A. Identitas
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
No RM : 53 04 28
B. Anamnesis
kesadaran menurun yang dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, awalnya
pasien mengeluh mudah lelah dan merasa mengantuk saat pagi hari setelah itu
pasien tidur dan tidak dapat dibangunkan lagi. Sakit kepala (-), demam (+) 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, kejang (-), Mual (+), muntah (-), nyeri abdomen (-),
batuk (-), pilek (-), sesak (-), BAB dalam batas normal, nyeri tiap buang air kecil.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-), riwayat
stroke (+) 10 tahun lalu semenjak itu pasien sudah tidak bisa berjalan, riwayat
C. Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Umum
-Pernapasan :25
-Suhu :38,6
-Anemis : (+)
-Sianosis : (-)
Pemeriksaan Thoraks
Jantung
Palpasi : Krepitas (-), nyeri tekan (-), vocal fremitus simetris kesan
normal.
Pemeriksaan Psikiatri
Status Neurologis
GCS = E1V1M1
-Penonjolan : (-)
2. Saraf Kranialis
- N.II (Optikus) : OD OS
-Pupil
- N. V (Trigeminus) :
-N.V.2 : SDN
-N.V.3 : SDN
Istirahat/Mengigit :DBN
- N. VII (Fasialis)
- N. VIII (VestibuloKoklearis)
-Pendengaran : SDN
-Suara : SDN
-Takikardi/Bradikardi : DBN
- N. XI (Ascesorius) :
- N. XII (Hypoglosus) :
-Fasiculasi :(-)
-Atrofi :(-)
-Tremor :(-)
-Ataksia :(-)
3. Leher
4. Abdomen :
5. Kolumna Vertebralis :
-Inspeksi : Simetris
-Palpasi : sdn
-Perkusi : dbn
-Pergerakan : dbn
6. Ekstremitas :
Superior Inferior
-Motorik :
Tonus
Bentuk Otot N N N N
-Refleks fisiologis
Dextra Sinistra
Biceps N N
Triceps N N
Radius N N
Ulna N N
KPR N N
APR N N
Klonus
Lutut : DBN
Kaki : DBN
Refleks patologis
Gordon : -/-
Schaefer : -/-
Oppenheim : -/-
Sensibilitas
- Suhu : TDP
- Stereognosis : TDP
Gangguan koordinasi
Gangguan keseimbangan
Intelegensia : SDN
D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah Rutin
2. Kimia Darah
3. Pemeriksaan Radiologi
E. Diagnosa
Non Medikamentosa
1. 02 5-8 LPM
3. Retriksi Protein
Medikamentosa
G. Prognosa
TINNJAUAN PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
seperti tremor, mioklonus atau asterixis dan defisit neurologis fokal (jarangn
beberapa sistem organ (jantung, sirkulasi, paru dan respirasi, ginjal, hati,
B. EPIDEMIOLOGI
dilakukan di Australia Timur menunjukkan angka yang lebih tinggi yaitu 164
per 43.000 kelahiran hidup atau berkisar 3,8%. Diperkirakan sekitar 30%
kasus ensefalopati hipoksik pada negara maju dan naik menjadi 60% pada
hepatikum(3).
C. ETIOLOGI
disfungsi dan berbagai organ, penyakit sistemik dan agen yang bersifat
toksin(8).
a. Hypoxia
1. Anemia
2. Pulmonary disease
3. Alveolar hypoventilation
b. Ischemia
1. Cardiovascular disease
2. Stokes-Adams syndrome
3. Hypertension
4. Hypotension
c. Systemic Disease
1. Hepatic disease
2. Renal disease
3. Pancreatic disease
4. Malnutrition
5. Endocrine dysfunction
6. Vasculitis
d. Toxic Agent
1. Alcohol sedative
2. Physiatric medication
1. Cerebrum
dari otak manusia (85% dari total massa otak). Cerebrum membentuk
lebih dalam, disebut fissura, memisahkan regio yang lebih besar pada
bagian tengah otak. Terdiri dari tiga struktur yang berpasangan yaitu
kedua sisi ventrikel ketiga dan terdiri dari berbagai nucleus dengan
diencephalon(5).
3. Brain Stem
dari kortex motorik cerebri, berbagai nukleus brain stem, dan reseptor
korteks serebri.
basalis.
Gambar 6. ARAS(5)
E. PATOFISIOLOGI
fungsi kognitif yang lebih tinggi dan dapat menjadi malfungsi ketika
F. MANIFESTASI KLINIS
e. Demensia
g. Mialgia
1. Ensefalopati Hepatikum
hati dengan durasi kurang dari 8 minggu dapat disebut sebagai gagal
2. Ensefalopati Uremikum
tersebut dapat disebabkan oleh gagal ginjal akut Gejala awal dari EU
kronik.
neoplasma atau proses fokal yang lain. Pada pemeriksaan EEG dapat
3. Ensefalopati Hipoglikemik
kulit pucat, pernafasan dangkal, denyut nadi lambat, dan hipotoni pada
ekstremitas(10).
4. Ensefalopati Hipoksik
G. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
b. Respirasi
c. Pupil
d. Aktivitas motorik
dari kekuatan, tonus dan refleks termasuk juga kejang fokal dan
metabolik biasanya kasar dan iregular dengan laju 8-10 kali per
atau sekelompok otot pada satu bagian dan kemudian bagian tubuh
3. Pemeriksaan penunjang.
H. TATALAKSANA
metabolik yaitu :
Ada 4 komposisi diet yaitu diet normal, diet pembatasan protein, diet
pembatasan lemak.
jumlah cairan yang cukup banyak untuk menjaga volume dan tekanan
darah. Pasang oksimetri nadi di jari dan juga lakukan pemeriksaan gas
darah arterial.
Terapi tambahan tergantunga pada gejala penyakit. Contohnya jika ada
I. PROGNOSIS
pasien dengan gagal hepar fuminant mencapai 85%, yang disebabkan oleh
dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, awalnya pasien mengeluh
mudah lelah dan merasa mengantuk saat pagi hari setelah itu pasien tidur dan
tidak dapat dibangunkan lagi. Sakit kepala (-), demam (+) 2 hari sebelum masuk
rumah sakit, kejang (-), Mual (+), muntah (-), nyeri abdomen (-), batuk (-), pilek
(-), sesak (-), BAB dalam batas normal, nyeri tiap buang air kecil.
riwayat stroke (+) 10 tahun lalu semenjak itu pasien sudah tidak bisa berjalan,
riwayat hipertensi (+), riwayat trauma (-), riwayat Keluarga dengan keluhan
serupa (-), riwayat Kebiasaan Rokok (-), alcohol (-), Kopi (-), riwayat Pengobatan
(-).
112x/menit, Pernapasan 25x/menit, Suhu 38,60 C. Anemis (+), Sklera Ikterik (+).
Pemeriksaan rangsang meningeal kaku kuduk (-), kernig’s sign (-). Pupil bulat
otot menurun.
laboratorium kimia darah didapatkan hasil gds 78 mg/dl, Ureum 109, Creatine
gangguan fungsi otak yang difus baik akut ataupun kronik dimana ditandai
penunjang didapatkan adanya berbagai tanda dari kegagalan fungsi organ seperti
kompleks yaitu vitamin b1, b6, b12 yang bekerja sebagai neurotropik yang