e. Janji BeGems
“Saya Berjanji Melaksanakan Berau Coal Green Mining System, Demi
Terwujudnya Keselamatan, Kesehatan Kerja, Kelestarian Lingkungan
dan Kualitas Kerja yang Unggul”
f. Logo
Identitas Merk Berau adalah singkatan dari Berau (B) dan Energi
(E). Yang maksutnya adalah perancangan kedua kata untuk
melambangkan Transformator Energi Eksponensial. Kata Eksponensial
merupakan brand word yang memiliki arti semangat untuk mendorong
potensi yang ada dari PT. Berau Coal. Berau memilih sebagai nama
merk untuk memperkuat dan mengklarifikasi fitur – fitur Berau sebagai
perusahaan yang berlokasi di Berau, Kalimantan Timur, Indonesia.
Merk tersebut berlaku untuk logo dengan menggunakan huruf kecil
yang berarti kerendahan hati dan huruf tebal berarti menandakan tujuan
menjadi agresif.
Nursery
Tanaman revegetasi yang digunakan untuk penanaman areal reegetasi Site
Lari berasal dari nursery yang ada di Site. Kegiatan yang dilakukan di nursery
meliputi pembuatan kompos, pesemaian tanaman lokal dan pembibitan.
Pembuatan kompos dilakukan dengan cara..dan bahan yang berasal
dari...Sistem pesemaian yang dilakukan di nursery yaitu dengan cara menebar
benih tanaman yang akan dibudidayakan ke bak pesemaian yang berisi tanah
dan kompos. Setelah tanaman berumur kurang lebih 2 minggu atau sudah
terdapat 3 – 4 daun dan menjadi bibit kemudian dipindahkan ke shading net
area. Pada shading net area bibit tanaman yang berasal dari tempat pesemaian
atau pengkayaan dipindahkan ke dalam polybag yang berisi kompos dan
diletakkan di bak berukuran 4m x 3 m yang sudah diberi keterangan untuk tiap
– tiap jenis tanaman. Tiap bak dapat menampung bibit tanaman kurang lebih
80 polybag. Bibit tanaman yang berada di shading net area dilakukan
perawatan hingga berumur.... setelah tanaman berumur..kemudian tanaman di
pindahkan ke open area. Tanaman di pidahkan ke open area dimaksutkan agar
tanaman bisa beradaptasi dengan lingkungan agar pada saat akakn ditanam ke
lahan tanaman sudah mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang ada,
selain itu tanaman yang diletakkan di open area bertujuan agar tanaman
mendapatkan sinar matahari secara langsung. Setelah tanaman
berumur...kemudian tanaman di bawa kelahan untuk penanaman di areal
revegetasi.
Tanaman lokal dan non lokal yang dibudidayakan di nursery antara lain
sengon laut, johar, kayu putih, waru dan lain – lain. Untuk tanaman buah yaitu
Durian, rambutan, kelengkeng, kakao dan lain – lain. Selain membudidayakan
tanaman lokal, non lokal dan buah di nursery juga terdapat budidaya sayuran
seperti kangkung, bayam, labu, cabai, umbi.
Selain pesemaian, perbanyakan tanaman revegetasi di Site Lati juga
dilakukan dengan cara stek batang. Salah satu tanaman yang diperbanyak
secara stek batang yaitu tanaman waru. Waru yang digunakan untuk bahan
stek batang didapatkan dari area revegetasi atau disposal yang dulunya
menanam tanaman waru dan terdapat kebun pangkas khusus tanaman waru.
Langkah penyetekan yang dilakukan yaitu memotong meruncing batang
tanaman waru, kemudian bekas potongan dicelupkan kedalam Rotoon F untuk
merangsang pertumbuhan akar, kemudian batang tanaman waru ditanam di
polybag yang sudah berisi media tanam berupa kompos. Setelah itu tanaman di
tata ke dalam bak stek yang sudah diberi paranet agar tidak terpapar sinar
matahari secara langsung.
Gambar 4.1 Stek Tanaman Waru Umur Gambar 4.2 Tanaman Stek yang Baru
Bulan Ditanam
Budidaya Tanaman Waru dengan Metode Perbanyakan Vegetatif di Site Lati
A. Tanaman Waru
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Sympetalae
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Hibiscus
Jenis : Hibiscus tiliaceus L. (Heyne, 1987)
Tumbuhan daerah tropis berbatang sedang ini dapat tumbuh pada
berbagai kondisi tanah, di daerah yang subur, batangnya lurus, namun pada
tanah yang kurang subur batangnya cenderung tumbuh membengkok, serta
percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Tanaman waru dapat tumbuh
dengan baik didaerah panas dengan curah hujan 800-2.000 ml. Pohon bisa
mencapai tinggi 5-15 m. Batangnya berkayu, bulat, bercabang banyak,
warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, serta berbentuk jantung atau
bundar telur, dengan diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari dan
warnanya hijau. Pada bagian bawah daun berambut abuabu rapat. Bunganya
berdiri sendiri atau 2-5 di dalam tandan, dengan 8-11 buah tajuk, berwarna
kuning disertai dengan noda ungu pada pangkal mahkota bagian dalam, dan
akan berubah menjadi kuning merah, kemudian menjadi kemerah-merahan.
Buahnya bulat telur, mempunyai rambut lebat, beruang lima, dengan
panjang sekitar 3 cm, serta berwarna cokelat. Bijinya kecil, berwarna coklat
muda. Daun mudanya dapat dimakan sebagai sayuran. Sementara kulit
kayunya yang berserat, bisa dimanfaatkan untuk membuat tali. Waru dapat
diperbanyak dengan biji, dan setek ( Joyoboyo, 2011). Namun demikian
dengan biji persen jadi bibitnya cukup rendah, sehingga pembuatan dengan
setek lebih disarankan.
B. Perbanyakan Vegetatif Tanaman Waru
Perbanyakan dengan teknik vegetatif umumnya dilakukan dalam
rangka memproduksi bibit dalam jumlah yang besar. Teknik vegetatif
terutama digunakan untuk jenis-jenis tanaman yang sulit dikembangkan
dengan teknik generatif. Misalnya benih tidak bisa lama disimpan, sulit
mendapatkan benih atau biji sulit tumbuh dan pertumbuhannya lambat.
Pemilihan pohon induk perlu dilakukan untuk mendapatkan bahan
tanaman yang baik dan dapat menghasilkan bibit yang baik pula. Pemilihan
pohon induk tanaman waru ini dilakukan dengan melihat penampakan fisik
yang terlihat sehat dan mempunyai daun yang rimbun serta mempunyai
ranting yang banyak. Ranting yang dipilih adalah yang muda yang terlihat
lebih agak hijau, baru saja tumbuh serta tumbuhnya tegak keatas dengan
diameter kira-kira 1-2 cm. Pada Waru umumnya ranting baru sangat jelas
bisa dibedakan, tumbuh pada cabang lurus keatas kehijauan dan panjang.
Setek ini diambil dari batang atau cabang pohon induk yang akan
kita perbanyak dan pemotongan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari
atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik. Pengambilan sebaiknya
sepanjang mungkin sehingga mempunyai banyak manfaat yakni lebih tahan
pengangkutan karena persediaan makanan masih banyak, menyediakan
banyak mata tunas, kurang transpirasi karena proporsi bagian luka relatif
sedikit. Pemotongan ukuran panjang setek sebenarnya yang akan ditanam
sebaiknya dilakukan saat setek sudah dilokasi pembibitan ketika akan
ditancapkan ke media.
Ada beberapa jenis setek yang membutuhkan daun untuk
keberhasilan tumbuhnya, namun untuk jenis waru daun sebaiknya
dihilangkan total. Hal ini terutama penting jika akan diangkut pada jarak
yang jauh yang membutuhkan waktu. Bahan setek yang terbaik adalah setek
yang mempunyai mata tunas yang sudah membesar hampir berkembang
menjadi daun, karena pada tahap tersebut hormon pertumbuhan cukup
tinggi.
Penanaman setek dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :ditanam
pada media tanah campur kompos dengan perbandingan 2:1 di dalam
polybag. Tujuannya agar media cukup mempunyai airasi, tidak terlalu
basah, tidak terlalu kering karena kompos mampu menjaga kelembaban,
sekaligus menyediakan nutrisi bagi setek yang akan tumbuh. Setek yang
telah ditancapkan pada media perlu diletakkan dibawah kondisi yang telah
disiapkan yakni didalam sungkup, agar kelembaban sekitarnya terjaga dan
tidak terkena matahari langsung. Sebelum stek ditanam ke media dalam
polybag sebaiknya dibuatkan lubang tanam dengan tujuan supaya pangkal
stek tidak lecet. Stek ditanam dengan posisi tegak lurus dengan kedalaman
penanaman sekitar setengah bagian dari panjang stek. Setelah stek ditanam
segera lakukan penyiraman secukupnya, kemudian sungkup ditutup dengan
plastik transparan.
Pemeliharaan bibit setek bisa dikatakan relatif sama dengan
memelihara bibit dari biji. Menjaga kelembaban didalam sungkup sangat
penting dengan cara menyiram setek pagi dan sore hari. Terkadang
penyiraman dilakukan sehari 1 (satu) kali jika dianggap terlalu lembab.
Media yang terlalu lembab bisa memudahkan penyakit. Penyakit yang
menyerang tunas setek adalah jamur, yang mengakibatkan tunas busuk dan
layu. Cara pencegahan dapat dilakukan dengan membuat sungkup baru
yang baik dan steril dari hama dan penyakit. Dan melakukan penyemprotan
denga fungisida dengan dosis seperti yang disarankan. Setek yang ada
didalam sungkup jika sudah bertunas dan berakar (lebih kurang berumur 3-
4 minggu dari awal bertunas) dapat mulai diaklimatisasi yakni penyesuaian
dengan kondisi lingkungan dengan secara bertahap sedikit demi sedikit
membuka sungkup.
C. Hasil dan Pengamatan
Tabel 4. Hasil Stek Batang yang didapat dalam Indukan Tanaman Waru
Umur Tanaman
Total Rerata
Tanaman 1 2 3
Tahun 1 30 9 20 59 20
Tahun 2 43 29 16 88 29
Tahun 3 35 59 38 132 44
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I dan II. Terjemahan Badan
Litbang Kehutanan Cetakan I. Koperasi karyawan Departemen Kehutanan.
Jakarta Pusat.
Suwandi dan Rina. 2014. Perbanyakan Vegetatif dan Penanaman Waru (Hisbiscus
sp) untuk kerajinan dan obat. Bogor. IPP Press.