BP Gates 2003
BP Gates 2003
Bronkhopneumonia
Disusun Oleh :
Ali Fauzi Bachmid, S.Ked
(13 17 777 14 254)
Pembimbing : dr. Winarny Abdullah, Sp.A
Pembimbing Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3. Bronkopneumonia
asing.Bronkopneumonia yang dijumpai pada anak dan bayi paling sering diakibatkan
bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Di Indonesia, pneumonia
Menurut survei kesehatan nasional (SKN) pada tahun 2007, di Indonesia, 22,8%
Pneumonia menunjukkan gejala khas berupa batuk, sesak napas dan demam.
nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak dan
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea,
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru,disertai
secara empirik sesuai dengan pola bakteri tersering yaitu Streptococcus Pneumonia
penisilin dan aminoglikosida. Untuk usia > 3 bulan, amoxicillin dan kloramfenikol
anak.
BAB II
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Jenis kelamin : Laki-Laki
Lahir pada tanggal/umur : 02 Juli 2016/1 tahun 10 bulan
Berat waktu lahir : 3.400 gram
Partus secara normal oleh bidan
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Suku bangsa : Jawa
Nama ibu : Zulaidah Umur : 45 tahun
Pekerjaan ibu : Petani
Pendidikan ibu : SMP
Nama ayah : Qori Umur : 42 tahun
Pekerjaan ayah : Petani
Pendidikan ayah : SMP
Alamat : Jl. Cemangi
No. Telp : 082190511998
Masuk dengan diagnosa : Susp. Bronchopneumonia
Tanggal masuk rumah sakit : 23 Juli 2018
Tanggal keluar rumah sakit : - (Belum Keluar)
Masuk ke ruangan : Murai Bawah ( kelas 3)
FAMILY TREE
Ayah Ibu
Anak Anak
Sehat Penderita
Anamnesis
Keluhan utama : Sesak Napas
Keluhan Utama (dilanjutkan dengan anamnesis pelengkap) :
Pasien masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas yang di alami
sejak 3 hari yang lalu. Sesak dirasakan pada saat malam hari. Sesak diawali
dengan batuk (+), dan demam (+). Di keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat asthma.
Batuk dirasakan sejak 3 hari yang lalu. batuk diawali dengan batuk kering,
lama kelamaan menjadi batuk berlendir. lendir berwarna putih. tidak ada
darah. batuk disertai dengan flu (+) batuk memberat pada malam hari. batuk
disertai dengan sesak napas. pada malam hari anak mengalami susah tidur
karena batuk. di rumah tidak ada yang sedang batuk.
demam (+) dirasakan sejak 4 hari yang lalu. demam timbul mendadak.
demam sempat turun dengan pemberian obat panas namun kemudian naik
kembali. demam meningkat pada malam hari. tidak ada riwayat kejang
sebelumnya. menggigil (-), berkeringat (-), di rumah tidak ada yang
mengalami demam. tidak ada ruam dikulit. mimisan (-), nyeri menelan (-),
mual (-), muntah (-), BAB biasa, BAK lancar.
Pada usia 0 sampai 6 bulan anak meminum ASI (air susu ibu). Usia 6
bulan sampai 9 bulan anak diberikan ASI dan makanan tambahan yaitu bubur
saring. Usia 1 tahun sampai sekarang pasien sudah makan makanan keluarga.
DASAR ULANGAN
I II III I II III
BCG +
POLIO + + +
DTP + + +
CAMPAK +
HEPATITIS + + +
Perjalanan penyakit
Pasien berjenis kelamin laki-laki datang ke rumah sakit dengan keluhan
Pasien masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas yang di alami
sejak 3 hari yang lalu. Sesak dirasakan pada saat malam hari. Sesak diawali
dengan batuk (+), dan demam (+.) Dikeluarga tidak ada yang memiliki
riwayat asthma.
Batuk dirasakan sejak 3 hari yang lalu. batuk diawali dengan batuk kering,
lama kelamaan menjadi batuk berlendir. lendir berwarna putih. tidak ada
darah. batuk disertai dengan flu (+) batuk memberat pada malam hari. batuk
disertai dengan sesak napas. pada malam hari anak mengalami susah tidur
karena batuk. di rumah tidak ada yang sedang batuk.
Demam (+) dirasakan sejak 4 hari yang lalu. demam timbul mendadak.
demam sempat turun dengan pemberian obat panas namun kemudian naik
kembali. demam meningkat pada malam hari. tidak ada riwayat kejang
sebelumnya. menggigil (-), berkeringat (-), di rumah tidak ada yang
mengalami demam. tidak ada ruam dikulit. mimisan (-), nyeri menelan (-),
mual (-), muntah (-), BAB biasa, BAK lancar. Nafsu makan menurun (+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium hari 1 (24/07/2018) jam 00.25 wita
HCT 50 42-52 %
RESUME
Pasien masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas yang di alami sejak 3
hari yang lalu. Sesak dirasakan pada saat malam hari. Sesak diawali dengan batuk
(+), dan demam (+). Di keluarga tidak ada yang memiliki riwayat asthma.
Batuk dirasakan sejak 3 hari yang lalu. batuk diawali dengan batuk kering, lama
kelamaan menjadi batuk berlendir. lendir berwarna putih. tidak ada darah. batuk
disertai dengan flu (+) batuk memberat pada malam hari. batuk disertai dengan sesak
napas. pada malam hari anak mengalami susah tidur karena batuk. di rumah tidak ada
yang sedang batuk.
Demam (+) dirasakan sejak 4 hari yang lalu. demam timbul mendadak. demam
sempat turun dengan pemberian obat panas namun kemudian naik kembali. demam
meningkat pada malam hari. tidak ada riwayat kejang sebelumnya. menggigil (-),
berkeringat (-), di rumah tidak ada yang mengalami demam. tidak ada ruam dikulit.
mimisan (-), nyeri menelan (-), mual (-), muntah (-), BAB biasa, BAK lancar.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum composmentis, tampak sakit
sedang, gizi kurang. Pemeriksaan tanda vital denyut nadi 128 Kali/menit, Suhu 39,6 o
C, Respirasi 54 kali/menit, reguler. terlihat adanya retraksi intercostal pada
pemeriksaan, pemeriksaan thoraks didapatkan vokal fremitus meningkat pada kedua
paru, pada perkusi terdengar bunyi redup dan auskultasi terdengar suara napas
tambahan yaitu ronki basah halus pada kedua lapang paru. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan WBC 11,1, Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan kesan
bronkopneumonia.
Diagnosis sementara : Susp. Bronkopneumonia
Diagnosis banding : TB Paru
Terapi : Pasang O2 1-2 lpm
IVFD Asering 10 tpm
Santagesic 80 mg/8 jam/IV
Cefotaxime 200 mg/ 12 jam/IV (ST)
Dexamethasone 1,25 mg/8 jam/IV
FOLLOW UP
Perawatan Hari ke 1
Tanggal : 24/07/2018
Subjek (S) : Demam (-), sesak (+), batuk (+), flu (+), BAB biasa, BAK
lancar
Objek (O) :
KU : Sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 100 kali/menit
- Respirasi : 48 kali/menit
- Suhu : 36,5 0C
b. Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-)
c. Hidung : rhinorea (+)
d. Telinga : Otorea (-)
e. Mulut : Bibir : kering (-), pecah-pecah, sianosis (-)
f. Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
g. Faring : hiperemis (-)
h. Leher : pembesaran kelenjar limfe (-)
pembesaran kelenjar tiroid (-)
i. Thorax
Paru-paru : Simetris bilateral, retraksi intercostal, nyeri tekan (-), vokal
fremitus (+) kesan normal, Redup (+), Ronkhi basah halus (+)
Jantung : ictus cordis tidak tampak dan dapat diraba, batas jantung
normal, Bunyi jantung I/II murni regular
j. Abdomen : Bentuk datar, peristaltik (+) kesan Normal, timpani (+),
pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-), nyeri tekan regio abdomen (-)
Assesment (A) : Bronchopneumonia
Diagnosis Banding : TB Paru
Plan (P) : Diit nasi + lauk 1000 kkal/hari
IVFD KAEN3B 15 tpm
Inj. Cefotaxime 250 mg/8 jam/IV (II)
Inj. Gentamisin 25 mg/12 jam IV (I) ST
Inj. Dexamethasone 1,5 mg/8 jam IV (II)
Nebulisasi 1 resp combivent + Nacl 0,9% sd 5cc/12 jam
PCT syrup 3 dd ¾ cth (kp)
Ambroxol 5mg
Salbutamol 0,5mg 3 dd 1 pulv.
Histapan 10 mg
Perawatan Hari ke 2
Tanggal : 25 Juli 2018
Subjek (S) : Demam (-), sesak (+), batuk (+), flu (+), BAB biasa, BAK
lancar
Objek (O) :
KU : Sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 110 kali/menit
- Respirasi : 46 kali/menit
- Suhu : 36,5 0C
b. Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-)
c. Hidung : rhinorea (+)
d. Telinga : otorea (-)
e. Mulut : Bibir kering (-), pecah-pecah, sianosis (-)
f. Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
g. Faring : hiperemis (-)
h. Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
i. Thorax
Paru-paru : Simetris bilateral, retraksi intercostal, nyeri tekan (-),
vokal fremitus (+) kesan normal, Redup (+), Ronkhi basah halus (+)
Jantung : ictus cordis tidak tampak dan dapat diraba, batas jantung
normal, Bunyi jantung I/II murni regular
j. Abdomen : Bentuk cembung, peristaltik (+) kesan Normal,
timpani (+), pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-), nyeri tekan
regio abdomen (-)
Assesment (A) : Bronchopneumonia
Plan (P) : Diit nasi + lauk 1000 kkal/hari
IVFD KAEN3B 15 tpm
Inj. Cefotaxime 250 mg/8 jam/IV (III)
Inj. Gentamisin 25 mg/12 jam IV (II)
Inj. Dexamethasone 1,5 mg/8 jam IV (III)
Nebulisasi 1 resp combivent + Nacl 0,9% sd 5cc/12 jam
PCT syrup 3 dd ¾ cth (kp)
Ambroxol 5mg
Salbutamol 0,5mg 3 dd 1 pulv.
Histapan 10 mg
Perawatan Hari ke 3
Tanggal : 26 Juli 2018
Subjek (S) : Demam (-), sesak (+), batuk (+), flu (+), BAB biasa, BAK
lancar
Objek (O) :
KU : Sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 105 kali/menit
- Respirasi : 48 kali/menit
- Suhu : 36,5 0C
b. Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-)
c. Hidung : rhinore (+)
d. Telinga : othore (-)
e. Mulut : bibir : kering (-), pecah-pecah (-), sianosis (-)
f. Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
g. Faring : hiperemis (-)
h. Leher : pembesaran kelenjar limfe (-)
pembesaran kelenjar tiroid (-)
i. Thorax
Paru-paru : Simetris bilateral, retraksi intercostal, nyeri tekan (-), vokal
fremitus (+) kesan normal, Redup (+), Ronkhi basah halus (+)
Jantung : ictus cordis tidak tampak dan dapat diraba, batas jantung
normal, Bunyi jantung I/II murni regular
j. Abdomen : Bentuk cembung, peristaltik (+) kesan Normal, timpani (+),
pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-), nyeri tekan regio abdomen (-)
Assesment (A) : Bronchopneumonia
Plan (P) : IVF Diit nasi + lauk 1000 kkal/hari
IVFD KAEN3B 15 tpm
Inj. Cefotaxime 250 mg/8 jam/IV
Inj. Gentamisin 25 mg/12 jam IV
Inj. Dexamethasone 1,5 mg/8 jam IV
Nebulisasi 1 resp combivent + Nacl 0,9% sd 5cc/12 jam
PCT syrup 3 dd ¾ cth (kp)
Ambroxol 5mg
Salbutamol 0,5mg 3 dd 1 pulv.
Histapan 10 mg
BAB III
DISKUSI KASUS
Normalnya, saluran pernafasan steril dari daerah sublaring sampai parenkim paru.
Paru-paru dilindungi dari infeksi bakteri melalui mekanisme pertahanan anatomis dan
mekanis, dan faktor imun lokal dan sistemik. Mekanisme pertahanan awal berupa
filtrasi rambut di hidung, refleks batuk dan mukosilier aparatus. Mekanisme
pertahanan lanjut berupa sekresi IgA lokal dan respon inflamasi yang diperantarai
leukosit, komplemen, sitokin, imunoglobulin, makrofag alveolar, dan imunitas yang
diperantarai sel.Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu,
atau bila virulensi organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran nafas
bagian bawah melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas bagian
atas, dan jarang melalui hematogen.1,2
- Pneumonia sangat berat, bila dijumpai sesaknafas, nafas cepat, terjadi sianosis
sentral, tidak dapat minum serta kesadaran menurun
- Pneumonia berat, bila dijumpaisesak, nafas cepat,adanya retraksi namun tanpa
sianosis dan masih dapat minum
- Pneumonia, bila hanya dijumpai nafas cepat tanpa adanya retraksi.
Kriteria nafas cepat yaitu : 1
- Bayi kurang 2 bulan : frekunsi nafas > 60 kali per menit
- Usia 2 bulan – 1 tahun : frekuensi nafas > 50 kali per menit
- Usia 1 – 5 tahun : frekuensi nafas > 40 kali per menit
Pneumonia secara umum memiliki faktor resiko seperti tidak mendapat imunisasi
yang lengkap, asi tidak adekuat, sering terpajan polusi seperti asap rokok, adanya
penyakit paru seperti asma, pasien dengan malnutrisi, pasien dengan imunosupresi
dan imunodefisiensi seperti pada pasien dengan HIV, pasien dengan defek anatomi
bawaan, adanya penyakit paru dan penyakit penyerta lainnya. Pada kasus ini, pasien
memiliki faktor resiko yang besar untuk mengalami pneumonia karena pasien sering
terpapar oleh asap rokok karena kakek pasien sering merokok di dalam rumah setiap
hari.6
Berdasarkan pedoman klinis WHO, kasus pada pasien ini tergolong dalam
pneumonia berat karena terjadi retraksi dada namun tidak disertai dengan sianosis.7
Pemeriksaan darah rutin pada pasien ini menunjukkan adanya leukositosis yang
merupakan penanda terjadinya infeksi. Hal ini sesuai teori, Pemeriksaan penunjang
laboratorium darah rutin pada bronkopneumonia menunjukkan leukositosis.
Leukositosis pada bronkopneumonia menunjukkan adanya infeksi. Pneumonia yang
disebabkan oleh virus dapat nornmal atau meningkat tetapi tidak melebihi
20.000/mm3 dengan predominan limfosit, sedangkan pada pneumonia bakterial dapat
meningkat 15.000 - 40.000/mm3 dan predominant granulosit. Nilai hemoglobin (Hb)
biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
Gambaran foto rontgen toraks pneumonia pada anak dapat meliputi gambaran
difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat ringan pada satu paru
hingga konsolidasi luas pada kedua paru disertai dengan peningkatan corakan
peribronkial. Pada suatu penelitian ditemukan bahwa lesi pneumonia pada anak
terbanyak berada di paru kanan, terutama di lobus atas. Gambaran foto toraks tidak
dapat membantu banyak dalam mengarahkan kecenderungan etiologi pneumonia.2,5
1. Penatalaksaan Umum
2. Penatalaksanaan Khusus
b. Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi, takikardi,
atau penderita kelainan jantung
c. Golongan sefalosporin
d. Kotrimoksazol
e. Makrolid (eritromisin)
Pada balita dan anak yang lebih besar, antibiotik yang direkomendasikan adalah
antibiotik beta-laktam dengan/atau tanpa klavulanat; pada kasus yang lebih berat
diberikan beta-laktam/klavulanat dikombinasikan dengan makrolid intravena, atau
sefalosporin generasi ketiga. Bila pasien sudah tidak demam atau keadaan sudah
stabil, antibiotik diganti dengan antibiotik oral dan berobat jalan. Terapi antibiotik
diteruskan selama 7-10 hari pada pasien dengan bronkopneumonia tanpa komplikasi.6
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahajoe N., Supriyatno B., Setyanto D. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi
Pertama. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2. Sumarmo, S., Soedarmo, P., Hadinegoro, S. R. 2010. Buku Ajar Infeksi dan
Pediatri Tropis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
3. Sectish, Theodore C, and Charles G, Prober. Pneumonia. Dalam: Behrman R.E.,
et.al (editor). 2000.Ilmu Kesehatan Anak Nelson’s vol. 2 edisi. 15. Jakarta: EGC.
4. FKUI. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
5. IDAI, 2009. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak edisi I.Jakarta :Badan
Penerbit IDAI.
6. Permana, Adhy, dkk.2010.The Disease: Diagnosis & Terapi. Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
7. Alsagaff, Hood, dkk. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Bagian Penyakit Paru
dan Saluran Nafas FK UNAIR. Surabaya
8. FK UNHAS.2009. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK UNHAS. Makassar