Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MODEL SOSIAL KEPERAWATAN JIWA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Jiwa
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap individu,


keluarga, masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari tingkat kesejahteraan
suatu masyarakat atau bangsa. Oleh karena itu, kesehatan mempunyai arti yang
strategis dalam pembangunan dan juga modal dasar dalam pembangunan. Hanya
masyarakat yang sehat memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi, yakni
manusia yang amat dibutuhkan dalam pembangunan (Zulkarnaen, 1991 dalam
Suliswaty, 2004)
Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri
dan hal-hal yang menarik sehingga selalu saja menantang manusia untuk
mengadakan study intensif terhadapnya. Luas dan kompleksitasnya tidak hanya
disebabkan oleh tidak mampunya orang mengkuantifisir gejala-gejala kejiwaan yang
misterius itu, akan tetapi oleh sebab faktor-faktor penyebabnya bersifat multifaktor
sehingga gejala-gejalanya juga bisa didekati dari berbagai macam perspektif.
(Videbeck, 2008 dalam Yosef, 2009)
Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai
muncul pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan
kesehatan jiwa dengan perawatan umum yaitu adanya terapi sikap. Perawat
menggunakan sikap yang baik dalam menyembuhkan pasien. (Videbeck, 2008
dalam Yosef, 2009)
Dalam mengimplementasikan terapi ini, perawat mendemonstrasikan
penerimaan, pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi. Pada
realitas, klien diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat harus
sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien. (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty,
2004)
B. Tujuan

1. Untuk menambah wawasan Mahasiswa tentang konseptual model keperawatan


jiwa khususnya model sosial.
2. Untuk meningkatkan keterampilan Mahasiswa tentang bagaimana cara
memberikan pelayanan keperawatan kepada klien.

C. Manfaat

1. Dengan memahami isi makalah berarti mahasiswa akan dapat mengetahui apa
dan bagaimana konseptual model keperawatan jiwa khususnya model sosial.
2. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana peran perawat dalam model sosial
dalam keperawatan jiwa.
3. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana peran pasien dalam model sosial
dalam keperawatan jiwa.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Model konseptual keperawatan


Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan
mempertahankan perilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang dimaksud
klien meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat. (Zulkarnaen,
1991 dalam Suliswaty, 2004)

Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa,


mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara
terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien
dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada. (Brockopp,
1999 dalam Potter, 2009)

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang


situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan
informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa
yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan
(Brockopp, 1999 dalam Potter, 2009).

Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam situasi
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaktif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong orang tersebut
mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif unutk
mengatasi stresor ini (Videbeck, 2008 : 54 dalam Yosef, 2009).

B. Model konseptual keperawatan jiwa khususnya sosial model


Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan
pengalaman hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku, kondisi
sosial bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang dianggap
normal pada suatu daerah tertentu mungkin sebagai penyimpangan pada daerah yang
lain.

Individu yang sudah dilabel/dicap jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan
norma lingkungan, maka perilaku tersebut memerlukan perawatan/dirawat.

Menurut Szazz, individu bertanggung jawab terhadap perilakunya. Individu


tersebut harus mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang
diharapkan masyarakatnya.

Kaplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Oleh
karena itu, konsep pencegahan primer, sekunder dan tersier sangat penting. Situasi
yang dapat menjadi pencetus:

a. Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.


b. Kurang mampu mengatasi stress.
c. Kurang support system.
Situasi tersebut di atas dapat diantisipasi dan dapat dicegah.

Proses terapi:

a. Prevensi primer
b. Kesehatan jiwa masyarakat
c. Crisis intervensi (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty, 2004)
BAB III
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai