Anda di halaman 1dari 10

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)


http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODEL SAINS


TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DITINJAU DARI
SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS

Devita Yudhayanti1, Widha Sunarno2, Sajidan3


1Program Studi Magister Pendidikan Sains, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
yudhayantidevita@gmail.com
2Program Studi Magister Pendidikan Sains, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
widhasunarno@mail.com
3Program Studi Magister Pendidikan Sains, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
adjids2002@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran sains teknologi masyarakat
menggunakan eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan ditinjau dari sikap ilmiah (tinggi dan
rendah), kreativitas (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar, interaksi model pembelajaran sains teknologi
dan masyarakat menggunakan eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan ditinjau dari sikap ilmiah
(tinggi dan rendah), kreativitas (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan sampel tiga kelas; kelas eksperimen laboratorium, kelas eksperimen lapangan dan kelas
biasa (exiting learning).Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMK Kesehatan Bhakti Indonesia
Medika Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013.Sampel diperoleh dengan teknik Cluster Random Sampling.
Data dikumpulkan dengan tes, lembar observasi dan angket untuk hasil belajar kognitif, psikomotor, afektif ,
sikap ilmiah dan kreativitas. Hipotesis diuji menggunakan ANAVA tiga jalan.Dari hasil analisis data dan
pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa : 1) ada perbedaan penggunaan model sains teknologi masyarakat
dengan menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium terhadap hasil belajar kognitif,
psikomotor dan afektif . 2) ada perbedaan sikap ilmiah terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif
siswa. 3) ada perbedaan kreativitas terhadap belajar kognitif,psikomotor dan afektif siswa. 4) tidak ada
interaksi pembelajaran model sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen lapangan dan
eksperimen laboratorium dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotor siswa, tetapi
ada interaksi terhadap hasil belajar afektif. 5) tidak ada interaksi pembelajaran model sains teknologi
masyarakat menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium dengan kreativitas terhadap
hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. 6) tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dan kreativitas
terhadap hasil belajar kognitif,psikomotor dan afektif siswa. 7) tidak interaksi antara model sains teknologi
masyarakan menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium dengan sikap ilmiah dan
kreativitas terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa.
Kata Kunci :Model Pembelajaran, Sains Teknologi dan Masyarakat, Sikap Ilmiah, Kreativitas.

Pendahuluan bersosialisasi dalam masyarakat. Kemampuan


dasar ini tidak hanya berpengaruh terhadap
Era globalisasi ditandai oleh kehidupan yang
kesiapan siswa dalam memasuki jenjang
akrab dengan perkembangan ilmu
pendidikan selanjutnya yang penuh dengan
pengetahuan, teknologi, dan seni. Saat ini
persaingan, tetapi juga kesiapannya
masyarakat dituntut untuk memiliki
menghadapai kehidupan di masyarakat.
kemampuan pengetahuan dasar agar dapat
Pendidikan dasar diharapkan dapat
survive di tengah masyarakat. Kemampuan ini
memberikan bekal kemampuan dasar untuk
idealnya diperoleh di sekolah – sekolah
mengembangkan potensi kehidupannya agar
formal sebelum seorang siswa memasuki
mereka juga mampu belajar sepanjang
tingkat pendidikan tinggi dan mulai
hayatnya.

16
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Ada banyak cara yang telah dilakukan mikroorganisme pada tahun sebelumnya,
pemerintah maupun masyarakat untuk masih ada beberapa siswa yang belum
meningkatkan pendidikan dasar yang ada di mencapai ketuntasan minimal. Hal ini
masyarakat. Salah satu upaya pemerintah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah menggalakkan kembali Sekolah pembelajaran masih bersifat konvensional,
Menengah Kejuruan.Pada masa pemerintahan dimana guru menyampaikan materi dengan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Siswa
telah banyak dibuka Sekolah Menengah belum terlibat langsung dalam memperoleh
Kejuruan yang baru maupun mengembangkan pengalaman belajar yang dapat melekat kuat
Sekolah Menengah Kejuruan yang telah dalam ingatan siswa. Guru masih berorientasi
ada.Tetapi peningkatan jumlah sekolah pada produk ( hasil tes ), belum
menengah kejuruan belum tentu diikuti menitikberatkan pada proses belajar. Faktor
dengan peningkatan mutu pendidikan.Hal ini internal dalam diri siswa seperti sikap ilmiah
terbukti dengan adanya beberapa sekolah maupun kreativitas juga dapat mempengaruhi
menengah yang terpaksa ditutup karena tidak hasil belajar.
mendapatkan siswa, sementara beberapa
Pendapat Jauhar ( 2011 ) menyatakan
sekolah lainnya memperoleh siswa yang
bahwa standar kompetensi untuk sekolah
melebihi pagu yang telah ditetapkan.
menegah atas ditekankan pada kemampuan
Sekolah Menengah Kejuruan Bakti bekerja ilmiah dan kemampuan memahami
Indonesia Medika Ponorogo adalah salah satu konsep – konsep sains serta penerapannya
sekolah menengah kejuruan di wilayah Jawa dalam kehidupan. Pendekatan pembelajaran
Timur. Lulusan SMK Bakti Indonesia Medika sains hendaknya lebih berpusat pada siswa (
Ponorogo diharapkan siap bersaing di dunia student center ). Pengembangan pembelajaran
kerja dengan kompetensi keahlian sebagai sains ini sesuai dengan empat pilar pendidikan
Asisten farmasi , Asisten Analis Kesehatan yang direkomondasikan oleh UNESCO yaitu
dan Asisten perawat. Sebagai pencetak belajar untuk menjadi ( learning to do ),
lulusan yang siap kerja, SMK Bakti Indonesia belajar mengetahui ( learning to be ), belajar
Medika Ponorogo mempunyai tanggung untuk mengetahui (learning toknow ) dan
jawab moral yang cukup berat. Harapan belajar untuk hidup dengan bekerja sama (
masyarakat terhadap lulusan SMK Kesehatan, learning to live together ).
mereka nantinya dapat menjawab tantangan
Hakekat pembelajaran sains menurut
yang ada di masyarakat terutama masalah
Puskur (2007) adalah pembelajaran yang
kesehatan.
mampu merangsang kemampuan berpikir
Mata pelajaran Biologi merupakan mata peserta didik yang meliputi empat unsure
pelajaran dasar yang harus dikuasai oleh siswa utama yaitu: 1) sikap: rasa ingin tahu tentang
SMK Kesehatan, karena pada mata pelajaran benda, fenomena alam, makhluk hidup,
ini siswa mempelajari konsep – konsep dasar makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat
yang akan dijadikan acuan untuk menempuh yang menimbulkan masalah baru yang dapat
mata pelajaran produktif yang bersifat dipecahkan melalui prosedur yang benar; 2)
terapan. Sebagai contoh; untuk mempelajari proses; prosedur pemecahan masalah melalui
mata pelajaran produktif bakteriologi klinik, metode ilmiah; 3) produk; berupa fakta,
siswa harus terlebih dahulu menguasai prinsip, teori, dan hukum; 4)aplikasi;
kompetensi dasar peranan mikroorganisme penerapan metode ilmiah dan konsep IPA
pada mata pelajaran biologi.Peranan dalam kehidupan sehari – hari.
mikroorganisme berisi materi tentang
Keberhasilan pembelajaran Biologi
mikroorganisme yang menguntungkan dan
ditentukan oleh faktor eksternal (dari luar) dan
merugikan.Sedangkan bakteriologi klinik
faktor internal (dari dalam individu). Faktor
berisi materi tentang bakteri yang
eksternal contohnya adalah model , metode ,
berhubungan dengan tubuh manusia.
media pembelajaran. Salah satu model
Kenyataan yang terjadi, hasil belajar pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa
untuk kompetensi dasar peranan dalam pembelajaran. Pemilihan metode yang

17
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

tepat dapat mempengaruhi sikap siswa Masyarakat ini diharapkan siswa dapat
sebagai pelaku belajar untuk lebih aktif dan termotivasi untuk lebih aktif dalam kegiatan
kreatif selama proses pembelajaran. Faktor pembelajaran, lebih paham dalam suatu materi
internal antara lain adalah sikap ilmiah dan ajar karena mereka dapat membangun konsep
kreativitas yang setiap siswa mempunyai sendiri dengan pengalaman belajarnya, dan
kompetensi yang tidak sama(bervariasi). memecahkan masalah yang terjadi di
masayarakat dengan ilmu pengetahuannya
Model pembelajaran yang ingin
sehingga diharapkan akan lebih meningkatkan
diterapkan disini adalah pembelajaran
hasil belajarnya.
konstruktivis, dimana siswa membangun
sendiri konsep berdasarkan pengalaman Berdasarkan uraian di atas, maka
belajarnya. Salah satu pendekatan dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
pembelajaran yang berdasarkan mengetahui pengaruh pembelajaran model
konstruktivisme adalah model Sains Sains Teknologi dan Masyarat dengan
Teknologi dan Masyarakat. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen
Lapangan, Sikap Ilmiah, Kreativitas terhadap
Pendekatan pembelajaran tersebut telah
Hasil Belajar dan interaksinya.
berkembang di Amerika dan Inggris sejak
awal tahun 1970-an. Model Sains Teknologi .Metode Penelitian
dan Masyarakat.ini didasarkan pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan Penelitian ini dilaksanakan dengan
teknologi, dan telah diuji coba dan dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan dua
di berbagai sekolah di Jawa Barat dan daerah kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen
pertama diberi perlakuan dengan model
lain di Indonesia pada awal tahun 1990-an.
pembelajaran STM dengan metode
Sains Teknologi dan Masyarakat ini berkaitan
dengan kehidupan yang nyata, dimana dalam eksperimen laboratorium sedangkan
pembelajarannya, siswa dapat menggunakan kelompok kedua diberi perlakuan dengan
perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan model pembelajaranSTM dengan metode
pikiran yang mengalami perubahan berkat eksperimen lapangan. Sebelum proses
pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman pembelajaran dimulai diberikan tes sikap
sebayanya berpengaruh pada kemampuan ilmiah dan kreativitas. Dari data hasil tes
menyerap dan perilaku belajar. sikap ilmiah dibagi menjadi dua katagori,
yaitu sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah
Pembelajaran dengan model Sains
rendah. Begitu juga dengan kreativitasdibagi
Teknologi dan Masyarakat terjadi lintas
disiplin ilmu dalam memecahkan masalah menjadi dua kategori, yaitu kreativitas tinggi
atau isu yang berkembang di masyarakat. dan kreativitas rendah.Desain faktorial
Tujuan utama dalam pembelajaran dengan penelitian ini adalah 2 x 2 x 2.Populasi
pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat penelitian adalah siswa kelas X SMK
ini adalah untuk menghasilkan pelaku belajar, Kesehatan Bhakti Indonesia Medika
dalam hal ini siswa yang berkepribadian dan Ponorogo tahun ajaran 2012/2013.Teknik
dapat mengambil keputusan –keputusan pengambilan sampel yang digunakan
penting mengenai masalah yang terjadi dalam adalah cluster random sampling.Variabel
masyarakat serta dapat menentukan sikap, bebas adalahmodel STM dengan metode
mengambil tindakan sebagai akibat dari eksperimen laboratorium dan eksperimen
keputusan tersebut. Dengan model Sains lapangan.Variabel moderator adalah sikap
Teknologi dan Masyarakat siswa dapat belajar
ilmiah kreativitas.Variabel terikat adalah
melalui penelitian ilmiah, dimana siswa
mencoba berpikir realistis dengan
hasilbelajar siswa dalam peranan
menggunakan langkah-langkah metode mikroorganisme. Aspek yang dinilai
ilmiah. Dan ini cocok untuk mata pelajaran adalah aspek kognitif , psikomotor dan
praktikum yang diterapkan di SMK Bakti afektif.
Indonesia Medika Ponorogo. Dengan
penerapan pendekatan Sains Teknologi dan

18
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Teknik pengumpulan data yang Eksp.L Rendah Rendah 62.7500 7.42101 8


digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) ap.
Tinggi 65.6250 7.76324 8
teknik tes untuk prestasi kognitif kreativitas;
2) teknik non tes yaitu angket untuk menilai Total 64.1875 7.48526 16
ranah hasil belajar afektif dan sikap ilmiah,
Tinggi Rendah 66.2000 7.08520 5
lembar observasi untuk hasil belajar
psikomotor. Tinggi 71.2500 5.03559 8
Instrumen pelaksanaan penelitian yang
Total 69.3077 6.16961 13
digunakan berupa Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar
Kerja Siswa (LKS). Untuk menjamin validitas
isi instrumen pelaksanaan penelitian ini, Tabel 1 menunjukkan bahwa peserta
dilakukan dengan menyusun kisi-kisi dan didik yang melakukan pembelajaran dengan
telah divalidasi oleh ahli serta dilakukan uji model Sains Teknologi dan Masyarakat
coba sebelum digunakan untuk pengambilan dengan Eksperimen Lapangan memiliki rata –
data. Uji normalitas data hasil penelitian rata hasil belajar kognitif yang lebih baik
menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji dibanding peserta didik yang menggunakan
homogenitas adalah Levene’s Test of Equality model Sains Teknologi dan Masyarakat
of Error Variance’s, pengolahan data dengan Eksperimen Laboratorium. Peserta
menggunakan bantuan software SPSS 18. didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan
Kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar
Hasil Penelitian dan Pembahasan lebih baik dibanding peserta didik yang
Data yang terkumpul dari hasil memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas rendah.
penelitian ini terdiri atas: kreativitas,sikap Tabel 2: Data Hasil Belajar Psikomotor
ilmiah, hasil belajar yang meliputi ranah
Sikap
kognitif, psikomotor dan afektif. Dalam Metode Std.
penelitian ini data hasil belajar siswa diambil STM _ilmiah Kreativ. Mean Deviation N
setelah kegiatan pembelajaran dengan
Eksp. Rendah Rendah 43.8889 8.57969 9
menggunakan model Sains Teknologi dan Lab.
Masyarakat. Data diperoleh dari kelas X Tinggi 51.8750 9.97765 8
analis kesehatan sebagai eksperimen pertama
Total 47.6471 9.86117 17
dengan menggunakan eksperimen lapangan
dan kelas X farmasi sebagai kelas kedua Tinggi Rendah 53.0000 8.36660 5
dengan menggunakan eksperimen
laboratorium. Tinggi 62.1429 6.36209 7

Total 58.3333 8.34847 12

Data Hasil Belajar Kognitif Eksp. Rendah Rendah 50.0000 9.25820 8


Lap.
Tabel 1: Data Hasil Belajar Kognitif Tinggi 62.5000 11.01946 8

sikap_ Total 56.2500 11.76152 16


Metode Std.
STM ilmiah Kreativ. Mean Deviation N Tinggi Rendah 60.0000 10.00000 5

Eksp. Rendah Rendah 51.8889 4.98609 9 Tinggi 69.3750 7.28869 8


Lab.
Tinggi 56.7500 3.10530 8 Total 65.7692 9.31982 13

Total 54.1765 4.78586 17 Total Rendah 53.8462 10.43908 13

Tinggi Rendah 56.6000 3.20936 5 Tinggi 65.9375 9.69858 16

Tinggi 57.8571 7.77664 7 Total 60.5172 11.59932 29

Total 57.3333 6.09520 12

19
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Tabel 2 menunjukkan bahwa peserta Eksperimen Lapangan terhadap hasil


didik yang melakukan pembelajaran dengan belajar siswa yang meliputi aspek kognitif,
model Sains Teknologi dan Masyarakat psikomotor dan afektif.
dengan Eksperimen Lapangan memiliki rata –
Hasil analisis secara deskriptif dapat
rata hasil belajar psikomotor yang lebih baik
dijelaskan bahwa terdapat perbedaan rata –
dibanding peserta didik yang menggunakan
rata hasil belajar kognitif, psikomotor dan
model Sains Teknologi dan Masyarakat
afektif antara siswa yang diberi model
dengan Eksperimen Laboratorium. Peserta
pembelajaran sains teknologi masyarakat
didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan
menggunakan eksperimen laboratorium
Kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar
dengan dengan siswa yang diberi model
lebih baik dibanding peserta didik yang
pembelajaran sains teknologi masyarakat
memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas rendah.
menggunakan eksperimen lapangan. Secara
Tabel 3 : Data Hasil Belajar Afektif umum dapat dikatakan bahwa siswa yang
belajar dengan metode eksperimen lapangan
Sikap
Metode Std. mendapatkan hasil belajar kognitif,
STM _ilmiah kreativitas Mean Deviation N psikomotor dan afektif lebih baik daripada
Eksp. Rendah Rendah 71.2222 6.99603 9 siswa yang belajar dengan metode eksperimen
Lab. laboratorium.
Tinggi 75.1250 7.37636 8
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Total 73.0588 7.23248 17 penelitian yang dilakukan oleh Nuray Yoruk ,
dkk ( 2010 ) yang menyimpulkan bahwa
Tinggi Rendah 66.0000 5.14782 5
siswa yang menggunakan metode
Tinggi 78.2857 8.73144 7 pembelajaran STSE mendapatkan hasil belajar
yang lebih baik dan mereka memiliki
Total 73.1667 9.55209 12 perhatian positif selama pembelajaran. Hakan
Eksp. Rendah Rendah 68.8750 6.42401 8
Akcy,dkk (2006) dalam penelitiannya juga
menyimpulkan bahwa penerapan sains
Lap. Tinggi 76.8750 7.07990 8 teknologi masyarakat dapat memberikan
Total 72.8750 7.72766 16
kepercayaan lebih pada seorang guru dalam
pengetahuan sains di dunia pendidikan sains.
Tinggi Rendah 74.4000 6.34823 5 Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Tinggi 85.3750 5.60453 8
dilakukan oleh I Made Mandra ( 2013 ) , hasil
penelitiannya tersebut menyebutkan bahwa
Total 81.1538 7.91461 13 model pembelajaran sains teknologi
masyarakat memberikan pengaruh positif
Tabel 3 menunjukkan bahwa peserta
terhadap peningkatan pemahaman konsep
didik yang melakukan pembelajaran dengan
kimia dan sikap ilmiah siswa SMAN 1 Kediri.
model Sains Teknologi dan Masyarakat
Selain itu pada penelitian yang telah
dengan Eksperimen Lapangan memiliki rata –
dilakukan oleh IGBN Swarabaw, IB Arnyana,
rata hasil belajar afektif yang lebih baik
IGAN Setiawan ( 2013 ) yang menyebutkan
dibanding peserta didik yang menggunakan
bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep
model Sains Teknologi dan Masyarakat
biologi dan ketrampilan berpikir kreatif antara
dengan Eksperimen Laboratorium. Peserta
siswa yang belajar dengan MPSTM dan
didik yang memiliki Sikap Ilmiah dan
dengan MPL
Kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar
lebih baik dibanding peserta didik yang Sehingga dapat dikatakan bahwa Model
memiliki Sikap Ilmiah dan Kreativitas rendah. Pembelajar Sains Teknologi Masyarakat yang
menggunakan Metode Eksperimen Lapangan
Pembahasan
dan Metode Eksperimen Laboratorium
Perbedaan model pembelajaran Sains memberikan hasil yang positif terhadap hasil
Teknologi Masyarakat menggunakan belajar siswa yang ditunjukkan dengan
metode Eksperimen Laboratorium dan

20
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

peningkatan pencapaian hasil tes hasil belajar Berdasarkan pengujian hipotesis


yang diberikan. menggunakan anava tiga jalan diperoleh rata –
rata dari ketiga aspek hasil belajar nilai p-
Value < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan ada
Perbedaan antara sikap ilmiah tinggi dan perbedaan kreativitas tinggi dan rendah
rendah terhadap hasil belajar. terhadap hasil belajar siswa pada ketiga aspek
Pengujian hipotesis menggunakan di atas. Artinya Siswa yang memiliki
anava tiga jalan diperoleh harga p-Value < kreativitas tinggi mendapatkan hasil belajar
0,05 maka Ho ditolak dan dapat dikatakan yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki
bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah tinggi kreativitas rendah. Hasil penemuan ini
dan rendah terhadap hasil belajar aspek didukung oleh penelitian yang telah dilakukan
kognitif dan psikomotor. Sedangkan pada oleh Amabile ( 2005 ) dalam Affect and
aspek afektif diperoleh p-Value > 0,05 , Creativity at Work yang menyatakan bahwa
sehingga Ho diterima dan tidak ada perbedaan kreativitas memiliki dampak positif yaitu
sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap hasil dapat meningkatkan proses pembentukan
belajar siswa pada aspek afektif. struktur kognitif serta meningkatkan
kemampuan berfikir divergen dalam
. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil menyelesaikan masalah. Raija Hamalainen,
penelitian yang dilakukan oleh I Made dkk ( 2011 ) dalam penelitiannya
Mandra (2013) yang menyimpulkan bahwa menyimpulkan bahwa guru dapat
Model Pembelajaran mempengaruhi menggabungkan antara metode pembelajaran
peningkatan pemahaman konsep dan sikap dengan kreativitas dalam bermain orchestra
ilmiah siswa SMAN 1 Kediri. Hasil penelitian dengan memperhatikan tiga hal yaitu 1). dasar
ini juga didukung oleh penelitian yang telah – dasar pedagogik umum, 2). aktivitas guru
dilakukan oleh Bahram SalehNia, dkk (2011) sebelum dan selama proses pembelajaran, 3).
yang menyimpulkan bahwa sikap aktif dan kesempatan dan tantangan seorang guru
tidak aktifnya seorang siswa dalam olah raga selama beraktivitas. Dalam hal ini dapat
atau kegiatan fisik lainnya dipengaruhi oleh dikatakan bahwa kreativitas seorang guru
status pernikahan, pendapatan keluarga dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran
jumlah anggota keluarga, tetapi tidak baik dalam teori maupun praktek.
dipengaruhi oleh factor usia. Erkan Akpinar,
dkk ( 2009 ) dalam penelitiannya Hasil penelitian ini menunjukkan
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan bahwa kreativitas seseorang dapat mendorong
sikap ilmiah yang berpengaruh pada peningkatan kemampuan untuk beraktivitas
pandangan siswa tentang sains dan teknologi. dan berfikir sehingga mereka lebih aktif
Faktor yang mempengaruhi sikap ilmiah dalam mencari pengetahuan yang dibutuhkan,
tersebut adalah jenis kelamin, jenjang hal inilah yang kemudian mendorong
pendidikan dan jabatan akademik. kemampuan kognitif seseorang yang diikuti
dengan kemampuan psikomotor dan
Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa afektif.Dapat dikatakan bahwa seseorang
yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan dengan kreativitas tinggi memiliki hasil
memperoleh hasil belajar yang lebih baik belajar yang lebih baik daripada mereka yang
daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah memiliki krativitas rendah.
rendah. Hal ini disebabkan Karena siswa yang
mempunyai sikap ilmiah tinggi cenderung
memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak, Interaksi antara metode eksperimen
sehingga mereka lebih aktif bertanya dan laboratorium dan lapangan dengan sikap
lebih tahu dibandingkan siswa lainnya. ilmiah tinggi dan rendah terhadap hasil
belajar.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan
Perbedaan kreativitas tinggi dan rendah
terhadap hasil belajar siswa pada aspek anava tiga jalan diperoleh data bahwa
interaksi antara metode eksperimen
kognitif, psikomotor dan afektif.

21
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

laboratorium dan lapangan dengan sikap Dari hasil analisis di atas dapat dijelaskan
ilmiah tidak memberikan pengaruh signifikan bahwa kelompok siswa yang diberikan
terhadap hasil belajar pada aspek kognitif dan eksperimen laboratorium tidak berbeda jauh
psikomotor.Sedangkan interaksi antara dengan kelompok siswa yang diberikan
metode eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan.Dengan tidak adanya
lapangan dengan sikap ilmiah memberikan perbedaan yang signifikan menunjukkan
pengaruh signifikan terhadap hasil belajar bahwa kedua variabel yang diinteraksi dapat
pada aspek afektif. saling mengisi atau saling menghambat
sehingga dapat mengaburkan pengaruhnya
Hasil penelitian ini sesuai dengan
terhadap prestasi belajar.Karena kedua
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
variabel saling independen sehingga
Rina Astuti ( 2012 ) menyebutkan bahwa ada
menyebabkan tidak terjadinya interaksi antara
interaksi antara metode pembelajaran dengan
eksperimen laboratorium dan eksperimen
sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif dan
lapangan dan kreativitas terhadapa hasil
tidak terdapat interaksi untuk prestasi belajar
belajar kognitif, psikomotor dan afektif. Hasil
afektif dan psikomotor. Munir Tanrere ( 2008
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
) . dalam penelitiannya menemukan bahwa
yang telah dilakukan oleh Sukardi ( 2012 )
pembelajaran kimia dengan menerapkan
yang menyebutkan bahwa tidak ada interaksi
metode penyelesaian masalah lingkungan
antara pembelajaran berbasis masalah melalu
dapat memberikan hasil yang lebih baik, hal
eksperimen dengan laboratorium riil dan
ini dapat dilihat dari peningkatan kreativitas,
virtual dengan gaya belajar terhadap prestasi
motivasi, aktivitas , dan pemikiran siswa.
belajar.
U.A. Deta ,dkk ( 2013 ) menemukan bahwa
terdapat interaksi antara metode pembelajaran
dengan kreativitas terhadap hasil belajar
Interaksi antara sikap ilmiah dan
afektif. Judith Bennett, dkk ( 2006 ) , dalam
kreativitas terhadap hasil belajar siswa.
penelitiannya menemukan hasil pendekatan
STS dapat menunjukkan sikap ilmiah maupun Hasil dari pengujian anava
sikap lain yang lebih positif baik pada anak menggunakan tiga jalan tentang interaksi
laki – laki maupun anak perempuan antara sikap ilmiah dan kreativitas terhadap
dibandingkan dengan pendekatan hasil belajar kognitif interaksi antara sikap
konvensional. ilmiah dan kreativitas tidak memberikan
pengaruh signifikan terhadap hasil belajar
Hasil penelitian ini menunjukkan
kognitif, psikomotor dan afektif. Dari data
bahwa ada interaksi antara metode
tersebut dapat dikatakan bahwa sikap ilmiah (
pembelajaran dengan sikap ilmiah terhadap
tinggi dan rendah ) dan kreativitas ( tinggi dan
hasil belajar.Artinya bahwa siswa yang belajar
rendah ) tidak memberikan pengaruh secara
dengan menggunakan metode pembelajaran
signifikan terhadap hasil belajar siswa baik
eksperimen lapangan dengan sikap ilmiah
aspek kognitif, psikomotor dan afektif.
yang tinggi memperoleh hasil belajar yang
lebih baik dari siswa lainnya.
Interaksi antara metode ( eksperimen
laboratorium dan lapangan ), sikap ilmiah
Interaksi antara metode eksperimen
( tinggi, rendah ) dan kreativitas ( tinggi,
laboratorium dan lapangan dengan
rendah ) terhadap hasil belajarsiswa aspek
kreativitas tinggi dan rendah terhadap
kognitif, psikomotor dan afektif.
hasil belajar.
Hasil pengujian menggunakan anava
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tiga jalan diperoleh hasil bahwa interaksi
interaksi antara metode eksperimen
antara metode eksperimen laboratorium dan
laboratorium dan lapangan dengan kreativitas
lapangan , sikap ilmiah dan kreativitas tidak
tidak memberikan pengaruh signifikan
memberikan pengaruh signifikan terhadap
terhadap prestasi belajar.
hasil belajar kognitif, psikomotor dan efektif.

22
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Penelitian ini sesuai dengan Sukardi ( 2012 ), memiliki sikap ilmiah tinggi dan siswa yang
yang menunjukkan bahwa tidak ada interaksi memiliki sikap ilmiah rendah. Sehingga dapat
antara pembelajaran berbasis masalah melalui disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
eksperimen dengan laboratorium riil dan sikap ilmiah tinggi memperoleh hasil kognitif,
virtual dengan kreativitas dan gaya belajar psikomotor dan afektif lebih baik dari pada
terhadap prestasi belajar. siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.3).
Kreativitas memberikan perbedaan terhadap
Penelitian ini menunjukkan tidak
hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif
adanya interaksi antara metode pembelajaran,
siswa. Dengan kata lain terdapat perbedaan
sikap ilmiah, kreativitas terhadap prestasi
hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif
belajar.Artinya siswa yang diberi
antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi
pembelajaran baik dengan metode eksperimen
dengan siswa yang memiliki kreativitas
laboratorium maupun eksperimen lapangan
rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan peningkatan hasil
hasil kognitif, psikomotor dan afektif siswa
belajar.Demikian juga siswa yang mempunyai
yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik
sikap ilmiah tinggi rendah dan kreativitas
dibandingkan hasil belajar kognitif,
tinggi rendah menunjukkan peningkatan
psikomotor dan afektif siswa yang memiliki
preastasi belajar.Dengan demikian
kreativitas rendah.
pembelajaran yang diberikan pada siswa
dengan model sains teknologi masyarakat 4). Pembelajaran dengan Model Sains
dengan metode eksperimen laboratorium dan Teknologi Masyarakat dengan menggunakan
lapangan dengan sikap ilmiah dan kraetivitas Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Lapangan secara bersama – sama dengan
sikap ilmiah tidak memberikan interaksi
tehadap hasil belajar aspek kognitif dan
Kesimpulan dan Rekomondasi psikomotor siswa, tetapi memberikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari interaksi terhadap hasil belajar aspek afektif
hasil penelitian dan pembahasan dapat siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
diambil kesimpulan sebagai berikut: 1). siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan
Penggunaan model pembelajaran Sains memberikan hasil belajar yang lebih baik
Teknologi Masyarakat memberikan perbedaan apabila menggunakan model pembelajaran
terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor sains teknologi masyarakat dengan metode
dan afektif siswa. Dengan kata lain terdapat eksperimen lapangan dibandingkan dengan
perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotor siswa yang menggunakan metode eksperimen
dan afektif antara siswa yang diberi laboratorium.5). Pembelajaran dengan model
pembelajaran model sains teknologi sains teknologi masyarakat menggunakan
masyarakat menggunakan eksperimen metode eksperimen laboratorium dan
laboratorium dengan siswa yang diberi eksperimen lapangan secara bersama –sama
pembelajaran model sains teknologi dengan kreativitas tidak memberikan interaksi
menggunakan eksperimen lapangan. Sehingga yang signifikan terhadap hasil belajar siswa
dapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada aspek kognitif, psikomotor dan
kognitif, psikomotor dan afektif siswa yang afektif.6). Secara bersama – sama interaksi
diberi pembelajaran model sains teknologi antara variabel sikap ilmiah ( tinggi dan
masyarakat menggunakan eksperimen rendah ) dan variabel kreativitas ( tinggi dan
lapangan lebih baik dibandingkan siswa yang rendah ) tidak memberikan interaksi yang
diberi pembelajaran sains teknologi signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
masyarakat menggunakan eksperimen aspek kognitif, psikomotor dan afektif.
laboratorium.2). Sikap ilmiah memberikan Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap
perbedaan terhadap hasil belajar kognitif, ilmiah dan kreativitas tidak memberikan
psikomotor dan afektif siswa. Dengan kata interaksi terhadap hasil belajar kognitif,
lain terdapat perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa pada saat diberi
psikomotor dan afektif antara siswa yang pembelajaran dengan menggunakan model
sains teknologi masyarakat menggunakan

23
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

metode eksperimen laboratorium dan Djamarah Syaiful Bahri, Drs, 2000. Edukatif Guru
eksperimen lapangan.7). Secara bersama – dan Anak Didik dalam Interaksi. Jakarta
sama interaksi antara penerapan pembelajaran : PT Rineka Cipta.
dengan model sains teknologi masyarakat De Porter, Bobbi, 2002. Quantum Teaching.
menggunakan eksperimen laboraotrium dan Boston Allyn, Bacon
eksperimen lapangan, variabel sikap ilmiah ( Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang –
tinggi dan rendah ) dan variabel sikap ilmiah ( undang RI no 20 tentang Sisdiknas.
tinggi dan rendah ) tidak memberikan Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi.
interaksi yang signifikan terhadap hasil
belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Ditjen Dikdasmen, 2003. Kurikulum 2004 SMA
Pedoman Khusus Pengembangan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa Silabus dan Penilaian. Jakarta
yang belajar dengan menggunakan model
sains teknologi masyarakat dengan metode Direktorat Pendidikan Menengah Umum
eksperimen laboratorium maupun eksperimen Depdiknas, 2008. Pengembangan
lapangan, mempunyai sikap ilmiah tinggi Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta
ataupun rendah , mempunyai kreativitas tinggi Eva Chandra Qodarsih, Penerapan Model
ataupun rendah memiliki kemungkinan untuk Pembelajaran STM untuk Meningkatkan
mendapatkan hasil belajar kognitif, Pembelajaran IPA Siswa kelas V di SD
psikomotor dan afektif yang baik. Bumiayu : Tesis
Ercan Akpinar, Eylem Yildiz, Nilgun Tatar, Omer
Ergin, 2009. Students’ attitudes toward
Daftar Pustaka science and technology: an
investigation of gender, grade level, and
Anita Lie. (2005). Cooperative Learning. Jakarta:
academic achievement.World
Grasindo.
Conference on Education Sciences
Amabile, T.M. (2005). Affect and Creativity at 2009. Procedia Social and Behavior
Work. Administrative Science Quarterly, Sciences I (2009) 2804-2808
50: 367–403
Elif Bakar, Senol Bal, Hakan Akcay, 2006.
Ana Poedjiadi, 2007. Sains Teknologi Masyarakat. Preservice Science Teachers Beliefs
Bandung : PT Remaja Rosdakarya About Science – Technology and Their
Offset. Bandung Implication In Society. Eurasia Journal
of Mathematics, Science and
Arikunto Suharsimi. Prof, Suharjono.Prof, Technology Education, Vol.2, Number
Supardi, Prof, 2006. Penelitian 3, December 2006
Tindakan Kelas.Jakarta : PT Rineka
Cipta. Jakarta Furchan A. 1982. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional
Arsaythamby Veloo, Selvan Perumal, R.
Vikneswary, 2013. Inquiry-based I Made Mandra, 2010. Pengaruh Model
instruction, students’ attitudes and Pembelajaran Sains Teknologi
teachers’ support towards science Masyarakat (STM) terhadap
achievement in rural primary schools. Pemahaman Konsep Kimia Dan Sikap
Procedia – Social and Behavioral Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 1 Kediri.
Sciences 93 (2013) 65-69. Abstrak
Budiyono.2000. Statistika Dasar untuk IGBN.Smarabawa, IB.Arnyana, IGAN Setiawan,
Penelitian.Surakarta : UNS Press. 2013.Pengaruh Model Pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat Terhadap
Bahram SalehNia, Mehran Mizany, Seyed Pemahaman Konsep Biologi dan
Nasrollah Sajadi, Meysam Ketrampilan Berpikir Kreatif Siswa
Rahimizadeh, 2011. A comparison SMA. E-Journal Program Pascasarjana
between attitudes of active and inactive Universitas Pendidikan Ganesha,
students towards sport and physical Pragram Studi IPA. Vol. 3 Tahun 2013
antivities. Procedia-Social and
Behavioral Science 31 (2012) 61-65 Judith Bennett, Fred Lubben, Sylvia Hogarth,
2006. Bringing Science to Life: A
Synthesis of the Research Evidence on

24
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 4, 2015 (hal 16-25)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

the Effects of Contxt-Based and STS Suharsimi , Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian
Approaches to Science Teaching. Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta :
Department of Educational Studies, Rineka Cipta
University of York, York, YO10 5DD,
Udin S. Winata Putra, 2006. Pembelajaran yang
UK
Mendidik dan Dialogis Tinjauan Psi-
Koes, Supriyono, 2003. Strategi Pembelajaran Pedagogis( Bahan Diskusi dan Latihan
Fisika .Malang : Universitas Negeri dalam Diklat Pedagogisn Widya Iswara
Malang LPMP dan PPPg ). Jakarta : Universitas
Terbuka
Munandar U. S.C. 1995. Mengembangkan Bakat
dan Kreativitas Anak Sekolah.Jakarta ; U.A. Deta, Suparmi, S.Widha, 2013. Pengaruh
Grasindo Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek,
Kreativitas, serta Ketrampilan Proses
Munir Tanrere, 2008. Environtment Problem
Sains terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Solving in Learning Chemistry for High
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9
School Students. Journal Applied
(2013) 28-34. Universitas Sebelas Maret
Science in Environment Sanitation.
Surakarta
Vol.3 Number 1 : 47-50.
Winkel, W.S, 1982. Bimbingan dan Penyuluhan di
Nuryani Rustaman, 2005. Strategi Belajar
Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia
Mengajar Biologi. Malang : Universitas
Negeri Malang Winkel, WS, 1996. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Menengah. Jakarta : Grasindo
Nuray Yoruk, Inci Morgil, Nilgun Secken, 2010.
The Effects of Science, Technology, Wenno, I. H, 2008. Strategi Belajar Mengajar
Society, Environment (STSE) Sains Berbasis Kontekstual.
interactions on teaching chemistry. Yogayakarta, Inti Media
Natural Science, Vol.2 No.12 1417-
1424 . Hacettepe University, Chemistry
Education, Ankara, Turkiye
Puji Hidayat, Metode STS dengan Eksperimen dan
Proyek pada Materi Elektrokimia
Ditinjau dari EQ Siswa ; Tesis
Ratna Wilis Dahar, 1989. Teori – teori Belajar.
Bandung : Erlangga
Roestiyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar.
Bumi Aksara. Jakarta
Ratna Wilis, Dahar, 2002. Teori – Teori Belajar .
Jakarta. Erlangga
Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman,
2012. Pembelajaran IPA dengan
Pendekatan Ketrampilan Proses Sains
Menggunakan Eksperimen Bebas
Termodifikasi dan Eksperimen
Terbimbing ditinjau dari Sikap Ilmiah
dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Inkuiri , ISSN : 2252 – 7893, Vol.1 No.
1 2012 ( hal 51-59)
Slameto, 2003.Belajar dan Faktor – faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta : Bina
Aksara
Syaiful Bahri, Djamarah, 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta. Airlangga

25

Anda mungkin juga menyukai