Anda di halaman 1dari 42

Modul 1 INSTAL DEBIAN 7 MODE TEXT (CLI) PADA VIRTUALBOX

Pada kali ini kita akan membahas cara menginstall Debian 7 berbasis Text atau CLI (Command
Line Interface) pada VirtualBox.
Langkah-langkah menginstall Debian 7 pada VirtualBox adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama, siapkan terlebih dahulu PC host atau laptop yang di dalamnya sudah
terinstall aplikasi VirtualBox. Nantinya, sistem operasi Debian 7 akan kita install di dalam
VirtualBox.
2. Dari PC host, silahkan buka VirtualBox. Klik ikon [New] atau [Baru] yang terdapat di bawah
menu [File]. Kemudian klik [Next].

3. Pada tampilan Nama Mesin dan Tipe OS, tentukan nama sistem operasi yang akan kita install
dengan mengetik “3. Pada tampilan Nama Mesin dan Tipe OS, tentukan nama sistem
operasiyang akan kita install dengan mengetik “Debian 7” pada kolom Nama. Lalu tentukan
flatformsistem operasi kita dengan mengetik “Linux” di kolom Operating System. Kemudian
tulis “Debian” di kolom Version.
4. Pada jendela Memori, tentukan jumlah memori dasar (RAM) yang akan dialokasikan pada
VirtualBox. Di sini saya ketikkan “384”. Anda dapat menyesuaikannya, tergantung besarnya
kapasitas RAM pada PC Host anda. Selanjutnya klik [Next].

5. Selanjutnya, pada jendela pengaturan Hard disk, beri tanda pada bagian Boot Hard Disk,
kemudian pilih opsi Create new hard disk, lalu klik [Next].
6. Pada tampilan jendela berikutnya, terdapat beberapa pilihan pemformatan tipe file, yaitu:
a. VDI (Virtual Disk Image) = format virtual harddisk untuk virtual box
b. VMDK (Virtual Machine Disk) = format virtual harddisk untuk VMWare
c. VHD (Virtual Hard disk) = format virtual harddisk untuk VMWare
Di sini kita pilih tipe file VDI (VirtalBox Disk Image), lalu klik [Next].

7. Selanjutnya pada jendela Virtual disk storage details, terdapat pilihan untuk menentukan
besarnya alokasi hard disk yang diguanakan untuk instalasi debian kita, yaitu:
a. Dynamically allocated : apabila kita memilih opsi ini, maka ukuran maksimal harddisk
tersebut akan sesuai dengan angka yang kita isi. Misalnya, kita mengisi 8 GB maka
ukuran maksimal hard disk virtual yang kita miliki adalah 8 GB.
b. Fixed Size : apabila kita memilih opsi ini, maka ukuran harddisk virtualnya akan sama
dengan ukuran pada harddisk kita.

Di sini kita pilih opsi [Dynamically allocated], lalu klik [Next].


8. Pada jendela Virtual disk file location and size, tentukan besarnya hard disk yang akan dialokasikan
untuk Debian kita. Di sini saya tentukan sebesar 8,00 GB, kemudian pilih [Next].

9. Setelah selesai membuat virtual mesin untuk Debian, maka kembali ditampilkan jendela
utama VirtualBox. Pilih [Setting] [Storage]. Pada section Storage Tree pilih [Empty]. Lalu klik
ikon yang bulat pada Attributes CD/DVD Drive. Kemudian pilih file ISO installer Debian yang
sudah anda siapkan. Di sini saya menggunakan Debian 7.6.0-i386-DVD-1, lalu [Open] [OK].
10. Selanjutnya kembali ditampilkan jendela utama VirtualBox. Pilih tombol [Start] untuk
memulai proses instalasi Debian 7.
11. Sesaat akan ditampilkan screen utama VirtualBox seperti gambar berikut.

12. Pada jendela utama instalasi Debian, akan ditampilkan beberapa pilihan untuk memulai proses
instalasi, yaitu:
o Install : untuk menginstall Debian dengan mode text (command line)
o Graphical Install : untuk menginstall Debian dengan mode GUI (graphic)
o Advanced options : untuk mengatur opsi sebelum instalasi
o Help : untuk melihat bantuan instalasi
o Install with speech synthesis

Di sini kita menggunakan pilihan pertama yaitu instalasi Debian dengan mode text, maka
pilih [Install] dengan tanda panah atas atau bawah pada keyboard, lalu tekan Enter.
13. Pada jendela pemilihan bahasa untuk proses instalasi, pilih [English] Enter.

14. Tampilan selanjutnya untuk menetukan lokasi atau negara kita. Hal ini erat kaitannya dengan
penentuan zona waktu untuk server kita nantinya. Karena kita akan memilih Indonesia, maka
pilih [other] Enter.

15. Jendela ini masih bagian dari penentuan lokasi atau negara kita, pilih [Asia] Enter.
16. Pada jendela berikutnya baru ketemu dengan Indonesia, maka pilihlah [Indonesia] Enter.

17. Pada jendela berikutnya yaitu masih berkaitan dengan lokasi kita, tapi hanya sebatas cadangan
apabila tidak tersedia negara pada jendela sebelumnya. Di sini pilih saja [United States] Enter.
18. Selanjutnya menentukan lay out keyboard yang akan kita gunakan. Agar lebih kompatibel
dengan penggunaan di Indonesia, pilihlah [American English] Enter.

19. Proses pendeteksian dan penambahan komponen-komponen hardware pada proses instalasi
Debian. Silahkan ditunggu saja.
20. Selanjutnya akan ditampilkan jendela untuk pembuatan hostname untuk Debian kita. Ganti
Debian dengan hostname yang kita inginkan, di sini saya mengetikkan abdahsuryani, lalu
pilih [Continue] Enter.

21. Selanjutnya kita diminta untuk memasukkan domain untuk server Debian kita, yang kelak akan
sangat penting dalam pembuatan dns, webserver, dan sebagainya. Di sini saya buat aja dahulu
sembarangan dengan mengetikkan abdahsuryani.com lalu pilih [Continue] Enter.
22. Tampilan selanjutnya menentukan password untuk super user kita. Super user kita yang disebut
dengan root (disimbolkan dengan tanda /) merupakan user dengan hak akses paling tinggi. Jika di
MS. Windows disebut dengan Admin. Sekedar untuk mudah mengingatnya, di sini saya buat
password dengan root (tidak ditampilkan), lalu pilih kembali [Continue] Enter.

23. Kembali kita diminta untuk memasukkan password yang sama seperti sebelumnya, sebagai
verifikasi bahwa pasword kita sudah sesuai. Ketikkan kembali root pada kolom password, lalu
pilih [Continue] Enter.
24. Selanjutnya diminta untuk memasukkan nama lengkap super user kita. Di sini saya ketik nama
lengkap saya yaitu abdahsuryani. Anda boleh menggunakan nama yang lain. Jika sudah,
pilih [Continue] Enter.

25. Selanjutnya kita diminta memasukkan akun untuk super biasa, dimana kedudukannya berada di
bawah super user dan hak aksesnya terbatas dalam mengoperasikan sistem Debian. Di sini saya buat
nama untuk user biasa, yaitu abdah. Jika sudah selesai, lalu pilih kembali [Continue] Enter.
26. Tampilan selanjutnya, meminta untuk memasukkan password untuk akun user abdah yang tadi
sudah kita buat. Password yang saya buat adalah abdah agar mudah mengingatnya, lalu
pilih [Continue] Enter.

27. Kembali kita diminta untuk memasukkan password yang sama untuk verifikasinya. Maka saya
ketikkan abdah, lalu pilih kembali [Continue] Enter.
28. Selanjutnya proses instalasi akan dilanjutkan, dimana konfigurasi yang sudah kita buat akan
dimasukkan ke dalam sistem Debian kita. Silahkan ditunggu prosesnya.
29. Sekarang kita diminta untuk menentukan zona waktu. Karena tadi sudah menggunakan teritorial
Indonesia, maka zona waktu Indonesia ada 3 pilihan, yaitu WIB, WITA, dan WIT (masih ingatkan
kepanjangan ketiga zona waktu Indonesia?). Pilihlah zona waktu kita, di sini saya pilih [Western
(Sumatra, Jakarta, Java, West dan Central Kalimantan)] Enter.

30. Selanjutnya akan ditampilkan pilihan metode melakukan partisi hard disk Debian kita. Terdapat 4
pilihan yaitu:
o Guided – use entire disk : seluruh hard disk dipartisi untuk Debian
o Guided – use entire disk and set up LVM : seluruh hard disk dipartisi dengan setup LVM
o Guided – use entire disk and set up encrypted LVM : seluruh hard disk dipartisi dengan
penambahan enkripsi LVM
o Manual : partisi dilakukan secara manual sesuai kebutuhan kita.
Karena di sini kita akan mempartisi hard disk sesuai kebutuhan kita, maka pilihlah [Manual] Enter.
Untuk Instalasi linux, minimal dibutuhkan 2 partisi yaitu partisi / (root) dan partisi swap, ada pun
partisi yang lainnya, anda bisa melihat berserta penjelasan dari partisi-nya masing-masing berikut:
a. Partisi root
Partisi root (dilambangkan dengan /, bedakan dengan /root), Partisi root (/) digunakan untuk
menginstall sistem Linux, hampir sama dengan sistem windows yang biasanya ditaruh di drive C.
b. Partisi /swap
Partisi swap digunakan sebagai tambahan memori ketika RAM tidak mencukupi saat sistem
menjalankan suatu program. Besarnya partisi swap biasanya 2 kali ukuran RAM. Jadi jika RAM yang
kita gunakan adalah 500 MB, maka besarnya partisi swap adalah 1 GB.
c. Partisi /home
Partisi /home diperlukan untuk menghindari kehilangan data saat sistem anda crash dan perlu dire-
instalasi. Kondisi seperti diatas diasumsikan hardisknya hanya digunakan untuk satu OS (linux). Anda
bisa mempergunakan file sistem Linux ataupun file sistem Windows untuk partisi ini. Partisi /home
selain digunakan untuk tempat penyimpanan data User juga digunakan oleh beberapa program
untuk meletakkan file konfigurasinya. Sesuaikanlah ukuran partisi /home dengan kapasitas harddisk.
Secara rinci, anda bisa saja membuat lebih dari dua partisi untuk GNU/Linux. Misalnya, partisi khusus
untuk direktori /boot, /home, /usr, /bin, /var, /etc atau partisi tambahan lainnya. Tapi, bagi pemula,
cukup membagi-nya menjadi 3 partisi saja. Partisi swap (1 kali RAM komputer, sesuaikan kapasitas
memory), partisi root (/) untuk bernaungnya direktori lain, dan partisi /home untuk menyimpan
data-data.
d. Partisi /boot
Partisi boot digunakan untuk menyimpan file boot loader dan semua images dari kernel. Besar
partisi untuk boot biasanya mempunyai nilai minimum 100MB.
e. Partisi /usr
Partisi /usr digunakan untuk menyimpan semua file binari dari linux yang diinstal, maka dari itu
harus diberi ukuran yang cukup besar.
f. Partisi /chroot
Partisi ini digunakan untuk menyimpan komponen dari chroot,biasanya dibuat pada linux yang akan
digunakan sebagai DNS server.
g. Partisi /cache
Partisi cache digunakan untuk menyimpan cache dari proxy server, misalnya squid. Jika linux tidak
digunakan sebagai proxy server, bisa diabaikan.
h. Partisi /var
Partisi /var digunakan untuk menyimpan log file system, yaitu menyimpan semua perubahan yang
terjadi pada sistem saat sistem berjalan normal.
i. Partisi /tmp
Partisi ini digunakan untuk menyimpan file temporary.
31. Selanjutnya akan ditampilkan pilihan tentang konfigurasi partisi yang akan dilakukan.
Pilihlah jenis hard disk yang akan dipartisi secara manual. Di sini kita pilih [SCSI3 (0,0,0) (sda) – 8,6
GB ATA VBOX HARDDISK], walaupun mungkin pada komputer anda ukuran dan jenis hard disk bisa
saja berbeda. Lalu tekan Enter.

32. Setelah kita tentukan hard disk yang akan dipartisi, selanjutnya muncul pertanyaan apakah kita
akan membuat partisi baru hard disk yang sudah kita pilih sebelumnya? Jawablah dengan
memilih [Yes] untuk memulai partisi baru. Lalu tekan Enter.
33. Berikutnya akan ditampilkan beberapa pilihan. Karena kita akan membuat partisi baru pada
ruang hard disk kosong yang tersedia, maka pilihlah [pri/log 8,6 GB FREE SPACE], lalu Enter.

34. Pada tampilan berikutnya terdapat pilihan dalam menentukan tindakan apa terhadap ruang hard
disk yang kosong tersebut, yaitu:
o Create a new partition : untuk membuat partisi yang baru
o Automatically partition the free space : membuat partisi secara otomatis
o Show Cylinder/Head/Sector information : untuk melihat informasi cylinder, head, sector pada hard
disk
Di sini kita akan membuat partisi baru yang pertama, maka pilihlah [Create a new partition] Enter.

35. Tentukan besar kapasitas partisi yang akan dibuat. Kapasitas ruang untuk partisi / (root)yang
akan kita buat adalah sebesar 2 GB, maka ketikkan 2.0 GB lalu pilih [Continue] dan Enter.
36. Jendela berikkutnya menampilkan pilihan tipe partisi. Ada 2 tipe partisi yang diminta, yaitu:
o Partisi Primary : merupakan partisi utama pada harddisk yang memuat sejumlah file data. Partisi
primary ini berfungsi sebagai partisi yang pertama diakses komputer untuk booting. Jadi, intinya
partisi tipe ini digunakan untuk menyimpan file data dari system operasi yang kemudian digunakan
untuk booting sistem operasi tersebut. Bisa dikatakan bahwa data dari sistem operasi tersebut
disimpan di sini.
o Partisi Logical : merupakan partisi sampingan yang biasanya terdapat pada partisi Extended. Partisi
Logical mampu menampung berbagai macam file data. Nah, jika di MS. Windows, partisi ini dapat
dianalogikan sebagai drive :D, :E, :F. Jadi, partisi Extended terdiri dari Partisi Logical.
Untuk itu, di sini kita akan memilih tipe [Primary], lalu tekan Enter.

37. Pada penentuan lokasi kedudukan penulisan partisinya pada hard disk terdapat 2 pilihan yaitu:
o Beginning : penulisan partisi berada di bagian awal pada ruang hard disk yang tersedia.
o End : penulisan partisi berada di bagian akhir pada ruang hard disk yang tersedia.
Maka pilihlah [Beginning] Enter.
38. Pada tampilan selanjutnya, kita bisa menentukan properties dari partisi yang sudah kita buat.
Pada bagian Use as atau file system, pastikan sudah terpilih [Ext4 journaling file system]. Selanjutnya
pilih [Mount point] dan Enter untuk menentukan jenis mount point-nya.

39. Karena kita akan membuat utama yaitu partisi / (root), maka pada tampilan berikut ini pilihlah
[/ – the root file system], lalu tekan Enter.
40. Setelah kita tentukan mount point-nya menjadi partisi / (root), maka akhiri dengan
memilih [Done setting up the partition] Enter untuk membuat partisi / (root).

41. Selanjutnya kita akan membuat partisi yang kedua yaitu partisi /boot. Pilih kembali hard disk
kosong yang masih tersedia, yaitu [pri/log 6.6 GB FREE SPACE]. Di sini ruang hard disk kosong tersisa
sebesar 6,6 GB, karena 2,0 GB sudah dialokasikan untuk partisi / (root) yang dibuat sebelumnya. Lalu
tekan Enter.
42. Pilih kembali [Create a new partition] untuk membuat partisi baru yang nanti akan kita
alokasikan untuk partisi /boot. Partisi /boot sangat penting dalam Linux agar PC kita bisa booting
sehingga Debian dapat berjalan. Selanjutnya tekan Enter.

43. Kapasitas untuk partisi /boot biasanya sudah cukup 100 MB, maka tulislah 100 MB pada bagian
New partition size, lalu tekan Enter.
44. Pada tampilan tipe partisi, kembali pilih [Primary] Enter.

45. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] Enter.
46. Pada bagian Use as, pastikan sudah terpilih [Ext4 jounaling file system]. Selanjutnya kita akan
mengubah Mount point-nya menjadi /boot, karena dalam gambar berikut, mount point-nya masih
/home. Caranya, pilihlah [Mount point] Enter.

47. Pada tampilan jendela Mount point, pilihlah [/boot – static files of the boot loader] untuk
membuat partisi /boot. Lalu tekan Enter.
48. Setelah mount point diganti menjadi /boot, maka akhiri pembuatan partisi /boot ini dengan
memilih [Done setting up the partition] Enter.

49. Selanjutnya kita akan membuat partisi yang ketiga, yaitu partisi /home. Pilih kembali ruang hard
disk kosong yang masih tersedia. Di sini tersisa sebesar 6,5 GB. Setelah memilih [pri/log 6.5 GB FREE
SPACE], maka tekan Enter.
50. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] Enter.

51. Untuk partisi /home ini akan kita alokasikan sebesar 2 GB, maka ketikkan 2.0 GB pada
bagian New partition size, lalu pilih [Continue] dan Enter.
52. Pada tampilan jendela tipe partisi berikutnya, pilih saja tipe [Logical] agar partisi ini ditempatkan
di partisi tambahan (bukan partisi utama), lalu tekan Enter.

53. Kemudian pada jendel penulisan Lokasi partisi, pilih kembali [Beginning] lalu Enter.
54. Berikutnya akan ditampilkan jendela Setting partisi. Pastikan di bagian Use as masih terpilih [Ext4
journaling file system]. Selanjutnya pilihlah [Mount point:] untuk menentukan jenis mount point
partisi yang akan kita buat, lalu Enter.

55. Pada jendela Mount point berikut, pilihlah [/home – user home directories] untuk menentukan
mount point partisinya menjadi /home. Lalu tekan Enter.
56. Setelah kita tentukan moint point-nya menjadi /home, maka akhiri pembuatan partisi /home
dengan memilih [Done setting up the partition], lalu tekan Enter.

57. Selanjutkan ditampilkan kembali jendela halaman partisi yang sudah dibuat. Kita masih akan
membuat partisi baru, yaitu partisi yang keempat yang akan dialokasikan untuk partisi /var. Pilih
kembali hard disk kosong yang masih tersedia [pri/log 4.5 GB FREE SPACE] Enter untuk
membuat partisi baru.
58. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] Enter.

59. Kapasitas untuk partisi /var kita alokasikan sebesar 1,5 GB, maka tulislah 1,5 GB pada bagian
New partition size, lalu pilih [Continue], kemudian tekan Enter.
60. Pada tampilan tipe partisi, kembali pilih [Logical] Enter.

61. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] Enter.
62. Berikutnya akan ditampilkan jendela Setting partisi. Pastikan di bagian Use as masih terpilih [Ext4
journaling file system]. Selanjutnya pilihlah [Mount point:] untuk menentukan jenis mount point
partisi yang akan kita buat, karena pada gambar berikut mount point-nya masih /usr.
Kemudian Enter.

63. Pada jendela Mount point berikut, pilihlah mount point [/var – variable data] untuk membuat
partisinya menjadi /var. Lalu tekan Enter.
64. Setelah kita tentukan mount point-nya menjadi /var, maka akhiri pembuatan partisi /var ini
dengan memilih [Done setting up the partition], lalu tekan Enter

65. Selanjutkan ditampilkan kembali jendela halaman partisi yang sudah dibuat. Kita masih akan
membuat partisi baru, yaitu partisi yang kelima yang akan dialokasikan untuk partisi swap. Pilih
kembali hard disk kosong yang masih tersedia [pri/log 4.5 GB FREE SPACE] Enter untuk
membuat partisi baru.
66. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] Enter.

67. Kapasitas untuk partisi /swap kita alokasikan sebaiknya sebesar 2 kali RAM PC kita (RAM di
VirtualBox tentunya). Namun di sini saya mengisikannya sebesar 1 GB. Maka tulislah 1,0 GB pada
bagian New partition size, lalu pilih [Continue], kemudian tekan Enter.
68. Partisi /swap ini sebaiknya kita letakkan pada tipe Primary. Untuk itu, pilihlah tipe
partisi [Primary], Enter.

69. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] Enter.
70. Tampilan berikutnya adalah jendela Setting partisi. Untuk menentukan partisi swap-nya
pilihlah [Use as : Ext4 journaling file system], lalu tekan Enter.

71. Kemudian tentukan partisinya dengan memilih [swap area] Enter.


72. Setelah kita tentukan partisinya menjadi partisi swap, maka pilihlah [Done setting up the
partition] untuk mengakiri pembuatan partisi swap lalu tekan Enter.

73. Selanjutkan tampillah hasil rangkuman partisi yang sudah kita buat. Sebenarnya masih ada
tersisa 2,0 GB roang kosong pada hard disk yang masih bisa digunakan untuk membuat partisi baru.
Namun, pembuatan partisi secara manual kita cukupkan sampai di sini, dan sekarang kita akhiri
dengan memilih [Finish partitioning and write changes to disk] agar partisi yang sudah kita setting
segera diterapkan. Kemudian tekan Enter.
74. Pada jendela berikut, kita ditanya apakah ingin menerapkan settingan partisi pada hard disk?
Tentu saja harus kita jawab [Yes] agar apa yang sudah kita setting tadi tidak sia-sia, bukan?
Kemudian tekan Enter.

75. Maka proses penerapan partisi pada hard disk dan instalasi system dasar akan berlangsung.
Silahkan ditunggu hingga selesai.
76. Selanjutnya sistem meminta untuk men-scan DVD Debian yang lain. Jika ada file ISO DVD2, DVD3
silahkan di-mount dari VirtualBox terlebih dahulu. Tujuannya agar tertulis alamat repositori DVD2,
DVD3 dan seterusnya pada file sources.list di sistem Debian, sehingga ketika kita hendak
menginstalasi paket-paket tambahan lainnya kelak, kita tinggal me-mount-kan DVD yang diminta
sistem Debian.
Dalam tutorial ini, kita tidak perlu men-scan DVD Debian yang lain, karena langkah ini dapat
dilaksanakan kelak pada saat instalasi paket-paket Debian yang dibutuhkan. Untuk itu pilih
saja [No], lalu Enter.

77. Selanjutnya, proses instalasi akan meminta kita apakah akan menginstall paket tambahan
melalui jaringan internet (network mirror)? Saya rasa kita tidak perlu menginstall melalui jaringan
internet, karena PC kita saat ini tidak terhubung ke internet. Untuk itu pilihlah [No] lalu Enter.
78. Kemudian, proses instalasi meminta kesediaan kita untuk berpartisipasi dalam survey paket
Debian. Kita tidak perlu berpartisipasi, maka pilihlah [No], lalu tekan Enter.

78. Sekarang tiba saatnya untuk memilih software atau aplikasi yang turut serta untuk diinstall pada
Debian server kita. Anda dapat memilih atau tidak memilih software yang akan diinstall dengan
menggunakan tombol Space Bar pada keyboard. Dalam tutorial ini, software yang diinstal hanyalah
[Standard system utilities], agar proses intalasi lebih cepat. Instalasi software-software ini dapat juga
kita lakukan kelak setelah proses intalasi Debian 7 ini selesai. Jika sudah ditandai software yang akan
diinstal, selanjutnya pilih [Continue] lalu Enter.
79. Selanjutnya proses instalasi dan konfigurasi software akan dimasukkan dalam sistem operasi
Debian kita. Tunggu hingga prosesnya selesai.

80. Pada jendela berikutnya, proses instalasi meminta untuk menginstall GRUB boot loader pada
Master Boot Record. Boot Loader adalah suatu program yang sudah tertanam pada suatu sistem
operasi untuk mem-boot atau memanggil sistem operasi yang ada pada hard disk dan media boot
lainnya seperti flashdisk. Contoh boad loader pada linux adalah GRUB dan LILO. Biasanya Boot
Loader digunakan untuk memilih sistem operasi yang ada pada hard disk, karena pada hard disk
tersebut terdapat lebih dari 1 sistem operasi. Di sini kita menggunakan boot loader GRUB, maka
pilihlah [Yes] lalu tekan Enter.
81. Selanjutnya proses akhir instalasi Debian akan dilanjutkan. Untuk itu tunggulah hingga selesai.

82. Setelah selesai proses intalasi, maka akan ditampilkan pesan konfirmasi bahwa instalasi telak
komplet. Pilihlah [Continue] lalu Enter.

83. Selanjutnya, PC akan reboot untuk merefresh hasil instalasi yang sudah selesai dibuat. Keluarkan
DVD installer dari DVD Drive atau Unmount file ISO Debian dari VirtualBox sehingga booting Debian
melalui hard disk. Tunggu hingga muncul jendela login untuk masuk ke sistem Debian kita.
84. Setelah muncul menu login, maka masukkanlah nama user dan password agar kita bisa
mengoperasikan dan mengkonfigurasi server Debian kita. Masukkan user anda sebagai super user (/)
atau sebagai user biasa yang diikuti dengan password-nya. User dan password ini dapat anda lihat
lagi pada saat awal proses instalasi sebelumnya.

85. Apabila user dan password yang kita isi terlah sesuai, maka tampilan utama Debian server dalam
mode Text (Command line) seperti gambar berikut. Jika sudah ditampilkan demikian, maka instalasi
Debian yang kita laksanakan sudah berfugnsi dengan baik, dan siap untuk install dan dikonfigurasi
paket software tambahan untuk dijadikan sebagai server.
Demikianlah tutorial Cara install debian 7 Wheezy berbasis text. semoga bermanfaat dan dapat
membantu anda dalam proses Instalasi Debian 7

Anda mungkin juga menyukai