ABSTRAK
Citra Digital sebagai salah satu bentuk data digital saat ini banyak dipakai untuk menyimpan photo,
gambar ataupun hasil karya dalam format digital. Bila data-data tersebut tidak diamankan, dikuatirkan data
tersebut dapat jatuh kepihak yang tidak diinginkan, yang kemudian disalahgunakan untuk hal-hal bersifat
negatif. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menyandikan Citra tersebut sehingga bentuk citra
menjadi teracak. Sehingga apabila jatuh ketangan yang tidak diinginkan, citra tersebut juga tidak dapat
digunakan.
Dalam penelitian ini akan mencoba mengimplementasikan suatu cabang ilmu matematika yang disebut
dengan Kriptografi. Dengan adanya sebuah Kriptografi yang meliputi proses Enkripsi dan Dekripsi maka
pesan, data, maupun informasi dapat dikodekan sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat
membaca informasi tersebut serta mengembalikannya seperti semula, selain orang yang mengetahui kunci untuk
mendekripsikannya.
d. Dan begitu juga sebaliknya jika Bob ingin Pengambilan nilai RGB yang digunakan
mengiri pesan ke Alice. untuk proses enkripsi dari plainteks gambar diatas
dapat dilihat pada tabel berikut
2.7 Metode Hill Cipher
Dasar dari teknik Hill Cipher adalah
aritmatika modulo terhadap matriks. Dalam
penerapannya, Hill Cipher menggunakan teknik
perkalian matriks n x n dengan n merupakan ukuran
blok[8]. Jika kunci disebut K, maka K adalah
sebagai berikut:
k11 k12 ... k1n
k21 k22 ...k2n
K= ... ... ... ...
km1 km2 ... kmn Gambar 2 : Posisi Plainteks gambar
Matriks K yang menjadi kunci harus Potongan gambar diatas berukuran 2x2
merupakan matriks yang invertible, yaitu memiliki Piksel, selanjutnya disusun ke dalam tabel seperti
multiplicative inverse K-1 sehingga: berikut ini:
K.K=1
Kunci harus memiliki invers karena matriks
K-1 tersebut adalah kunci yang digunakan untuk
melakukan deskripsi.
Hasil P3 kemudian di mod 256 Untuk membuktikan K saling invers dengan K-1
1436 mod 256 = 156 dilakukan pembuktian dengan melakukan perkalian
900 mod 256 = 132 matriks, pembuktiannya sebagai berikut:
4= = = K= K-1 =
Hasil P4 kemudian di mod 256 K = =
1395 mod 256 = 115
870 mod 256 = 102
5= = = =
Hasil P5 kemudian di mod 256
1503 mod 256 = 223
937 mod 256 = 169 =
6= = =
=
Hasil P6 kemudian di mod 256 Setelah di mod 256 maka hasilnya adalah
1476 mod 256 = 196 matriks identitas, hal membuktikan bahwa matriks
920 mod 256 = 152 K saling invers dengan K-1. Selanjutnya lakukan
Dari hasil perkalian matriks diatas, maka di dapat proses dekripsi dengan mengalikan matriks K-1
hasil dari: dengan cipherteks yang telah di dapat sebelumnya.
P= 1 = = =
=
Hasil mod 256:
Setiap bilangan yang bernilai negative di tambah 43207 mod 256 = 199
256 agar nilai tetap positif, ini digunakan karena 57264 mod 256 = 176
bilangan 0 – 255. 6 = = =
-1
K =
DAFTAR PUSTAKA