Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersi sebelum
waktunya.Solutio Placenta yaitu terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
yang normal pada uterus, dengan umur kehamilan diatas 22 minggu dan berat
janin lebih dari 500 gram. (Prawirohardjo, 2009)
Solutio plasenta adalah pelepasan placenta sebelum waktunya. Plasenta itu
secara normal terlepas setelah anak lahir

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja konsep solusio plasenta?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan solusio plasenta?

1.3 Tujuan penulisan


1. Dapat mengetahui konsep solusio plasenta
2. Dapat memahami konsep asuhan keperawatan solusio plasenta

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP SOLUTIO PLACENTA

1
2.1.1 Definisi Solusio Plasentae

Solusio plasentae adalah lepasnya plasenta dari insersi sebelum


waktunya.Solutio Placenta yaitu terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus, dengan umur kehamilan diatas
22 minggu dan berat janin lebih dari 500 gram. (Prawirohardjo, 2009)

Solution placenta adalah pelepasan placenta sebelum


waktunya.Placenta itu secara normal terlepas setelah anak lahir jadi
placenta terlepas sebelum waktunya kalau terlepas sebelum anak
lahir.Akan tetapi pelepasan placenta sebelum minggu ke 22 disebut
abartus dan kalau terjadi pelepasan placenta pada placenta yang rendah
implantasinya maka bukan disebut solution placenta tapi placenta
praevia. Jadi definisi yang lengkap ialah: solution placentae adalah
pelepasan sebaian atau seluruh placenta yang normal implantasinya
antara minggu 22 lahirnya anak.

Solutio placentae dengan pendarahan tersembunyi menimbulkan


tanda yang lebih khas dan pada umumnya lebih berbahaya dari pada
solutio placentae dengan pendarahan keluar. Perbedaan solutio placentae
dengan pendarahan tersembunyi dan dengan pendarahan keluar :

Dengan pendarahan tersembunyi Dengan pendarahan keluar


a. Pelepasan biasanya komplit a. Biasanya inkomplit
b. Sering disertai toxaemia b. Jarang disertai toxaemia
c. Hanya merupakan 20 % dari c. Merupakan 80 % dari
solutio placentae solutio placentae

Pendarahan pada solutio placentae terutama berasal dari ibu tapi


juga dapat berasal dari anak.

2
2.1.2 Klasifikasi Solusio Plasentae

a. Solusio plasenta ringan. Perdarahannya kurang dari 500 cc


dengan lepasnya plasenta kurang dari seperlima bagian. Perut ibu
masih lemas sehingga bagian janin mudah di raba. Tanda gawat janin
belum tampak dan terdapat perdarahan hitam per vagina.
b. Solusio plasenta sedang. Lepasnya plasenta antara seperempat
sampai dua pertiga bagian dengan perdarahan sekitar 1000 cc. perut
ibu mulai tegang dan bagian janin sulit di raba. Janin sudah
mengalami gawat janin berat sampai IUFD. Pemeriksaan dalam
menunjukkan ketuban tegang. Tanda persalinan telah ada dan dapat
berlangsung cepat sekitar 2 jam.

3
c. Solusio plasenta berat. Lepasnya plasenta sudah melebihi dari
dua pertiga bagian. Perut nyeri dan tegang dan bagian janin sulit
diraba, perut seperti papan. Janin sudah mengalami gawat janin berat
sampai IUFD. Pemeriksaan dalam ditemukan ketuban tampak
tegang. Darah dapat masuk otot rahim, uterus Couvelaire yang
menyebabkan Antonia uteri serta perdarahan pascapartus. Terdapat
gangguan pembekuan darah fibribnogen kurang dari 100-150 mg%.
pada saat ini gangguan ginjal mulai Nampak. (Jurnal)

2.1.3 Etiologi Solusio Plasentae

Sebab primer solution placentae belum jelas, tapi diduga bahwa hal hal
yang tersebut dibawah dapat menyebabkanya:
- Hypertensi essensial atau preeklampsi.
- Tali pusat yang pendek.
- Trauma.
- Tekanan oleh Rahim yang membesar pada vena cava inferior
- Uterus yang sangat mengecil (hydrmnion, gemelli).

Disamping itu ada pengaruh:


- Umur lanjut.
- Multiparitas.
- Defisiensi ac. folicum.

Solutio placentae dimulai dengan perdarahan dalam decidua basalis,


terjadilah haematom dalam decidua yang mengangkat lapisan-lapisan
diatasnya.Haematom ini makin lama makin besar, hingga makin lama
makin besar bagian placenta yang terlepas dan tak berfaal.Akhirnya
hametom mencapai pinggir placenta dan mengalir ke luar antara selaput
janin dan dinding rahim.

2.1.4 Tanda dan Gejala Solusio Plasentae


4

4
- Perdarahan yang disertai nyeri, juga di luar his.

- Anaemi dan shock; beratnya anaemi dan shock sering tidak


sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.

- Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim
bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang placenta
hingga Rahim teregang (uterus en bois).

- Palpasi sukar karena rahim keras.

- Fundus uteri makin lama makin naik.

- Bunyi jantung biasanya tidak ada.

- Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus


(karena isi rahim bertambah).

- Sering ada proteinuria karena disertai toxaemia.

2.1.5 Penatalaksanaan Solusio Plasentae

Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi.Sebelum


dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke
kiri, tidak mlakukan sengggama, menghindari peningkatan tekanan
rongga perut (misalnya batuk, mengedan karena sulit buang air
besar).Pasang infus cairan NaCl fisiologis.Bila tidak memugkinkan,
berikan cairan peoral.

5
Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi tiap 15 menit untuk
mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.Pantau pula
BJJ dan ergerakan janin.

Bila terdapat renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan


transfsi darah.Bila tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal.Bila
teratasi, perhatikan keadaan janin.

Setelah renjatan teratasi, petimbangkan seksio sesarea bila janin


masih hidup atau persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsug
lama. Bila renjatan tak dapat diatasi, upaakan tindakan penyelamatan
yag optimal.

6
Setelah syok teratasi dan janin mati, lihat pembukaan.Bila lebih
6 cm, pecahkan ketuban lalu infus oksitosin.Bila kurang dari 6 cm,
lakukan seksio sesarea.

Bila tak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu
atau taksiran berat janin kurang dari 2.500 ram, penanganan berdasarkan
berat atau ringannya penyakit, yaitu:

a.Solusio plasentae ringan


- Ekspektatif, bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, kontraksi
uterus tidak ada, janin hidup) dengan tirah baring, atasi anemia,
USG, dan KTG seral, lalu tunggu persalinan spontan.
- Aktif, bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus,
uterus berkontraksi, dapat mengancam ibu/janin). Usahakan partus
pervaginam dengan amniotomi atau infus oksitosin bila
memungkinkan. Jika terus perderahan, skor pelvik kurang dari 5
ataua persalinan masih lama, lakukan seksio sesarea.
b. Solusio plasenta sedang/berat
- Resusitasi cairan.
- Atasi anemia dengan pemberian transfusi darah.
- Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berlangsung dalam
6 jam, perabdominan bila tak dapat.

Bila tak terdapat renjatan, usia gestasi 37 minggu atau


lebih/taksiran berat janin 2.500g atau lebi, pikirkan partus
perabdominan bila persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung
lama.

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SOLUSIO PLACENTA

I. Pengkajian

a. Identitas klien secara lengkap


7

7
b. Keluhan utama

- Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri

- Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi


rahimbertambah dengan dorongan yang berkumpul dibelakang
plasenta, sehingga rahim tegang

- Perdarahan yang berulang-ulang.

c. Riwayat penyakit sekarang

Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan


darah, darah yang keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat
dari perdarahan pasien lemas dan pucat. Sebelumnya biasanya
pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre eklampsi,
tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil
(hydroamnion gameli) dll.

d. Riwayat penyakit masa lalu


Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi /
pre eklampsi, tali pusat pendek atau trauma uterus .
e. Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri,
serta tidak mengetahui asal dan penyebabnya.
f. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
- Kesadaran : composmetis s/d apatis
-Postur tubuh : biasanya gemuk
- Raut wajah : biasanya pucat

8
- Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah
mengelupas rambut biasanya rontok / tidak
rontok.
- Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma
- Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung
- Mata : conjunctiva anemis
- Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat dan
dangkal
-Abdomen
Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut,
terlihat linea alba dan ligra
Palpasi rahim keras, fundus uteri naik
Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan
janin.
- Genetalia
Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar
darah yang merah kehitaman, terdapat farises pada kedua
paha / femur.
- Ekstimitas
Akral dingin, tonus otot menurun
2. Tanda-tanda vital
- Tensi : normal sampai turun (syok)
- Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)
- Suhu : normal / meningkat (> 37o c)
- RR : normal / meningkat (> 24x/menit)
g. Pemeriksaan Penunjang
-Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen, elektrolit.
-USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin.
-Kardioktokgrafi : untuk mengetahui kesejahteraan janin

9
II. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d. perdarahan ditandai dengan
conjungtiva anemis , akral dingin , Hb turun , muka pucat, dan
lemas .
2. Risiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan perfusi
darah ke plasenta berkurang .
3. Nyeri akut b.d. kontraksi uterus ditandai terjadi distress /
pengerasan uterus , nyeri tekan uterus
4. Cemas b.d. kurang terpapar informasi klien mengenai keadaan
patologi yang dialaminya .
5. Risiko terjadinya shock hemoragik b.d. perdarahan
6.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan terus
menerus
7.Gangguan Rasa nyaman : nyeri (akut) berhubungan dengan trauma
jaringan
8.Resiko gawat janin berhubungan dengan solusio plasenta
III. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Rasional


Keperawatan Hasil Keperawatan
Gangguan
1. Perfusi jaringan Setelah diberikan 1.Monitor tanda TD, frekuensi
b.d. perdarahan askep, diharapkan tanda vital nadi yang
ditandai dengan perfusi jaringan rendah,
conjungtiva anemis, pasien adekuat, frekuensi RR
akral dingin , Hb turun, dengan kriteria hasil: dan suhu tubuh
muka pucat, dan lemas. - Conjunctiva yang tinggi
. tidakanemis menunjukkan
- Akral hangat gangguan

10

10
- Hb normal sirkulasi darah
- Muka tidak 3. Observas Mengantisipasi

pucat, dan i tingkat terjadinya

pasien tidak lemas. pendarahan shock


setiap 15-20
menit
3.Catat intake Produksi urin
dan output yang kurang
dari 30 ml/jam
menunjukkan
penurunan
fungsi ginjal
4. Kolaborasi Cairan infus
dalam isotonic dapat
pemberian mengganti
terapi volume darah
infusisotonik yang hilang
akibat
pendarahan
5. Kolaborasi Tranfusi darah
dalam dapat menggan
pemberian volume darah
tranfusi darah yang hilang
apabila Hb akibat
rendah pendarahan
2. Risiko tinggi Setelah diberikan 1. Jelaskan Memberikan
terjadinya letal distress askep, diharapkan risiko penjelasan
berhubungan dengan tidak terjadi fetal terjadinya mengenai risik
perfusi darah ke distress, dengan distress o terjadinya
plasenta berkurang . kriteria hasil: janin/kemati distress janin

11

11
- DJJ an janin pada klien
normal/terdengar pada ibu membuat klien
- Adanya pergerakan kooperatif pada
bayi setiap tindakan
- Bayi lahir selamat yang akan
diberikan
2. Observasi Penurunan
perubahan frekuensi
frekuensi dan plasenta
pola DJ janin mengurangi
kadar oksigen
janin sehingga
menyebabkan
perubahan
frekuensi
jantung janin
3. Berikan O2 Meningkatkan
10-12 liter supali oksigen
dengan janin
masker jika
terjadi tanda-
tanda fetal
distress
3. Nyeri akut Setelah diberikan 1. Jelaskan Memberikan
b.d. kontraksi uterus askep, diharapkan penyebab informasi
ditandai terjadi klien dapat nyeri pada mengani
distress / pengerasan beradaptasi dengan klien penyabab nyeri
uterus , nyeri tekan nyeri yang yang
uterus dideritanya, dengan dideritanya
kriteria hasil : akan membuat
12

12
- Klien dapat klien
melakukan tindakan kooperatif
untuk mengurangi dengantindaka
nyeri. n yang akan
- Klien kooperatif diberikan
dengan tindakan 2. Ajarkan Teknik

yang diberikan teknik relaksasi


relaksasi distraksi
distraksi pernapasan
pernapasan dapat
mendorong
klien relaks
dan
memberikan
klien cara
mengatasi dan
mengontrol
tingkat nyeri
3. Berikan Posisi miring
posisi yang mencegah
nyaman penekanan
(miring ke kiri pada vena cava
/ kanan)
4. Berikan Meningkatkan
teknik relaksasi dan
relaksasi meningkatkan
massage pada kooping dan
perut dan kontrol klien
punggung terhadap nyeri

13

13
5. Libatkan Melibatkan
suami dan suami dan
keluarga keluarga dapat
dalam memberikan
tindakan dukungan
pengontrolan mental kepada
nyeri klien
6. Kolaborasi Obat analgetik
dalam dapat
pemberian mengurangi
obat analgetik nyeri yang
dirasakan klien
dengan
memblok
impuls nyeri
4. Cemas b.d. kurang Setelah diberikan 1.Anjurkan Mengungkapkan
terpapar informasi asuhan keperawatan, klilen untuk perasaan tentang
klien mengenai diharapkan klien mengemukaka hal-hal yang
keadaan patologi yang tidak cemas dan dapat n hal-hal yang dicemaskan
dialaminya mengerti tentang dicemaskan dapat
keadaannya, dengan mengurangi
kriteria hasil : beban pikiran
-Klien melaporkan klien
cemas berkurang 2. Beri Mengurangi

- Klien tampak tenang penjelasan kecemasan

dan tidak gelisah tentang klien mengenai


kondisi janin kondisi
janinnya
3. Beri Mengurangi
penjelasan kecemasan

14

14
tentang klien mengenai
kondisi klien kondisinya
4.Anjurkan Dukungan
keluarga keluarga dapat
untuk memberikan
mendampingi rasa aman
dan memberi kepada klien
dukungan dan
kepada klien mengurangi
kecemasan
klien
5. Anjurkan Memberikan
penggunaan/k perasaan rileks
ontinuitas sehingga dapat
teknik menurunkan
pernapasan kecemasan
dan latihan klien
relaksasi.
5. Risiko terjadinya Setelah diberikan 1. Kaji Mengetahui
shock hemoragik b.d. askep, pendarahan adanya gejala
perdarahan diharapkan shock setiap 15-30 syok sedini
hipovolemik tidak menit mungkin.
terjadi, dengan 2. Observasi Mengetahui

kriteria hasil : TTV setiap 15 kondisi klien

- Perdarahan menit dan dan untuk

berkurang apabila TTV mengetahui

- TTV normal normal, adanya gejala

- Kesadaran observasi syok sedini

komposmentis TTV mungkin


dilakukan

15

15
setiap 30
Setelah dilakukan menit
perawatan selama 1x 24 3. Awasi adanya Mendeteksi

jam kekurangan volume tanda-tanda adanya gejala

cairan teratasi syok, pucat, syok sedini


keringat mungkin
Kriteria Hasil : dingin, danke
1.Keadaanumumbaik pala pusing.
2.Perdarahan yang 4. Kolaborasi Mempertahankan

keluar 200 ml dalam volume cairan

3.Tinggi fundus uteri pemberian sehingga


terapi cairan sirkulasi bisa
adekuat

1. Monitor 1. Perubah
intake dan an output
output setiap merupakan
5-10 menit tanda
Kekurangan volume
adanya
cairan berhubungan
gangguan
dengan perdarahan terus
fungsi
menerus
ginjal

2. Monitor tanda
vital TD
120/80
2. Perubah
mmHg, nadi:
an tanda
16

16
88 x/menit, vital terjadi
RR 22 – 24 bila
x/menit, suhu perdarahan
36-37° C) semakin
hebat

BAB III
KASUS

17

17
Ny.M (45 tahun) datang ke RSIA bersama suaminya dengan membawa surat
rujukan dari bidan. Tertulis disurat status obstetri G6P4A1H37 mg dengan
susp.solusio plasenta. Saat wawancara, klien mengeluh mengalami perdarahan
melalui vagina berwarna kehitaman sejak tadi malam, disertai nyeri dan kram pada
perut yang terus menerus serta janin bergerak aktif. Klien berfikir akan segera
melahirkan dan datang ke bidan dekat rumah keesokan paginya, tapi klien justru
dirujuk ke RS.

Klien menceritakan selama kehamilan ini baru memeriksakan kehamilannya


sekali, yaitu pada saat dinyatakan (+) hamil 12 mg oleh bidan. Setelah itu tidak
pernah lagi memeriksakan kehamilan karena ini bukan kehamilan yang pertama.
Sebelum kehamilan ini, klien mempunyao riwayat perdarahan dan mengalami
keguguran pada usia kehamilan 16 mg.

Selama pemeriksaan fisik perawat mencatat TTV sebagai berikut : TD=80/55

mmHg, N=110x/Mnt, P= 28x/Mnt, S= 36 , uterus keras , tegang, seperti papan,


nyeri tekan (+), TFU=36 cm, His (-), DJJ dan palpasi janin sulit. Klien terlihat pucat,
lemah, tampak kesakitan, kulit teraba dingin, konjungtiva anemis, pembalut penuh
dengan darah berwarna kehitaman.

Klien kemudian melakukan pemeriksaan USG dan terlihat solusio plasenta partialis
dengan hematoma, DJJ 82x/Mnt, aktifitas janin lemah, perdarahan aktif (+)

A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
18

18
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kwaru RT 1/RW 3 Gunung Kidul
Dirawat di ruang : VK
No. Register : 045 / BPS/ BUMIL
Tanggal MRS : 31 Januari 2016
Tanggal pengkajian : 31 Januari 2016

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.P
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kwaru RT 1/RW 3 Gunung Kidul
2. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Klien mengeluh mengalami perdarahan melalui vagina berwarna
kehitaman sejak tadi malam, disertai nyeri dan kram pada perut yang terus
menerus serta janin bergerak aktif

Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien menceritakan selama kehamilan ini baru memeriksakan
kehamilannya sekali, yaitu pada saat dinyatakan (+) hamil 12 mg oleh
bidan. Setelah itu tidak pernah lagi memeriksakan kehamilan karena ini
bukan kehamilan yang pertama.

19

19
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan mempunyai riwayat perdarahan dan mengalami
keguguran pada usia kehamilan 16 mg.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakakan keluarga tidak pernah / tidak sedang menderita
penyakit menular (TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun (hipertensi,
asma) dan penyakit menahun (jantung, paru-paru).

Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1x, Tempat :bidan , Oleh : bidan
Keluhan : tidak ada

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : terlihat pucat, lemah
Kesadaran : composmetis
Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 80/55 mMHg Nadi : 110x/ menit
Pernapasan : 28x/ menit Suhu : 36 C
b. Pemeriksaan Kepala
Kepala : mesosepal, tidak ada benjolan
Rambut : lurus, hitam, tidak rontok, dan tidak ketombe
Muka : oval, tidak pucat, tidak odem, tidak ada bekas luka
Mata : simetris, tidak starbismus, konjungtiva anemis, tidak
ada tanda-tanda infeksi
Hidung : simetri, berlubang, tidak polip
Mulut : lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidak epulis, tidak ada
stomatitis, gigi tidak karies

20

20
Telinga : simetris, pendengaran baik, tidak ada secret, gendang
telinga tidak pecah
Kulit : teraba dingin
c. Pemeriksaan Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
d. Pemeriksaan Dada
Simetris,tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada wezing
e. Payudara
Simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi mamae, kolostrum sudah
keluar.
f. Abdomen
Tidak ada bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak
ada striegravidarum
g. Ekstremitas
Ekstremitas atas : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat,
tidak terdapat odem, gerakan aktif
Ekstremitas bawah : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat,
tidak odem, tidak varises, reflek patela
positif
h. Genetalia
Genetalia luar : tdk bersih, pembalut penuh dg drh khitman
i. Anus
Bersih, belubang, tidak hemoroid

4. Kebutuhan Fisik Dan Psikososial


a. Pola nutrisi
Sebelum hamil Saat hamil
Makan Makan
Frekuensi : 3x/ Frekuensi : 3x/
hari hari
Porsi :1 Porsi :1

21

21
piring piring
Jenis : nasi, lauk,
sayur Jenis : nasi, lauk,
Pantangan : tidak ada sayur
Keluhan : tidak Pantangan : tidak
ada ada
Keluhan : tidak
ada

Sebelum hamil Saat hamil


Minum
Frekuensi : 10x/ hari Frekuensi : 12x/ hari
Porsi : 1 gelas Porsi : 1 gelas
Jenis : air putih, susu, teh Jenis : air putih, susu, teh
Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

b. Pola eliminasi
Sebelum hamil Saat hamil
BAB
Frekuensi : 1x/ hari Frekuensi : 1x/
Konsistensi : lembek hari
Warna : kuning Konsistensi : lembek
Keluhan : tidak ada
Warna : kuning
BAK
Keluhan : tidak
Frekuensi : 5x/hari
Konsistensi : Cair ada
Warna : Kuning jernih
Keluhan : tidak ada

Frekuensi : 9x/hari
22

22
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning jernih
Keluhan : tidak ada

c. Pola istirahat
Sebelum hamil Saat hamil
Tidur siang
Lama : 2 jam /hari Lama : 2 jam / hari
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam / hari Lama : 8 jam / hari
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

d. Personal hygiene
Sebelum hamil Setelah hamil
Mandi : 2x/hari Mandi : 2x/hari
Ganti pakaian : 2x/ hari Ganti pakaian : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/ hari Gosok gigi : 2x/hari
Keramas : 4x/ minggu Keramas : 4x/minggu

e. Pola sexsualitas
Sebelum hamil Setelah hamil
Frekuensi :1x/ minggu
Frekuensi :4x/minggu Keluhan : tidak ada
Keluhan : tidak ada

f. Pola aktifitas
Ibu mengatakan selalu mengkuti kegiatan senam hamil dan jalan jalan
pagi.

g. psikososial
23

23
1) Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan
kehamilanya
2) Ibu mengatakan mendapatkan dukungan sosial dari masyarakat
3) Ibu mengatakan sudah merencanakan persalinan di RB
4) Ibu mengatakan akan memberikan ASI esklusif pada bayinya
5) Ibu mengatakan ingin merawatbayinya sendiri dengan keluarga
6) Ibu mengatakan sudah menyiapkan keuanganya untuk bersalin

5. Kebutuhan Spiritual
Sebelum MRS :
a. Ibu mengatakan rajin beribadah
b. Ibu mengatakan selalu mengikuti kegiatan keagamaan
pengajian
Selama MRS :
a. Ibu mengatakan tidak bisa beribadah layaknya di rumah
b. Ibu mengatakan tidak bisa mengikuti kegiatan keagamaan
pengajian

6. Datapenunjang

Pemeriksaan USG: USG dan terlihat solusio plasenta partialis dengan


hematoma, DJJ 82x/Mnt, aktifitas janin lemah, perdarahan aktif (+)

B. Analisa Data

Data Masalah Etiologi

Data Subjektif Kekurangan volume Perdarahan terus menerus


1. Klien mengeluh cairan
mengalami perdarahan
melalui vagina berwarna
kehitaman sejak tadi
malam
2. Klien mengatakan
24

24
mempunyai riwayat
perdarahan pada
kehamilan sebelumnya

Data Objektif
1. TTV : TD= 80/55 mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 28x/menit
Suhu: 36oC
2.Klien terlihat pucat,
lemah
3. Kulit klien teraba dingin
4. TFU = 36 cm
5. Konjungtivaanemis
6. Pembalut penuh dengan
darah berwarna
kehitaman
7.Hasil pemeriksaan USG
terlihat solusio plasenta
parsialis dengan
hematoma
8.Perdarahanaktif (+)

Data tambahan
1.Dari inspekulo, tampak
darah mengalir dari
ostium berwarna merah
kehitaman
2.Hb (6,8 g/dL)
3. Turunnya kadar
25

25
fibrinogen (106 mg/L),
dan meningkatnya kadar
D-dimer (2,0 mg/L).

Data Subjektif Gangguan Rasa nyaman : Trauma jaringan


1.Klien mengeluh nyeri dan nyeri (akut)
keram pada perut yang
terus-menerus

Data Objektif
1.Tertulis di surat status
obstetric G6P4A1H37
minggu (gestasi ke 6,
pastus 4 kali, abortus 1
kali dan sekarang usia
kehamilan 37 minggu)
Dengan suspect
solusioplasenta
2. TTV: nadi =
110x/menit
RR = 28x/menit
3.Uterus keras
4.Uterus
Tegangsepertipapan
5.Nyeritekan +
6.Klientampakkesakitan
7.Hasil pemeriksaan USG
terlihat solusio plasenta
parsialis dengan
hematoma

26

26
Data Subjektif Resikogawatjanin Solusioplasenta
1.Klien mengeluh janin
yang ada didalam
kandungannya bergerak
aktif

Data Objektif
1.Tertulis di surat status
obstetric G6P4A1H37
minggu (gestasi ke 6,
pastus 4 kali, abortus 1
kali dan sekarang usia
kehamilan 37 minggu)
dengan suspect
solusioplasenta
2.Dari hasil pemeriksaan
fisik : His (- ), DJJ dan
palpasi janin sulit

3.Dari hasil pemeriksaan


USG : DJJ = 82 x /menit,
Aktivitas janin lemah

D.DiagnosaKeperawatan

1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan terus menerus

2.Gangguan Rasa nyaman : nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan

27

27
3.Resiko gawat janin berhubungan dengan solusio plasenta

E.RencanaAsuhanKeperawatan

DiagnosaKep TujuandanKrit Intervensi Rasional


erawatan eriaHasil
1.Monitor intake dan 1. Perubahan output
Kekurangan Tujuan :
output setiap 5-10 merupakan tanda
volume
menit adanya gangguan
Setelah
cairan
2.Monitor tanda vital fungsi ginjal
dilakukan
berhubungan
TD 120/80 mmHg, 2.Perubahan tanda vital
perawatan
dengan
nadi: 88 x/menit, RR terjadi bila
selama 1 x
perdarahan
22 – 24 x/menit, perdarahan semakin
24jam
terus
suhu 36-37° C) hebat
kekurangan
menerus
3.Lakukan masage 3.Merangsang kontraksi
volume cairan
uterus dengan satu uterus dan
teratasi
tangan serta tangan membantu pelepasan
Kriteria Hasil : lainnya diletakan placenta, satu tangan
1.Keadaanumu diatas simpisis. diatas simpisis
mbaik 4.Batasipemeriksaan mencegah terjadinya
2.Perdarahan vagina dan rectum inversio uteri
yang keluar 4.Trauma meningkat
200 ml Kolaborasi terjadi perdarahan
3.Tinggi 1.Infusataucairanintrave yang lebih hebat,
fundus uteri na bila terjadi laserasi
2.Antibiotik pada serviks /
3.Transfusi whole blood perineum atau
( bilaperlu ) terdapat hematom
Kolaborasi

28

28
1.Merangsang kontraksi
uterus dan
mengontrol
perdarahan
2.Mencegahinfeksi yang
mungkinterjadi
3.Membantumenormalka
n volume
cairantubuh.
1.Bantu 1.mendorong relaksasi
Gangguan Tujuan:
denganpenggunaante dan memberikan klien
Rasa Setelah
khnikpernafasan cara mengatasi dan
nyaman: dilakukan
2.Anjurkan klien untuk mengontrol tingkat
nyeri (akut) perawatan
menggunakan teknik nyeri.
berhubungan selama 2x24
relaksasi. 2.relaksasi dapat
dengan jam nyeri
Berikaninstruksi membantu
trauma berkurang
bilaperlu. menurunkan tegangan
jaringan
3.Berikan tindakan dan rasa takut, yang
KriteriaHasil :
kenyamanan (pijatan, memperberat nyeri.
2. klien
gosokan punggung, 3.meningkatkan
akan
sandaran bantal, relaksasi dan
mengungka
pemebrian kompres meningkatkan
pkan
sejuk, dll) kooping dan kontrol
penatalaksa
4.Kolaborasimemberika klien.
naan atau
n sedative sesuaidosis
reduksi
4.meningkatkan
nyeri
kenyamanan dengan
2.Uterus tidak memblok impuls
tegangseper nyeri.

29

29
tipapan
3.Nyeritekan
(-)
4.Klientidakter
lihatkesaki
tan
1.Istirahatkanibu 1.denganmengistirahatka
Resiko gawat Tujuan :
2.Anjurkan ibu agar nibu diharapkan
janin
tidur miring ke kiri metabolism
Setelah
berhubungan
3.Pantautekanandarahib tubuhmenurundanper
dilakukan
dengan
u edarandarahke
perawatan 3- 4
solusio
4.Memantaubunyijantu placenta
jam tidak
plasenta
ngibu menjadiadekuat,
terjadi kondisi
sehinggakebutuhan
gawat janin
O2
KriteriaHasil : untukjanindapatdipen
1.DJJ dalam uhi
batas normal 2.dengan tidur miring ke
(120-160 kiri diharapkan vena
x /menit) cava dibagian kanan
2.His + tidak tertekan oleh
3.Bayilahirden uterus yang
ganselamat membesar sehingga
4.gerakanjanin aliran darah ke
normal placenta menjadi
lancar
3.untuk mengetahui
keadaan aliran darah
ke placenta seperti

30

30
tekanan darah tinggi,
aliran darah ke
placenta berkurang,
sehingga suplai
oksigen ke janin
berkurang.
4.dapat mengetahui
keadaan jantung janin
lemah atau
menurukan
menandakan suplai
O2 ke placenta
berkurang sehingga
dapat direncanakan
tindakan selanjutnya.

F.Implementasi dan Evaluasi SOAP dari Diagnosa Utama

Tanggal/jam DiagnosaKeperawatan Implementasi Evaluasi

1.Memonitor
19-01-2011 Kekurangan volume cairan S : klien
intake dan
berhubungan dengan mengatakan
output setiap
Jam 11.00
perdarahan terus menerus perdarahan
5-10 menit
yang keluar
karena
dari vagina
perubahan
sudah
output
berkurang.
merupakan
tanda adanya
O : TTV dalam
31

31
gangguan
batas normal
fungsi ginjal
2.Memonitor
A : masalah
tanda vital
kekurangan
karena
volume cairan
perubahan
teratasi
tanda vital
sebagian
terjadi bila
perdarahan P :
semakin pertahankan
hebat balance cairan
5.Melakukan tubuh klien
masage uterus
dengan satu
tangan serta
tangan
lainnya
diletakan
diatas
simpisis
untuk
Merangsang
kontraksi
uterus dan
membantu
pelepasan
placenta, satu
tangan diatas
simpisis

32

32
mencegah
terjadinya
inversio uteri
3.Membatasi
pemeriksaan
vagina dan
rectum
karena
trauma
meningkat
terjadi
perdarahan
yang lebih
hebat, bila
terjadi
laserasi pada
serviks /
perineum
atau terdapat
hematom
Kolaborasi
1.Berkolaborasi
dalam
pemberian
Infus atau
cairan
intravena
karena
merangsang

33

33
kontraksi
uterus dan
mengontrol
perdarahan
2.Memberikan
antibiotik
untuk
mencegah
infeksi yang
mungkin
terjadi
3.Transfusi whole
blood (bila
perlu) karena
Membantu
menormalkan
volume cairan
tubuh

BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinyasebelum janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta,
accidentalhaemorage.Keadaan klien dengan solutio plasenta memiliki
beberapa macam berdasarkan tingkat keparahannya, tingkat keparahan ini

34

34
dilihat dari volume perdarahan yang terjadi mulai dari solutio ringan hingga
berat.Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil, umbilicus pendek
ataulilitan tali pusat, janin terlalu aktiv sehingga plasenta dapat terlepas,
tekanan padavena kafa inferior, dan lain-lain diketahui bahwa sebagai
penyebab dari solution plasenta.Adapun komplikasi dari solusio plasenta pada
ibu dan janintergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan
dan lamanyasolusio plasenta berlangsung.
Komplikasi terparah dari solution plsenta dapatmengakibatkan syok
dari perdarahan yang terjadi, keadaan seperti ini sangat berpengaruh pada
keselamatan dari ibu dan janin.Penatalaksanaan dari solution plaseenta dapat
dilakukan secarakonservatif dan secara aktif.Masing-masing dari
penatalaksaan tersebutmempunyai tujuan demi keselamatan baik bagi ibu,
janin, ataupuun keduanya.

4.2 SARAN
Semoga dimasa yang akan datang, para tenaga kesehatan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien kasus solusio plasenta.
Dan kepada para pembaca semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan menambah keterampilan kita dalam memberi pelayanan
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif dkk. 1999. Fakultas Kedokteran UI Kapita Selekta Kedokteran.


Jakarta. Media Aesculapius

Bagian Obstetri & Genekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.


1982. Obstetri Patologi. Bandung. Elstar Offset

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta. EGC

(https://id.scribd.com/archive/plans?doc=95027827&metadata=%7B%22context
%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read
35

35
%22%2C%22action%22%3Afalse%2C%22platform%22%3A%22web
%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%7D) (diakses pada tanggal 9 september
2017, jam 17.36)

36

36

Anda mungkin juga menyukai