Anda di halaman 1dari 86

Instalasi Linux Debian 7 untuk Server

Pada kali ini kita akan membahas cara Instalasi Debian 7 berbasis Text atau CLI (Command Line
Interface) pada VirtualBox.
Sebelum kita memulai instalasinya, terlebih dahulu dijelaskan apa itu Debian dan VirtualBox.

Debian adalah sistem operasi komputer yang tersusun dari paket-paket perangkat lunak yang dirilis
sebagai perangkat lunak bebas dan terbuka dengan lisensi mayoritas GNU General Public License
(GPL) dan lisensi perangkat lunak bebas lainnya.

Sistem operasi Debian merupakan gabungan dari perangkat lunak yang dikembangkan dengan lisensi
GNU, dan utamanya menggunakan kernel Linux, sehingga populer dengan nama Debian GNU/Linux.
Sistem operasi Debian yang menggunakan kernel Linux merupakan salah satu distro Linux yang
populer dengan kestabilannya. Dengan memperhitungkan distro berbasis Debian, seperti Ubuntu,
Xubuntu, Knoppix, Mint, dan sebagainya, maka Debian merupakan distro Linux yang paling banyak
digunakan di dunia. (ref: https://id.wikipedia.org/wiki/Debian).
Sedangkan VirtualBox adalah perangkat lunak virtualisasi, yang dapat digunakan untuk
mengeksekusi sistem operasi "tambahan" di dalam sistem operasi "utama". Sebagai contoh, jika
seseorang mempunyai sistem operasi MS Windows yang terpasang di komputernya, maka seseorang
tersebut dapat pula menjalankan sistem operasi lain yang diinginkan di dalam sistem operasi MS
Windows.
Fungsi ini sangat penting jika seseorang ingin melakukan ujicoba dan simulasi instalasi suatu sistem
tanpa harus kehilangan sistem yang ada. Aplikasi dengan fungsi sejenis VirtualBox lainnya adalah
VMware dan Microsoft Virtual PC. (ref: https://id.wikipedia.org/wiki/VirtualBox).

Baiklah, untuk tidak memperpanjang-lebar, langkah-langkah instalasi Debian 7 (Wheezy)


menggunakan VirtualBox adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama, siapkan terlebih dahulu PC host atau laptop yang di dalamnya sudah
terinstall aplikasi VirtualBox. Nantinya, sistem operasi Debian 7 akan kita install di dalam
VirtualBox.

2. Dari PC host, silahkan buka VirtualBox. Klik ikon [New] atau [Baru] yang terdapat di bawah
menu [File]. Kemudian klik [Next].
3. Pada tampilan Nama Mesin dan Tipe OS, tentukan nama sistem operasi yang akan kita install
dengan mengetik “Debian 7” pada kolom Nama. Lalu tentukan flatform sistem operasi kita
dengan mengetik “Linux” di kolom Operating System. Kemudian tulis “Debian” di
kolom Version.
4. Pada jendela Memori, tentukan jumlah memori dasar (RAM) yang akan dialokasikan pada
VirtualBox. Di sini saya ketikkan “384”. Anda dapat menyesuaikannya, tergantung besarnya
kapasitas RAM pada PC Host anda. Selanjutnya klik [Next].

5. Selanjutnya, pada jendela pengaturan Hard disk, beri tanda ceck list (P) pada bagian Boot
Hard Disk, kemudian pilih opsi Create new hard disk, lalu klik [Next].
6. Pada tampilan jendela berikutnya, terdapat beberapa pilihan pemformatan tipe file. Di sini
kita pilih tipe file VDI (VirtalBox Disk Image), lalu klik [Next].
Keterangan:

 VDI (Virtual Disk Image) = format virtual harddisk untuk virtual box

 VMDeK (Virtual Machine Disk) = format virtual harddisk untuk VMWare

 VHD (Virtual Hard disk) = format virtual harddisk untuk VMWare.

7. Selanjutnya pada jendela Virtual disk storage details, terdapat pilihan untuk menentukan
besarnya alokasi hard disk yang digunakan untuk instalasi debian kita. Di sini kita pilih opsi
[Dynamically allocated], lalu klik [Next].
Keterangan:

 Dynamically allocated : apabila kita memilih opsi ini, maka ukuran maksimal
harddisk tersebut akan sesuai dengan angka yang kita isi. Misalnya, kita mengisi 8
GB maka ukuran maksimal hard disk virtual yang kita miliki adalah 8 GB.

 Fixed Size : apabila kita memilih opsi ini, maka ukuran harddisk virtualnya akan sama
dengan ukuran pada harddisk kita.

8. Pada jendela Virtual disk file location and size, tentukan besarnya hard disk yang akan
dialokasikan untuk Debian kita. Di sini saya tentukan sebesar 8,00 GB, kemudian pilih
[Next].
9. Pada jendela Risalah, akan tampak rangkuman apa yang sudah kita setting pada langkah-
langkah sebelumnya. Selanjutnya kita klik [Next].
10. Pada jendela berikutnya juga masih berisi rangkuman apa yang sudah disetting sebelumnya.
Jika ada yang belum sesuai, anda bisa kembali ke langkah sebelumnya dengan mengklik
[Back]. Namun jika sudah sesuai, lanjutkan dengan klik [Create] untuk membuat virtual
machine bagi Debian.

11. Setelah selesai membuat virtual mesin untuk Debian, maka kembali ditampilkan jendela
utama VirtualBox. Pilih [Setting] à [Storage]. Pada section Storage Tree pilih [Empty]. Lalu
klik ikon yang bulat pada Attributes CD/DVD Drive. Kemudian pilih file ISO installer Debian
yang sudah anda siapkan. Di sini saya menggunakan Debian 7.6.0-i386-DVD-1, lalu
[Open] à [OK].
12. Selanjutnya kembali ditampilkan jendela utama VirtualBox. Pilih tombol [Start] untuk
memulai proses instalasi Debian 7.

13. Sesaat akan ditampilkan screen utama VirtualBox seperti gambar berikut.
14. Pada jendela utama instalasi Debian, akan ditampilkan beberapa pilihan untuk memulai
proses instalasi. Di sini kita menggunakan pilihan pertama yaitu instalasi Debian dengan
mode text, maka pilih [Install] dengan tanda panah atas atau bawah pada keyboard, lalu
tekan Enter.
Keterangan:

 Install : untuk menginstall Debian dengan mode text (command line)

 Graphical Install : untuk menginstall Debian dengan mode GUI (graphic)

 Advanced options : untuk mengatur opsi sebelum instalasi

 Help : untuk melihat bantuan instalasi

 Install with speech synthesis

15. Pada jendela pemilihan bahasa untuk proses instalasi, pilih [English] à Enter.
16. Tampilan selanjutnya untuk menetukan lokasi atau negara kita. Hal ini erat kaitannya
dengan penentuan zona waktu untuk server kita nantinya. Karena kita akan memilih
Indonesia, maka pilih [other] à Enter.
17. Jendela ini masih bagian dari penentuan lokasi atau negara kita, pilih [Asia] à Enter.
18. Pada jendela berikutnya baru ketemu dengan Indonesia, maka pilihlah [Indonesia] à Enter.
19. Pada jendela berikutnya yaitu masih berkaitan dengan lokasi kita, tapi hanya sebatas
cadangan apabila tidak tersedia negara pada jendela sebelumnya. Di sini pilih saja [United
States] à Enter.
20. Selanjutnya menentukan lay out keyboard yang akan kita gunakan. Agar lebih kompatibel
dengan penggunaan di Indonesia, pilihlah [American English] à Enter.
21. Proses pendeteksian dan penambahan komponen-komponen hardware pada proses
instalasi Debian. Silahkan ditunggu saja.
22. Proses penambahan service dan layanan yang dibutuhkan untuk Debian. Silahkan ditunggu
saja.
23. Selanjutnya akan ditampilkan jendela untuk pembuatan hostname untuk Debian kita.
Ganti Debian dengan hostname yang kita inginkan, di sini saya mengetikkan habibahmad,
lalu pilih [Continue] à Enter.
24. Selanjutnya kita diminta untuk memasukkan domain untuk server Debian kita, yang kelak
akan sangat penting dalam pembuatan dns, webserver, dan sebagainya. Di sini saya buat aja
dahulu sembarangan dengan mengetikkan smknbinaanprovsu.com lalu pilih
[Continue] à Enter.
25. Tampilan selanjutnya menentukan password untuk super user kita. Super user kita yang
disebut dengan root (disimbolkan dengan tanda /) merupakan user dengan hak akses paling
tinggi. Jika di MS. Windows disebut dengan Admin. Sekedar untuk mudah mengingatnya, di
sini saya buat password dengan root(tidak ditampilkan), lalu pilih kembali
[Continue] à Enter.
26. Kembali kita diminta untuk memasukkan password yang sama seperti sebelumnya, sebagai
verifikasi bahwa pasword kita sudah sesuai. Ketikkan kembali root pada kolom password,
lalu pilih [Continue] àEnter.
27. Selanjutnya diminta untuk memasukkan nama lengkap super user kita. Di sini saya ketik
nama lengkap saya yaitu habibahmadpurba. Anda boleh menggunakan nama yang lain. Jika
sudah, pilih [Continue] àEnter.
28. Selanjutnya kita diminta memasukkan akun untuk super biasa, dimana kedudukannya
berada di bawah super user dan hak aksesnya terbatas dalam mengoperasikan sistem
Debian. Di sini saya buat nama untuk user biasa, yaitu habib. Jika sudah selesai, lalu pilih
kembali [Continue] à Enter.
29. Tampilan selanjutnya, meminta untuk memasukkan password untuk akun user habib yang
tadi sudah kita buat. Password yang saya buat adalah habib agar mudah mengingatnya, lalu
pilih [Continue] à Enter.
30. Kembali kita diminta untuk memasukkan password yang sama untuk verifikasinya. Maka
saya ketikkan habib, lalu pilih kembali [Continue] à Enter.
31. Selanjutnya proses instalasi akan dilanjutkan, dimana konfigurasi yang sudah kita buat akan
dimasukkan ke dalam sistem Debian kita. Silahkan ditunggu prosesnya.
32. Sekarang kita diminta untuk menentukan zona waktu. Karena tadi sudah menggunakan
teritorial Indonesia, maka zona waktu Indonesia ada 3 pilihan, yaitu WIB, WITA, dan WIT
(masih ingatkan kepanjangan ketiga zona waktu Indonesia?). Pilihlah zona waktu kita, di sini
saya pilih [Western (Sumatra, Jakarta, Java, West dan Central Kalimantan)] à Enter.
33. Selanjutnya akan ditampilkan pilihan metode melakukan partisi hard disk Debian. Dari 4
pilihan, kita akan mempartisi hard disk sesuai kebutuhan kita, maka pilihlah
[Manual] à Enter.
Keterangan:

 Guided – use entire disk : seluruh hard disk dipartisi untuk Debian

 Guided – use entire disk and set up LVM : seluruh hard disk dipartisi dengan setup
LVM

 Guided – use entire disk and set up encrypted LVM : seluruh hard disk dipartisi
dengan penambahan enkripsi LVM

 Manual : partisi dilakukan secara manual sesuai kebutuhan kita.

34. Sebelum kita lanjutkan proses partisi, di sini akan saya jelaskan terlebih dahulu skema lay
out hard disk yang akan kita partisi nanti, seperti tabel berikut:

Mount File
Partisi ke Nama Partisi Type Partisi Kapasitas
Point System

#1 Root Primary 2 GB / ext4

#2 Boot Primary 100 MB /boot ext4

#3 Swap Primary 1 GB swap ext4

#4 Home Logical 2 GB /home ext4

#5 Var Logical 1,5 GB /var ext4

35.
36. Untuk Instalasi linux, minimal dibutuhkan 2 partisi yaitu partisi / (root) dan partisi swap,
adapun partisi yang lainnya, anda bisa melihat beserta penjelasan dari partisi-nya masing-
masing berikut:

37. a. Partisi root

38. Partisi root (dilambangkan dengan /, bedakan dengan /root), Partisi root (/) digunakan
untuk menginstall sistem Linux, hampir sama dengan sistem windows yang biasanya ditaruh
di drive C.

39. b. Partisi /swap

40. Partisi swap digunakan sebagai tambahan memori ketika RAM tidak mencukupi saat sistem
menjalankan suatu program. Besarnya partisi swap biasanya 2 kali ukuran RAM. Jadi jika
RAM yang kita gunakan adalah 500 MB, maka besarnya partisi swap adalah 1 GB.

41. c. Partisi /home

42. Partisi /home diperlukan untuk menghindari kehilangan data saat sistem anda crash dan
perlu
dire-instalasi. Kondisi seperti diatas diasumsikan hardisknya hanya digunakan untuk satu OS
(linux). Anda bisa mempergunakan file sistem Linux ataupun file sistem Windows untuk
partisi ini. Partisi /home selain digunakan untuk tempat penyimpanan data User juga
digunakan oleh beberapa program untuk meletakkan file konfigurasinya. Sesuaikanlah
ukuran partisi /home dengan kapasitas harddisk.

43. Secara rinci, anda bisa saja membuat lebih dari dua partisi untuk GNU/Linux. Misalnya,
partisi khusus untuk direktori /boot, /home, /usr, /bin, /var, /etc atau partisi tambahan
lainnya. Tapi, bagi pemula, cukup membagi-nya menjadi 3 partisi saja. Partisi swap (1 kali
RAM komputer, sesuaikan kapasitas memory), partisi root (/) untuk bernaungnya direktori
lain, dan partisi /home untuk menyimpan data-data.

44. d. Partisi /boot

45. Partisi boot digunakan untuk menyimpan file boot loader dan semua images dari kernel.
Besar partisi untuk boot biasanya mempunyai nilai minimum 100MB.

46. e. Partisi /usr

47. Partisi /usr digunakan untuk menyimpan semua file binari dari linux yang diinstal, maka dari
itu harus diberi ukuran yang cukup besar.

48. f. Partisi /chroot

49. Partisi ini digunakan untuk menyimpan komponen dari chroot,biasanya dibuat pada linux
yang akan digunakan sebagai DNS server.

50. g. Partisi /cache

51. Partisi cache digunakan untuk menyimpan cache dari proxy server, misalnya squid. Jika linux
tidak digunakan sebagai proxy server, bisa diabaikan.

52. h. Partisi /var


53. Partisi /var digunakan untuk menyimpan log file system, yaitu menyimpan semua perubahan
yang terjadi pada sistem saat sistem berjalan normal.

54. i. Partisi /tmp

55. Partisi ini digunakan untuk menyimpan file temporary.

56. Selanjutnya akan ditampilkan pilihan tentang konfigurasi partisi yang akan dilakukan. Pilihlah
jenis hard disk yang akan dipartisi secara manual. Di sini kita pilih [SCSI3 (0,0,0) (sda) – 8,6
GB ATA VBOX HARDDISK], walaupun mungkin pada komputer anda ukuran dan jenis hard
disk bisa saja berbeda. Lalu tekan Enter.

57. Setelah kita tentukan hard disk yang akan dipartisi, selanjutnya muncul pertanyaan apakah
kita akan membuat partisi baru hard disk yang sudah kita pilih sebelumnya? Jawablah
dengan memilih [Yes] untuk memulai partisi baru. Lalu tekan Enter.
58. Berikutnya akan ditampilkan beberapa pilihan. Karena kita akan membuat partisi baru pada
ruang hard disk kosong yang tersedia, maka pilihlah [pri/log 8,6 GB FREE SPACE], lalu Enter.
59. Pada tampilan berikutnya terdapat pilihan dalam menentukan tindakan apa terhadap ruang
hard disk yang kosong tersebut. Di sini kita akan membuat partisi baru yang pertama, maka
pilihlah [Create a new partition] à Enter.
Keterangan:

 Create a new partition : untuk membuat partisi yang baru

 Automatically partition the free space : membuat partisi secara otomatis

 Show Cylinder/Head/Sector information : untuk melihat informasi cylinder, head,


sector pada hard disk

60. Tentukan besar kapasitas partisi yang akan dibuat. Kapasitas ruang untuk partisi / (root)
yang akan kita buat adalah sebesar 2 GB, maka ketikkan 2.0 GB lalu pilih [Continue]
dan Enter.
61. Jendela berikkutnya menampilkan pilihan tipe partisi. Ada 2 tipe partisi yang diminta. Untuk
itu, di sini kita akan memilih tipe [Primary], lalu tekan Enter.
Keterangan:

 Partisi Primary : merupakan partisi utama pada harddisk yang memuat sejumlah file
data. Partisi primary ini berfungsi sebagai partisi yang pertama diakses komputer
untuk booting. Jadi, intinya partisi tipe ini digunakan untuk menyimpan file data dari
system operasi yang kemudian digunakan untuk booting sistem operasi tersebut.
Bisa dikatakan bahwa data dari sistem operasi tersebut disimpan di sini.

 Partisi Logical : merupakan partisi sampingan yang biasanya terdapat pada partisi
Extended. Partisi Logical mampu menampung berbagai macam file data. Nah, jika di
MS. Windows, partisi ini dapat dianalogikan sebagai drive :D, :E, :F. Jadi, partisi
Extended terdiri dari Partisi Logical.

62. Pada penentuan lokasi kedudukan penulisan partisinya pada hard disk terdapat 2 pilihan.
Maka pilihlah [Beginning] à Enter.
Keterangan:

 Beginning : penulisan partisi berada di bagian awal pada ruang hard disk yang
tersedia.

 End : penulisan partisi berada di bagian akhir pada ruang hard disk yang tersedia.

63. Pada tampilan selanjutnya, kita bisa menentukan properties dari partisi yang sudah kita
buat. Pada bagian Use as atau file system, pastikan sudah terpilih [Ext4 journaling file
system]. Selanjutnya pilih [Mount point] dan Enter untuk menentukan jenis mount point-
nya.
64. Karena kita akan membuat utama yaitu partisi / (root), maka pada tampilan berikut ini
pilihlah [/ – the root file system], lalu tekan Enter.
65. Setelah kita tentukan mount point-nya menjadi partisi / (root), maka akhiri dengan memilih
[Done setting up the partition] à Enter untuk membuat partisi / (root).
66. Selanjutnya kita akan membuat partisi yang kedua yaitu partisi /boot. Pilih kembali hard disk
kosong yang masih tersedia, yaitu [pri/log 6.6 GB FREE SPACE]. Di sini ruang hard disk
kosong tersisa sebesar 6,6 GB, karena 2,0 GB sudah dialokasikan untuk partisi / (root) yang
dibuat sebelumnya. Lalu tekan Enter.
67. Pilih kembali [Create a new partition] untuk membuat partisi baru yang nanti akan kita
alokasikan untuk partisi /boot. Partisi /boot sangat penting dalam Linux agar PC kita bisa
booting sehingga Debian dapat berjalan. Selanjutnya tekan Enter.
68. Kapasitas untuk partisi /boot biasanya sudah cukup 100 MB, maka tulislah 100 MB pada
bagian New partition size, lalu tekan Enter.
69. Pada tampilan tipe partisi, kembali pilih [Primary] à Enter.
70. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] à Enter.
71. Pada bagian Use as, pastikan sudah terpilih [Ext4 jounaling file system]. Selanjutnya kita
akan mengubah Mount point-nya menjadi /boot, karena dalam gambar berikut, mount
point-nya masih /home. Caranya, pilihlah [Mount point] à Enter.
72. Pada tampilan jendela Mount point, pilihlah [/boot – static files of the boot loader] untuk
membuat partisi /boot. Lalu tekan Enter.
73. Setelah mount point diganti menjadi /boot, maka akhiri pembuatan partisi /boot ini dengan
memilih [Done setting up the partition] à Enter.
74. Selanjutnya kita akan membuat partisi yang ketiga, yaitu partisi /home. Pilih kembali ruang
hard disk kosong yang masih tersedia. Di sini tersisa sebesar 6,5 GB. Setelah memilih [pri/log
6.5 GB FREE SPACE], maka tekan Enter.
75. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] à Enter.
76. Untuk partisi /home ini akan kita alokasikan sebesar 2 GB, maka ketikkan 2.0 GB pada
bagian New partition size, lalu pilih [Continue] dan Enter.
77. Pada tampilan jendela tipe partisi berikutnya, pilih saja tipe [Logical] agar partisi ini
ditempatkan di partisi tambahan (bukan partisi utama), lalu tekan Enter.
78. Kemudian pada jendel penulisan Lokasi partisi, pilih kembali [Beginning] lalu Enter.
79. Berikutnya akan ditampilkan jendela Setting partisi. Pastikan di bagian Use as masih
terpilih [Ext4 journaling file system]. Selanjutnya pilihlah [Mount point:] untuk menentukan
jenis mount point partisi yang akan kita buat, lalu Enter.
80. Pada jendela Mount point berikut, pilihlah [/home – user home directories] untuk
menentukan mount point partisinya menjadi /home. Lalu tekan Enter.
81. Setelah kita tentukan moint point-nya menjadi /home, maka akhiri pembuatan
partisi /home dengan memilih [Done setting up the partition], lalu tekan Enter.
82. Selanjutkan ditampilkan kembali jendela halaman partisi yang sudah dibuat. Kita masih akan
membuat partisi baru, yaitu partisi yang keempat yang akan dialokasikan untuk partisi /var.
Pilih kembali hard disk kosong yang masih tersedia [pri/log 4.5 GB FREE
SPACE] à Enter untuk membuat partisi baru.
83. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] à Enter.
84. Kapasitas untuk partisi /var kita alokasikan sebesar 1,5 GB, maka tulislah 1,5 GB pada
bagian New partition size, lalu pilih [Continue], kemudian tekan Enter.
85. Pada tampilan tipe partisi, kembali pilih [Logical] à Enter.
86. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] à Enter.
87. Berikutnya akan ditampilkan jendela Setting partisi. Pastikan di bagian Use as masih
terpilih [Ext4 journaling file system]. Selanjutnya pilihlah [Mount point:] untuk menentukan
jenis mount point partisi yang akan kita buat, karena pada gambar berikut mount point-nya
masih /usr. Kemudian Enter.
88. Pada jendela Mount point berikut, pilihlah mount point [/var – variable data] untuk
membuat partisinya menjadi /var. Lalu tekan Enter.
89. Setelah kita tentukan mount point-nya menjadi /var, maka akhiri pembuatan partisi /var ini
dengan memilih [Done setting up the partition], lalu tekan Enter.
90. Selanjutkan ditampilkan kembali jendela halaman partisi yang sudah dibuat. Kita masih akan
membuat partisi baru, yaitu partisi yang kelima yang akan dialokasikan untuk partisi swap.
Pilih kembali hard disk kosong yang masih tersedia [pri/log 4.5 GB FREE
SPACE] à Enter untuk membuat partisi baru.
91. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] à Enter.
92. Kapasitas untuk partisi /swap kita alokasikan sebaiknya sebesar 2 kali RAM PC kita (RAM di
VirtualBox tentunya). Namun di sini saya mengisikannya sebesar 1 GB. Maka tulislah 1,0
GB pada bagian New partition size, lalu pilih [Continue], kemudian tekan Enter.
93. Partisi /swap ini sebaiknya kita letakkan pada tipe Primary. Untuk itu, pilihlah tipe partisi
[Primary], àEnter.
94. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] à Enter.
95. Tampilan berikutnya adalah jendela Setting partisi. Untuk menentukan partisi swap-nya
pilihlah [Use as : Ext4 journaling file system], lalu tekan Enter.
96. Kemudian tentukan partisinya dengan memilih [swap area] à Enter.
97. Setelah kita tentukan partisinya menjadi partisi swap, maka pilihlah [Done setting up the
partition] untuk mengakiri pembuatan partisi swap lalu tekan Enter.
98. Selanjutkan tampillah hasil rangkuman partisi yang sudah kita buat. Sebenarnya masih ada
tersisa 2,0 GB roang kosong pada hard disk yang masih bisa digunakan untuk membuat
partisi baru. Namun, pembuatan partisi secara manual kita cukupkan sampai di sini, dan
sekarang kita akhiri dengan memilih [Finish partitioning and write changes to disk] agar
partisi yang sudah kita setting segera diterapkan. Kemudian tekan Enter.
99. Pada jendela berikut, kita ditanya apakah ingin menerapkan settingan partisi pada hard disk?
Tentu saja harus kita jawab [Yes] agar apa yang sudah kita setting tadi tidak sia-sia, bukan?
Kemudian tekan Enter.
100. Maka proses penerapan partisi pada hard disk dan instalasi system dasar akan
berlangsung. Silahkan ditunggu hingga selesai.
101. Selanjutnya sistem meminta untuk men-scan DVD Debian yang lain. Jika ada file ISO
DVD2, DVD3 silahkan di-mount dari VirtualBox terlebih dahulu. Tujuannya agar tertulis
alamat repositori DVD2, DVD3 dan seterusnya pada file sources.list di sistem Debian,
sehingga ketika kita hendak menginstalasi paket-paket tambahan lainnya kelak, kita tinggal
me-mount-kan DVD yang diminta sistem Debian. Dalam tutorial ini, kita tidak perlu men-
scan DVD Debian yang lain, karena langkah ini dapat dilaksanakan kelak pada saat instalasi
paket-paket Debian yang dibutuhkan. Untuk itu pilih saja [No], lalu Enter.
102. Selanjutnya, proses instalasi akan meminta kita apakah akan menginstall paket
tambahan melalui jaringan internet (network mirror)? Saya rasa kita tidak perlu menginstall
melalui jaringan internet, karena PC kita saat ini tidak terhubung ke internet. Untuk itu
pilihlah [No] lalu Enter.
103. Kemudian, proses instalasi meminta kesediaan kita untuk berpartisipasi dalam
survey paket Debian. Kita tidak perlu berpartisipasi, maka pilihlah [No], lalu tekan Enter.
104. Sekarang tiba saatnya untuk memilih software atau aplikasi yang turut serta untuk
diinstall pada Debian server kita. Anda dapat memilih atau tidak memilih software yang akan
diinstall dengan menggunakan tombol Space Bar pada keyboard. Dalam tutorial ini, software
yang diinstal hanyalah [Standard system utilities], agar proses intalasi lebih cepat. Instalasi
software-software ini dapat juga kita lakukan kelak setelah proses intalasi Debian 7 ini
selesai. Jika sudah ditandai software yang akan diinstal, selanjutnya pilih [Continue]
lalu Enter.
105. Selanjutnya proses instalasi dan konfigurasi software akan dimasukkan dalam sistem
operasi Debian kita. Tunggu hingga prosesnya selesai.
106. Pada jendela berikutnya, proses instalasi meminta untuk menginstall GRUB boot
loader pada Master Boot Record. Boot Loader adalah suatu program yang sudah tertanam
pada suatu sistem operasi untuk mem-boot atau memanggil sistem operasi yang ada pada
hard disk dan media boot lainnya seperti flashdisk. Contoh boad loader pada linux adalah
GRUB dan LILO. Biasanya Boot Loader digunakan untuk memilih sistem operasi yang ada
pada hard disk, karena pada hard disk tersebut terdapat lebih dari 1 sistem operasi. Di sini
kita menggunakan boot loader GRUB, maka pilihlah [Yes] lalu tekan Enter.
107. Selanjutnya proses akhir instalasi Debian akan dilanjutkan. Untuk itu tunggulah
hingga selesai.
108. Setelah selesai proses intalasi, maka akan ditampilkan pesan konfirmasi bahwa
instalasi telak komplet. Pilihlah [Continue] lalu Enter.
109. Selanjutnya, PC akan reboot untuk merefresh hasil instalasi yang sudah selesai
dibuat. Keluarkan DVD installer dari DVD Drive atau Unmount file ISO Debian dari VirtualBox
sehingga booting Debian melalui hard disk. Tunggu hingga muncul jendela login untuk
masuk ke sistem Debian kita.
110. Setelah muncul menu login, maka masukkanlah nama user dan password agar kita
bisa mengoperasikan dan mengkonfigurasi server Debian kita. Masukkan user anda
sebagai super user (/) atau sebagai user biasa yang diikuti dengan password-nya. User dan
password ini dapat anda lihat lagi pada saat awal proses instalasi sebelumnya.

111. Apabila user dan password yang kita isi terlah sesuai, maka tampilan utama Debian
server dalam mode Text (Command line) seperti gambar berikut. Jika sudah ditampilkan
demikian, maka instalasi Debian yang kita laksanakan sudah berfungsi dengan baik, dan siap
untuk install dan dikonfigurasi paket software tambahan untuk dijadikan sebagai server.

Demikianlah tutorial Cara Install Debian 7 melalui VirtualBox. Cukup mudah bukan?

Jika berminat, anda dapat mendownload panduan/tutorial di atas dalam format pdf pada link
berikut: Panduan Install Debian 7 melalui VirtualBox

Sedangkan panduan videonya, dapat anda lihat di bawah ini

Anda mungkin juga menyukai