Anda di halaman 1dari 10

Prevalensi dan Faktor Resiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

Pada Ibu Hamil Penyadap Karet di Kecamatan Rambang Kapak

Tengah

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

MERSI SEPTI OKTAVIA

NIM. 04111003037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015
Prevalensi dan Faktor Resiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

Pada Ibu Hamil Penyadap Karet di Kecamatan Rambang Kapak

Tengah

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

MERSI SEPTI OKTAVIA

NIM. 04111003037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas yang banyak menggunakan tangan dalam waktu yang

lama sering dihubungkan dengan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

(Purwanti, 2011). CTS merupakan salah satu penyakit yang dilaporkan oleh

badan-badan statistik perburuhan di negara maju sebagai penyakit yang sering

dijumpai di kalangan pekerja-pekerja. Menurut Kurnia (2009). Carpal tunnel

adalah lorong dari ujung lengan bawah melalui tulang pergelangan dan

berakhir pada tulang telapak tangan (tulang-tulang karpal ). Pada tunnel ini

terdapat syaraf yang bernama syaraf medianus.

Di pergelangan tangan nervus medianus berjalan melalui carpal

tunnel dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah

ibujari, telunjuk,jari tengah dan setengah sisi radial jari manis, pada saat

berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami

tekanan yang menyebabkan terjadinya neuropati tekanan (Rambe, 2004).

Menurut Kurnia (2009), syaraf tangan menyatu di bagian pergelangan tangan

yang dapat menyebabkan nyeri dan tidak berfungsinya syaraf jari jemari

diakibatkan adanya tekanan pada nervus medianus atau syaraf gabungan yang

berfungsi sebagai pembawa rasa dan juga penggerak.

Di Indonesia, prevalensi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dalam

masalah kerja belum diketahui karena sangat sedikit diagnosis penyakit akibat

kerja yang dilaporkan. Berbagai penelitian melaporkan bahwa CTS


merupakan salah satu jenis penyakit yang paling cepat menimbulkan gejala

pada pekerja (Tana, 2003). Gejala STK meliputi rasa nyeri, pembengkakan,

rasa seperti tertusuk, hipotesia pada ibu jari, telunjuk dan jari tengah (Lukman,

dkk., 2009:163). Tana (2003), mengutip perkataan Brotzman, berdasarkan

jenis kelamin, wanita memiliki resiko dua kali lebih besar dari pria. Di

Indonesia, penelitian pada pekerjaan dengan risiko tinggi di pergelangan

tangan dan tangan mendapatkan prevalensi CTS antara 5,6% - 14,8%. Hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan antara CTS dan gerakan biomekanis

berulang pada pergelangan tangan dan tangan .

Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya Carpal Tunnel

Syndrome adalah faktor intrinsik seperti perubahan hormonal (kehamilan,

menopause), penyakit/keadaan tertentu seperti hemodialisis yang berlangsung lama,

kegemukan (obesitas), keadaan lain seperti merokok, gizi buruk dan stress, adanya

riwayat keluarga dengan STK, dan jenis kelamin (Tana, 2003). Menurut Kurniawan

(2008), beberapa faktor diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS pada

pekerja, seperti gerakan berulang dengan kekuatan dan lama, tekanan pada

otot, lama kerja, masa kerja, dan postur kerja yang tidak ergonomik.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadian Carpal Tunnel

Syndrome adalah kehamilan (Helmi, 2014). Menurut Mehmet dan Michael

F.Roizen (2010), selama kehamilan tubuh seseorang terdapat pertambahan

hormon-hormon yang membantu janin untuk tumbuh. Saat rahim ibu hamil

berkembang, banyak jaringan lain ikut berkembang. Dihampir seluruh bagian

tubuh ibu hamil, perkembangan itu tidak menimbulkan masalah besar. Akan

tetapi berbeda pada bagian pergelangan tangan dan lengan. Diwilayah yang
sempit seperti itu jaringan dapat membengkak dan menekan syaraf-syaraf

yang dapat menimbulkan rasa sakit yang menusuk dan melumpuhkan.

Pada sebuah studi prospektif, Ekman-Ordeberg dan rekan (1987)

dalam Mander (2004), menemukan bahwa 2,3 % wanita hamil menderita

CTS, sebagian kecil dari mereka adalah nulipara. Wanita tersebut diterapi

secara konservatif dengan menggunakan bidai saat malam hari. Terapi ini

berhasil mengatasi keadaan ini pada semua kecuali 10 dari 56 wanita. Dari

mereke tersebut, 3 menjalani operasi untuk membebaskan syaraf yang terjepit,

1 mendapatkan induksi persalinan, 1 menjalani operasi setelah melahirkan dan

5 wanita lain menerima perawatan simtomatiksampai awal persalinan.

Beberapa penelitian mengenai CTS pernah dilakukan antara lain

penelitian yang dilakukan oleh Cris Purwandari Mulyawati Agustin,

Mardiana, dan Irwan budiono (2014). Penelitian dengan judul besar Hubungan

Masa Kerja dan sikap Kerja dengan kejadian sindrom Karpal Pada pembatik

CV.Pusaka beruang Lasem, mengungkapkan ada hubungan antara masa kerja

dengan kejadian sindrom karpal pada pembatik CV. Pusaka Beruang Lasem.

Masa kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung munculnya

gangguan musculoske- letal yang disebabkan oleh pekerjaan. Pekerja yang

mengalami peningkatan masa kerja akan melakukan gerakan yang berulang

pada finger atau jari tangan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang

lama. Masa kerja > 4 tahun dapat menyebabkan stress disekitar jaringan carpal

tunnel dan akan menyebabkan carpal tunnel syndrome.

Di kota Prabumulih khususnya Kecamatan Rambang Kapak

Tengah, sebagian penduduknya hidup di bidang pertanian, salah satunya


sebagai penyadap pohon karet. Hampir seluruh penyadap pohon karet adalah

wanita, termasuk wanita yang sedang hamil. Pekerjaan menyadap karet

merupakan pekerjaan yang banyak melibatkan aktifitas lengan dan tangan

seperti gerakan berulang dan lama, gerakan berkekuatan, menjepit benda

dengan jari dan tekanan pada telapak tangan.

Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2013), dalam proses menyadap

karet, sadapan dilakukan dengan mengiris kulit kayu dari kiri atas kekanan

bawah dengan sudut kemiringan 30o dari horizontal dengan menggunakan

pisau sadap yang berbentuk v. bentuk irisan berupa saluran kecil, dan dari

saluran ini akan mengalir lateks yang ditampung kedalam mangkok yang

digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Setelah 3 hari dilakukan

penyadapan, lateks yang sudah mengental di dalam mangkok diambil dengan

cara menarik lateks tersebut dan ditempatkan pada ember untuk diolah.

Kegiatan pengambilan lateks dalam mangkok dan mengiris kulit kayu tersebut

memerlukan kekuatan, penekan pada jari, dan gerakan berulang. Hal ini dapat

beresiko untuk timbulnya Carpal Tunnel Syndrome.

Wawancara pendahuluan pada tanggal 5 januari 2015 terhadap

dengan 5 ibu hamil yang bekerja sebagai penyadap karet mengatakan

merasakan nyeri dan kesemutan di pergelangan tangan dan bertambah parah

pada malam hari. Para ibu hamil yang bekerja menganggap gejala tersebut

sudah biasa karena dampak dari bekerja menyadap karet, jika pekerja

mengalami gejala tersebut pekerja hanya memberikan beristirahat dan diurut

untuk mengurangi rasa kesemutan dan rasa kaku pada pergelangan tangan.
B. Perumusan Masalah

Carpal Tunnel Syndrome adalah salah satu masalah kesehatan yang

timbul akibat kehamilan dan pekerjaan. Perubahan hormonal pada ibu hamil

dan pekerjaan penyadap karet dengan menggunakan kekuatan, penekanan

pada jari dan gerakan yang berulang dapat menyebabkan hal ini terjadi.

Banyak diantara ibu hamil yang bekerja menyadap karet mengeluh nyeri dan

kesemutan, namun mereka cenderung tidak menganggap penting masalah ini.

Padahal jika terus berlangsung dapat menyebabkan permasalahn yang lebih

serius pada produktifitas kerjanya dan bahkan dapat mengalami kelumpuhan

pada tangan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah Prevalensi dan Faktor Resiko Kejadian

Carpal Tunnel Syndrome pada Ibu Hamil Penyadap Karet di Kecamatan

Rambang Kapak Tengah.

C. Tujuan Peneitian

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan prevalensi dan faktor resiko kejadian Carpal

Tunnel Syndrome (CTS) pada Ibu hamil penyadap Karet.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan prevalensi kejadian Carpal Tunnel syndrome pada

ibu hamil menyadap karet.

b. Mendeskripsikan prevalensi kejadian Carpal Tunnel syndrome pada

ibu hamil yang tidak menyadap karet


c. Mendeskripsikan faktor resiko kejadian Carpal Tunnel syndrome pada

ibu hamil yang menyadap karet

d. Mendeskripsikan perbedaan prevalensi kejadian Carpal Tunnel

Syndrome pada ibu hamil yang menyadap karet dengan ibu hamil yang

tidak menyadap karet.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan suatu pengalaman yang berharga dan

dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam melakukan

penelitian.

2. Bagi Keluarga dan Klien

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan ibu hamil yang bekerja tentang kejadian Carpal Tunnel

Syndrome (CTS) dan bahaya dari kejadian itu. sehingga dapat dilakukan

upaya pengendalian dan pencegahan terhadap gangguan Carpal Tunnel

Syndrome (CTS).

3. Bagi Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Sriwijaya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

pengembangan ilmu dan penelitian sejenis mengenai kesehatan ibu hamil

yang bekerja terutama mengenai kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).


E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan ruang lingkup keperawatan yang meneliti

tentang prevalensi kejadian Carpal Tunnel syndrome pada ibu hamil penyadap

karet. Penelitian ini akan dilakukan di Prabumulih dimulai pada Maret 2014

dengan subjek penelitian yaitu ibu hamil penyadap karet. Penelitian ini adalah

desain penelitian deksriptif analitik observasional dengan pendekatan cross

sectional.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Cris Purwandari Mulyawati et al. 2014. Hubungan Masa Kerja dan
sikap
Kerja dengan kejadian sindrom Karpal Pada Pembatik CV.Pusaka beruang
Lasem. Unnes Journal of Public Health 2 (2)
Helmi, Zairin Noor.2014. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta :
Salemba Medika.
Kurnia, Hendrawan.2009. Tangkai Penyakit Orang Kantoran.Yogyakarta :
Penerbit Best Publisher.
Mander, Rosemary. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Mehmet, dan Michael F.Roizen.2010. Having a Baby. Bandung : PT Mizan
Pustaka.
Purwanti. 2011. Pengaruh Lama Mengetik Terhadap Resiko Terjadinya Carpal
Tunel Syndrome (CTS) pada Pekerja Rental.
Rambe, Aldi S. 2004. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK
USU.
Tana, Lusianawati. 2003. Sindrom terowongan karpal pada pekerja: pencegahan
dan pengobatannya. J Kedokter Trisakti. Vol.22 No.3
Tim Karya tani Mandiri. 2013. Pedoman Bertanam Karet. Bandung : CV Nuansa
Aulia.

Anda mungkin juga menyukai