Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MANEKSI VOL 5, NO.

1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

PENGARUH KETERAMPILAN, JOBB STRESS DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP


KINERJA AUDITOR INSPEKTORAT
(Study Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Seram Bagian Timur Dan Kabupaten
Maluku Tengah)

Semy Pesireron
Politeknik Negeri Ambon
Email: Semy.peron@gmail.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan, job stress dan disiplin kerja terhadap
kinerja auditor inspektorat di Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Maluku Tengah.. Penelitian ini
merupakan penelitian empiris, dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang
diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada responden penelitian yang berjumlah 40 orang. Analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-
statistik untuk menguji koofisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguju pengaruh bersama-sama dengan
tingkat kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, keterampilan berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja auditor, job stress berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor dan disiplin kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor.

Kata Kunci : Keterampilan, Job Stress, Disiplin Kerja, Kinerja

1. PENDAHULUAN Job stressdapat didefinisikan sebagai respon


Keterampilan auditor pada Inspektorat fisik atau emosional yang terjadi ketika kemampuan
Kabupaten Seram Bagian Timur dan Maluku Tengah dan sumber daya individu tidak dapat mengatasi
adalah cenderung relatif rendah sehingga kurang tuntutan dan kepatuhan dari pekerjaan yang dimiliki
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi mereka. individu tersebut.Alves (2005) job stress dikenal
Keterampilan yang dimiliki para Auditor tidak dapat sebagai masalah kesehatan serius bagi organisasi dan
ditingkatkan sebagai akibat dari kurangnya pemberian individu.seorang auditor memiliki kedisiplinan dan
pelatihan-pelatihan yang relevan bidang tugas dan tanggungjawab yang tinggi serta mampu mengelola
terbatasnya kesempatan para pegawai untuk pekerjaan dengan baik, maka sifat kepribadian yang
mengikuti program pelatihan baik didalam organisasi dimiliki auditor justru akan mengurangi kemungkinan
sendiri maupun di luar organisasi. Disamping itu para akan terjadinya perilaku disfungsional yang
pegawai kadang-kadang kurang menyadari peranan disebabkan olehstres dalam melakukan pekerjaan
dari keterampilan yang dimiliki, sebagai sumber yang ditugaskan. Disiplin kerja yang rendah terutama
kinerja dan produktivitas. Nawawi (1999:21) perlakuan para auditor yang kadang-kadang tidak
menjelaskan bahwa ketrampilan adalah kemampuan didasarkan pada aturan-aturan atau norma
pegawai dalam upaya melaksanakan tugas pokok kedisiplinan yang berlaku. Tingkat kehadiran dalam
yang diamanatkan dengan mudah, cepat, cakap dalam bekerja yang kurang, kurang memanfaatkan waktu
penguasaan bidang kerja yang didasari oleh latar kerja secara optimal dan lain-lain, sering terjadi
belakang, pengetahuan dan wawasan terhadap apa, disetiap jenjang organisasi. Kemauan untuk mematuhi
bagaimana dan untuk apa mengerjakan tugas pokok aturan-aturan kedisiplinan kerja yang telah ditetapkan
tersebut. sangat cenderung hanya karena dorongan dari luar diri
Terjadinya job stress pada auditor mengarah atau karena rasa takut kepada pimpinan, kurang loyal
pada perilaku positif dan negatif. Job stress yang dan komitmen yang rendah terhadap pekerjaan yang
berdampak positif akan memotivasi auditor untuk diembannya, mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan
meningkatkan kinerja, sedangkan yang berdampak kadang-kadang terhambat pada setiap unit kerja
negatif justru menyebabkan auditor melakukan dengan hasil kerja yang tidak memuaskan.
perilaku disfungsional sehingga mengurangi kualitas Pemahaman tentang disiplin dalam uaraian
audit (Fevra dkk :2003). Job stressseringkali diatas adalah kepribadian sikap dan tingkah laku
dikaitkan dengan profesi auditor, stres kerja pada individu yang bekerja atau melakukan aktivitas
perilaku dilakukan oleh Robinson (1995) yang pelayanan, sesuai komitmen kerja untuk rajin dalam
menemukan bahwa stres kerja menyebabkan mengikuti aktivitas kerja. Menurut Muchlis (2001 :
terbentuknya perilaku menyimpang disisi lain 39) menginterpretasikan disiplin sebagai salah satu
Golparvar dkk (2012) menemukan bahwa stres kerja faktor yang penting dalam meningkatkan
pada level rendah berpengaruh negatif pada perilaku produktivitas kerja sumber daya manusia. Disiplin
menyimpang, sedangkan stres kerja pada level tinggi yang dimaksud adalah kerajinan, komitmen dan
berpengaruh positif pada perilaku menyimpang. kehadiran pegawai dalam melaksanakan tugas pokok.
Fenomena yang melatar belakangi penelitian ini
26
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

adalah masih rendahnya kinerja Aparat Pengawasan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang
Internal Pemerintah pada Inspektorat Daerah disebabkan pihak internal misalnya sifat, karakter,
Kabupaten Seram Bagian Timur dan Maluku Tengah, sikap, dll. Ataupun eksternal misalnya tekanan situasi
yaitu masih rendahnya Keterampilan Inspektorat hal atau keadaan tertentu yang akan memberikan
ini dapat dilihat dari minimnya pegawai inspektorat pengaruh terhadap perilaku individu dalam hidupnya,
yang berlatar pendidikan akuntansi, auditor pada seseorang akan membentuk ide tentang orang lain dan
inspektorat jarang diikutsertakan dalam pendidikan situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku
dan pelatihan fungsional di bidang pengawasan dan seseorang dalam persepsi sosial yang disebut dengan
adanya mutasi antar satuan kerja menyebabkan aparat dispositional attributions dansituationalattributions(
yang berpengalaman dalam melakukan audit Luthans : 2005). Dispositional attributions atau
digantikan oleh personil aparat yang baru, yang belum penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku
memiliki pengalaman dalam melakukan pemeriksaan. individual yang ada dalam diri seseorang seperti
Mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman kepribadian, persepsi diri, kemampuan dan motivasi
yang dimilikinya dalam melakukan audit sehingga sedangkan situationalattributionsatau penyebab
auditor dapat melakuan audit dengan teliti, cermat, eksternal yang mengacu pada lingkungan sekitar yang
intuitif, dan obyektif. Berdasarkan Peraturan Menteri dapat mempengaruhi perilaku seperti kondisi sosial,
Negara Pedayagunaan Aparatur Negara nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat. dengan
No.Per/05/M.PAN/03/2008 menyatakan auditor harus kata lain setiap tindakan atau ide yang akan dilakukan
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan oleh seseorang atau dipengaruhi oleh faktor internal
kompetensi lain yang diperlukan untuk melaksanakan dan faktor eksternal individu tersebut.
tanggungjawabnya dengan baik.Keterampilan,
seorang auditor juga harus memiliki job Stressyang 2.2. Pengaruh Keterampilan Terhadap Kinerja
positifdalam melakukan audit agar dapat memberikan Auditor
pendapat atau kesimpulanapa adanya tanpa ada Keterampilan yang dimiliki setiap auditor dalam
pengaruh dari pihak yang berkepentingan. Golparvar pengelolaan organisasi Inspektorat Kabupaten Seram
dkk (2012) menemukan bahwa stres kerja pada level Bagian Timur dan Maluku Tengah, adalah merupakan
rendah berpengaruh negatif pada perilaku potensi yang mengharapkan kelancaran proses kerja
menyimpang, sedangkan stres kerja pada level tinggi serta dengan hasil kerja yang memuaskan organisasi
berpengaruh positif pada perilaku menyimpang. dan auditor itu sendiri sebagai kinerja. Menurut Syafri
Selain keterampilan, job stress, seorang auditor (2000 : 220). Pradiansyah(1999 : 59) keterampilan
juga harus memiliki disiplin kerja. Sebagian pegawai adalah kemampuan yang dimiliki pegawai dalam
memiliki kedisiplinan kerja yang rendah didalam menjalankan tugas pokoknya sesuai dengan bidang
melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya, yang yang ditekuninya. Keterampilan seseorang didasarkan
ditandai dengan masih adanya pegawai yang tidak pada bakat, minat, kebiasaan, ketekunan dan
tepat waktu saat masuk kantor dan cepat pulang kepentingan yang ingin dicapai.Penelitian Mangerang
sebelum jam kantor selesai tanpa merasa risih, masih (2003) menunjukkan bahwa keterampilan,
adanya sebagian pegawai yang menunda tugas kantor pengalaman kerja dan disiplin kinerja berpengaruh
yang dibebankan kepadanya, masih adanya sebagian signifikan terhadap kinerja auditor.
pegawai yang meninggalkan tugas pada jam kerja H1 : Keterampilan berpengaruh positif terhadap
tanpa keterangan yang sah. PER/05/M.PAN/03/2008 kinerja Auditor
menjelaskan dalam rangka mewujudkan
kepemerintahan yang baik, berdaya guna, berhasil 2.3. Pengaruh Job stress Terhadap Kinerja
guna, bersih dan bertanggung jawab diperlukan Auditor.
adanya pengawasan intern oleh pemerintah. Job stresatau stres kerja merupakan kondisi
Pengawasan intern merupakan seluruh proses dimana seseorang mengalami kesulitan dalam
kegiatan audit, review, pemantauan, evaluasi, dan memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang
kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, dimainkan dirasakan terlalu berat atau memainkan
sosialisasi dan konsultasi terhadap penyelenggaraan berbagai peran pada tempat mereka bekerja (Sopiah :
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan 2008). Namun stres yang ditimbulkan sering berkaitan
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dengan adanya sebuah konflik peran dan
dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ketidakjelasan peran didalamnya.konflik peran
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk muncul karena adanya ketidaksesuaian antara harapan
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan yang disampaikan pada individual didalam organisasi
kepemerintahan yang baik. dengan orang lain didalam dan diluar organisasi.
Sedangkan ketidakjelasan peran muncul karena akibat
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN dari tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk
PENGEMBANGAN HIPOTESIS menyelesaikan suatu tugas-tugas atau pekerjaan yang
2.1. Teori Atribusi diberikan dengan cara yang memuaskan.
Teori atribusi.Fritz Heider merupakan teori yang H2 : Job stress berpengaruh Negatif terhadap kinerja
menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori Auditor.
mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan
27
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

teknologi. Indikator untuk mengukur variabel stres


2.4. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja kerja ( Igor:1997)
Auditor a). Intimidasi dan tekanan
Disiplin merupakan suatu isyarat untuk b). Ketidakcocokan dengan pekerjaan
memahami peran dan fungsi disiplin sebagai suatu c). Beban kerja lebih
bentuk pengaplikasian dedikasi kerja berupa
kerajinan, kehadiran, ketaatan dan integritas dalam 3.1.3. Disiplin Kerja (X3)
melaksanakan aktivitas atau melayani masyarakat. Menurut Sudarso (2000 : 21) bahwa disiplin
Disiplin kerja para Auditor sangat mempengaruhi kerja adalah sikap dan tingkah laku dalam
proses kerja dan hasil kerja dalam setiap unit kerja. melaksankan aktivitas yang ditandai dengan disiplin
Tingkat kesadaran diri yang timbul dari dalam diri terhadap aturan yang dijalankan dengan rajin dalam
para Auditor adalah sumber utama kedisiplinan yang melaksanakan tugas pokok memiliki komitmen yang
mampu menunjang proses kerja secara optimal. tinggi.Indikator untuk mengukur variabel Disiplin
Disamping itu sumber disiplin kerja dari luar diri para Kerja mengacu pada penelitian Mangerang (2012)
Auditor misalnya bersumber dari rasa takut kepada a). Sikap dan tingkah laku.
atasan sehingga taat kepada aturan kerja yang ada. b). Ketaatan dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Marzuki(2004:15) c). Loyalitas kerja.
bahwa disiplin yang lahir dari rasa sadar akan
membuat individu sumber daya manusia 3.1.4. Kinerja Auditor (Y)
melaksanakan hal-hal secara tertib, teratur lancar Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja
tanpa ada orang lain yang mengarahkan, menyuruh, yang dilakukan dalam mencapai hasil kerja yang lebih
mengawasi atau menertibkannya. Muhlis (2001:28) baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya tujuan
menyatakan bahwa disiplin dalam tinjauan kinerja organisasi. Pencapaian kinerja auditor yang lebih baik
sumber daya manusia untuk aktif hadir dalam harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu
melakukan pelayanan, sehingga tercermin sikap (Goldwasser, 1993).Indikator variabel Kinerja
sumber daya manusia dalam menjalankan tugas, Auditor diukur dengan penelitian Chandra (2006)
tercermin dari kerajinan dengan mencari berbagai a). Ketetapan waktu kerja
alternatif sesuai dengan komitmen. b). Kuantitas hasil kerja dan
H3 : Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap c). Kualitas hasil kerja.
kinerja Auditor.
3.2. Pengujian Kualitas Data
3. METODE PENELITIAN 3.2.1. Uji Validitas
3.1. Defenisi Operasional Variabel Uji validitas adalah untuk mengetahui sah
3.1.1. Ketrampilan (X1) tidaknya instrument kuesioner yang digunakan dalam
Menurut Adair (2002 : 91) keterampilan adalah pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk
suatu aktivitas kerja yang dilakukan secara mudah mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan
karena diketahui dan dikuasai menurut tingkat diteliti (Ghozali, 2005).
keandalan, kecekapan dan ketekunan menyelesaikan
aktivitas kerja tersebut, sehingga sumber daya 3.2.2. Uji Reliabilitas
manusia menerapkan sesuai dengan : Mampu menjadi Suatu kuesioner dikatakan handal atau reliabel
sumber daya manusia yang handal dalam menghadapi jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
aktivitas kerja, Cakap dalam implementasi aktivitas konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji
kerja yang terpadu, Menjadi ahli dalam reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi
mengimplementasikan tugas yang ditekuninya. kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama
Indikator penelitian untuk mengukur variabel atau stabilitaskuesioner jika digunakan dari waktu
Ketrampilan mmengacu pada Mangerang (2012) kewaktu (Ghozali, 2005).
a). Kemudahan
b). kekuatan 3.3. Pengujian Asumsi Klasik
c). penguasaan pekerjaan. 3.3.1. Uji Normalitas (Kenormalan)
Uji normalitas adalah langkah awal yang harus
3.1.2. Job Stress (X2) dilakukan setiap analisis multivariate khususnya jika
Stres kerja ( job stress).diartikan sebagai tujuannya adalah inferensi (Ghozali, 2005). Pada
kesadaran atau perasaan disfungsional individu yang penelitian ini untuk menguji normalitas data
disebabkan oleh hal-hal yang tidak nyaman , tidak menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, kriteria yang
diinginkan atau dianggap sebagai ancaman ditempat digunakan adalah jika masingmasing variabel
kerja. Menurut Robbins (2006: 794) sumber-sumber menghasilkan nilai K-S-Z dengan P > 0,05 maka
stres kerja antara lain dapat dipengaruhi oleh faktor dapat disimpulkan bahwa masing-masing data pada
lingkungan, faktor organisasi dan faktor variabel yang diteliti terdistribusi secara normal.
individu.Faktor lingkungan seperti ketidakpastian
ekonomi, ketidakpastian politik dan ketidakpastian

28
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

3.3.2. Uji Multikolinearitas pemerintah yang dalam hal ini adalah auditor
Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala inspektorat, harus mempunyai kriteria tertentu dari
korelasi antara variabel independen yang satu dengan auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit,
variabel independen yang lain. Pada model regresi mengidentifikasikan kebutuhan profesional auditor
yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi diantara dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi
variabel independen. Uji multikolonearitas dapat audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat VIF dihadapi unit yang dilayani. Auditor yang memiliki
(Varince Inflation Factor) dan nilai tolerance. Jika keterampilan yang memadai, ia akan melaksanakan
VIF >10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala tugas pokok dan fungsinya dengan efektif,
multikoloniearitas (Ghozali, 2005) mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan dengan
baik, melaksanakan perencanaan dan koordinasi audit
3.3.3. Uji Heteroskedastisitas dengan baik sehingga berpengaruh terhadap baiknya
Model regresi yang baik adalah kualitas audit dari auditor tersebut.
homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas. Perilaku seseorang menurut teori atribusi
Heteroskedastisitas ditandai dengan adanya pola dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab baik dari
tertentu pada grafik scatterplot jika titik-titik yang ada dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor
membentuk suatu pola tertentu yang teratur eksternal). Keterampilan auditor menurut teori
(bergelombang), maka terjadi heteroskedastisitas atribusi merupakan salah satu faktor internal dalam
(Ghozali, 2005). diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit.
Keterampilan auditor internal sangat berpengaruh
3.4. Pengujian Hipotesis terhadap hasil audit yang dilakukan auditor. Semakin
Pengujian hipotesis dilakukan dengan meningkatnya keterampilan auditor internal, maka
menggunakan model analisis regresi berganda kualitas audit yang dihasilkan semakin baik.
bertujuan untuk memprediksi berapa besar kekuatan Auditor pada inspektorat baik itu di Kabupaten
pengaruh variabel independen terhadap variabel Seram Bagian Timur dan Kabupaten Maluku Tengah
dependen. Persamaan regresinya adalah: dalam merencanakan dan melakukan kegiatan audit
selalu mendapatkan arahan dan bimbingan dari kepala
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e ………………(2.1) inspektorat. Hal ini dilakukan karena kepala
Y = Kualitas audit Inspektorat dalam inspektorat pada masing-masing kabupaten dimaksud
pengawasan keuangan daerah mamiliki pegalaman audit dari bawahannya. Dengan
a = Konstanta adanya arahan ini, auditor lebih diarahkan untuk
b1, b2, b3 = Koefisien regresi melakukan pekerjaan dengan metode kerja yang
X1 = Ketrampilan efektif, sehingga kualitas kerjanya akan baik dan
X2 = job stress/stres kerja berdampak kepada kinerjanya akan semakin baik
X3 = disiplin kinerja pula.
e = error
Sementara itu, langkah-langkah untuk menguji 4.2. Pengaruh Job StressTerhadap Kinerja
pengaruh variabel independen, yaitu keterampilan, job Auditor Pemerintah Pada Inspektorat
stress/stres kerja dan disiplin kinerja, dilakukan Kabupaten Seram Bagian Timur dan
dengan uji simultan dan uji parsial. Kabupaten Maluku Tengah.
Hasil pengujian menunjukkan pengaruh negatif
4. HASIL PENELITIAN yang memberi arti bahwa pengaruh job stress yang
4.1. Pengaruh KeterampilanTerhadap Kinerja dialami oleh auditor pemerintah pada Inspektorat
Auditor Pemerintah Pada Inspektorat Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten
Kabupaten Seram Bagian Timur dan Maluku Tengah adalah searah dengan kinerja
Kabupaten Maluku Tengah. auditordimaksud. Atau dengan kata lain,rendahnyajob
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa apabila stressyang dialami oleh auditorpada Inspektorat
semakin baik keterampilan yang dimiliki oleh auditor Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten
dalam melaksanakan tugasnya khususnya auditor Maluku Tengah, akan berpengaruh terhadap semakin
pada inspektorat kabupaten Seram Bagian Timur tinggi kinerja auditor tersebut. Sebaliknya, bila
maupun Kabupaten Maluku Tengah, maka auditor mengalami job stress yang tinggi dalam
berimplikasi kepada semakin baik pula kinerja yang melakukan tugasnya, maka berimplikasi kepada
akan ditunjukkan oleh auditor tersebut. Namun semakin rendahnya kinerja auditor.Selanjutnya,
sebaliknya, apabila semakin menurun keterampilan pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa
yang ditunjukan oleh auditor dalam melaksanakan job stressyang dialami auditor tidak mempunyai
pekerjaan audit, maka berimplikasi kepada semakin peranan yangpenting dalam meningkatkan kinerja
rendahnya kinerja yang akan ditunjukkan oleh auditor auditor pada Inspektorat Kabupaten Seram Bagian
inspektorat di Kabupaten Seram Bagian Timur Timur dan Kabupaten Maluku Tengah.
maupun Kabupaten Maluku Tengah. Kemampuan untuk mengatasi sendiri stres yang
Agar tercipta kinerja audit yang baik dihadapi tidak sama pada semua orang. Ada orang
ditunjukkan auditor, maka aparat pengawasan intern yangmempunyai daya tahan yang tinggi menghadapi

29
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

stres dan oleh karenanya mampu mngatasistres dalam melaksanakan tugasnya.Namun sebaliknya,
tersebut.Sebaliknya tidak sedikit orang yang daya jika semakin rendahnya disiplin yang ditunjukkan
tahan dan kemampuannyamenghadapi stres rendah, oleh auditor dalam melakukan tugasnya, berimplikasi
sehingga dapat mengakibatkan burnout yaitu suatu kepada semakin menurunnya kinerja auditor dalam
kondisimental dan emosional serta kelelahan fisik melaksanakan tugas dan fungsinya.
karena stres yang berlanjut dan tidak teratasi.Jikahal Disiplin merupakan modal utama yang
ini terjadi, maka dampaknya terhadap prestasi dan menentukan kinerja dari pegawai.Pegawai yang
bersifat negatif.Namun, pada tingkat tertentu stres berdedikasi dan berdisiplin tinggi dalam mengerjakan
diperlukan, karena tanpa adanya stres dalam tugas pokok dan fungsinya sebagai aparatur
pekerjaanpara pegawai tidak akan merasa tertantang pemerintah.Salah satu fungsi yang cocok untuk
yang berakibat prestasi kerja rendah.Terkadang ada meningkatkan kedisiplinan adalah fungsi
individu yang saatmenghadapi beban kerja yang berat pengawasan.Hal ini sangat diperlukan
menjadi merasa tertantang untuk untukmeningkatkan kinerja pegawai dan sebagai tolak
dapatmenyelesaikannya sehingga akan lebih rajindan ukur dalam keberhasilan kerjamaupun pencapaian
giat dalam mencapai target yang telah dibebankan. tujuan pekerjaan.Faktor disiplin merupakan faktor
Menurut teori atribusi, faktor internal maupun yang menentukan bagi kinerja sebuah organisasi.tanpa
faktor eksternal dari dalam yang dialami auditor dapat disiplin karyawan yang baik,sulit bagi organisasi
meningkatkan atau menurunkan kualitas auditnya. perusahaan mencapai hasil yang optimal. oleh karena
Berhubungan dengan job stress, faktor internal yang itu, auditor dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
dialamiauditorberupa suasana dalam sangatlah diperlukan disiplin diri yang tinggi. auditor
organisasi.Sedangkan kondisi diluar organisasi akan merasa bertanggungjawab dengan tugasnya
merupakan faktor eksternal yang memepengaruhi dalam mentaati segala peraturan yang ada, yang
untuk melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan. berdampak kepada semakin baik kinerja audit yang
Faktor internal dapat berupa beban kerja yang ditunjukkan.
berlebihan, tekanan atau desakanwaktu, kualitas Perilaku seseorang menurut teori atribusi
supervisi yang jelek, iklim politis yang tidak aman, dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebabbaik dari
umpan balik tentangpelaksanaan kerja yang tidak dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor
memadai, wewenang yang tidak mencukupi eksternal).Berdasarkan hal tersebut, disiplin kerja
untukmelaksanakan tanggungjawab, kemenduaan merupakan salah satu faktor internal yang
peranan, frustrasi, konflik antar pribadi dan antar mempengaruhi kualitas audit.Selanjutnya bedasarkan
kelompok, perbedaan antara nilai-nilai perusahaan analisis statistik deskriptif, rata-rata aktual disiplin
dan karyawan, serta berbagaibentuk perubahan. kerja untuk seluruh responden lebih tinggi dari rata-
Sedangkan faktor eksternal dapat berupa rata teoritisnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
kekuatiran finansial,masalah-masalah yang auditor cenderung memiliki disiplin kerja yang tinggi.
bersangkutan dengan anak, masalah-masalah fisik, Oleh karena itu, dengan disiplin yang tinggi, auditor
masalah-masalahperkawinan(misal, perceraian), cenderung melakukan pekerjaannya dengan baik yang
perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal, berdampak kepada semakin baik pula kinerja yang
serta masalah-masalah pribadi lainnya.Kondisi ini ditunjukkan oleh auditor.
akan mempengaruhi secara langsung terhadap kinerja
auditor. Auditor akan merasakan stress kerja yang 5. PENUTUP
tinggi yang berdampak kepada menurunnya kinerja 5.1. Kesimpulan
auditor.Kondisi ini didukung dengan hasil deskriptif Berdasarkan hasil analisis dan pengujian
statistik variabel, dimana rata-rata aktual job stress hipotesis yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
lebih tinggi daripada rata-rata teoritis. Hasil ini maka kesimpulan penelitian ini dapat diuraikan antara
memnyimpulkan bahwa auditor cenderung pada lain:
inspektorat cenderung memilikijob stress yang 1. Keterampilan berpengaruh positif signifikan
tinggi.Penelitian ini dilaksanakan pada satuan kerja terhadap terhadap kinerja auditor di Inspektorat
Inspektorat Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten
dan Inspektorat Daerah Kabupaten Maluku Tengah Maluku Tengah sehingga hipotesis yang
dengan periode waktu selama 2 bulan (60 hari). diusulkan dalam penelitian ini diterima.
2. Job stress berpengaruh negatif namun tidak
4.3. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja signifikan terhadap kinerja auditor di Inspektorat
Auditor Pada Inspektorat Kabupaten Seram Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten
Bagian Timur dan Kabupaten Maluku Maluku Tengah sehingga hipotesis yang
Tengah. diusulkan dalam penelitian ini ditolak.
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa 3. Disiplin kerja berpengaruh positif signifikan
semakin baik disiplin yang ditunjukkan oleh auditor terhadap kinerja auditor di Inspektorat
dalam melaksanakan tugasnya baik di inspektorat Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten
Kabupaten Seram Bagian Timur maupun Kabupaten Maluku Tengah sehingga hipotesis yang
Maluku Tengah, berimplikasi kepada semakin baik diusulkan dalam penelitian ini diterima.
pula kinerja yang ditunjukkan oleh auditor tersebut

30
JURNAL MANEKSI VOL 5, NO. 1, JUNI 2016, ISSN : 2302-9560

DAFTAR PUSTAKA Sajangbati,Ivonne A.S.2013.Motivasi,Disiplin,dan


Abu Alrub, dan Al-Zaru, I.M. (2008). Job stress, Kepuasan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Recognition, Job Performance and Intention Pegawai PT.POS Indonesia (PERSERO)
to Stay at Work Among Jordanian Hospital Cabang Bitung.Fakultas Ekonomi dan
Nurses. Journal of Management. 16: 227- Bisnis,Jurusan Manajemen Universitas Sam
236. Ratulangi Manado.
Dessler, G. 1992. Manajemen Personalia, 3rd. Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya
Erlangga Jakarta. Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN,200
Fevra, M.L.,J. Matheny, and G.S.Kolt.2003.Eustress, Trisnaningsih. 2007, Independensi Auditor dan
Distress and Interpretation in Occupational Komitmen Organisasi sebagai Mediasi
Stress. Journal of Managerial Psychology, Pengaruh Pemahaman Good Governance,
18 (7), 726-744. Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate terhadap Kinerja Auditor.Makalah
dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan disampaikan dalam Simposium Nasional
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Akuntansi X, Makassar 26-28 Juli, hlm.1-56.
Golparvar, M., M. Kamkar, and Z. Javaidan. 2012. Ugoji, E,I. And G.Isele, 2009. Stress Management
Moderating Effect of Job Stress in Emotional and Corporate Governance in Nigerian
Exhaustion and Feeling of Energy Organizations.European Journal of Scientific
Relationships with Positive and Negative Research, 27(3), 472-478.
Behaviours: Job Stress Multiple Functions Umar Husein, 2015. Metode Penelitian untuk Skripsi
Approaach. International Journal of dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Psychological Studies, 4 (4), 99-112. Persada.
Goldwasser. (1993). The Plaintiffs’ Bar Discusses Veithzal Rivai, 2004. Performan Appraisal sistem
Auditor Performance. Journal of CPA. yang tepat untuk menilai Kinerja Kartawan
Muchsin 2003. Pengaruh Karakteristik Individu dan dan Meningkatkan daya saing Perusahaan
Organisasi terhadap Kinerja Jurnal PT. Raja Grafindo, Persada.
Program ekonomi. Fakultas Ekonomi Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan
Universitas Surabaya. Produktivitas Kerja Penerbit Mandar Maju,
Marzuki, Ahmad. 2004. Disiplin dan Ketaatan atas Bandung.
Peraturan yang Berlaku, Penerbit Rineka Siagian, Sondang, 1999. Manajemen Sumber Daya
Cipta, Jakarta. Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
Mangerang, (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Rober L. Mathis, 2002. Manajemen Sumber Daya
Berpengaruh Terhadap Kinerja Auditor. Pada Manusia. Edisi Salemba Empat, Jakarta.
Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis Widi Purnama Sari. 2015. Pengaruh Disiplin Kerja,
S2 Universitas Muslim Indonesia. Makassar. Komitmen Organisasi, dan Lingkungan
Malan,R.M., Fountain, J.R., dan Lockridge, R.L Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri
(1984), “Performance Auditing in Local Sipil Balai Besar Wilayah Sungai Pemali
Government,” Government Financial Officer Juana. Jurnal Manajemen, UDINUS
Assosiation, USA. Zakiyah, (2004). Pengaruh Budaya Kerja,
Owen,(2006). Occupational Stress Among Pengalaman Kerja dan Kreativitas Kerja
Correctional Supervisors. The Prison terhadap Kinerja Pegawai Study pada
Journal, 86(2), 164. Pemerintah Kota Makasassar. Tesis.
Robinson, S.L. and R.J. Bennet. 1995.A Thypology of Program S2 Universitas Muslim Indonesia.
Defiant Workplace Behaviors: A Multi- Makass
Dimensional Scaling Study. Academy of
Management Journal, 38,555-572.
Robbin, Stephen. P,. 2006.,Perilaku Organisasi. Edisi
Kesepuluh.Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia. And their moderators: an
empirical comparison of entrepreneurs and
managers”, Journal of Small Bussines
Management, Vol. 34 No.1, pp.46-58.
Rahim, A. (1996).” Stres, Strain, and their
moderators: an empirical comparison of
entrepreneurs and managers”, Journal of
Small Business Management, Vol.34 No.1,
pp 46-58.
Sekaran, Uma.2011. Research Methods For Busines.
Edisi 4. Badan Penerbit Salemba Empat.
Jakarta.

31

Anda mungkin juga menyukai