Frangky J. Louth PDF
Frangky J. Louth PDF
Frangky J. Louth
Politeknik Negeri Ambon
Email: louthangky@gmail.com
Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah menguji Faktor ekuitas merek yang terdiri dari loyalitas merek, kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek. pada niat untuk menggunakan kembali jasa universitas. Dari pembahasan yang
telah dilakukan menggunakan uji reliabilitas dan pengujian koefisien, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Loyalitas merek berpengaruh pada niat menggunakan kembali jasa universitas.Kesadaran merek tidak berpengaruh
pada niat menggunakan kembali jasa universitas.Persepsi kualitas tidak berpengaruh pada niat menggunakan
kembali jasa universitas.Asosiasi merek berpengaruh pada niat menggunakan kembali jasa univeristas.
.
Kata kunci: Loyalitas Merek, Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, Niat Menggunakan Kembali.
dibandingkan dengan yang lain apabila keduanya pada umumnya konsumen merasa nyaman dengan merek
dasarnya identik (Kartajaya,2010). Ekuitas yang tinggi yang mereka gunakan, dengan mempertimbangkan
menjadi idaman setiap merek, hal itu berarti bahwa kualitas atau merek yang mereka kenal. Manfaat
merek-merek tersebut memiliki kedekatan dengan lainnnya cara penting bahwa aset ekuitas merek,
pasar pelanggan. Semakin kuat ekuitas merek suatu khususnya persepsi kualitas dan asosiasi merek,
produk, maka akan semakin kuat pula daya tariknya menyediakan nilai untuk konsumen dengan
bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan meningkatkan kepuasan konsumen ketika mereka
pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang menggunakan produk tersebut.
terus meningkat kepada perusahaan (Durianto, 2004). Kotler dan Keller (2006), mendefinisikan ekuitas
Kondisi persaingan saat ini yang terjadi pada mereka adalah sejumlah asset dan liabilitas yang
produk mie instan, bahwa keanekaragaman produk mie berhubungan dengan merek, nama dan simbol, yang
instan yang ada pada saat ini mendorong konsumen menambah atau mengurangi nilai dari produk atau
untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan pelayanan bagi perusahaan atau pelanggan perusahaan.
keputusan saat menentukan suatu merek yang menurut Ekuitas merek memiliki nilai-nilai bagi perusahaan,
mereka memenuhi kriteria sebuah produk mie instan. diantaranya (1) kesadaran merek, persepsi kualitas,
Proses identifikasi akan membuat merek dapat menjadi asosiasi merek, dan aset-aset merek lainnya mampu
suatu alat pembeda dan dapat juga menjadi kriteria menguatkan loyalitas merek, yaitu bisa memberikan
utama dalam proses pengambilan keputusan alasan untuk membeli dan mempengaruhi kepuasan
pembelian konsumen. penggunaan. (2) Ekuitas merek biasanya akan
Merek yang bertahan memiliki kekuatan untuk memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan
dapat mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi memungkinkan harga optimum dan mengurangi
atau menggunakan suatu produk tersebut. Jadi, ekuitas ketergantungan pada promosi. (3) Ekuitas merek
merek harus selalu dijaga keberadaannya agar produk memberikan landasanpertumbuhanmelaluiperluasan
tetap di benak pelanggan yang tersalurkan dengan merek. (4) Ekuitasmerekbisa memberidorongan dalam
adanya keputusan pembelian (Nigam & Kausik, 2011). saluran distribusi. (5) Aset-aset ekuitas merek
Oleh karena itu, perusahaan perlu mengidentifikasi memberikan keuntungan kompetitif yang seringkali
elemen-elemen ekuitas merek yang mampu menghadirkan rintangan nyata terhadap para
mempengaruhi kepercayaan diri pelanggan dalam kompetitor.
keputusan pembelian yang dibuatnya. Pengetahuan Kartajaya (2010) menjelaskan bahwa asset dan
tentang elemen- elemen ekuitas merek dan liabilitas yang mendasari ekuitas merek
pengukurannya sangat diperlukan untuk menyusun dikelompokkan dalam limakategori, yaitu Brandloyalty
langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi (loyalitasmerek), Brand awareness (kesadaranmerek),
merek yang akhirnya dapat meningkatkan jumlah Perceived Quality (persepsi kualitas), Brand
pembelian konsumen (Orth et al., 2005). Association (asosiasi merek), Other Asset. Merek yang
Ekuitas yang tinggi menjadi idaman setiap merek dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat bila
karena berarti bahwa merek-merek tersebut memiliki memiliki ekuitas merek yang juga kuat. Ekuitas merek
kedekatan dengan pasar dan pelanggan. Semakin kuat yang kuat akan memberikan nilai baik kepada
ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat pelanggan maupun kepada perusahaan. Kepuasan bagi
puladaya tariknya bagi konsumen untuk membeli pelanggan. Kesadaran menggambarkan keberadaan
produk tersebut dan pada akhirnya akan memberikan merekdi dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi
keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan penentu dalam beberapa kategori dan biasanya
(Lee & Leh, 2011). mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek
(Durianto, 2004). Dalam meraih kesadaran merek, baik
2.3. Konsep Ekuitas Merek dalam tingkat pengenalan maupun dalam pengingatan
Ekuitas merek merupakan seperangkat aset dan kembali, melibatkan dua tugas, yaitu mendapatkan
liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek identitas merek dan mengaitkannya pada suatu kelas
yang dihubungkan dengan merek dan nilai tambah produk tertentu. Suatu pesan kesadaran merek
untuk suatu produk atau jasa yang ditawarkan hendaknya memberi suatu alasan untuk diperhatikan
(Aaker,1992,h.28). dan dikenang atau menjadi berbeda dan istimewa
Menurut Aaker lima asset dari ekuitas merek (Humdiana, 2005).
sebagai sumber untuk menciptakan nilai yaitu: loyalitas Kesadaran merek adalah kemampuan dari
merek, kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat
merek, dan other proprietary brand asset. Adanya bahwa suatu merek termasuk kedalam kategori produk
ekuitas bagi suatu merek akan memberikan nilai dan tertentu. Peran kesadaran merek dapat dipahami dengan
manfaat baik bagi konsumen maupun produsen. Nilai mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan
atau manfaat bagi konsumen dengan adanya ekuitas suatu nilai yang dapat mempengaruhi konsumen dalam
merek adalah membantu konsumen mengartikan, melakukan keputusan pembelian (Dewanti,2007). Oleh
memproses, membeli dan mendapatkan kembali karena itu, pengingatan kembali merek menjadi penting,
informasi mengenai produk dan merek. Kemudian, aset karena pada umumnya jika sebuah merek berada dalam
berdampak pada kepercayaan konsumen dalam ingatan konsumen,maka merek tersebut akan
memberikan keputusan pembelian, karena pada dipertimbangkan untuk dipilih dalam keputusan
46
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
pembeliannya. Pada saat pengambilan keputusan menciptakan keuntungan seumur hidup bagi
pembelian dilakukan, kesadaran merek memegang perusahaan tersebut.
peranan penting. Pelanggan cenderung membeli merek b. Kesadaran merek (brand awareness) merupakan
yang sudah dikenal karena mereka merasa aman dengan kesanggupan seorang calon pembeli untuk
sesuatu yang dikenal dan beranggapan merek yang mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu
sudah dikenal bisa diandalkan dan kualitasnya merek merupakan bagian dari kategori merek
bisadipertanggung jawabkan (Lee&Leh,2011). tertentu. Kesadaran merek dibagi kedalam empat
Selain manfaat bagi konsumen ekuitas merek juga tipe yaitu unware of brand merupakan tingkatan
menciptakan nilai bagi perusahaan yaitu dapat paling rendah dari kesadaran merek dimana
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari program konsumen tidak menyadari akan adanya suatu
pemasaran, adanya kesadaran merek, persepsi kualitas, merek, brand recognitionmerupakan tingakt
dan asosiasi merek dapat menguatkan loyalitas merek minimal kesadaran merek, brand recall dilakukan
dengan meningkatkan kepuasan konsumen dan dengan meminta konsumen untuk mengingat suatu
merupakan alasan untuk membeli produk. Selain itu merek dari ketegori produk atau kelas produk
ekuitas merek juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk tertentu, dan top of mindmerupakan tingkat paling
tumbuhnya brand extension. Ekuitas merek juga tinggi dari kesadaran merek. Kesadaran merek
merupakan menyediakan leverage dalam saluran menciptakan nilai merek dengan berbagai cara yaitu
distribusi dengan baik dan manfaat lainnya adalah aset
dari ekuitas merek memberikan perusahaan manfaat 1. Familiarity/Liking
yang signifikan yaitu pertukaran yang mencegah Dengan mengenal merek tertentu akan
konsumen untuk berpindah menggunakan produk atau menimbulkan rasa terbiasa terutama untuk
jasa kompetitor. produk-produk yang bersifat low involvement
a. Loyalitas merek (Brand loyalty). Loyalitas (keterlibatan rendah) seperti pasta gigi, tisu dan
merupakan dimensi utama dari ekuitas merek lain-lain. Suatu kebiasaan terkadang
merupakan pertimbangan utama ketika menimbulkan rasa suka yang dapat menjadi
menempatkan nilai pada suatu merek karena pendorong dalam membuat keputusan.
loyalitas dapat pula diartikan kedalam aliran 2. Substance/Commitment
keuntungan. Fokus pada loyalitas merek sering Kesadaran akan suatu merek dapat menandakan
menjadi cara yang efektif untuk mengelola ekuitas. bahwa keberadaan, komitmen, dan inti yang
Kepuasan konsumen dan pembelian yang berulang sangat penting bagi suatu perusahaan. Sehingga
pada merek yang sama sering dijadikan sebagai dapat disimpulkan bahwa suatu merek dikenal
salah satu indikator dari merek yang sehat, dan karena beberapa alasan seperti: iklan produk
program yang dapat meningkat dalam membangun yang ekstensif sehingga dapat menarik
merek yang kuat. Merek dianggap lebih lazim dan konsumen, jaringan distribusi yang luas agar
lebih banyak menjadi obyek loyal karena dianggap dapat menjangkau lokasi-lokasi tertentu yang
sebagai identitas produk atau perusahaan kemudian membuat produk tersebut dikenal,
(Dharmmesta,1999). Loyalitas dibagi menjadi kemudian eksistensi dari produk yang sudah
empat macam (lihat Jacoby dan Chastnut,1978 lama dalam suatu industri dan lain-lain.
dalam Dharmmesta,1999): 3. Brand to consider
1. Loyalitas Merek fokal yang sesungguhnya (true Dalam suatu proses pembelian perlu
focal brand loyalty), loyalitas pada merek tertentu dipertimbangkan untuk menyeleksi merek-merek
yang menjadi minatnya. yang dikenal untuk kemudian diputuskan oleh
2. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya (true konsumen produk yang mana yang akan dibeli,
multibrand loyalty), termasuk merek fokal, tentu adanya kesadaran akan merek tertentu akan
3. Pembelian ulang (repeat purchasing) merek fokal mempermudah konsumen dalam mengambil
dari nonloyal, dan keputusan untuk membeli produk.
4. Pembelian secara kebetulan (happenstance c. Persepsi Kualitas (perceived quality) merupakan
purcahsing) merek fokal oleh pembeli-pembeli persepsi pelanggan mengenai kualitas atau
loyal dan nonloyal. keunggulan produk atau jasa layanan sehingga dapat
Aaker menyatakan bahwa loyalitas dapat diukur memberikan alasan untuk membeli dan
menggunakan dua indikator yaitu harga premium membedakan merek. Persepsi kualitas akan
dan kepuasan konsumen atau loyalitas itu sendiri. memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti
Indikator utama dari konsep loyalitas adalah alasan untuk membeli karena biasanya konsumen
kesediaan konsumen untuk membayar lebih untuk membeli produk yang telah diketahui kualitasnya,
membeli suatu merek dibandingkan membeli merek diferensiasi/posisi, harga optimum dan perluasan
lain yang menawarkan manfaat yang brand.
sama.Sedangkan kepuasan yang merupakan d. Asosiasi merek (brand association) merupakan
kekuatan utama dalam bisnis jasa mengingat begitu segala sesuatu yang secara langsung atau tidak
pentingnya hal tersebut untuk produsen, karena langsung dihubungkan dengan memori konsumen
dengan merasa puas konsumen tidak akan beralih mengenai suatu merek. Berbagai asosiasi yang
menggunakan produk lain sehingga akhirnya dapat diingat konsumen dapat dirangkai sehingga
47
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
membentuk citra merek atau brand image yang internal seperti kondisi psikologis, faktor budaya dan
akan muncul dibenak konsumen. Brand image lain-lain, sedangkan ekternalnya bisa menyangkut
merupakan sekumpulan asosiasi mengenai suatu faktor diluar konsumen seperti adanya promosi yang
merek yang tertanam pada benak konsumen. dilakukan produsen, dan lain sebagainya. Namun hal
tersebut menjadi penting untuk diperhatikan konsumen
2.4. Niat Menggunakan Kembali agar dapat memberikan manfaat bagi produsen.
Dalam proses pembelian biasanya konsumen
dipengaruhi oleh berbagai hal baik itu yang berasal dari
Sedikit alternatif
Evaluasi alternative
Pembelian Sedikit atribut
Aturan keputusan Pencarian Informasi
Sederhana Internal Eksternal
Sedikit alternatif
Purnabeli
Tidak ada ketidakcocokan
Evaluasi Sangat terbatas
Pembelian Pembelian
Purnabeli Purnabeli
Tidak ada ketidakcocokan Tidak ada ketidakcocokan
Evaluasi Terbatas Evaluasi kompleks
Proses pengambilan keputusan yang luas produk atau merek akan mengarah kepada keputusan
merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling pembelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi
lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen hasil dari keputusan. Proses pengambilan keputusan
yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa yang luas terjadi untuk kepentingan khusus konsumen
produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari atau untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan
informasitentang produk atau merek tertentu dan tingkat keterlibatan tinggi.
mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi
tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian
48
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi
(atau hanya melakukan sedikit usaha) mencari pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku
informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang luas). Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat
kurang penting atau pembelian yang bersifat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan
rutin.Proses pengambilan keputusan yang bersifat mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen
kebiasaan merupakan proses yang paling sederhana, merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang
yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli
langsung mengambil keputusan untuk membeli merek produk lain di perusahaan yang sama di masa
favorit/kegemarannya (tanpa evaluasi alternative). mendatang. Seorang konsumen yang merasa puas
Evaluasi hanya terjadi bila merek yang dipilih tersebut cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang
ternyata tidak sebagus/sesuai dengan yang diharapkan. produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada
orang lain.
Brand Equity
Loyalitas merek
H1
Kesadaran merek
Niat untuk menggunakan kembali
H2 jasa universitas
Persepsi kualitas H3
H4
Asosiasi merek
Gambar 2.2
Model Penelitian
49
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
Tabel 4.3
Hasil Uji Masing-Masing Koefisien
Coefficientsa
Composite Loyalitas
.346 .037 .796 9.396 .000
Composite Asosiasi
-.069 .032 -.226 -2.154 .034
Dari hasil regresi yang dilakukan diketahui bahwa 3. Persepsi kualitas tidak berpengaruh pada niat
variabel X1, X4, berpengaruh signifikan pada niat untuk menggunakan kembali jasa universitas.
menggunakan kembali jasa universitas sehingga 4. Asosiasi merek berpengaruh pada niat
hipotesis 1, dan hipotesis 4 diterima. Sedangkan untuk menggunakan kembali jasa univeristas.
dua variabel lainnya yaitu X2 dan X3 tidak berpengaruh
signifikan pada niat untuk menggunakan kembali jasa 5.2. Saran
universitas maka hipotesis 2 dan hipotesis 3 ditolak. 1. Untuk variabel loyalitas merek, asosiasi merek yang
Dari informasi tambahan yang tertera pada kuesioner terbukti signifikan berpengaruh pada niat untuk
responden memberikan pendapat mengenai Program menggunakan kembali jasa universitas disarankan
Magister Sains FEB UGM, beberapa responden untuk melakukan peningkatan terkait dengan
mengakui kualitas yang dimiliki oleh program ini. berbagai hal yang menyangkut ketiga variabel
Tetapi hal tersebut tentu juga memiliki konsekuensi tersebut seperti pelayanan perkuliahan terutama
tersendiri bagi program umumnya dan bagi mahasiswa mengenai jadwal kuliah, memperbanyak fasilitas
khususnya. Karena banyak dari mahasiswa mengeluh lain yang dapat menunjang proses pembelajaran dan
mengenai tugas yang diberikan yang dianggap berat, perkuliahan.
sehingga hal tersebut membuat mereka 2. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya dapat
mempertimbangkan niat untuk masuk pada program dilakukan pada organisasi yang berbeda sehingga
doktor pada fakultas yang sama. Tetapi secara hasilnya dapat digeneralisasi.
keseluruhan variabel-varaiabel independen berpengaruh
pada variabel dependen. Artinya kesemua variabel
pembentuk ekuitas merek tersebut secara bersama-sama
mempengaruhi niat untuk menggunakan jasa
univeristas. DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. 1996. Building Strong Brands. New York:
5. PENUTUP The Free Press.
5.1. Kesimpulan Dewanti,M.2007.AnalisisBrandEquityBinaNusantaraUn
Dari hasil data dan pembahasan yang telah iversitydiLingkunganSMUJakarta.JournalThe
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa : Winners. Vol. 8, No. 2.
1. Loyalitas merek mempengaruhi niat Loyalitas Durianto, D. 2004. Brand Equty Ten: Strategi
merek berpengaruh pada niat menggunakan kembali Memimpin Pasar.Jakarta: Gramedia Pustaka
jasa universitas. Kartajaya, H. 2010. Brand Operation, The Official
2. Kesadaran merek tidak berpengaruh pada niat MIM ( Markplus Institute
menggunakan kembali jasa universitas. ofMarketing)Academy coursebook. Jakarta:
Esensi Erlangga.
51
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
52