakukan dalam pekerjaan.
5. Skills, yaitu kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas fisik atau mental tertentu.
Komponen kompetensi motives dan traits disebut hidden compe-tency karena sulit
untuk dikembangkan dan sulit mengukurnya. Komponen kompetensi knowledge dan
skills disebut visible competency yang cenderung terlihat, mudah dikembangkan dan
mudah mengukurnya. Sedangkan komponen kompetensi self concept berada di antara
kedua kriteria kompetensi tersebut. Kompetensi merupakan kombinasi dari
keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude) yang dapat
diamati dan di-terapkan secara kritis untuk suksesnya sebuah organisasi dan prestasi
kerja serta kontribusi pribadi seseorang terhadap organisasinya.
Definisi yang diajukan oleh Spencer & Spencer menjelaskan bahwa dalam
menggunakan konsep kompetensi harus ada “Kriteria Pembanding” (Criterion
Reference) untuk membukti-kan bahwa sebuah elemen kompetensi mempengaruhi baik
atau buruknya kinerja seseorang. Pada umumnya setiap orang memiliki kinerja yang
sama (average performance) tetapi ada beberapa orang memiliki keahlian yang khusus
(superior performance) sehingga harus dibedakan dari orang-orang yang lain. Kriteria
pembanding yang digunakan dalam konsep kompetensi untuk membedakan superior
performance dengan average per-formance adalah sebagai berikut:
1. Cross Cultural Interpersonal Sensitivity
Kemampuan untuk memahami budaya orang lain melalui tingkah laku dan
ucapannya, serta untuk memprediksi bagai-mana mereka akan bereaksi.
2. Positive Expectations of Other
Kepribadian yang kuat dalam memahami formalitas dan nilai dari orang lain yang
berbeda dengan diri sendiri, dan kemampuan untuk mempertahankan pandangan positif
ke-tika berada dalam tekanan.
3. Speed in Learning Political Networks
5
Kemampuan untuk mengerti dengan cepat sehingga mempengaruhi apa dan siapa
masing-masing orang dalam kepentingan politiknya.
Rychen dan Salganik (2003:43-46), mendefinisikan kompetensi sebagai
kemampuan untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan yang kompleks dalam
konteks khusus melalui pengerahan persyaratan psikososial (meliputi aspek kognitif
dan non-kognitif). Fokus utamanya adalah pada keberhasilan pencapaian seseorang
melalui tindakan, pilihan, atau berperilaku, yang merujuk tuntutan. Tindakan yang
merujuk tuntutan ini melibatkan struktur mental internal kemampuan, watak atau
sumber yang melekat dalam individu.
Secara ringkas, seperti diadopsi DeSeCo (Definition and Selection of Competency)
model mendasar dari kompetensi adalah utuh dan dinamis dalam menghadapi
tuntutan yang kompleks, dengan menggabungkan prasyarat psikososial (meliputi
kognitif, motivasi, etika, kemamuan sendiri dan komponen sosial) dan konteks dalam
sebuah sistem yang kompleks yang menghasilkan kinerja terbaik atau tindakan
seefektif mungkin. Jadi kompetensi tidak terjadi secara bebas dari hubungan antara
tindakan dan konteks. Malahan, dipahami dalam hubungan ketergantungan dan
dinyatakan dengan tindakan yang mempunyai tujuan yang diberikan seseorang dalam
sebuah situasi khusus.
Pada penelitian ini hanya akan dikaji dua kompetensi guru, yaitu kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai
dengan kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan. Guru juga perlu memiliki kompetensi
profesional yaitu selalu meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
6
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
Guru pendidikan dasar perlu memiliki kemampuan memantau atas kemajuan belajar
siswanya sebagai bagian dari kompetensi pedagogik dengan menggunakan berbagai
teknik asesmen alternatif seperti pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara,
potofolio, memajangkan karya siswanya. Guru sebagai pedagogik perlu meningkatkan
kompetensinya melalui aktivitas kolaboratif dengan kolega, menjalin kerjasama dengan
orang tua, memberdayakan sumber-sumber yang terdapat di masyarakat, melakukan
penelitian sederhana. Diaz, Pelletier, dan Provenzo mengatakan bahwa guru harus
senantiasa berusaha memperbaiki kinerjanya dan mengatasi masalah-masalah
pembelajaran dan senantiasa mengikuti perubahan. Dalam membelajarkan siswa,
menurut Cruicksank, Jenkins, dan Metcalf, guru perlu menguasai pemanfaatan ICT
untuk kebutuhan belajarnya.
Kegiatan belajar dan pembelajaran perlu dikelola dengan baik. Menurut Tight
mengelola pembelajaran adalah rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran
kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan
bahan pelajaran dan merupakan sebuah cara dan proses hubungan timbal balik antara
siswa dengan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Batasan tersebut selaras
dengan pendapat Tim Wollonggong bahwa mengelola pembelajaran merupakan suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan kebutuhan siswa, sehingga terjadi proses belajar.
Batasan mengelola pembelajaran secara lebih sederhana dikemukakan Crowl bahwa
mengelola pembelajaran sebagai perbuatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan
membantu atau memudahkan orang lain melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan
mengelola pembelajaran seorang guru melakukan suatu proses perubahan positif pada
tingkah laku siswa yang ditandai dengan berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap,
keterampilan, kecakapan dan kompetensi serta aspek lain pada diri siswa, sedangkan
perubahan tingkah laku adalah keadaan lebih meningkat dari keterampilan, sikap,
pengetahuan, pemahaman dan aspirasi.
7
Depdiknas juga merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Berdasarkan definsi tersebut Rastodio (2009) mendefinisikan kompetensi
guru sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi
sebagai guru.
Selanjutnya Kepmendiknas nomor 16 Tahun 2007 menetapkan standar kompetensi
guru yang dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi : kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang
membedakan guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7 aspek kemampuan, yaitu:
a. Mengenal karakteristik anak didik
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
c. Mampu mengembangkan kurikulum
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
e. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik
8
f. Komunikasi dengan peserta didik
g. Penilaian dan evaluasi pembelajaran
2. Kompetensi Profesional
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan
ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi profesional yang
harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi
profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang meliputi:
a) konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/ seni yang menaungi/koheren dengan
materi ajar.
b) Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
c) Hubungan konsep antar pelajaran terkait
d) Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
e) Kompetensi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan
nilai dan budaya nasional
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja
sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang harus
dikuasai guru meliputi:
a. Berkomunikasi lisan dan tulisan
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
e. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia
f. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
g. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
9
4. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa dapat menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja
sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Keempat potensi tersebut sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar agar
terciptanya kondisi belajar dan mengajar yang baik. Pendapat lain juga mengatakan
istilah kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup
semua kompetensi lainnya.
10
i) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak
dan ketertiban kelas.
j) Guru sebagai motivator, perlu mimiliki keterampilan mendorong motivasi belajar
siswa.
k) Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang
merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah.
l) Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan
terhadap anak-anak yang berprestasi.
m) Guru sebagai evaluator, perlu memilki koterampilan cara menilai anak-anak secara
objektif, kontinu, dan komprehensif.
n) Guru sebagai konselor, perlu memilki keterampilan cara membantu anak-anak yang
mengalami kesulitan tertentu.
11
diperlukan oleh para administrator dalam usaha pembinaan dan pengembangan
terhadap para guru.
4. Kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa
Proses belajar dan belajar siswa tidak hanyaditentukan oleh sekolah, pola, struktur,
dan isi kurikulum, akan tetapi juga ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga kegiatan belajar dan mengajar siswa dalam tingkat yang optimal.
12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kompetensi itu pada dasarnya menunjukan kepada :
1. Kompetensi Pedagogis
2. Kompetensi professional
3. Kompetensi kepribadian
4. Kompetensi sosial
13
Daftar Pustaka
http://kompetensi.info/kompetensi-guru/empat-kompetensi-guru.html
https://kuliahpaudub.wordpress.com/2015/04/22/pentingnya-kompetensi-pendidik-dalam-
meningkatkan-kualitas-pendidikan-anak-usia-diniuntuk-membaca-ulasan-lebih-lengkap-
dari-abstraksi-ini-silahkan-klik/
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sosialisasi/article/view/2531
14