Anda di halaman 1dari 36

FARINGITIS

A. Pengertian

Faringitis adalah radang yang terjadi pada saluran pernapasan bagian atas yang

tepatnya pada daerah faring. Penyakit ini dibagi menjadi dua jenis yaitu faringitis

akut dan faringitis kronik.

B. Etiologi

1. Faringitis akut

Kuman streptococcus beta haemolyticus, streptococcus viridans, dan

streptococcus pyagenes adalah penyebab terbanyak. Dapat juga disebabkan

oleh virus.

2. Faringitis kronik

Kuman penyebab sama dengan faringitis akut. Faktor predisposisinya adalah

rinitis kronik, inflamasi kronik yang dialami perokok dan peminum alcohol,

inhalasi uap yang merangsang, infeksi, daerah berdebu, kebiasaan bernapas

melalui mulut.

C. Patofisiologi

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel,

kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi

pembendungan radang dengan infiltrasi limfosit polimorfonuklear.

Karena proses radang yang berulang, maka epitel mukosa dan jaringan

limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti


jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok

melebur (kriptus) yang akan diisi oleh detritus.

D. Manifestasi klinis

1. Faringitis akut

Suhu tubuh naik sampai 40 oC, rasa gatal / kering di tenggorokan, lesu, nyeri

sendi, odinofagia, anoreksia dan otalgia. Bila laring terkena, suara akan

menjadi serak. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil

membengkak atau membran semu. Kelenjar submandibula membengkak dan

nyeri tekan terutama pada anak-anak.

2. Faringitis kronik

Keluhan rasa gatal, kering dan tebal, serta berlendir yang sukar dikeluarkan di

tenggorok disertai batuk, dan mulut berbau. Pada pemeriksaan tampak

mukosa dinding posterior faring granular.

E. Komplikasi

Otitis media akut, abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septikemia,

bronchitis, nefritis akut, miokarditis dan arthritis.

F. Penatalaksanaan

1. Faringitis akut

Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamida selama 5 hari, antipiretik dan

obat kumur atau obat isap dengan desinfektan. Bila alergi pada penisilin dapat

diberikan eritromisin atau klindamisin.


2. Faringitis kronik

Dicari dan diobati penyekit kronik di hidung dan sinus paranasal. Terapi lokal

dengan melakukan kuastik memakai listrik atau zat kimia, misalnya albutil

atau nitres argenti. Sebagai simtomatis, diberikan obat isap atau obat kumur,

serta obat batuk (antitusif atau ekspektoran).


ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
DENGAN MASALAH FARINGITIS

A. Biodata

1. Identitas klien

a. N a m a : Tn. “A”

b. U m u r : 58 tahun

c. Jenis kelamin : Laki-laki

d. A g a m a : Islam

e. Pendidikan : D.IV Fakultas Hukum

f. Pekerjaan : Guru SMP

g. Alamat : Batu Desa Mancani

2. Identitas penanggung

Biaya ditanggung oleh ASKES

A. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama : Klien mengeluh batuk dan

sesak

a. Riwayat keluhan utama

Klien mulai terserang batuk dan sesak sejak 5 hari sebelum masuk RS

yaitu ketika dia baru pulang rekreasi bersama dengan keluarganya.

b. Penyebab / faktor pencetus : Setelah beraktivitas

c. Sifat keluhan : Hilang timbul


d. Lokasi dan penyebaran : Daerah tenggorokan

e. Mulai dan lamanya keluhan :  5 hari yang lalu

f. Hal-hal yang meringankan : Bila klien beristirahat

2. Riwayat kesehatan sekarang

Sehari sebelum masuk RS mula-mula timbul diawali dengan batuk yang

datang secara bertahap antara 5 – 10 menit dan tiba-tiba berhenti. Keesokan

harinya beliau bangun dari tidurnya dan langsung batuk tiba-tiba dan

berlangsung terus disertai sesak.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

a. Klien baru pertama kali dirawat di RS

b. Tidak ada riwayat transfusi darah

c. Tidak ada riwayat di operasi

2. Riwayat keluarga
Genogram
X X X
X

? ?
X X X X X X
X X

60 5 5 5
7 5 0
58
? ?

23 21 20 18 17 15
Keterangan :

: Klien : Laki-laki

: Perempuan X : Meninggal

: Serumah ? : Umur tidak diketahui

: Garis perkawinan
Kesimpulan :
: Garis keturunan
Tipe keluarga : Nuclear family

G.I : Kakek dan nenek klien meninggal dalam medan perang

G.II : Orang tua klien meninggal karena factor usila

G.III : Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama

B. Riwayat psikososial

4. Pola konsep diri

Dalam proses perawatannya klien kooperatif, walaupun klien selalu merasa

camas tetapi klien dapat menerima keadaannya dan berharap cepat sembuh.

5. Pola kognitif

Klien hanya dapat berserah diri kepada Sang Pencipta.

6. Pola koping

Klien selalu bertanya tentang penyakitnya kepada petugas dan keluarganya.

7. Pola interaksi

Hubungan antara klien dan perawat serta hubungan perawat dan keluarga

terbina dengan baik.


C. Riwayat spiritual

8. Kegiatan beribadah : Klien taat beribadah.

9. Dukungan keluarga : Klien mendapat

dukungan untuk menjalankan ibadah.

10. Nilai yang biasa dijalankan

Klien mengatakan tidak mengikuti ritual tertentu.

D. Pemeriksaan fisik

11. Keadaan umum

a. Klien nampak lemah

b. Tanda-tanda distress : Klien nampak gelisah

c. Penampilan fisik : Postur tubuh baik

d. Klien mengeluh demam

e. TB : 153 cm, BB : 40 kg

12. Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 39 0 C

Nadi : 90 x/menit

Pernapasan : 32 x/menit

Tekanan darah : 130/80 mmHg

13. Sistem pernapasan

a. Hidung

Inspeksi :
1) Bentuk hidung simetris kiri dan kanan
2) Tampak adanya pernapasan cuping hidung

3) Tampak adanya secret menghalangi pernapasan

4) Tidak mengalami epistaksis

Palpasi :
1) Tidak ada massa

2) Tidak ada nyeri tekan

b. Leher

Inspeksi :

1) Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid

2) Tidak tampak adanya distensi vena jugularis

3) Klien mengatakan leher kering dan gatal

4) Klien mengeluh secret yang ada di leher susah dikeluarkan

Palpasi :
1) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid

2) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfe

3) Tidak teraba adanya tumor

4) Tidak ada nyeri tekan

c. Dada

Inspeksi :

1) Bentuk dada simetris kiri dan kanan

2) Gerakan dada mengikuti irama pernapasan

3) Frekuensi napas 32 x/menit


4) Klien nampak sesak

Palpasi :

1) Vokal premitus makin kebawah makin lemah

2) Toraksik excurtion 5 cm

3) Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Bunyi resonan pada paru

Auskultasi :

1) Bunyi napas vesikuler di seluruh lapang paru

2) Bunyi napas bronchovesikuler pada intercosta ke 2

3) Bunyi napas bronchial tinggi dan keras pada trachea dan

percabangan bronchus

4) Terdengar bunyi ronchi basah

14. Sistem kardiovaskuler

a. Raut muka

Inspeksi :

1) Bentuk muka oval

2) Ekspresi nampak tenang

3) Warna pucat

Palpasi :

1) Tidak ada nyeri tekan

2) Tidak teraba benjolan

b. Bibir
1) Bibir nampak kering

2) Tidak tampak sianosis

c. Mata

1) Konjungtiva tampak anemis

2) Sclera tidak ikterus

d. Leher

Inspeksi :

1) Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid

2) Tidak tampak adanya distensi vena jugularis

Palpasi :
1) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe

2) Arteri carotis teraba lembut

e. Pembuluh darah perifer

1) Nadi 90 x/menit dan iramanya teratur

2) Tekanan darah 130/80 mmHg

f. Pemeriksaan jantung dan aorta

Inspeksi :

1) Ictus cordis tidak tampak

2) Bentuk pericardium normal tidak ada pembesaran

Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga ke 5 mid klavikula kiri

Perkusi :

1) Pekak pada daerah jantung


2) Ukuran jantung mulai dari intercosta ke 3 sampai ke 5 kiri

3) Batas-batas jantung :

a) Intercosta ke 2 kanan batas sternal (area aorta)

b) Intercosta ke 2 kiri batas sternal (area pulmonal)

c) Intercorta ke 4/5 batas sterna (area trikuspidalis)

d) Intercosta ke 5 kiri garis midklavikula (katub mitral)

Auskultasi :

1) Bunyi jantung I (lub) pada iga ke 4 s/d 5 midklavikula

2) Bunyi jantung II (dub) pada iga ke 2 kiri / kanan mid sternal

3) Tidak terdengar adanya bunyi tambahan

15. Sistem pencernaan

a. Mata : Sclera tidak icterus

b. Mulut

1) Tidak ada labio skizis dan palato skizis

2) Tidak tampak stomatitis dan sianosis

3) Jumlah gigi lengkap

4) Klien mengatakan malas makan

c. Gaster

1) Tidak tampak adanya distensi

2) Tidak teraba adanya massa/tumor

d. Abdomen

1) Tidak teraba adanya pembesaran hati dan limpa


2) Tidak ada nyeri tekan

3) Tidak teraba adanya massa atau tumor

4) Pergerakan ikut gerak nafas

5) Pada perkusi terdengar bunyi timpani

6) Peristaltic usus terdengar 5 kali/menit

e. Anus : Klien mengatakan tidak ada lecet

dan hemorhoid

16. Sistem indra

a. Mata

1) Tidak ada oedema palpebra

2) Konjungtiva tampak anemis

3) Sclera tidak icterus

4) Pupil ishiakor dan mengecil bila kena cahaya (reflex pupil baik)

5) Lapang pandang baik kiri dan kanan

6) Ketajaman penglihatan mata baik

b. Hidung

Inspeksi

1) Bentuk hidung simetris kiri dan kanan

2) Tampak adanya pernapasan cuping hidung

3) Tampak adanya secret yang menghalangi pernapasan

4) Tidak mengalami epistaksis

Palpasi
1) Tidak ada massa

2) Tidak ada nyeri tekan

c. Telinga

1) Keadaan daun telinga normal tidak teraba adanya massa

2) Tidak tampak adanya serumen

3) Kanal auditorius tampak bersih

4) Klien dapat mendengar dengan baik

17. Sistem persarafan

a. Fungsi serebral

1) Status mental

a) Klien dapat berorientasi terhadap orang, tempat

dan waktu

b) Daya ingat jangka panjang : Klien dapat

mengingat kejadian sewaktu mengalami penyakit stroke 2 tahun

yang lalu

Jangka pendek : Klien dapat mengingat apa yang disampaikan

baru-baru.

c) Klien dapat menggunakan bahasa dengan baik

d) Dapat menghitung dan mengenal benda yang

disodorkan batu 5 buah

2) Kesadaran : Komposmentis (GCS : 15)


a) Eyes dapat membuka mata dengan

spontan (4)

b) Motorik dapat berespon terhadap

perintah dengan baik (6)

c) Verbal dapat berkomunikasi dengan

baik (5)

3) Bicara

a) Dapat mengungkapkan perasaan sakit (akspresive)

b) Klien dapat mengikuti ucapan yang diperintahkan (reseptive)

c) Bicara lambat tapi jelas (reseditif)

b. Fungsi cranial

N.I. (Olfaktorius) : Fungsi penciuman kedua lubang hidung baik

N.II. (Optikus) : Fungsi penglihatan baik, tidak ada penyempitan

lapang pandang.

N.III (Okulamotorius) : Pupil ishokor (refleks pupil saat kena cahaya

mengecil).

N. IV (Troclearis) : Mata dapat digerakkan ke atas dan ke bawah

dengan mengikuti obyek.

N.V. (Trigemenus)

1) Sensorik : Klien dapat mengekspresikan wajah cemas

2) Motorik : Klien dapat mengatupkan rahang dan mengunyah

dengan baik
N. VI (Abdusen) : Mata dapat digerakkan ke lateral kiri dan kanan

dengan mengikuti objek.

N.VII (Fasialis)

a) Sensorik : Fungsi pengecapan baik, dapat membedakan rasa

manis, asam dan asin.

b) Mororik : Dapat menggerakkan dahi

N.VIII (Akustik) : Fungsi pendengaran baik, dapat mendengar

gesekan tangan

N.IX. (Glosa pherengeal) : Dapat mengenal rasa pahit

N.X. (vagus) : Refleks menelan dan muntah (+)

N.XI. (Asesory) : Dapat mengangkat kedua bahu dan menggerakkan

kepala kesemua arah

N.XII. (Hipoglosus) : Gerakan lidah baik

c. Fungsi motorik

1) Massa otot : Tidak ada atropi / hipertropi

2) Tenus otot : Mampu mengkontraksikan ototnya

3) Kekuatan otot : Klien nampak lemah

d. Fungsi sensorik

Klien mampu membedakan panas dan dingin

e. Fungsi Cerebellum

Koordinasi baik, mampu menunjuk hidung, ibu jari dan lutut, klien

berjalan dipapah oleh keluarganya.


f. Refleks

Refleks fisiologis: Refleks patologis :

1) Bisep (+) Babinzki (-)

2) Triceps : (+) Lassque sign (-)

3) Patella : (+) Glabbelar (-)

g. Iritasi menigen : Tidak ada kaku kuduk

18. Sistem musculoskeletal

a. Kepala

1) Bentuk normocepal dan dapat digerakkan

2) Muka simetris kiri dan kanan

3) Klien mengeluh kepala terasa pening

b. Vertebra : Tidak ada kelaianan

c. Pelvis : Gaya berjalan dengan

menggunakan bantuan dari keluarga

d. Lutut : Tidak ada pembengkakan dan

nyeri tekan

e. Kaki : Struktur utuh (flexi, extensi,

adduksi, abduksi baik)

f. Tangan : Tidak ada pembatasan

pergerakan

19. Sistem integument

a. Rambut
1) Warna rambut putih (ubanan)

2) Tampak rata dan tidak mudah tercabut

3) Rambut nampak bersih

b. Kulit

1) Warna sawo matang

2) Kulit teraba panas

3) Kulit nampak bersih

4) Turgor kulit jelek

c. Kuku

1) Warna merah muda

2) Tidak muda patah

3) Kuku tampak pendek dan bersih

20. Sistem endokrin

a. Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid

b. Eksresi urine tidak berlebihan

c. Tidak ada riwayat air seni dikerumuni semut

d. Keringat berlebihan kadang-kadang malam hari

21. Sistem perkemihan

a. Tidak tampak edema palpebra

b. Tidak tampak edema anasarka

c. Tidak ada riwayat penyakit hubungan seksual

d. Kandung kemih nampak baik


22. Sistem reproduksi : Tidak dilakukan

pemeriksaan

23. Sistem imun

a. Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi

b. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca

adalah flu

c. Klien mengatakan tidak ada riwayat transfusi

E. Pola kegiatan sehari-hari

24. Nutrisi

No Jenis Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Selera makan Baik Nafsu makan kurang
2. Menu makan Nasi, sayur, ikan dan buah Diet bubur TKTP
3. Frekuensi makan 3 kali sehari 3 kali sehari, porsi tidak
habis
4. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
5. Cara makan Bersama keluarga Disuap

25. Caiaran

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jenis minuman Air putih Air putih + susu
2. Frekuensi minum Tidak menentu Tidak menentu
3. Kebutuhan cairan  1500 – 2000 cc/hari  1500 – 2000 cc/hari
dalam 24 jam

26. Eliminasi BAB / BAK


No Jenis Sebelum Sakit Saat Sakit
1. BAB
Tempat pembuangan WC WC (dengan batuan
keluarga)
Frekuensi 2 – 3 x/hari 1 x/hari
Konsistensi Lembek Keras
2. BAK
Tempat pembuangan WC Pakai pot
Frekuensi 3 – 4 x/hari 2 x/hari
Warna Kuning tua Kuning tua

27. Istirahat dan tidur

No Jenis Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Jam tidur
- Siang 12.30 – 14.00 WITA 11.00 – 14.00 WITA
- Malam 21.00 – 05.00 WITA 20.00 – 05.30
Kebiasaan sebelum Nonton TV Tidak ada
tidur
2. Kesulitan Tidak ada Bila batuk sesak

28. Olahraga

No Jenis Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Program olahraga Tidak ada Tidak ada
2. Lama bermain Tidak ada Tidak ada

29. Personal Hygiene

No Jenis Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Mandi
Frekuensi 2 – 3 x/hari Tidak pernah dilakukan
Cara Guyur --
Alat mandi Sabun --
2. Cuci rambut
Frekuensi 1 x/minggu Tidak pernah dilakukan
Cara Guyur / sampo --
3. Gunting kuku
Frekuensi 1 x/minggu Tidak pernah dilakukan
Cara Pakai gunting kuku --

30. Rokok, alkohol dan obat-obatan

No Jenis Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Rokok / alkohol dan Klien tidak merokok, Klien tidak merokok,
obat-obatan alkohol dan obat-obatan. alkohol dan obat-obatan.

31. Aktivitas / mobilitas fisik

No Jenis Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Kegiatan sehari-hari Klien hanya beristirahat Semua aktivitas dibantu
di rumah oleh keluarga dan petugas
2. Pengaturan jadwal Tidak ada
harian
3. Pengaturan alat bantu Dengan menggunakan
untuk aktivitas tongkat
4. Kesulitan pergerakan Tangan sebelah kanan
tubuh

32. Rekreasi

No Jenis Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Rekreasi Klien mengatakan tidak Klien dalam sementara
pernah beraktivitas ber- dalam perawatan.
sama dengan keluarga.
F. Test diagnostik

No Jenis Hasil Nilai normal


1. LED 30 / mm 0 – 10 %
2. BTA Negatif

G. Perawatan dan pengobatan

1. Penisillin inj. 1 gr/hari/im

2. Paracetamol 500 mg 3 x 1

3. Dextromethopan 3 x 1

4. Vit. B Compleks 3 x 1

TABULASI DATA

33. Klien mengeluh batuk dan sesak


34. Sifat batuk hilang timbul
35. Sesak dan batuk berkurang saat klien
beristirahat
36. Klien nampak lemah
37. Klien nampak gelisah
38. Klien mengeluh demam
39. TB : 153 cm, BB : 40 kg
40. Tanda-tanda vital
SH : 39 0 C
ND: 90 x/menit
RR : 32 x/menit
TD : 130/80 mmHg
41. Tampak adanya pernapasan cuping hidung
42. Tampak adanya secret menghalangi pernapasan
43. Klien mengatakan leher kering dan gatal
44. Klien mengeluh secret yang ada di leher susah
dikeluarkan
45. Klien nampak sesak
46. Terdengar bunyi ronchi basah
47. Bibir nampak kering
48. Konjungtiva tampak anemis
49. Klien mengatakan malas makan
50. Peristaltic usus terdengar 5 kali/menit
51. Klien mengeluh kepala terasa pening
52. Kulit teraba panas
53. Turgor kulit jelek
54. Porsi makan tidak dihabiskan
55. LED 30 / mm
DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif


1 2
1. Klie 1. Klien
n mengeluh batuk dan sesak nampak lemah
2. Sifat 2. Klien
batuk hilang timbul nampak gelisah
3. Sesa 3. TB : 153
k dan batuk berkurang saat klien cm, BB : 40 kg
beristirahat 4. Tanda-
4. Klie tanda vital
n mengeluh demam SH : 39 0 C
5. Klie ND: 90 x/menit
n mengatakan leher kering dan gatal RR : 32 x/menit
6. Klie TD : 130/80 mmHg
n mengeluh secret yang ada di leher 5. Tampak
susah dikeluarkan adanya pernapasan cuping hidung
7. Klie 6. Tampak
n mengatakan malas makan adanya secret menghalangi pernapasan
8. Klie 7. Klien
n mengeluh kepala terasa pening nampak sesak
8. Terdengar
bunyi ronchi basah
9. Bibir
nampak kering
10. Konjungtiv
a tampak anemis
11. Peristaltic
usus terdengar 5 kali/menit
12. Kulit
teraba panas
13. Turgor
kulit jelek
14. Porsi
makan tidak dihabiskan
15. LED 30 /
mm

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 2 3 4
1. Data Subjektif : Mikroorganisme Jalan napas tidak
(S. Beta Heamoliticus
- Klien efektif
dan S. Pyagenes)
mengeluh batuk dan sesak 
- Sifat Menginfiltrasi lapisan
epitel faring
batuk hilang timbul

- Sesak Epitel dan jaringan
dan batuk berku-rang saat limfoid terkikis

klien beristirahat
Produksi secret
- Klien meningkat
mengatakan leher kering 
Akumulasi secret pada
dan gatal jalan napas
- Klien 
mengeluh secret yang di Jalan napas tidak efektif

leher susah dikeluarkan


Data Objektif :
- Tampak
adanya pernapa-san cuping
hidung
- Tampak
adanya secret menghalangi
pernapasan
- Klien
nampak sesak
- Terdeng
ar bunyi ronchi basah
- Tanda-
tanda vital
SH : 39 0 C
ND: 90 x/menit
RR : 32 x/menit
TD : 130/80 mmHg
1 2 3 4
2. Data Subjektif : Mikroorganisme Hipertermi
(S. Beta Heamoliticus
- Klien
dan S. Pyagenes)
mengeluh demam 
- Klien Menginfiltrasi lapisan
epitel faring
mengeluh kepala terasa

pening Proses inflamasi
Data Objektif :

- Klien Rangsangan pada pusat
termoregulator
nampak gelisah

- Kulit Hipothalamus
teraba panas

- LED Hipertermi
30 / mm
- Tanda-
tanda vital
SH : 39 0 C
ND: 90 x/menit
RR : 32 x/menit
TD : 130/80 mmHg
3. Data Subjektif : Rasa gatal dan kering Resiko nutrisi
- Klien pada tenggorok kurang dari
mengatakan malas makan  kebutuhan
Data Objektif : Anoreksia
- Klien 
nampak lemah Intake tidak adekuat
- TB : 153 
cm, BB : 40 kg Resiko nutrisi kurang

- Bibir dari kebutuhan

nampak kering
- Konjung
tiva tampak anemis
- Peristalti
c usus terdengar 5
kali/menit
- Turgor
kulit jelek
- Porsi
makan tidak di-habiskan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Masalah/Diagnosa Tanggal ditemukan Tanggal teratasi


1 2 3 4
1. Jalan napas tidak efektif berhubu- 3/10 – 2005 --
ngan dengan akumulasi secret/
lendir pada jalan napas.

--
2. Hipertermi berhubungan dengan 3/10 – 2005
proses inflamasi.

Resiko nutrisi kurang dari 3/10 – 2005


3. --
kebutuhan berhubungan dengan
intake tidak adekuat.

RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal NDx Tujuan Intervensi Rasional


1 2 3 4 5
3/10 – 05 I Jalan napas kem- 1. 1.
bali efektif dengan Kaji frekuensi dan keda- Berguna dalam meng-
kriteria : laman pernapasan. evaluasi derajat kro-
- nisnya suatu penyakit.
Klien tidak me- 2. 2.
ngeluh batuk dan Anjurkan minum air hangat. Air hangat dapat me-
sesak 3. ngencerkan lendir
- Atur posisi yang menye- 3.
Tidak ada perna- nangkan. Meningkatkan ekspan-si
pasan cuping paru sehingga klien
hidung dapat bernapas dengan
- baik untuk memenuhi
Tidak ada secret kebutuhan O2 yang
yang menghala- 4. adekuat.
ngi jalan napas. Observasi tanda vital. 4.
- Mendeteksi secara dini
Tanda-tanda vital adanya perubahan pola
dalam batas 5. nafas.
normal. Ajarkan teknik batuk yang 5.
efektif Dengan batuk yang efektif
pertukaran O2 dan CO2
dapat terpenuhi.
6. 6.
Penatalaksanaan pembe-rian Obat Dextrometorpan
obat Dextrometorpan 3 x dapat mengurangi
1. sesak dan batuk.
1 2 3 4 5
3/10 – 05 II Hipertermi teratasi 1. 1.
dengan kriteria : Observasi tanda-tanda vital, Suhu tubuh yang me-
- turgor kulit, membran ningkat dapat menun-
Klien tidak mukosa, dan status jukkan proses infeksi
mengeluh demam mental setiap 4 jam. sehingga memudahkan
- dalam menetapkan
Klien tidak 2. intervensi.
mengeluh saki Beri kompres hangat pada 2.
kepala dahi. Kompres air hangat pada
- dahi membantu
Kulit teraba hangat terjadinya evaporasi
- sehingga suhu tubuh
Tanda-tanda vital
3. yang berlebihan.
dalam batas
Tingkatkan hidrasi peroral. 3.
normal
Peningkatan suhu tu-buh
dapat menyebab-kan
kehilangan cairan
melalui respirasi dan
diaporesis, hidrasi yg
adekuat mengganti
4.
cairan yang hilang.
Anjurkan pada klien untuk
memakai baju yang tipis 4.
dan longgar. Pakaian tipis dan long-gar
memungkinkan
terjadinya proses per-
pindahan panas mela-
lui keringat.
5.
Kolaborasi dengan dok-ter 5.
tentang pemberian obat Merangsang termore-
antipiuretik. gulator pada hypotha-
lamus sehingga menu-
runkan suhu tubuh
kembali normal.
3/10 – 05 III Kebutuhan nutrisi 1. 1.
terpenuhi dengan Kaji pola makan klien Mendefenisikan derajat
kriteria : atau luasnya masalah
- pilih intervensi yang
Nafsu makan klien tepat
baik 2. 2.
- Observasi makanan klien Mengetahui seberapa
Porsi makan diha- (jenis jumlah dan banyak makanan yang
biskan variasi) dapat di konsumsi se-
- hingga memberi gam-
Konjungtiva war-na baran intake makanan
merah muda klien perhari.
- 3. 3.
BB normal Menganjurkan agar ma-kan Memenuhi kebutuhan
sedikit tapi sering nutrisi klien.
4. 4.
Beri makanan yang ber- Merangsang nafsu ma-kan
variasi klien.
5. 5.
Timbang BB setiap hari Membantu mengetahui
perkembangan BB apa-
kah bertambah atau
berkurang
6. 6.
Penatalaksanaan pembe-rian Obat B Comp. dapat
obat B Comp. 3 x 1 menambah selera ma-
kan klien dan menggan-
ti sel-sel yang rusak.
TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal NDx Jam Tindakan Keperawatan Dan Hasil


1 2 3 4
3/10 – 05 I 09.00 1. Mengkaji frekuensi
pernapasan dengan hasil 32 x / menit dan klien
09.10 batuk serta sesak.
2. Menganjurkan kepada klien
untuk minum air hangat untuk membantu
09.15 mengencerkan secret yang menyumbat jalan
napas.
09.30 3. Mengatur posisi klien dengan
kepala ditinggikan dengan menggunakan 2 buah
bantal kepala
4. Mengukur tanda-tanda Vital
SH : 39 0 C
09.45 ND: 90 x/menit
RR : 32 x/menit
09.55 TD : 130/80 mmHg
5. Mengajarkan tentang cara
batuk dengan menarik nafas 3 kali meluli hidung
kemudian dibatukkan.
6. Memberikan obat
Dextrometorphan 3 x 1.
3/10 – 05 II 10.00 1. Mengobservasi
tanda-tanda vital, turgor kulit, membran mukosa,
dan status mental dengan hasil

SH : 39 0 C
ND: 90 x/menit
RR : 32 x/menit
TD : 130/80 mmHg
Turgor kulit jelek

Bibir nampak kering


10.15 2. Memberi
10.25 kompres hangat pada dahi klien.

3. Meningkatkan
10.35 hidrasi peroral dengan mengan-jurkan klien
untuk lebih banyak minum.

10.45 4. Menganjurkan
pada klien untuk memakai baju yang tipis dan
longgar.

5. Penatalaksanaan
pemberian obat antipiuretik yaitu Paracetamol
500 mg 3 x 1.
3/10 – 05 II 11.05 1. Mengkaji pola makan klien dengan
hasil klien malas makan (porsi makan tidak
11.15 dihabiskan).
11.20 2. Menimbang berat badan dengan hasil
40 kg
11.30 3. Menganjurkan kepada klien untuk
makan walaupun sedikit tapi sering.
4. Memberi HE kepada keluarga klien
11.40 untuk menyajikan makanan yang bervariasi
dalam keadaan hangat.
5. Penatalaksanaan pemberian obat
raboransia yaitu Vit. B. comp 3 x 1.
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal NDx Jam Catatan Perkembangan


1 2 3 4
3/10 – 05 I 12.00 S : - Klien mengeluh batuk dan sesak
- Sifat batuk hilang timbul
- Sesak dan batuk berku-rang
saat klien beristirahat
- Klien mengatakan leher
kering dan gatal
- Klien mengeluh secret yang
di leher susah dikeluarkan
O : - Tampak adanya pernapa-san cuping hidung
- Tampak adanya secret
menghalangi pernapasan
- Klien nampak sesak
- Terdengar bunyi ronchi
basah
- Tanda-tanda vital
SH : 39 0 C
ND : 90 x/menit
RR : 32 x/menit
TD : 130/80 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
3/10 – 05 II 12.15 S : - Klien mengeluh demam
- Klien mengeluh kepala
terasa pening
O : - Klien nampak gelisah
- Kulit teraba panas
- LED 30 / mm
- Tanda-tanda vital
SH : 39 0 C
ND : 90 x/menit
RR : 32 x/menit
TD : 130/80 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5
S : - Klien mengatakan malas makan
2/07-2004 III 12.30
O : - Klien nampak lemah
- TB : 153 cm, BB : 40 kg
- Bibir nampak kering
- Konjungtiva tampak anemis
- Peristaltic usus terdengar 5
kali/menit
- Turgor kulit jelek
- Porsi makan tidak di-
habiskan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5

Anda mungkin juga menyukai