Anda di halaman 1dari 9

JURNAL MANEKSI VOL 5, NO.

1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

PENGARUH EKUITAS MEREK PADA NIAT UNTUK MENGGUNAKANKEMBALI


JASA UNIVERSITAS
(PENELITIAN PADA PROGRAM SAINS DAN DOKTOR FEB UGM)

Frangky J. Louth
Politeknik Negeri Ambon
Email: louthangky@gmail.com

Abstrak

Tujuan penulisan ini adalah menguji Faktor ekuitas merek yang terdiri dari loyalitas merek, kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek. pada niat untuk menggunakan kembali jasa universitas. Dari pembahasan yang
telah dilakukan menggunakan uji reliabilitas dan pengujian koefisien, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Loyalitas merek berpengaruh pada niat menggunakan kembali jasa universitas.Kesadaran merek tidak berpengaruh
pada niat menggunakan kembali jasa universitas.Persepsi kualitas tidak berpengaruh pada niat menggunakan
kembali jasa universitas.Asosiasi merek berpengaruh pada niat menggunakan kembali jasa univeristas.
.
Kata kunci: Loyalitas Merek, Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, Niat Menggunakan Kembali.

1. PENDAHULUAN Salah satu universitas tertua di Indonesia adalah


1.1. Latar Belakang Univeritas Gadjah Mada atau yang biasa disingkat
Pemasar pada umumnya menjual barang untuk UGM, berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta.
konsumennya, namun seiring dengan perkembangan Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas
kondisi saat ini, sektor jasa (pelayanan) merupakan hal Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan
yang mutlak dibutuhkan. Produk berupa barang pun atau program studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada
tidak lepas kaitannya dengan pemberian pelayanan, dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi
karena bisa jadi layanan yang diberikan menjadi alasan yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian
penggunaan produk yang bersangkutan. Namun,karena dan Pengabdian kepada masyarakat, seperti yang
sektor jasa umumnya merupakan hal unik dengan tertulis pada blog UGM. Salah satu fakultas yang
berbagai karakteristik yang kasat mata, sehingga menjadi unggulan yaitu Fakultas Ekonomika dan Bisnis
kadang sulit untuk diobservasi. Konsekuensi khusus Univeritas Gadjah Mada. Fakultas ini menyediakan
adalah resiko yang secara umum lebih tinggi pendidikan terbaik pada tingkat sarjana, master, dan
dibandingkan dalam pembuat keputusan pada sektor doktor. Salah satu program master yang ditawarkan
jasa karena konsumen menemukan sektor jasa lebih oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis yaitu Program
sulit untuk dievaluasi pada tingkat pembelian lebih Magister Sains dengan tiga pilihan program studi yaitu
lanjut (lihat pada Parasuraman et al.,1985;Laing et akuntansi, manajemen, dan ilmu ekonomi. Untuk
al.,2002;Mitchel, 1999). Melihat hal tersebut tentu program studi akuntansi tersedia beberapa konsentrasi
untuk menggunakan suatu jasa konsumen harus yaitu keuangan, manajerial, sektor publik, dan sistem
melakukan pencarian informasi lebih jelas dan akurat. informasi. Sedangkan untuk program studi manajemen
Untuk membantu mengatasi resiko yang ada, maka tersedia empat pilihan konsentrasi yaitu keuangan,
konsumen dapat menggunakan merek suatu produk pemasaran, sumber daya manusia, manajemen strategik,
sebagai suatu sinyal untuk kualitas, dan membantu dan knowledge and innovation.Untuk program studi
konsumen untuk mengurangi resiko yang timbul dalam Ilmu ekonomi tersedia pilihan konsentrasi ekonomika
penggunaan suatu jasa. moneter, internasional, pembangunan, publik, dan
Salah satu contoh penyedia layanan jasa adalah kriminalitas. Sebagai salah satu universitas yang
sektor pendidikan, yang tersedia dari jenjang pra dijadikan acuan dalam bidang ekonomi khususnya,
sekolah, sekolah dasar hingga perguruan tinggi bahkan tentu Program Magister Sains FEB UGM menjadi
program doktoral. Tidak bisa dipungkiri animo jaminan kualitas bagi calon mahasiswa dan
konsumen pada sektor ini sangat tinggi. Oleh karena itu mahasiswanya.Program ini mendapatkan mendapat
evaluasi konsumen sebelum memilih menggunakan jasa akreditasi Unggul dari BAN pada tahun 2005, dan
layanan pendidikan pada berbagai jenjang pendidikan, bernaung di bawah FEB UGM yang merupakan satu-
tentu memerlukan pertimbangan yang matang. Karena satunya sekolah bisnis di Indonesia yang memiliki
pilihan konsumen tentu akan didasari kualitas dari suatu akreditasi AACSB (The Asscociation to Advance
layanan, karena sektor ini merupakan sektor penting Collegiate Schools of Business). UGM juga meraih
yang akan berpengaruh pada pola pikir seseorang. Pada peringkat 47 dunia di bidang social science pada tahun
umumnya merek bisa dikatakan seperti itu, menjadi 2006, menurut Times Higher Education Supplement.
acuan kualitas bagi penyedia layanan pada sektor ini. Berikut merupakan jumlah mahasiswa yang terdaftar
Contoh penyedia layanan pendidikan adalah perguruan aktif pada program ini periode 2011/2014:
tinggi atau biasa disebut universitas.
44
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

Tabel 1.1 asosiasi merek. pada niat untuk menggunakan kembali


Data Mahasiswa Aktif Program Magister Sains jasa universitas.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Gadjah Mada Periode Januari 2011-Februari 2014 1. Penelitian ini berfokus pada Program Magister
Sains Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Jurusan Gadjah Mada, dalam hal ini ingin diketahui
Ilmu dampak ekuitas merek program tersebut pada
No. Angkatan Manajemen Akuntansi Ekonomi keputusan untuk menggunakan kembali jasa
6 Jan-11 9 - 1 program tersebut dalam melanjutkan pendidikan
7 Mei-11 3 2 2 program doktoral.
8 Sep-11 1 11 2
2. Populasi yang diteliti adalah mahasiswa Program
Magister Sains Fakultas Ekonomika dan Bisnis
9 Feb-12 12 13 9
Universitas Gadjah Mada yang terdiri dari tiga
10 Sep-12 20 18 6 jurusan yaitu manajemen, akuntansi, dan ilmu
11 Feb-13 18 21 24 ekonomi.
12 Sep-13 20 16 11 3. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa yang
13 Feb-14 9 9 5 yang masih terdaftar aktif sebagai mahasiswa
Jumlah 92 90 60 reguler pada Program Magister Sains Fakultas
Sumber: Program Magister Sains FEB UGM Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.

Selain program master FEB UGM juga 2. TINJAUAN PUSTAKA


menyediakan Program Doktor dengan tiga pilihan 2.1. Pengertian Merek
program studi yaitu akuntansi, manajemen, dan ilmu The American Marketing Association
ekonomi.Selain kelengkapan dalam hal fasilitas yang mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda,
menunjang proses pembelajaran seperti dosen yang simbol, atau desain, atau gabungan kesemuanya, yang
berkualitas dan fasilitas pendukung lain seperti dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
perpustakaan, akses jurnal, fasilitas internet, ruang kelas dari penjual atau kumpulan penjual dan membedakanya
yang nyaman dan lain sebagainya. Dengan berbagai dari kompetitornya(Kotler dan Keller, 2009, h.276).
keunggulan yang dimiliki baik oleh program master Dari pengertian tersebut tampak bahwa merek menjadi
dan doktor yang ada, diharapkan dapat menjadi suatu bagian yang sangat penting bagi suatu produk atau jasa.
daya tarik bagi mahasiswa untuk melanjutkan studi Dengan adanya merek konsumen dapat mengevaluasi
pada jenjang pendidikan yang akan dilalui. suatu suatu produk setelah menggunakan adanya
Dengan berbagai kondisi diatas tentu akan tentu pengalaman menggunakan produk tersebut, yang
akan sangat mendukung dalam proses belajar dan kemudian dapat menimbulkan kepuasan atau
mengajar sehingga diharapkan dapat memicu ketidakpuasan terhadap suatu produk. Bagi suatu
mahasiswa untuk menggunakan jasa program Magister perusahaan merek merupakan suatu penyederhanaan
Sains Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas produk atau tiruan dari suatu produk. Adanya suatu
Gadjah Mada untuk menggunakan kembali jasa produk akan memberikan manfaat bagi suatu
universitas tersebut ketika melanjutkan pendidikan ke perusahaan karena merek merupakan proteksi legal atas
jenjang doktoral. asat unik yang dimiliki suatu perusahaan yang nantinya
dapat dipatenkan sebagai merek dagang ( trademark ).
1.2. Masalah Penelitian Selain manfaat tersebut, merek juga dapat dilihat
Dari latar belakang yang sudah diuraikan maka sebagai manfaat dari sisi konsumen karena adanya
ada beberapa masalah penelitian yang dapat suatu merek dapat menjadi sinyal dari kualitas suatu
diungkapkan : produk. Artinya apabila konsumen ingin menggunakan
1. Apakah loyalitas merek berpengaruh pada niat kembali produk tersebut maka dapat dengan mudah
untuk menggunakan kembali jasa universitas? didapatkan karena konsumen sudah familiar dengan
2. Apakah kesadaran merek berpengaruh pada niat merek tersebut. Dari sisi produsen tentu hal ini juga
untuk menggunakan kembali jasa universitas? menguntungkan karena dapat membantu mendapatkan
3. Apakah persepsi kualitas berpengaruh pada niat konsumen yang loyal terhadap merek mereka yang pada
untuk menggunakan kembali jasa universitas? akhirnya akan berdampak pada loyalitas terhadap
4. Apakah asosiasi merek berpengaruh pada niat untuk merek yang ada. Perusahaan dalam hal ini dapat
menggunakan kembali jasa universitas? menjadi merek sebagai strategi untuk memenangkan
persaingan.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang 2.2. Ekuitas Merek Secara Keseluruhan
diajukan didepan maka peneliti ingin mengetahui Ekuitas merek sebagai efek diferensial positif
dampak dari adanya ekuitas merek yang terdiri dari yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek
loyalitas merek, kesadaran merek, persepsi kualitas, terhadap pelanggan atas produk atau jasa tersebut.
Ekuitas merek mengakibatkan pelanggan
memperlihatkan preferensi terhadap suatu produk
45
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

dibandingkan dengan yang lain apabila keduanya pada umumnya konsumen merasa nyaman dengan merek
dasarnya identik (Kartajaya,2010). Ekuitas yang tinggi yang mereka gunakan, dengan mempertimbangkan
menjadi idaman setiap merek, hal itu berarti bahwa kualitas atau merek yang mereka kenal. Manfaat
merek-merek tersebut memiliki kedekatan dengan lainnnya cara penting bahwa aset ekuitas merek,
pasar pelanggan. Semakin kuat ekuitas merek suatu khususnya persepsi kualitas dan asosiasi merek,
produk, maka akan semakin kuat pula daya tariknya menyediakan nilai untuk konsumen dengan
bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan meningkatkan kepuasan konsumen ketika mereka
pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang menggunakan produk tersebut.
terus meningkat kepada perusahaan (Durianto, 2004). Kotler dan Keller (2006), mendefinisikan ekuitas
Kondisi persaingan saat ini yang terjadi pada mereka adalah sejumlah asset dan liabilitas yang
produk mie instan, bahwa keanekaragaman produk mie berhubungan dengan merek, nama dan simbol, yang
instan yang ada pada saat ini mendorong konsumen menambah atau mengurangi nilai dari produk atau
untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan pelayanan bagi perusahaan atau pelanggan perusahaan.
keputusan saat menentukan suatu merek yang menurut Ekuitas merek memiliki nilai-nilai bagi perusahaan,
mereka memenuhi kriteria sebuah produk mie instan. diantaranya (1) kesadaran merek, persepsi kualitas,
Proses identifikasi akan membuat merek dapat menjadi asosiasi merek, dan aset-aset merek lainnya mampu
suatu alat pembeda dan dapat juga menjadi kriteria menguatkan loyalitas merek, yaitu bisa memberikan
utama dalam proses pengambilan keputusan alasan untuk membeli dan mempengaruhi kepuasan
pembelian konsumen. penggunaan. (2) Ekuitas merek biasanya akan
Merek yang bertahan memiliki kekuatan untuk memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan
dapat mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi memungkinkan harga optimum dan mengurangi
atau menggunakan suatu produk tersebut. Jadi, ekuitas ketergantungan pada promosi. (3) Ekuitas merek
merek harus selalu dijaga keberadaannya agar produk memberikan landasanpertumbuhanmelaluiperluasan
tetap di benak pelanggan yang tersalurkan dengan merek. (4) Ekuitasmerekbisa memberidorongan dalam
adanya keputusan pembelian (Nigam & Kausik, 2011). saluran distribusi. (5) Aset-aset ekuitas merek
Oleh karena itu, perusahaan perlu mengidentifikasi memberikan keuntungan kompetitif yang seringkali
elemen-elemen ekuitas merek yang mampu menghadirkan rintangan nyata terhadap para
mempengaruhi kepercayaan diri pelanggan dalam kompetitor.
keputusan pembelian yang dibuatnya. Pengetahuan Kartajaya (2010) menjelaskan bahwa asset dan
tentang elemen- elemen ekuitas merek dan liabilitas yang mendasari ekuitas merek
pengukurannya sangat diperlukan untuk menyusun dikelompokkan dalam limakategori, yaitu Brandloyalty
langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi (loyalitasmerek), Brand awareness (kesadaranmerek),
merek yang akhirnya dapat meningkatkan jumlah Perceived Quality (persepsi kualitas), Brand
pembelian konsumen (Orth et al., 2005). Association (asosiasi merek), Other Asset. Merek yang
Ekuitas yang tinggi menjadi idaman setiap merek dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat bila
karena berarti bahwa merek-merek tersebut memiliki memiliki ekuitas merek yang juga kuat. Ekuitas merek
kedekatan dengan pasar dan pelanggan. Semakin kuat yang kuat akan memberikan nilai baik kepada
ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat pelanggan maupun kepada perusahaan. Kepuasan bagi
puladaya tariknya bagi konsumen untuk membeli pelanggan. Kesadaran menggambarkan keberadaan
produk tersebut dan pada akhirnya akan memberikan merekdi dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi
keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan penentu dalam beberapa kategori dan biasanya
(Lee & Leh, 2011). mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek
(Durianto, 2004). Dalam meraih kesadaran merek, baik
2.3. Konsep Ekuitas Merek dalam tingkat pengenalan maupun dalam pengingatan
Ekuitas merek merupakan seperangkat aset dan kembali, melibatkan dua tugas, yaitu mendapatkan
liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek identitas merek dan mengaitkannya pada suatu kelas
yang dihubungkan dengan merek dan nilai tambah produk tertentu. Suatu pesan kesadaran merek
untuk suatu produk atau jasa yang ditawarkan hendaknya memberi suatu alasan untuk diperhatikan
(Aaker,1992,h.28). dan dikenang atau menjadi berbeda dan istimewa
Menurut Aaker lima asset dari ekuitas merek (Humdiana, 2005).
sebagai sumber untuk menciptakan nilai yaitu: loyalitas Kesadaran merek adalah kemampuan dari
merek, kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat
merek, dan other proprietary brand asset. Adanya bahwa suatu merek termasuk kedalam kategori produk
ekuitas bagi suatu merek akan memberikan nilai dan tertentu. Peran kesadaran merek dapat dipahami dengan
manfaat baik bagi konsumen maupun produsen. Nilai mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan
atau manfaat bagi konsumen dengan adanya ekuitas suatu nilai yang dapat mempengaruhi konsumen dalam
merek adalah membantu konsumen mengartikan, melakukan keputusan pembelian (Dewanti,2007). Oleh
memproses, membeli dan mendapatkan kembali karena itu, pengingatan kembali merek menjadi penting,
informasi mengenai produk dan merek. Kemudian, aset karena pada umumnya jika sebuah merek berada dalam
berdampak pada kepercayaan konsumen dalam ingatan konsumen,maka merek tersebut akan
memberikan keputusan pembelian, karena pada dipertimbangkan untuk dipilih dalam keputusan
46
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

pembeliannya. Pada saat pengambilan keputusan menciptakan keuntungan seumur hidup bagi
pembelian dilakukan, kesadaran merek memegang perusahaan tersebut.
peranan penting. Pelanggan cenderung membeli merek b. Kesadaran merek (brand awareness) merupakan
yang sudah dikenal karena mereka merasa aman dengan kesanggupan seorang calon pembeli untuk
sesuatu yang dikenal dan beranggapan merek yang mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu
sudah dikenal bisa diandalkan dan kualitasnya merek merupakan bagian dari kategori merek
bisadipertanggung jawabkan (Lee&Leh,2011). tertentu. Kesadaran merek dibagi kedalam empat
Selain manfaat bagi konsumen ekuitas merek juga tipe yaitu unware of brand merupakan tingkatan
menciptakan nilai bagi perusahaan yaitu dapat paling rendah dari kesadaran merek dimana
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari program konsumen tidak menyadari akan adanya suatu
pemasaran, adanya kesadaran merek, persepsi kualitas, merek, brand recognitionmerupakan tingakt
dan asosiasi merek dapat menguatkan loyalitas merek minimal kesadaran merek, brand recall dilakukan
dengan meningkatkan kepuasan konsumen dan dengan meminta konsumen untuk mengingat suatu
merupakan alasan untuk membeli produk. Selain itu merek dari ketegori produk atau kelas produk
ekuitas merek juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk tertentu, dan top of mindmerupakan tingkat paling
tumbuhnya brand extension. Ekuitas merek juga tinggi dari kesadaran merek. Kesadaran merek
merupakan menyediakan leverage dalam saluran menciptakan nilai merek dengan berbagai cara yaitu
distribusi dengan baik dan manfaat lainnya adalah aset
dari ekuitas merek memberikan perusahaan manfaat 1. Familiarity/Liking
yang signifikan yaitu pertukaran yang mencegah Dengan mengenal merek tertentu akan
konsumen untuk berpindah menggunakan produk atau menimbulkan rasa terbiasa terutama untuk
jasa kompetitor. produk-produk yang bersifat low involvement
a. Loyalitas merek (Brand loyalty). Loyalitas (keterlibatan rendah) seperti pasta gigi, tisu dan
merupakan dimensi utama dari ekuitas merek lain-lain. Suatu kebiasaan terkadang
merupakan pertimbangan utama ketika menimbulkan rasa suka yang dapat menjadi
menempatkan nilai pada suatu merek karena pendorong dalam membuat keputusan.
loyalitas dapat pula diartikan kedalam aliran 2. Substance/Commitment
keuntungan. Fokus pada loyalitas merek sering Kesadaran akan suatu merek dapat menandakan
menjadi cara yang efektif untuk mengelola ekuitas. bahwa keberadaan, komitmen, dan inti yang
Kepuasan konsumen dan pembelian yang berulang sangat penting bagi suatu perusahaan. Sehingga
pada merek yang sama sering dijadikan sebagai dapat disimpulkan bahwa suatu merek dikenal
salah satu indikator dari merek yang sehat, dan karena beberapa alasan seperti: iklan produk
program yang dapat meningkat dalam membangun yang ekstensif sehingga dapat menarik
merek yang kuat. Merek dianggap lebih lazim dan konsumen, jaringan distribusi yang luas agar
lebih banyak menjadi obyek loyal karena dianggap dapat menjangkau lokasi-lokasi tertentu yang
sebagai identitas produk atau perusahaan kemudian membuat produk tersebut dikenal,
(Dharmmesta,1999). Loyalitas dibagi menjadi kemudian eksistensi dari produk yang sudah
empat macam (lihat Jacoby dan Chastnut,1978 lama dalam suatu industri dan lain-lain.
dalam Dharmmesta,1999): 3. Brand to consider
1. Loyalitas Merek fokal yang sesungguhnya (true Dalam suatu proses pembelian perlu
focal brand loyalty), loyalitas pada merek tertentu dipertimbangkan untuk menyeleksi merek-merek
yang menjadi minatnya. yang dikenal untuk kemudian diputuskan oleh
2. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya (true konsumen produk yang mana yang akan dibeli,
multibrand loyalty), termasuk merek fokal, tentu adanya kesadaran akan merek tertentu akan
3. Pembelian ulang (repeat purchasing) merek fokal mempermudah konsumen dalam mengambil
dari nonloyal, dan keputusan untuk membeli produk.
4. Pembelian secara kebetulan (happenstance c. Persepsi Kualitas (perceived quality) merupakan
purcahsing) merek fokal oleh pembeli-pembeli persepsi pelanggan mengenai kualitas atau
loyal dan nonloyal. keunggulan produk atau jasa layanan sehingga dapat
Aaker menyatakan bahwa loyalitas dapat diukur memberikan alasan untuk membeli dan
menggunakan dua indikator yaitu harga premium membedakan merek. Persepsi kualitas akan
dan kepuasan konsumen atau loyalitas itu sendiri. memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti
Indikator utama dari konsep loyalitas adalah alasan untuk membeli karena biasanya konsumen
kesediaan konsumen untuk membayar lebih untuk membeli produk yang telah diketahui kualitasnya,
membeli suatu merek dibandingkan membeli merek diferensiasi/posisi, harga optimum dan perluasan
lain yang menawarkan manfaat yang brand.
sama.Sedangkan kepuasan yang merupakan d. Asosiasi merek (brand association) merupakan
kekuatan utama dalam bisnis jasa mengingat begitu segala sesuatu yang secara langsung atau tidak
pentingnya hal tersebut untuk produsen, karena langsung dihubungkan dengan memori konsumen
dengan merasa puas konsumen tidak akan beralih mengenai suatu merek. Berbagai asosiasi yang
menggunakan produk lain sehingga akhirnya dapat diingat konsumen dapat dirangkai sehingga
47
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

membentuk citra merek atau brand image yang internal seperti kondisi psikologis, faktor budaya dan
akan muncul dibenak konsumen. Brand image lain-lain, sedangkan ekternalnya bisa menyangkut
merupakan sekumpulan asosiasi mengenai suatu faktor diluar konsumen seperti adanya promosi yang
merek yang tertanam pada benak konsumen. dilakukan produsen, dan lain sebagainya. Namun hal
tersebut menjadi penting untuk diperhatikan konsumen
2.4. Niat Menggunakan Kembali agar dapat memberikan manfaat bagi produsen.
Dalam proses pembelian biasanya konsumen
dipengaruhi oleh berbagai hal baik itu yang berasal dari

Keterlibatan Rendah Keterlibatan Tinggi


Pengambilan Keputusan Pengambilan Keputusan Pengambil Keputusan
Kebiasaan Terbatas Yang Luas

Pengenalan masalah Pengenalan masalah Pengenalan masalah


selektif generik generik

Pencarian Informasi Pencarian Informasi Evaluasi alternatif


Internal ( Terbatas ) Eksternal Internal Sedikit atribut
(Terbatas ) Aturan keputusan
Sederhana

Sedikit alternatif

Evaluasi alternative
Pembelian Sedikit atribut
Aturan keputusan Pencarian Informasi
Sederhana Internal Eksternal

Sedikit alternatif
Purnabeli
Tidak ada ketidakcocokan
Evaluasi Sangat terbatas
Pembelian Pembelian

Purnabeli Purnabeli
Tidak ada ketidakcocokan Tidak ada ketidakcocokan
Evaluasi Terbatas Evaluasi kompleks

Sumber: Fandy Tjiptono,h. 23


Gambar 2.1
Tipe-tipe Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan yang luas produk atau merek akan mengarah kepada keputusan
merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling pembelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi
lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen hasil dari keputusan. Proses pengambilan keputusan
yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa yang luas terjadi untuk kepentingan khusus konsumen
produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari atau untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan
informasitentang produk atau merek tertentu dan tingkat keterlibatan tinggi.
mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi
tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian
48
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi
(atau hanya melakukan sedikit usaha) mencari pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku
informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang luas). Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat
kurang penting atau pembelian yang bersifat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan
rutin.Proses pengambilan keputusan yang bersifat mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen
kebiasaan merupakan proses yang paling sederhana, merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang
yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli
langsung mengambil keputusan untuk membeli merek produk lain di perusahaan yang sama di masa
favorit/kegemarannya (tanpa evaluasi alternative). mendatang. Seorang konsumen yang merasa puas
Evaluasi hanya terjadi bila merek yang dipilih tersebut cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang
ternyata tidak sebagus/sesuai dengan yang diharapkan. produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada
orang lain.

2.5. Model Penelitian

Brand Equity

Loyalitas merek

H1
Kesadaran merek
Niat untuk menggunakan kembali
H2 jasa universitas

Persepsi kualitas H3
H4

Asosiasi merek

Gambar 2.2
Model Penelitian

2.6. Perumusan Hipotesis bagian pertama merupakan identitas responden seperti


Dari permasalahan yang telah diungkapkan diatas nama, jenis kelamin, angkatan, dan jurusan.
dapat disusun hipotesis yaitu : Sedangkan untuk bagian kedua terdiri dari
H1: Loyalitas merek berpengaruh pada niat berbagai item pernyataan mengenai ekuitas merek dari
menggunakan kembali jasa universitas. Program Magister Sains Fakultas Ekonomika dan
H2: Kesadaran merek berpengaruh pada niat Bisnis yaitu loyalitas merek, kesadaran merek, persepsi
menggunakan kembali jasa universitas. kualitas, asosiasi merek.
H3:Persepsi kualitas berpengaruh pada niat
menggunakan kembali jasa universitas. 3.2. Tehnik Pengambilan Sampel
H4: Asosiasi merek berpengaruh pada niat Dengan mempertimbangkan karakteristik dari
menggunakan kembali jasa univeristas. sampel yang akan digunakan maka peneliti
menggunakan tehnik non probability sampling, dengan
3. Metodologi Penelitian pertimbangan bahwa mahasiswa tingkat akhir sulit
3.1. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data untuk ditemui. Dimana probabilitas sampel yang
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terambil tidak diketahui. Tehnik sampling yang
data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari digunakan adalah judgment sampling yaitu peneliti
subyek penelitian. Sedangkan untuk instrumen yang memilih sampel memenuhi beberapa kriteria tertentu.
digunakan dalam pengumpulan data adalah Sampel merupakan mahasiswa reguler dan terdaftar
kuesioner.Kuesioner terdiri dari tiga bagian yaitu aktif pada Program Magister Sains Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.

49
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

4. Asosiasi merek merupakan merupakan segala


3.3. Teknik Analisis Data sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung
Dari hasil data yang terkumpul melalui survey dihubungkan dengan memori konsumen mengenai
yang dilakukan maka data yang diperoleh diolah suatu merek. Variabel ini diukur dengan indikator
menggunkan sofware SPSS 16.0 untuk dapat menjawab persepsi nilai, personalty, organisasi,dan
berbagai masalah penelitian yang diajukan oleh peneliti. perbedaan dengan organisasi lain.
Beberapa tehnik analisis yang digunakan adalah :
1. Analisis Deskriptif 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan 4.1. Uji Reliabilitas
ringkasan mengenai karakteristik dari responden
baik itu dari informasi jenis kelamin, angkatan, Tabel 4.1
dan jurusan dari responden. Hasil Uji Reliabilitas
2. Analisis Faktor No. Variabel Jumlah Alpha Standar Keterangan
Indikator Cronbach Hair
Analisis faktor digunakan untuk menetapkan yang et.al.
mendasari antar variabel didalam analisis (Hair, 1. Loyalitas
5 0,72 0,6 Reliabel
Merek
2010), dimana lebih khusus digunakan 2. Kesadaran
Confirmatory Factor Analysis (CFA) karena Merek
Reliabel
ekuitas merek dalam penelitian ini terdiri dari 3 0,707 0,6
berbagai faktor pembentuk yaitu loyalitas merek,
kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi 3. Persepsi
7 0,862 0,6 Reliabel
merek. Kualitas
3. Multiple Regression 4. Asosiasi
9 0,853 0,6 Reliabel
Merek
Regresi berganda (multiple regression) digunakan 5. Keseluruhan
24 0,920 0,6 Reliabel
untuk menganalisis hubungan antara variabel variabel
dependen tunggal dengan beberapa variabel
independent /prediktor (Hair, 2010). Dalam Setelah melakukan data pengumpulan data dan
penelitian ini variabel dependen yang dimaksud data tersebut valid, maka dapat dilanjutkan untuk
adalah niat untuk menggunkan kembali jasa melakukan uji reliabilitas dengan mengacu pada nilai
universitas. Sedangkan untuk variabel Alpha Cronbach. Dari hasil uji yang dilakukan semua
independennya adalah loyalitas merek, kesadaran item dinilai telah reliabel.
merek, persepsi kualitas, asosiasi merek.
4.2. Uji Hipotesis Dan Pembahasan
Persamaan regresi yang digunakan : Analisis data dilakukan dengan bantuan sofware
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e ……….…… ( 3.1) SPSS 16.0 dengan metode regresi berganda. Regresi
digunakan untuk melihat arah dan intensitas variabel
Dimana: independen pada variabel dependen. Namun sebelum
X1 = Variabel independen 1= Loyalitas Merek melakukan analisis regresi untuk mendapatkan nilai
X2 = Variabel independen 2= Kesadaran Merek keseluruhan dari masing-masing variabel maka
X3 = Variabel independen 3= Persepsi Kualitas dilakukan metode average dan composite. Dari kedua
X4 = Variabel independen 4= Asosiasi Merek metode yang digunakan hasil yang diperoleh tidak jauh
Y = Variabel dependen = Niat untuk menggunakan berbeda sehingga dapat digunakan salah satu
kembali jasa universitas diantaranya. Kemudian dilakukan analisis regresi,
dengan hasil sebagai berikut :
3.4. Definisi Operasional Variabel
1. Loyalitas merek merupakan dimensi utama dari Tabel 4.2
ekuitas merek merupakan pertimbangan utama Model Summary
ketika menempatkan nilai pada suatu merek
karena loyalitas dapat pula diartikan kedalam Model Summary
aliran keuntungan. Yang diukur dengan dua
R Adjusted R Std. Error of
variabel inti yaitu harga premium.
Model R Square Square the Estimate
2. Kesadaran Merek merupakan kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau 1 .766a .587 .566 .62172
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori merek tertentu. Dari tabel diatas telihat bahwa antara varaibel
3. Persepsi Kualitas merupakan merupakan persepsi dependen yaitu niat untuk menggunakan kembali jasa
pelanggan mengenai kualitas atau keunggulan universitas dengan variabel-variabel independen yaitu
produk atau jasa layanan sehingga dapat loyalitas merek, kesadaran merek, persepsi kualitas,
memberikan alasan untuk membeli dan asosiasi merek dan other proprietary brand asset
membedakan merek.Variabel ini diukur dengan memiliki hubungan ditunjukkan dengan nilai korelasi
indikator persepsi kualitas dan kepemimpinan sebesar 0.766.
merek tersebut pada bidangnya.
50
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

Tabel 4.3
Hasil Uji Masing-Masing Koefisien
Coefficientsa

Model Standardized T Sig.


Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .208 .623 .334 .739

Composite Loyalitas
.346 .037 .796 9.396 .000

Composite Persepsi Kualitas


-.037 .031 -.108 -1.173 .244

Composite Asosiasi
-.069 .032 -.226 -2.154 .034

Composite Kesadaran Merek


.064 .056 .114 1.139 .257

Dari hasil regresi yang dilakukan diketahui bahwa 3. Persepsi kualitas tidak berpengaruh pada niat
variabel X1, X4, berpengaruh signifikan pada niat untuk menggunakan kembali jasa universitas.
menggunakan kembali jasa universitas sehingga 4. Asosiasi merek berpengaruh pada niat
hipotesis 1, dan hipotesis 4 diterima. Sedangkan untuk menggunakan kembali jasa univeristas.
dua variabel lainnya yaitu X2 dan X3 tidak berpengaruh
signifikan pada niat untuk menggunakan kembali jasa 5.2. Saran
universitas maka hipotesis 2 dan hipotesis 3 ditolak. 1. Untuk variabel loyalitas merek, asosiasi merek yang
Dari informasi tambahan yang tertera pada kuesioner terbukti signifikan berpengaruh pada niat untuk
responden memberikan pendapat mengenai Program menggunakan kembali jasa universitas disarankan
Magister Sains FEB UGM, beberapa responden untuk melakukan peningkatan terkait dengan
mengakui kualitas yang dimiliki oleh program ini. berbagai hal yang menyangkut ketiga variabel
Tetapi hal tersebut tentu juga memiliki konsekuensi tersebut seperti pelayanan perkuliahan terutama
tersendiri bagi program umumnya dan bagi mahasiswa mengenai jadwal kuliah, memperbanyak fasilitas
khususnya. Karena banyak dari mahasiswa mengeluh lain yang dapat menunjang proses pembelajaran dan
mengenai tugas yang diberikan yang dianggap berat, perkuliahan.
sehingga hal tersebut membuat mereka 2. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya dapat
mempertimbangkan niat untuk masuk pada program dilakukan pada organisasi yang berbeda sehingga
doktor pada fakultas yang sama. Tetapi secara hasilnya dapat digeneralisasi.
keseluruhan variabel-varaiabel independen berpengaruh
pada variabel dependen. Artinya kesemua variabel
pembentuk ekuitas merek tersebut secara bersama-sama
mempengaruhi niat untuk menggunakan jasa
univeristas. DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. 1996. Building Strong Brands. New York:
5. PENUTUP The Free Press.
5.1. Kesimpulan Dewanti,M.2007.AnalisisBrandEquityBinaNusantaraUn
Dari hasil data dan pembahasan yang telah iversitydiLingkunganSMUJakarta.JournalThe
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa : Winners. Vol. 8, No. 2.
1. Loyalitas merek mempengaruhi niat Loyalitas Durianto, D. 2004. Brand Equty Ten: Strategi
merek berpengaruh pada niat menggunakan kembali Memimpin Pasar.Jakarta: Gramedia Pustaka
jasa universitas. Kartajaya, H. 2010. Brand Operation, The Official
2. Kesadaran merek tidak berpengaruh pada niat MIM ( Markplus Institute
menggunakan kembali jasa universitas. ofMarketing)Academy coursebook. Jakarta:
Esensi Erlangga.
51
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

Kotler, A. 2008. Principles ofMarketing. New Jersey:


Prentice Hall.
Kotler, P &Keller. 2006. Marketing Management. New
Jersey: Prentice Hall.
Lee,G.C&Leh,F.C.Y.2011.DimensionsofCustomer-
BasedBrandEquity:AStudyonMalaysian
Brands.Jounal ofMarketing Research and Case Study.
Majalah Marketing. 2011. Edisi Oktober.
Moradi,H&Zarei,A.2011.TheImpactofBrandEquityonP
urchaseIntentionandBrandPreference-
TheModeratingEffectofCountryofOriginImag
e.AustralianJournalImageandAplliedSciences.
Vol. 5, No. 3, pp: 539-549.
Nigam& Kausik, R. 2011. Impact ofBrand Equity on
Customer Purchase Decisions An Empirical
InvestigationwithSpecialReferencetoHatchbac
kCarOwnersinCentralHaryana.International
Journal ofComputational and Management.
Vol. 12.
Setiadi, N. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Orth,U.,Wolf,M&Dodd,T.H.2005.DimensionsofWineRe
gionEquityandTheirsImpactonCunsumers
preference.Journal ofProduct and Brand
Management. Vol. 14, No. 2, pp: 88-97.
Simamora, B. 2002. Aura Merek:7 Langkah
Membangun Merek Yang Kuat. Jakarta: PT
Gramedia.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
Sutisna. 2001.Perilaku Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widiyanto, I. 2008. Pointer Metodologi Penelitian.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Yaseen, N., Tahira, M., Gulzar, A & Anwar, A. 2011.
Impact ofBrand Awareness, Perceived Quality,
and Customer Loyalty on Brand Profitability
and Purchase Intention: A Reseller’s View.
Interdisciplinary Journal ofContemporary
Research in Business, Vol. 3, No. 8.

52

Anda mungkin juga menyukai