MAKALAH KOBAL'Eucheuma Spinosum'
MAKALAH KOBAL'Eucheuma Spinosum'
Kelompok 3
1. Usman H311 12 007
2. Supriyadi H311 13 013
3. Musrifah Tahar H311 13 035
4. Diana Sanda Salu H311 13 311
5. Fauziah Nur Usfa H311 13 326
6. Rismauli Simanjuntak H311 13 504
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang lebih indah selain ucapan syukur ke hadirat Allah
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula senantiasa kita
panjatkan salawat serta salam kepada junjungan dan panutan kita Muhammad
penyusunan. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen mata kuliah, teman-
teman, serta pihak – pihak lainnya yang telah membantu dalam menyelesaikan
Dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Walau demikian, saya
Amin.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..……….iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan………………………………………………………….....................2
3.1 Kesimpulan………………………………………………………...………13
3.2 Saran……………………………………………………………...………..13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….....………iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
km serta terdiri dari 70% perairan dan 30% daratan merupakan kawasan pesisir
lautan yang memiliki berbagai sumber daya hayati yang sangat besar
metabolit primer seperti vitamin, mineral, serat, alginat, karaginan dan agar
dengan aktivitas yang sangat luas sebagai antibakteri, antivirus, antijamur dan
satu jenis algae merah menghasilkan karagenan yang banyak dimanfaatkan dalam
budidaya dilakukan secara intensif akan memberikan hasil yang baik, yaitu
kesehatan, maka perlu adanya penemuan obat baru. Sumber antibakteri baru dapat
salah satunya dari rumput laut. Senyawa bioaktif diperoleh dengan cara ekstraksi.
perpindahan zat terlarut ke dalam pelarut. Maka disusunlah makalah ini untuk
mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kasar rumput laut terhadap bakteri uji
B. Rumusan Masalah
pertumbuhan M. Tuberculosis?
C. Tujuan
terhadap M. Tuberculosis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rumput Laut
yang merupakan tanaman tingkat rendah dan termasuk kedalam divisi thallophyta.
antara akar, batang dan daun, Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai
sebenarnya hanyalah thallus belaka. Bentuk thallus rumput laut ada bermacam-
macam, antara lain bulat, seperti tabung, pipih, gepeng, dan bulat seperti kantong
tanaman ini tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Fungsi ketiga bagian
tersebut digantikan oleh thallus. Tiga kelas utama rumput laut dari thallophyta
pigmen dan klorofil. Rhodophyceae yang umumnya berwarna merah, coklat, nila
Rumput laut bukanlah suatu hal yang asing. Bagi masyarakat yang
dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan obat tradisonal maupun bahan
makanan. Adanya kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut,
makanan, asam lemak esensial, vitamin dan mineral. Rumput laut saat ini banyak
akhir jalur metabolisme jika terdapat jumlah radikal bebas yang berlebih akan
berbahaya bagi manusia dan akan merusak sel (Foon, dkk., 2013).
langsung. Secara langsung atau dikenal secara ekologi rumput laut menyediakan
makanan bagi ikan dan invertebrta terutama thallus muda. Sedangkan secara
(1) industry farmasi seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau
sebagai reversal agent dan (2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant,
Saat ini, sekitar 50% dari obat yang digunakan dalam uji
klinis untuk aktivitas anti kanker diisolasi dari sumber alami seperti rumput laut
National Cancer Institute (NCI), kriteria aktivitas anti kanker untuk ekstrak kasar
oleh masyarakat pesisir sebagai obat luar, salah satunya sebagai bahan
penyakit infeksi yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit. Bakteri
karang hidup dan mati. Jenis rumput laut merah yang banyak dimanfaatkan
seperti Eucheuma sp., Gelidium sp., Gracilaria sp., dan Hypnea sp. Di Indonesia
sudah banyak produksi bahan baku rumput laut karena kandungan yang
khas rumput laut merah yaitu mengandung pigmen fikobilin yang terdiri dari
organisme laut yang dapat menyediakan sumber bahan alam dalam jumlah yang
melimpah dan mudah untuk dibudidayakan. Berbagai bahan aktif dari alga telah
produksi bioetanol. Rumput laut memiliki produktivitas yang tinggi per satuan
luas per tahun, dan tidak ada persaingan dengan tanaman pangan. Saat ini,
Eucheuma adalah alga merah yang biasa ditemukan di bawah air surut
rata-rata pada pasut bulan-setengah. Alga ini mempunyai thallus yang silindris
berdaging dan kuat dengan bintil-bintil atau duri-duri yang mencuat ke samping
pada beberapa jenis, thallusnya licin. Warna alganya ada yang tidak merah, tetapi
cottoni, Eucheuma cupressoideum dan masih banyak lagi yang lain. Kelompok
kappa karaginan dan telah banyak diteliti baik proses pengolahan maupun
memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis sehingga hanya hidup pada
lapisan fotik. Habitat khas dari Eucheuma adalah daerah yang memperoleh aliran
air laut yang tetap, lebih menyukai variasi suhu harian yang kecil dan substrat
Eucheuma spinosum termasuk dalam kelas Rhodophyceae atau alga merah dengan
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
keterbatasan karena perubahan pola resistensi di patogen dan efek samping yang
sejak tahun 1971. Sejak itu, banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan
yang sekarang dikenal dengan nama komersial dan perdagangan yaitu Eucheuma
Tuberkulosis adalah penyakit menular kronis dan salah satu musuh utama
manusia dari dahulu. Hari ini masih tetap sebagai salah satu yang paling serius
dari masalah medis dan sosial. Menurut estimasi oleh Dunia Organisasi Kesehatan
sementara dua juta orang meninggal dan tiga lain juta kasus baru yang
potensial untuk MDR-TB. Untuk mengatasi situasi ini, perlu dan penting
antara obat klinis dengan produk senyawa alami, tetapi juga obat anti mikobakteri
lain, lingkungan laut mengandung lebih dari 80% tanaman dan species
hewan dengan lebih dari 150.000 rumput laut ditemukan di zona intertidal
dan perairan tropis lautan, sebagai sumber produk alami. Penelitian hasil
produk alam telah memberikan sejumlah obat dan senyawa baru, yang
diisolasi dari alga laut ditemukan menjadi aktif terhadap MDR TB. Mengingat
ganggang laut, penting untuk menjelajahinya untuk prototipe obat baru untuk
disaring, dan pelarut menguap untuk mendapatkan ekstrak coklat gelap sebesar
2. Instrumen
spektrometer pada 300 MHz (1H) dan 125 MHz (13C) dengan TMS sebagai
oleh Merck Si gel 60 (230-400 mesh), dan TLC pada aluminium atau kaca piring
yang aktif terhadap ekstrak Methanol, fraksi kloroform, dan senyawa 1 dengan
Tuberculosis H37Rv dan pelarut DMSO sebagai kontrol negatif ditambah INH
sebagai kontrol positif . Untuk menguji aktivitas anti mikobakteri dari senyawa 1,
Hasil yang di peroleh dari tahap-tahap tersebut bahwa ekstrak metanol dari
putih dengan titik leleh 176-177 °C, memberikan indikasi adanya triterpenoid.
(1097), kelompok alifatik (2962, 2918 dan 2850), C = C (1635), CH2 (1459),
CH3 (1378), C= O (1705, 1072) dan pita serapan kuat di 1026 yang ditandai
tersier pada karbon jenuh yang merupakan proton aksial yang melekat pada C-4
mengandung gugus metil, satu olefin proton dan dua karbon olefin yang
Pada uji antimikroba dari semua fraksi, dan senyawa 1 pada konsentrasi 10
dimana fraksi kloroform dan senyawa 1 di konsentrasi yang sama tidak ada
1 pada konsentrasi yang berbeda 0, 0,5, 2, dan 4 mg/ mL. Senyawa 1 pada
konsentrasi 0,5 dan 2 mg / mL mampu menurunkan pertumbuhan sel mikobakteri.
tanaman yang mengandung anti oksidan adalah sebagai salah satu solusi
untuk menetralkan radikal bebas tersebut. Rumput laut merah merupakan salah
satu tanaman yang mengandung anti oksidan yang dapat diperoleh dari ekstrak
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Senyawa Triterpenoid Asam Karboksilat yang diisolasi dari rumput laut merah
B. Saran
mengetahui lebih banyak lagi tentang alga merah khususnya Eucheuma spinosum
Al-hajj, N., Mashan, N.I., Shamsudin, M.N., Mohamad, H., Virappan, C.S.,
Sekawi, Z., 2009, Antibacterial Activity in Marine Algae Eucheuma
denticulatum Against Staphylococcus aureus and Streptococus Pyogenes,
Research Jurnal Of Biological Sciences, 4 (4): 519-524.
Alam, A.A., 2011, Kualitas Karaginan Rumput Laut Jenis Eucheuma spinosum Di
Perairan Desa Punaga Kabupaten Takalar, Skripsi pada FIKP Universitas
Hasanuddin: Diterbitkan.
Fathmawati, D., Abidin, R.P., Roesyadi, A., 2013, Studi Kinetika Pembentukan
Karaginan Dari Rumput Laut, Jurnal Teknik Pomits, 1, 2301-9271.
Fattah, A., Muslimin, L., Omar, S.B.A., Efektifitas Alga Merah Eucheuma
spinosum Sebagai Anti Bakteri Patogen Pada Organisme Budidaya
Pesisir dan Manusia, Makassar, Sulawesi Selatan.
Foon, T.S., Ai, L.A., Kuppusamy, P., Yusoff, M., Govindan, N., 2013, Studies on
in-vitro antioxidant activity of marine edible seaweeds from the east
coastal region of Peninsular Malaysia using different extraction methods,
Journal of Coastal Life Medicine, 1 (3): 193-198.
Ra, C.H., Jung, J.H., Sunwoo, I.Y., Kang, C.H., Jeong, G.T., Kim, S.K., 2015,
Detoxification of Eucheuma spinosum Hydrolysates with Activated
Carbon for Ethanol Production by the Salt-Tolerant Yeast Candida
tropicalis, J. Microbiol. Biotechnol, 25 (6): 856–862
Refdanita, Maksum, R., Nurgani, A., dan Endang, P. 2004. Faktor yang
Mempengaruhi Ketidaksesuaian Penggunaan Antibiotika dengan Uji
Kepekaan di Ruang Intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun
2001-2002. Makara, Kesehatan, 8 (1): 21-26.
Sujatha, S., Rajasree, S.R., Sowmya, J.D., Donatus, M., 2015, Imminent
Intriguing Acquired Potential Biological Effect Of Marine Sea Weeds,
World Jurnal Of Pharmaceutical Research, 4 (5): 524-541.