A. Bahasan
1. Topik : Hemodialisa
2. Sub Topik : Cara mencapai berat badan kering
3. Hari/tanggal : Kamis, 29 Desember 2015
4. Waktu : Pukul 08.30 – 09.00 WIB
5. Tempat : Ruang Hemodialisa
6. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien hemodialisa
7. Penyuluh : Ira Komarasari dan Johan Abdul Haris
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat memahami tentang Cara mencapai berat badan kering.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan sasaran
dapat :
a. Mengetahui pengertian Berat badan kerinng;
C. Materi
Terlampir
D. Sumber Materi
Buka Saku Panduan Prinsip Dasar Hemodialisis.
E. Metode dan Media
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media
Leaflet
F. Tabel Kegiatan
K e g i a t an
Tahap
Waktu Penyuluh Sasaran
kegiatan
A. Pengertian
Berat badan kering adalah berat badan yang dirasakan klien nyaman
tanpa ada keluhan dan tidak ada bengkak.
Keluhan-keluhan itu berupa komplikasi-komplikasi cuci darah seperti
hipotensi (tekanan darah rendah), mual-muntah, sesak, kram dan lain
sebagainya.
Jika berat badan kering tidak dapat tercapai dalam waktu yang
ditentukan maka resiko komplikasi hemodialisa berupa sesak, oedema paru,
ascites, jantung dan lainnya akan memperberat kondisi pasien. Untuk itu
kesadaran pasien dan peran serta keluarga dalam mendukung program
pencapaian berat badan kering sangatlah penting.
B. Cara Mencapai Berat Badan Kering
Pasien cuci darah wajib menemukan berat badan keringnya dalam
jangka waktu 3 bulan. Untuk itu pengukuran pemasukan dan pengeluaran
cairan diperlukan untuk menentukan berapa banyak cairan yang boleh
dikonsumsi dalam 24 jam.
Selanjutnya kontrol pemasukan cairan tersebut sangat penting untuk
mencegah penumpukan cairan, untuk mempertahankan berat badan kering dan
untuk meningkatkan status cairan serta kesehatan yang lebih baik. Adapun
cara pengukuran pemasukan dan pengeluaran cairan itu seperti berikut :
1. Tampunglah urine pasien selama 24 jam penuh, lihat berapa jumlah total
yang didapat selama itu dan catat bila anda tidak bisa mengingat ketika
ditanya oleh petugas medis.
2. Takar jumlah cairan yang pasien konsumsi, catat setiap kali memberikan
asupan cairan agar dapat dihitung jumlah keseluruhan cairan yang
dikonsumsi dalam satu hari. Seperti kebiasaan minum saat
mengkonsumsi obat, makan, dan beraktifitas lainnya.
3. Jumlah pengeluaran cairan dari point 1 dan jumlah pemasukan dari point
2 dapat menjadi acuan ketika nanti terjadi perubahan pada anda atau
keluarga anda, laporkan pada petugas medis agar dievaluasi dengan
program yang diatur ulang agar berat badan kering tetap terjaga.
4. Perhatikan perkembangan anda atau keluarga anda tentang cairan baik
itu kearah penurunan atau peningkatan, seperti : keluhan diare, haus
terus-menerus, urine yang lebih sedikit ataupun banyak, dan lain
sebagainya.
5. Ketika cuci darah jika berat badan kering telah tercapai maka penarikan
cairan dilebihkan 0 – 1000cc dari kenaikan berat badan sesuai dengan
asupan makanan dan cairan yang dikonsumsi selama cuci darah. Tetapi
jika berat badan belum tercapai karena masih ada kelebihan cairan maka
penarikan cairan dilebihkan minimal 500-1000cc atau sesuai advis dokter
jika bengkak berlebihan. Dan jika berat badan kering telah tercapai
namun diobservasi karena kenaikan berat badan maka penarikan cairan
dikurangi sesuai target berat badan yang akan dicapai.
C. Evaluasi Berat Badan Kering
Suatu program tentunya untuk dijalankan dan hasilnya untuk dievaluasi,
begitu pula dengan berat badan kering. Berat badan kering dievaluasi agar
ketika ada perubahan, pasien siap dengan apa yang akan terjadi berupa
komplikasi-komplikasi cuci darah yang akan dirasakan. Adapun evaluasi yang
diperhatikan adalah :
1. Berat badan kering turun karena penurunan nafsu makan, keluhan yang
akan dirasakan adalah pasien tetap bengkak ada keluhan sesak dan
lambat laun perut membesar karena penumpukan cairan.
2. Berat badan naik karena peningkatan nafsu makan, keluhan yang akan
dirasakan adalah kram dan hipotensi disetiap kali cuci darah.
3. Adanya komplikasi penyakit memungkinkan petugas medis melakukan
penyesuaian program berat badan kering pasien secara tiba-tiba dengan
pertimbangan mengacu pada kondisi klinis masing-masing pasien yang
kholistik.