OLEH :
KELOMPOK 4
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang
Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Aspek Legal
Keperawatan Kegawatdaruratan"mata kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan di
Politeknik Kesehatan Denpasar tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi berbagai
pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan yang telah membantu.
Denpasar, 2 September
2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 mahasiswa dapat memahami mengenai aspek legal keperawatan
kegawatdaruratan.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi aspek legal
bagi pelayanan kesehatan gawat darurat bagi perawat.
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui peran perawat dalam penanganan
kasus emergensi.
1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aspek legal
keperawatan kegawatdaruratan.
1.4 Manfaat
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang konsep
aspek legal keperawatan kegawatdaruratan, dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada klien, para perawat senantiasa memberikan pelayanan
yang sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pasal 2 ayat (1) dan (3) UU No. 32 Tahun 1996 tentang jenis tenaga
kesehatan.
(1) Tenaga kesehatan terdiri dari:
a. Tenaga medis;
b. Tenaga keperawatan;
c. Tenaga kefarmasian;
d. Tenaga kesehatan masyarakat;
e. Tenaga gizi;
f. Tenaga keterampilan fisik;
g. Tenaga keteknisian medis.
(2) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.
8. UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 58 tentang tuntutan ganti rugi oleh klien
kecuali untuk tindakan penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan.
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang,
tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang
dalam keadaan darurat.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
11. UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 190 tentang ketentuan pidana terkait
dengan kedaruratan klien.
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran