KEJANG DEMAM
Disusun Oleh:
Jesica
406172024
Pembimbing:
dr. Josephine Sp.A
IDENTITAS MAHASISWA
Nama Lengkap : Jesica
NIM : 406172024
Periode : 28 Mei – 5 Agustus 2018
Pembimbing : dr. Yosephine, Sp.A
Topik : Kejang Demam
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Rifki Afriansyah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir (Umur) : 26 Februari 2017 (1 Tahun 4 Bulan)
Alamat : Jl. RS Ancol Selatan RT 03/02
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
ANAMNESA
Tanggal masuk rumah sakit : 6 Juli 2018
Tanggal pemeriksaan : 9 Juli 2018
Diambil dari : Autoanamnesa dan Alloanamnesa (Ibu pasien)
Keluhan Utama : Kejang Demam
Keluhan Tambahan : Pilek
RIWAYAT PERSALINAN
Status riwayat persalinan ibu pasien G0P2A0, anak kedua lahir secara spontan.
Usia kehamilan saat kelahiran 38 minggu cukup bulan, persalinan dilakukan di rumah
sakit dan ditolong oleh dokter kandungan. Saat dilahirkan anak menangis dengan spontan.
Berat padaan saat lahir 2800 gram, panjang badan saat lahir 49 senti meter, limgkar
kepala saat lahir ibu tidak ingat. Kesan riwayat persalinan neonatus cukup bulan dengan
usia kehamilan.
RIWAYAT PERTUMBUHAN
Ibu pasien tidak rutin memeriksakan anaknya ke puskesmas terdekat, ibu pasien
mengatakan membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan jika
anaknya sakit dan untuk melakukan imunisasi saja.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Riwayat Perkembangan Keterangan
Pertumbuhan gigi pertama 10 bulan
Gangguan perkembangan mental dan emosi Tidak ada gangguan
Psikomotor
Tengkurap 3 bulan
Duduk 8 bulan
Berdiri sendiri 9 bulan
Berjalan 14 bulan
Berbicara 15 bulan
Kesan Tumbuh kembang anak normal
RIWAYAT MAKAN DAN MINUM
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diberikan ASI eksklusif sejak lahir
sampai dengan usia 6 bulan. Pada usia 7 bulan, pasien mulai diberikan bubur susu, buah
yang dihaluskan, dan biskuit yang dilunakkan. Pasa usia 1 tahun, pasien mulai makan
makanan nasi tim dengan lauk yang dimakan keluarga, jus buah, susu formula.
Umur ASI Bubur susu Susu Formula Buah-buahan Nasi tim
(bulan)
0-2 √ - - - -
2-6 √ - - - -
6-8 √ - - - -
8-10 √ √ √ √ -
10-12 - √ √ √ √
12-18 - - √ √ √
RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayah bernama Tn. Sanusi, 44
tahun dan ibu bernama Ny. Uji Ermawati, 27 tahun. Ayah pasien bekerja sebagai
wiraswasta. Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak pernah memiliki penyakit
tertentu dan tidak pernah mengalami keluhan serupa seperti pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan di Bangsal Nusa Indah 1 (105) pada tanggal 7 Juli 2018
pukul 7.00 WIB
TandaVital
Suhu : 36,5oC
Nadi : 132x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup
Laju Napas : 36x/menit, reguler
SaO2 : 100%
Data Antropometri
Anak laki-laki usia : 1 tahun 4 bulan
Berat badan : 11 kg
Panjang badan : 76 cm
IMT : 19,04 kg/m2
Status gizi : Gizi Baik
Status Internus
Kepala Normocephal, tidak teraba ada benjolan, tidak ada kelainan dikulit
kepaka
Rambut Berwarna hitam, distribusi tampak merata, tidak mudah dicabut
Mata Kedudukan bola mata simetris, edema periorbital (-/-), conjunctiva
anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, diameter 3mm,
refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
Hidung Bentuk normal, simetris, pernapasan cuping hidung (-), sekret (+/+)
berwarna jernih, cair
Telinga Berntuk dan ukuran normal, liang telinga lapang, sekret (-/-), serumen
(+/+), nyeri tarik aurikula (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri
tekanmastoid (-/-)
Mulut Bibir tampak kering, mukosa bibir tampak basah, lidah kotor (-), faring
hipemis (-), tonsil T1/T1 tidak hiperemis
Leher Bullneck (-), trakea di tengah, pembesaran KGB(-)
Thoraks Gerak dan bentuk simetris saat diam dan bergerak, retraksi intercostal
(-), retraksi subcostal (-)
Cor Inspeksi: Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCLS
Perkusi: Batas kanan midsternum; batas atas ICS III PSLS; batas kiri
ICS V MCLS
Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo Palpasi: Stem fremitus anterior-posterior, dextra et sinistra sama kuat,
simetris
Perkusi: Sonor pada semua lapang paru, batas paru-hepar ICS VI
MCLD
Auskultasi: Suara nafas vesikuler di seluruh lapang paru, wheezing (-/-
), ronkhi (-/-), stridor pada saat inspirasi
Abdomen Inspeksi: Tampak datar, retraksi epigastrium (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Perkusi: Timpani pada keempat kuadran abdomen
Palpasi: Teraba supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat, hepar
dan kien tidak teraba membesar
Kulit Turgor kembali cepat
Genitalia Laki-laki, tidak ada kelainan
Anorektal Tidak ada kelainan
Ekstremitas Akral hangt pada 4 ekstremitas, oedema (-), deformitas (-), sianosis (-),
ikterik (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin tanggal 6 Juli 2018 (14:12 WIB)
Hematologi Hasil Nilai Normal
Leukosit 9.4 4,5 – 13,5 103/µL
Eritrosit 5,2 3,80 – 5,80 106/µL
Hemoglobin 9,8 10,8 – 15,6 g/dL
Hematokrit 32 33 – 45 %
Trombosit 272 181 – 521 103/µL
MCV 61 72 – 88 fL
MCH 19 22 – 34pg
MCHC 31 32 – 36 g/dL
Hitung Jenis Hasil Nilai Normal
Basofil 0 0 – 1%
Eosinofil 0 1 – 5%
Neutrofil 61 25 – 60%
Limfosit 25 25 – 50%
Monosit 14 1 – 6%
LED 10 0 – 10 mm
Kimia Klinik
Glukosa sewaktu 163 60 - 115 mg/dL
Natrium (Na) 137 132 - 145 mEq/L
Kalium (K) 3.81 3.1 - 5.1 mEq/L
Khlorida (Cl) 109 96 – 111 mEq/L
RESUME
Telah diperiksa seorang anak laki-laki berusia 1 tahun 4 bulan, dari anamnesa didapatkan:
Kejang sejak sekitar 5 menit sebelum datang ke RS. Kejang nya tegang pada
seluruh badan. Kejang tersebut merupakan kejang pertama kali.
Demam dikeluhkan naik turun sejak sehari yang lalu, demam turun apabila diberi
obat penurun panas sirup sanmol (parasetamol) satu sendok makan. Beberapa jam
setelah obat diberikan, demam mulai terasa kembali menurut keterangan dari ibu
pasien. Pada saat kejang, pasien sedang demam.
Pilek sejak 3 hari yang lalu disertai dengan sekret berwarna putih jernih.
Hasil Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum tampak sakit sedang; kesadaran compos mentis;
Tanda-tana vital: frekuensi nadi 132x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup; suhu
36,3oC; frekuensi napas 36x/menit; SaO2 100%;
Telinga: serumen (+/+);
Hidung: sekret (+/+) jernih, cair;
ASSESMENT
Diagnosis :
Kejang demam
Diagnosis Banding :
Epilepsi
TATALAKSANA
Pengobatan selama di Rumah Sakit
IUFD RL
Stesolid supp
Cetirizine syr 1 x 1 cth
Paracetamol syr 4 x 1 cth
Pengobatan selama di Rumah
Paracetamol syr 4 x 1 cth
Stesolid supp
PROGNOSA
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia
RIWAYAT RAWAT INAP
Hari ke-1 Perawatan
6 April 2018
S Demam, pilek disertai sekret berwarna putih jernih, BAK normal, BAB 1x,
makan minum cukup.
O KU/Kesadaran :Tampak sakit ringan/ Compos Mentis
RR :36x/menit, reguler
Suhu :36,5oC
TD : 110/65 mmHg
SaO2 : 100%
Mulut :Bibir kering (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis,
Pseudomembran (-), deviasi uvula ke kanan
Abdomen :tampak datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), nyeri
epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kulit kembali
cepat
RR :36x/menit, reguler
Suhu :36,5oC
TD : 110/65 mmHg
SaO2 : 100%
Mulut :Bibir kering (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis,
Pseudomembran (-), deviasi uvula ke kanan
Abdomen :tampak datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), nyeri
epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kulit kembali
cepat
RR :30x/menit, reguler
Suhu :36,8oC
TD : 102/58 mmHg
SaO2 : 100%
Mulut :Bibir kering (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis,
Pseudomembran (-), deviasi uvula ke kanan
Abdomen :tampak datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), nyeri
epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kulit kembali
cepat
RR :32x/menit, reguler
Suhu :37,1oC
TD : 110/65 mmHg
SaO2 : 100%
Mulut :Bibir kering (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis,
Pseudomembran (-), deviasi uvula ke kanan
Abdomen :tampak datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), nyeri
epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kulit kembali
cepat
TATALAKSANA
TEORI KASUS
Biasanya kejang demam berlangsung Pengobatan selama di Rumah Sakit
singkat dan pada waktu pasien datang Diazepam suppositoria
kejang sudah berhenti. Apabila datang
dalam keadaan kejang obat yang
paling cepat untuk menghentikan
kejang adalah diazepam yang
diberikan secara intravena. Dosis
diazepam intravena adalah 0,3 – 0,5
mg/kgBB perlahan – lahan dengan
kecepatan 1 – 2 mg/menit atau dalam
waktu 3 – 5 menit,dengan dosis
maksimal 20 mg. Obat yang praktis
dan dapat diberikan oleh orang tua
atau di rumah adalah diazepam rektal.
Dosis diazepam rektal adalah 0,5 –
0,75 mg/kgBB atau diazepam rektal 5
mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk
berat badan lebih dari 10 kg. Atau
diazepam rektal dengan dosis 5 mg
untuk anak dibawah usia 3 tahun atau
dosis 7,5 mg untuk anak diatas usia 3
tahun. Bila setelah pemberian
diazepam rektal kejang belum
berhenti, dapat diulang lagi dengan
caradan dosis yang sama dengan
interval waktu 5 menit.Bila setelah 2
kali pemberian diazepam rektal masih
tetap kejang, dianjurkan ke rumah
sakit. Dirumah sakit dapat diberikan
diazepam intravena dengan dosis 0,3 –
0,5 mg/kgBB. Bila kejang tetap belum
berhenti diberikan fenitoin secara
intravena dengan dosis awal 10 –
20mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1
mg/kgBB/menit atau kurang dari 50
mg/menit. Bila kejang berhenti dosis
selanjutnya adalah 4 – 8
mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah
dosis awal.Bila dengan fenitoin kejang
belum berhenti maka pasien harus
dirawat di ruang rawat intensif.Bila
kejang telah berhenti, pemberian obat
selanjutnya tergantung dari jenis
kejang demamapakah kejang demam
sederhana atau kompleks dan faktor
resikonya.
PENYULIT
TEORI KASUS
Dengan penanggulangan yang tepat Pasien tidak memiilki riwayat kejang
dan cepat, prognosisnya baik dan tidak demam dalam keluarga.
menyebabkan kematian. Pasien berusia 16 bulan.
Demam sudah sejak 1 hari yang lalu.
a. Kemungkinan Berulangnya
Kejang Demam (4)
Kejang demam akan berulang kembali
pada sebagian kasus. Faktor resiko
berulangnya kejang demam adalah :
Riwayat kejang demam dalam
keluarga
Usia kurang dari 12 bulan
Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh faktor diatas ada,
kemungkinan berulangnya kejang
demam adalah 80 %, sedangkan bila
tidak terdapat faktor tersebut
kemungkinan berulangnya kejang
demam hanya 10 % - 15 %.
Kemungkinan berulangnya kejang
demam paling besar pada tahun
pertama. (4)