Anda di halaman 1dari 2

Nama : Surya Budimansyah

NIM : 1501035094
Jurusan : Akuntansi
Mata Kuliah : Etika Bisnis dan Profesi/6-A

Tugas 2 – 15 Maret 2018


Kasus Enron – Analisis dari Sisi GCG

1. Latar Belakang

Enron Corporation merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi, hasil


penggabungan dari InterNorth dengan Houston Natural Gas yang dilakukan pada tahun
1985. Selama proses merger antara dua perusahaan tersebut, Enron mempunyai hutang
yang cukup besar. Kemudian untuk memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan
sejumlah uang untuk membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman
komiditas. Namun, jika Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan
akan membuat pembeli atau penjual menjadi ragu untuk bekerjasama. Tingginya hutang
juga dapat mengakibatkan penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya.
Untuk mengatasi permasalahan, Enron mencoba mencari dana pinjaman tanpa
melaporkannya dalam laporan keuangan.

2. Prinsip-prinsip GCG yang dilanggar


1) Transparansi : Enron membuat Special Purpose Entity (SPE) dengan tujuan
melebih-lebihkan laba, meningkatkan kas dan menyembunyikan utang. Mereka juga
memberikan informasi kinerja perusahaan yang menyesatkan kepada investor
sehingga membeli saham Enron dalam jumlah besasr pada saat harga saham tingi
sebelum akhirnya harga sahamnya jatuh. Kemudian dengan memanfaatkan peraturan
pelaporan keuangan AS, Enron tidak melakukan konsolidasi terhadap transaksi SPE.
Terakhir yaitu penghancuran dokumen terkait SPE dengan tujuan menutupi
kebenaran dan menghambat penyidikan.

2) Akuntabilitas : Dalam skandal Enron, pihak manajemen tidak mengelola sistem


akuntansi yang efektif sehinga menghasilkan laporan keuangan yang tidak dapat
dipercaya. Salah satunya seperti contoh di atas, Enron melakukan pinjaman utang
melalui SPE-nya dan tidak mencatat dalam laporan keuangan konsolidasi.

3) Responsibilitas : Enron nmengabaikan tanggung jawabnya untuk memenuhi


kebutuan informasi kepada para pemangku kepentingannya.

4) Independensi : Prinsip ini lebih tepat dikatakan dilanggar oleh KAP Arthur
Andersen yang mengaudit Enron. Arthur menjadi auditor eksternal Enron sekaligus
konsultan manajemennya, padahal kedua pekerjaan itu saling bertolak belakang.
Pembayaran jasa oleh Enron terhadap Arthur sangat besar sehingga menimbulkan
kurangnya independensi dalam proses audit laporan keuangan Enron. Kemudian
beberapa posisi tertinggi di manajemen Enron berasal dari Arthur, yaitu direktur
keuangan dan sebagian besar staf akuntansi.

5) Kesetaraan : Salah satu pelanggaran prinsip ini oleh Enron yaitu memperlakukan
karyawanannya dengan tidak adil. Enron mengharuskan dana pensiun karyawannya
diubah dalam bentuk saham dengan tujuan menaikkan harga saham perusahaan. Saat
masa Enron jatuh dan harga sahamnya ikut jatuh, para eksekutif telah menjual
sahamnya terlebih dahulu sedangkan karyawannya hanya dapat menjual saham
sampai pada harga 26 sen.

Prinsip-prinsip etika bisnis yang dilanggar yaitu dilihat 3 dari 5 dimensi bisnis yaitu:
1) Dimensi ekonomi, Enron tidak bertanggungjawab untuk memberikan keuntungan
ekonomis bagi para pemangku kepentingan.
2) Dimensi hukum, Enron melakukan ratusan transaksi yang melanggar hukum, mulai
dari penipuan, pemalsuan laporan keuangan, pencucian uang.
3) Dimensi moral, Enron menarik investor dengan cara curang sehingga saat Enron
terjatuh mereka segera ditinggalkan oleh investornya.

3. Solusi
Setelah kasus Enron dan kasus-kasus lainnya mencuat di publik, tahun 2001 terbitlah
undang-undang yang mengatur ketentuan di bidang jasa akuntan publik Amerika Serikat
yang terkenal sebagai Sarbanes-Oxley Act (SOX). Undang-undang ini juga mendasari
dibentuknya Public Company Accounting Oversights (PCAOB) yang bertugas
menetapkan standar audi bagi auditor eksternal perusahaan publik yang terdaftar di SEC,
juga melakukan pengawasan terhadap akuntan publik. Dengan lahirnya SOX ini
diharapkan dapat menjadi solusi agar kasus-kasus seperti Enron ini tidak terulang. Pada
intinya adalah melakukan pengawasan bagi perusahaan juga auditor eksternalnya,
terutama dalam hal pemberian informasi kepada pemangku kepentingan, karena bila
terdapat kecurangan dalam informasi maka informasi itu akan menyesatkan bagi semua
pemangku kepentingan dan sudah pasti perusahaan itu menyembunyikan suatu kasus.

Anda mungkin juga menyukai