Rasni Hanipa Usemahu PDF
Rasni Hanipa Usemahu PDF
Rasni Hanipa Usemahu PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengenguji dan menganalisis kontribusi nilai TI terhadap kinerja proses
bisnis pada Industri perbankan. Penelitian ini menggunakan konsep value chain.Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 50 orang manajer dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria yang
ditentukan oleh peneliti.Maka diperoleh sampel sebanyak 35 orang manajer. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu Partial Least Square (PLS) yang diolah dengan program WarpPLS 2.0. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) menunjukan TI memberikan
kontribusi nilai yang tidak signifikan terhadap kinierja proses bisnis Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat
dilihat bahwa hipotesis H1d, nilai Path koefisiennya signifikan dengan P-value < 0.05, maka dapat disimpulkan
bahwa nilai bisnis TI berpengaruh terhadap sales and marketing support, supplier relations terhadap productions
and operations dan product and service enhancement sedangkan utk hipotesis H1a, H1b, H1c, H1e, H2, H3b,
H3c, H3d, H3e, H3g, H3h dan H3i nilai path koefisiennya tidak berpengaruh signifikan dengan nilai P-value >
0.05.
16
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
dan membantu manajemen dalam meningkatkan Disekitar tahun 50-an ditemukan semi
pengendalian aktivitas bisnis. Dalam Activity Baset konduktor pada teknologi komputer yang menandai
Costing (ABC), teknologi informasi dapat dimulainya era informasi, sehingga faktor yang
diterapkan untuk mengelolah informasi biaya mendorong pertumbuhan sistem sosial dan ekonomi
sehingga dapat memberikan kejelasan mengenai bukan lagi tenaga kerja maupun tenaga mesin
sumber atau penyebab dari pos-pos biaya secara melainkan informasi, bagi yang menguasai dan
cepat dan terorganisasi. Sedangkan dalam Total memanfaatkan informasi itulah yang akan berhasil.
Quality Control (TQC), teknologi informasi dapat Persaingan bisnis yang semakin ketat di era
diterapkan untuk melakukan perbaikan globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun
berkelanjutan sehingga memungkinkan kembali strategi dan taktik bisnisnya. Jika dilihat lebih
menghasilkan produk yang sempurna (zero-defect) mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak
dan mutu produk merupakan tanggung jawab dari pada bagaimana sebuah perusahaan dapat
semua bagian.Perkembangan teknologi informasi mengimplementasikan proses penciptaan produk atau
dalam akuntansi manajemen juga dapat jasanya secara lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat
menyediakan informasi tentang korelasi antara dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Saat ini
biaya dan waktu dengan cepat dan relevan.Hal ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi
menjadikan manajer mampu merespon perubahan diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu
kondisi pasar secara cepat dan tepat.Selain itu dalam upaya memenangkan persaingan.
penerapan manufacturing cell dapat mempercepat Pembangunan Teknologi Informasi Perusahaan
waktu yang digunakan untuk produksi dan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem
menurunkan biaya produksi (Sri Mahasari, 2000). holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal
Manajemen organisasi harus tanggap pada tersebut disesuaikan dengan kekuatan sumber daya
perubahan lingkungan ini jika ingin organisasinya yang dimiliki.Dalam penerapannya rencana strategis
tetap dapat bertahan dan meningkat kinerjanya. Teknologi Informasi senantiasa diselaraskan dengan
Manajemen organisasi jugaharus sensitive terhadap rencana perusahaan, agar setiap penerapan Teknologi
pengaruh perkembangan teknologi yang mencakup Informasi dapat memberikan nilai bagi Perusahaan.
informasi, peralatan teknik dan proses dalam Negara yang mampu berkompetisi karena
mengubah input menjadi output. Selain itu, memiliki kekuatan ekonomi yang besar adalah yang
manajemen harus dapat memahami dengan baik mampu memanfaatkan knowledge workers secara
peran sistem informasi dalam organisasi (Eliot,1992). efektif dengan menguasai dan memanfaatkan
Penggunaan teknologi informasi pada aktivitas informasi maka paradigma penciptaan kemakmuran
perusahaan misalnya value chain dapat menghasilkan secara dominan dapat diwujudkan, dan pada era ini TI
beberapa keuntungan, seperti penghematan biaya, lebih banyak didukung oleh peran dari teknologi
percepatan waktu operasi, peningkatan produktivitas, komputer digital dan teknologi komunikasi (Taufiq,
percepatan waktu pengiriman barang dan jasa kepada 2005).
pelanggan, serta peningkatan nilai barang dan jasa
yang tinggi pada pelanggan (Efendi, 2010). 2.1.2. Pemanfaatan Teknologi Informasi
enurut Tallon, Kraemer, Gubraxani (1999) Teknologi informasi meliputi segala alat
konsep yang cocok untuk mengilustrasikan peran TI maupun metode yang terintegrasi untuk digunakan
di dalam proses bisnis perusahaan adalah value chain dalam menjaring atau menangkap data (capture),
(Porter, 1985). Konsepsi umum Porter mengenai menyimpan (saving), mengolah (process), mengirim
value chain membagi aktivitas-aktivitas perusahaan (distribute), atau menyajikan kebutuhan informasi
menjadi proses-proses yang berbeda yang diperlukan secara elektronik kedalam berbagai format, yang
untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas bisnis (Porter bermanfaat bagi user (pemakai informasi). Teknologi
& millar, 1985). ini dapat berupa kombinasi perangkat keras dan lunak
Sesuai dengan konsep value chain oleh Tallon, dari komputer, non komputer (manual) maupun
et al (1999) maka aktivitas pendukung prosedur, operator, dan para manajer dalam suatu
dioperasionalisasikan sebagai process planning & sistem yang terpadu satu sama lain.
support yang berpengaruh langsung terhadap nilai Perkembangan TI telah mengakibatkan
bisnis TI sebagai operasionalisasi kinerja proses bisnis perubahan dalam struktur industri serta praktik
perusahaan. Sedangkan aktivitas primer pengelolaan organisasi bisnis didalam berkompetisi
dioperasionalisasikan kedalam supplier relation, dan melaksanakan kegiatan untuk melayani
production & operations, product & enhancement, pelanggan, sehingga dengan laju perkembangan TI
sales & marketing support, customer relations pada yang makin pesat telah mengubah bisnis dan konsep
akhirnya dapat menciptakan dinamika bersaing. manajemen yang ada, juga berdampak terhadap
Selain itu proses bisnis yang satu saling berhubungan kebutuhan informasi bagi manajer dalam akuntansi
kausal dengan proses bisnis lainya. internal maupun eksternal guna mendukung dalam
pemecahan masalah untuk pengambilan keputusan,
2. TINJAUAN PUSTAKA meraih peluang dan mencapai tujuan (Taufiq, 2005).
2.1. Landasan Teori Teknologi informasi dapat didefenisikan
2.1.1. Peran Teknologi Informasi sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan
17
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti Banyak proses bisnis yang terkait dengan wilayah
perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi fungsional tertentu.
jaringan, dan peralatan komunikasi Klasifikasi aplikasi TI memfasilitasi pemilihan
lainnya.Selanjutnya teknologi informasi dipakai pengukuran yang sesuai berdasarkan jenisnya,
dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan misalnya berkurangnya biaya adminitratif,
informasi bagi para pemakai dalam rangka peningkatan produktifitas, perbaikan layanan
pengambilan keputusan. Ada berbagai macam sistem pelanggan, atau strategik produk baru.Secara kolektif,
informasi dengan menggunakan teknologi informasi penelitian ini menunjukan bahwa pengukuran nilai
yang muncul antara lain : Electronic Data bisnis TI harus mempertimbangkan sifat multidimensi
Interchange (EDI), Electronic Data Processing dari dampak TI.Karena alasan inilah, pengukuran nilai
Systems (EDP), Data Processing Systems (DPS), bisnis TI dengan konsep value chain dirancang untuk
Decision Support System (DSS), Management menyertakan beragam dampak TI yang lebih luas,
Information System (MIS), Executive Information yang menghasilkan pengukuran nilai bisnis TI yang
System (EIS), Expert System (ES), Accounting bersifat saling melengkapi.
Information system (AIS).
2.1.5. Sudut Pandang Ekonomi
2.1.3. Kematangan Teknologi Informasi Perspektif ekonomi merupakan wadah yang
Kematangan teknologi informasi dicerminkan cukup penting untuk menyelidiki luasnya TI, seperti
dalam evolusi fungsi sistem informasi perusahaan penggunaan teori ekonomi produksi, pengolahan
dalam aspek perencanaan, organisasi, pengendalian, informasi dan organisasi industri (Bakos & Kraemer,
dan integrasinya.Tingkat kematangan teknologi 1992).Walaupun data teori ekonomi menunjukan
informasi dicerminkan dalam formalisasi sesuatu yang dapat dikuantifikasikan, namun
perencanaan, pengendalian, organisasi, dan integrasi kebanyakan studi empiris cenderung menggambarkan
aktivitas-aktivitas teknologi informasi. nilai bisnis TI secara luas dalam kaitannya dengan
Fase kematangan teknologi terjadi jika variabel dependen tunggal yaitu produktivitas.
teknologi benar-benar diperlukan oleh perusahaan dan Ukuran kinerja yang lain seperti : analisa cost-
efisiensi sudah benar-benar tercapai. Teknologi baru benefit/manfaat-biaya, return on invesmen, retrun on
yang menawarkan peluang kepada perusahaan akan assets, return on management, meningkatkan
diadopsi baik yang mengarah ke aplikasi baru maupun pengendalian biaya, penggunaan sistem informasi,
yang mengarah pada restrukturisasi aplikasi lama. nilai tambah, pengusaan pasar, dan return on equity
Dengan demikian perusahaan akan selalu dihadapkan dapat dipastikan sudah ada dalam beberapa
pada tantangan untuk senantiasa mengadopsi literatur.Ukuran ekonomi nilai bisnis TI jelas menarik,
teknologi baru. karena sifat dari datanya dapat dihandalkan.Kritik
Dampak kematangan teknologi informasi utama dari studi berdasarkan prekspektif ekonomi ini
ditunjukan dengan pengaruh yang signifikan terhadap adalah dibatasinya dampak yang tak terukur seperti
respon strategi perusahaan dalam menghadapi meningkatkan efektivitas produk dan jasa,
globalisasi.Respon strategik perushaan terkait dengan meningkatkan pengelolaan organisasi dan hubungan
informasi teknologi dilakukan dalam bentuk pelanggan yang lebih baik.Indikator-indikator kinerja
keputusan investasi atas teknologi seperti diatas tidak mampu untuk mneyelidiki sifat
informasi.Kematangn teknologi informasi perusahaan penyebab hubungan antara investasi TI dan kinerja
berhubungan dengan perannya dalam menjadikan perusahaan. Sebagai suatu alternatif, ada beberapa
teknologi informasi sebagai bagian dari respon cara yang lebih konferhensif untuk mengukur nilai
strategi perusahaan menghadapi perdagangan bebas bisnis TI yaitu hasil-hasil yang di dasarkan pada suatu
(Bandi, 2006). pernyataan/persepsi.
18
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
suatu pengenalan yang termasuk alami dalam marketing, produk dan jasa dapat dibedakan secara
organisasi yang berorientasi tujuan. unik dalam berbagai macam cara, sehingga dapat
Tallon et al (1999) mengusulkan melewati digunakan untuk mengidentifikasi dan melayani
ukuran kinerja operasional dan keuangan ke arah segmen pasar baru. Hasil penelitian Tallon et al
ukuran efektivitas organisasi.Dengan dipergunakan (1990)menunjukan TI memberikan kontribusi nilai TI
efektivitas organisasi maka tidak bisa lepas dari yang positif terhadap proses bisnis product and servis
pertimbangan tujuan organisasi dimana manajemen Enhancement sedangkan Ekayani (2005) menunjukan
sebagai subjek yang berperan pada tujuan TI memberikan kontribusi nilai negatif dan tidak
organisasi.Salah satu dari tanggung jawab ini signifikan.
manajemen adalah sebagai pengalokasi sumber daya. : TI memberikan kontribusi nilai terhadap proses
Dalam kasus tersebut, manajemen bisnis product & service enhancement.
mengalokasikan sumber daya investasi, seperti :
investasi di dalamnya ada infrastruktur pemeliharaan 4. Sales and Marketing Support
dan pengembangan perangkat lunak, pelatihan tenaga Dukungan Teknologi Informasi untuk
kerja. Jika manajemen ingin menggunakan sumber pemasaran dan penentuan harga, dapat membantu
daya TI dengan baik, mereka akan secara sistematis meningkatkan pendapatan dari penjualan, seperti yang
menggali sumber daya itu kedalam area yang ditunjukan oleh perusahaan penerbangan dalam
selayaknya. sistem reservasi komputerisasi.Selain itu TI dapat
digunakan untuk melacak kecenderungan pasar dan
2.2. Pengembangan Hipotesis respon pasar terhadap program-program
Tallon et al (1999) meninjau secara akademis pemasaran.Kemunculan e-commerce berbasis
dari berbagai literatur profesional untuk internet, menunjukan permulaan era baru bagi
mengidentifikasi dimensi nilai bisnis TI, kemudian prakarsa pemasaran yang dimungkinkan oleh TI,
membaginya ke dalam 7 proses bisnis lanjut yang dengan bermunculannya program-program pemasaran
berbeda atau dimensi nilai bisnis TI, seperti yang yang dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan
diuraikan dibawah ini : pelanggan tertentu dan bukannya diberikan dalam
bentuk pemasaran masal. Hasil penelitian Tallon et al
1. Supplier Relations (1990)menunjukan TI memberikan kontribusi nilai TI
Supplier Relations yang harmonis dapat yang positif terhadap proses bisnis sales and
berakibat efisiensi dalam proses produksi. Teknologi marketing support sedangkan Ekayani (2005)
Informasi dapat digunakan untuk mengkoordinir menunjukan TI memberikan kontribusi nilai positif
hubungan penyalur atau untuk mengurangi biaya – dan tidak signifikan.
biaya penagihan informasi melalui EDI (Electronic : TI memberikan kontribusi nilai terhadap proses
Data Interchange), Pengendalian Mutu ( TQM / Total bisnis sales and marketing support.
Quality Management) dan Teknik pengiriman JIT
(Just In Time) yang dapat mendorong terciptanya 5. Customer Relations
suatu keunggulan bersaing. Hasil penelitian Tallon et Teknologi Informasi dapat digunakan untuk
al (1990)menunjukan TI memberikan kontribusi nilai mempertahankan dan menjadikan hubungan dengan
TI yang positif terhadap proses bisnis supplier pelanggan yang lebih harmonis.Harmonisnya
relation sedangkan Ekayani (2005) menunjukan TI hubungan pelanggan dapat meningkatkan penguasaan
memberikan kontribusi nilai negatif dan tidak pasar yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan
signifikan. perusahaan untuk mempertahankan keunggulan
: TI memberikan kontribusi nilai terhadap proses bersaingnya.Sebagai contoh pada perusahaan
bisnis Supplier Relations. Penerbangan Amerika (SABRE), American Hospital
Supply (ASAP) and Federal Express (COSMOS).
2. Productions and Operations Hasil penelitian Tallon et al (1990)menunjukan TI
Teknologi Informasi dapat digunakan untuk memberikan kontribusi nilai TI yang positif terhadap
memperbaiki teknik produksi melalui alat bantu proses bisnis customer relations sedangkan Ekayani
komputer untuk design dan pabrikasi. Hasil penelitian (2005) menunjukan TI memberikan kontribusi nilai
Tallon et al (1990)menunjukan TI memberikan positif dan tidak signifikan.
kontribusi nilai TI yang positif terhadap proses bisnis : TI memberikan kontribusi nilai terhadap proses
productions and operations sedangkan Ekayani bisnis customer relations.
(2005) menunjukan TI memberikan kontribusi nilai
positif dan tidak signifikan. 6. Process Planning and Support
: TI memberikan kontribusi nilai terhadap proses Teknologi Informasi dapat digunakan untuk
bisnis productions and operations. menyediakan kelengkapan informasi dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan dengan
3. Product and Service Enhancement meningkatkan koordinasi dan komunikasi organisasi
Teknologi Informasi dapat membantu dalam dan dengan meningkatkan stabilitas organisasi.TI
pengembangan produk dan jasa baru disamping dapat mengurangi biaya – biaya koordinasi dengan
memperlancar proses R&D. Dari perspektif pihak – pihak ekstern. Hasil penelitian Tallon et al
19
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
Process
Planning
&
Support
H2
Nilai
H H H H H Bisnis
TI
H H H H
Supplier Sales & Custome
Productio Product &
Reations Marketin r
ns & Service
Operation Enhancem g Suport Relation
-ent s
Gambar 2.1
Model rantai nilai atas nilai bisnis TI
Penelitian yang diadopsi dari penelitian Ekayani konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar
ini menggunakan model value chain yang dimana AVE setiap konstruk lebih besar dari pada
terdapat tujuh dimensi antara lain, aktivitas kolerasi antar konstruk dengan konstruk lainya
pendukung dioperasionalisasikan sebagai process dalam model, maka dikatakan memiliki nilai
planning & support yang berpengaruh langsung discriminant validity yang baik. Pengukuran ini
terhadap nilai bisnis TI sebagai operasionalisasi dapat digunakan untuk mengukur reabilitas
kinerja proses bisnis perusahaan. Sedangkan aktivitas component score variabel laten dan hasilnya
primer dioperasionalisasikan kedalam supplier lebih konservatif dibandingkan dengan
relation, production & operations, product & composite realibility. Direkomendasikan nilai
enhancement, sales & marketing support, customer AVE harus lebih besar 0,50.
relations pada akhirnya dapat menciptakan dinamika 3. Composite realibility yang mengukur suatu
bersaing. Selain itu proses bisnis yang satu saling konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam
berhubungan kausal dengan proses bisnis lainya. ukuran yaitu internal consistency dan conbrach’s
alpha (Ghozali, 2006).
3.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan 3.8. Model Struktural atau Inner Model
pendekatan Partial Least Square. PLS adalah model Inner model (inner relation, structural model,
persamaan dari Structural Equastion Modeling (SEM) substantive theory) menggambarkan hubungan antara
yang berbasis komponen atau varian. Menurut Gozali variabel laten bedasankan pada substantif. Model
(2006), PLS menggunakan pendekatan alternatif yang struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square
bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-Square test
menjadi berbasis varian. untuk predictive relevance dan uji t serta siknifikansi
SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji dari koefisien parameter jalur struktural.
kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat Dalam menilai model dengan PLS dimulai
predictive model.PLS merupakan metode analisis dengan menilai R-square untuk setiap variabel laten
yang powerfull (Gozali, 2006), karena tidak di dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi
dasarkan pada banyak asumsi.Misalnya data harus pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat
terdistribusi normal, sanpel tidak harus besar. Selain digunakan dengan menilai pengaruh variabel laten
dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS independen tertentu terhadap variabel dependen
juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada dan apakah mempunyai pengaruh yang substantif
tidaknya hubungan antara variabel laten. PLS dapat (Ghozali, 2006). Di samping melihat nilai R-square,
sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square
dengan indikator reflektif dan formatif. prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-square
mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan
3.7. Model Pengukuran atau Outer Model oleh model dan juga estimasi parameternya.
Outer model atau measurement model adalah
penilaian terhadap reliabilitas dan validitas variabel 4. PEMBAHASAN
penelitian. Ada tiga kriteria untuk menilai outer 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
modelyaitu : Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh
1. Convergent validity dari model pengukuran karyawan yang bekerja pada industri perbankan di
dengan model relektif indikator dinilai kota Ambon. Sampel dipilih dengan menggunakan
berdasarkan korelasi antara item metode purposive sampling artinya yang menjadi
score/component score dengan construct score sampel haruslah memenuhi kriteria tertentu yaitu yang
yang dihitung dengan PLS. Ukuran reklektif di dapat menjadi sampel adalah manajer pengguna
katakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 TI.Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan
dengan konstruk yang ingin diukur. Namun kuesioner secara langsung dengan cara mendatangi
dengan demikian untuk penelitian tahap awal objek penelitian untuk menyerahkan kuesioner dan
dari pengembangan skala pengukuran nilai mengumpulkannya kembali setelah selang waktu
loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, yang telah ditentukan. Dari 50 kuesioner yang
1998 dalam Gozali, 2006). Discriminant validity disebarkan kuesioner yang kembali sebanyak 35 buah
dari model pengukuran dengan reklektif dan tidak ada kuesioner yang cacat atau tidak diisi
indikator dinilai berdasarkan, cross loading dengan lengkap. Jadi total kuesioner yang dapat
pengukuran dengan konstruk jika korelasi digunakan untuk melakukan analisis data selanjutnya
konstruk dengan item pengukuran lebih besar sebanyak 35 buah yaitu sebesar 70 %. Tingkat
dari pada ukuran konstru lainnya, maka akan pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 di
menunjukan bahwa konstruk laten memprediksi bawah ini:
ukuran pada blok yang lebih baik dari pada
ukuran blok lainnya. Tabel 4.1.
2. Discriminant validity adalah membandingkan Tingkat Pengembalian Kuesioner
nilai square root of Average Variance Extracted Keterangan Jumlah
(AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara Kuesioner yang dikirm disebarkan 50 50
21
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
22
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
discriminant dengan bantuan program WarpPLS nilai Q-squares > 0 menunjukkan model mempunyai
sebagai berikut: predictive relevance dan Q-squares< 0 menunjukkan
model kurang mempunyai predictive relevance.
Evaluasi Model Struktural dan Pengujian Kita juga perlu untuk menghitung nilai VIF
Hipotesis (Variance Inflation Factor) untuk mendeteksi ada
Dalam menilai model struktural dengan PLS, tidaknya problem collinearity. Nilai VIF yang
kita dapat mulai dengan melihat nilai R-Squares untuk direkomendasikan < 5, menunjukkan tidak bahwa
setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan tidak terdapat problem collinearity dalam model PLS.
prediksi dari model struktural. Interpretasinya sama Dan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antar
dengan interpretasi pada OLS regresi. Perubahan nilai variabel kita gunakan metode bootstrapping dengan
R-Squares dapat digunakan untuk menjelaskan sample bootstrap yang digunakan sebesar 500 untuk
pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap mendapatkan hasil analisis yang stabil. Metode
variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh bootstrap dipilih karena lebih akurat dibandingkan
yang substantive. Nilai R-Squares 0.75, 0.50 dan 0.25 dengan metode jackknifing (Latan and Ghozali 2012,
dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate dan p. 35). Program WarpPLS menyediakan kedua pilihan
lemah. tersebut. Nilai signifikansi yang digunakan yaitu 5%
Disamping melihat nilai R-squres kita juga (two-tail) atau sama dengan T-statistic > 1.96.
menghitung nilai effect size untuk setiap konstruk dan Evaluasi model struktural dilakukan dengan bantuan
Stone-Geisser test untuk predictive relevance. Nilai program WarpPLS. Berikut hasil output path diagram
effect size 0.02, 0.15 dan 0.35 menunjukkan bahwa setelah melakukan bootstrapping dapat dilihat pada
prediktor variabel laten memiliki pengaruh kecil, gambar 4.1 di bawah ini
menengah dan besar pada level struktural. Sedangkan
Tabel 4.5.
Hasil Evaluasi Model Struktural
Konstruk R-Squares Q-Squared VIF
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa R-squares 0.58 > 0.50 yang berarti termasuk dalam
nilai R-squares untuk setiap variabel laten endogen kategori kuat. Selanjutnya, dari tabel 4.8 di atas dapat
yaitu nilai bisnis TI, supplier relations, productions dilihat pula nilai VIF yang dihasilkan untuk setiap
and operation, product and service enhancement, sales konstruk < 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
and marketing support dan customer relations terdapat problem collinearity pada model PLS.
mempunyai nilai R-squares < 0.25 yang berarti Sedangkan untuk nilai Q-squared yang dihasilkan
termasuk dalam kategori lemah. Sedangkan untuk untuk semua konstruk > 0, sehingga dapat
variabel endogen dinamika bersaing mempunyai nilai disimpulkan model mempunyai predictive relevance.
Tabel 4.6.
Pengujian Hipotesis
Path Coefficient Effect Size P-Value Keterangan
Process Planning & Support -> Nilai Bisnis TI 0.085 0.243 Tidak Signifikan
Nilai Bisnis TI -> Supplier Relations 0.122 0.050 Tidak Signifikan
Nilai Bisnis TI -> Productions & Operation 0.049 0.249 Tidak Signifikan
Nilai Bisnis TI -> Sales & Marketing Support 0.108 0.020 Signifikan
Nilai Bisnis TI -> Customer Relations 0.113 0.155 Tidak Signifikan
Supplier Relations -> Productions & Operation 0.295 0.013 Signifikan
Supplier Relations -> Dinamika Bersaing 0.167 0.155 Tidak Signifikan
Productions & Operation -> Product & Service 0.097 0.136 Tidak Signifikan
Enhancement
Product & Service Enhancement -> Sales & 0.052 0.250 Tidak Signifikan
Marketing Support
Sales & Marketing Support -> Customer Relations 0.085 0.268 Tidak Signifikan
23
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai marketing support yaitu Hipotesis H untuk nilai
effect size untuk setiap hubungan path koefisien > effect size> 0.02 dan nilai path koofisien yang
0.02 sehingga dapat disimpulkan bahwa termasuk signifikan pada P-value < 0.05 memberikan
dalam kategori medium dan large. Berdasarkan pada kontribusi nilai yang terbukti signifikan. hasil ini
hasil tabel 4.9 dapat dilihat pula bahwa nilai path terbukti bahwa teknologi informasi untuk sales
koefisien yang signifikan pada P-value < 0.05, and marketing support di manfaatkan sebaik
hanyalah nilai bisnis TI terhadap sales and marketing mungkin oleh perusahaan. Dukungan teknologi
support, supplier relations terhadap productions and untuk pemasaran dan penentuan harga, dapat
operations dan product and service enhancement membantu meningkatkan pendapatan dari
terhadap dinamika bersaing yang berarti bahwa hanya penjualan, seperti yang di tunjukan oleh
hipotesis H , H dan H yang terbukti signifikan perusahaan penerbangan dalam sistem reservasi
dan diterima. Sedangkan untuk hubungan path komputerisasi.
koefisien lainnya tidak terbukti signifikan dengan e) Hipotesis 1e (TI memberikan kontribusi nilai
nilai P-value yang dihasilkan > 0.05 sehingga dapat terhadap proses bisnis custumer relations).
disimpulkan bahwa hipotesis H , H , H , H , H2, Dari hasil pengujian hipotesis, hipotesis 1e
H , H , H , H , H , H dan H ditolak atau memberikan hasil tidak signifikan.Hasil ini
tidak diterima. dibuktikan dengan nilai path koofisien yang tidak
signifikan pada P-value > 0.05. Untuk hipotesis ini
4.4. Pembahasan Hipotesis sama dengan hipotesis sebelumnya bahwa
4.4.1. Pembahasan Hipotesis 1a, 1b, 1c, 1d, dan teknologi informasi tidak dimanfaatkan atau tidak
Hipotesis 1e efektif dalam penerapannya di perusahaan.
a) Hipotesis 1a (TImemberikan kontribusi nilai
terhadap proses bisnis Supplier Relations). Dari hasil penelitian ini diharapkan manajemen
Dari hasil pengujian hipotesis di atas bahwa mampu untuk mampu mengalokasikan TI menurut
hipotesis 1a terbukti tidak signifikan. Hipotesis ini proposi yang di sesuaikan pada bidang-bidang yang
di tunjukan dengan nilai path koofisien yang tidak dapat menciptakan nilai bagi perusahaan.Hasil
signifikan pada P-value > 0.05. Hasil ini penelitian ini berbeda dengan penelitian Ekayani
membuktikan bahwa suppiler relation belum (2005) yang menyatakan bahwa TI berpengaruh
efisien dalam proses produksi serta belum dapat positif dan tidak signifikan unutk : supplier relation,
mendorong terciptanya keunggulan bersaing di production & operations, product & enhancement,
industri perbankan. sales & marketing support, customer relations.
b) Hipotesis 1b (TI memberikan kontribusi nilai
terhadap proses bisnis production and operations) 4.4.2. Pembahasan Hipotesis 2
Untuk pengujian pada hipotesis ini hasilnya sama Hipotesis 2 menyatakan process planning &
seperti hipotesis 1a tidak terbukti signifikan, di support terhadap nilai bisnis TI tidak signifikan. Dari
buktikan dengan nilai path koofisien yang tidak hasil hipotesis ini belum mengoptimalkan utilitas dari
signifikan pada P-value > 0.05. Hasil ini teknologi informasi baik dalam rangka memfasilitasi
membuktikan bahwa teknolologi informasi untuk proses bisnis inti, mendukung proses pengambilan
memperbaiki teknik produksi melalui alat bantu keputusan maupun dalam perencanaan strategik.
komputer untuk design dan pabrikasi belum dapat Selain itu perusahaan belum mampu memfungsikan
dimaksimalkan dengan baik oleh perusahaan. teknologi informasi yang ada dalam meningkatkan
c) Hipotesis 1c (TI memberikan kontribusi terhadap koordinasi internal diantara fungsi-fungsi yang terkait
proses bisnis product and service enhancemen). terutama efisien dan efektivitas perusahaan. Hasil
Dari hasil pengujian hipotesis, hipotesis 1c penelitian ini sama dengan penelitian Ekayani (2005)
memberikan hasil tidak signifikan.Hasil ini di yang tidak signifikan.
buktikan dengan nilai path koofisien yang tidak
signifikan pada P-value > 0.05. untuk itu hipotesis 5. PENUTUP
1c menunjukan pemanfaatan teknologi informasi 5.1. KESIMPULAN
belum bisa memberikan hasil yang maksimal Berdasarkan hasil analisis dan pengujian
untuk dapat membantu produk dan jasa di samping hipotesis yang telah dibahas hanya ada tiga hipotesis
memperlancar proses R&D. Dari perspektif yang berpengaruh signifikan yaitu nilai bisnis TI
marketing, produk dan jasa dapat dibedakan secara terhadap sales and marketing support, supplier
unik dalam berbagai macam cara, sehingga dapat relations terhadap productions and operations dan
digunakan untuk mengidentifikasi dan melayani product and service enhancement terhadap dinamika
segmen pasar. bersaing maka penulis menggambil kesimpulan :
d) Hipotesis 1d (TI memberikan kontribusi nilai a. Dari hasil pengujian hipotesis nilai bisnis TI
terhadap seles and marketing support). terhadap sales and marketing support menunjukan
Dari kelima hipotesis ini menyatakan bahwa TI adanya kontribusi nilai yang signifikan unutk
memberikan kontribusi nilai terhadap sales and
24
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560
menunjang kinerja proses bisnis di dalam industri Information Systems Revisited: A study in
perbankan. Sustainability and Perfomance, MIS
b. Untuk hasil pengujian hipotesis supplier relations Quarterly, March, p. 31-59.
terhadap productions and operations menunjukan Latan, Hengky dan Ghozali Imam. 2012. Partial
adanya hubungan antara sesama kinerja proses Least Square Konsep, Metode dan Aplikasi
bisnis yang signifikan di dalam industri menggunakan Program WarpPLS 2.0,
perbankan. Untuk Penelitian Empiris. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
5.2. SARAN Mahasari Sri, 2000. Pengaruh Perkembangan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Teknologi Informasi Terhadap Bidang
kontribusi TI terhadap kinerja proses bisnis dan Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi
dinamika bersaing belum memberikan hasil yang dan Keuangan, Vol. 2, No. 2. November
maksimal di Industri perbankan. Diharapkan bagi 2002.
kalangan akademisi melakukan penelitian ulang yang Porter, M. E. andV. E. Millar. 1991. “How
menggunakan konsep value chain ini, misalnya InformationGives You Competitive
dengan memperluas sampel penelitian bukan hanya Advantage,”InHarvardBusinessReview,Rev
pada sektor jasa perhotelan, industri perbankan tetapi olutioninRealTime.Boston: Harvard
juga pada perusahaan manufaktur. BusinessReviewPress. h. 59-82.
Porter, M. E. 1985. “competitive Advantage”. New
York: Free Press
DAFTAR PUSTAKA Tallon Paul P., K.L. Kraemer and V. Gurbaxani.
Bakos, J. Y. and C. F. Kraemer 1992.“Recent 1999. “The Development and Application
Application of Economic Theory in of A Value Based thermometer of IT
Information Technology Research,” Businnes Value” Working Paper. MIS
Decision Support Systems, 8, 5. p. 365-386. Quarterly.
Bandi, 2006. Pengaruh Respon Perusahaan dalam
Infestasi Teknologi Informasi Terhadap
Kinerja Perusahaan: Strategi Bisnis,
Kematangan Teknologi, dan Ukuran
Perusahaan Sebagai Variabel Antiseden.
Simposium Nasional Akuntansi IX
Padang, 23-26 Agustus 2006.
Daljono, 1999.Pengaruh Tenologi yang Diterapkan
Pada Sistem Informasi Terhadap Kinerja
Karyawan dan Perusahaan.Majalah
Ekonomi dan Bisnis, Vol XI, no. 1-2,
hal.61-67.
Elliot, Robber K. (June 1992). The Third Wave
Break on the Shore of Acconting.
Accounting Horizon, vol. VI/2, page:61.
Efendi. Y. Muhammad, 2010. Prediksi Niat
Berperilaku Etis dalam melakukan
Penyusunan Sistem Informasi Akuntans.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Surabaya.
Ekayani. S. Ni Nengah., G Imam dan Zulaekha, 2005.
Analisis Kontribusi Nilai Teknologi
Informasi Terhadap Kinerja Proses bisnis
dan Dinamika Bersaing, Simposiun
Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16
September 2005.
Ford, J. D. and D. A. Schellenberg. 1982. “Conceptual
Issues of Linkage in the
AssessmentofOrganizationalPerformance,”
AcademyofManagementReview, 7,1. p. 49-
58.
Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling
Arternatif dengan Partial Least Square.
Edisi 2. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro: Semarang.
Kettinger. ; William. J, ; Varun. Grover Subashish
Guha dan Albert H. Segars,1994, Strategic
25