Anda di halaman 1dari 24

BED SIDE

TEACHING
ECTIMA
JESICA - 406172024
• Nama : Tn. H
• Umur : 61 tahun
• Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 13 Mei 1958
• Agama : Islam
IDENTITAS • Alamat : Seseupan no. 11

PASIEN • Pekerjaan : Wiraswasta


• Pendidikan : S1
• Status Perkawinan : Menikah
• Suku Bangsa : Sunda
Anamnesis dilakukan pada tanggal 23 Mei 2019 pukul 11.30

ANAMNESIS Keluhan utama:


Luka pada paha kanan kiri dan bokong
Pasien laki – laki usia 61 tahun datang ke poli dengan
keluhan luka pada paha kanan dan kiri sejak 3 minggu
terakhir. Awalnya pasien merasa tumbuh bisul – bisul yang
sangat gatal di pahanya. Kemudian bisul tersebut pecah
menjadi luka dan meninggalkan bekas berwarna hitam. Lesi
RIWAYAT terdapat di paha kanan dan kiri dan menyebar ke daerah
bokong dan terasa sangat gatal dan pasien merasa
PENYAKIT terganggu dengan bekas yang ditinggalkan. Pasien
mengatakan bahwa kesehariannya dia menjaga toko tanpa
SEKARANG AC ataupun kipas diruangan sehingga sering berkeringat dan
lembab, dan menyebabkan lesi terasa semakin gatal. Tidak
terdapat lesi pada bagian tubuh yang lain. Keluhan ini
merupakan pertama kali. Pasien menyangkal adanya riwayat
gigitan serangga maupun alergi.
RIWAYAT PENYAKIT

R I WAYAT P E N YA KI T
R I WAYAT P E N YAK I T D AH ULU K E LUAR G A
• Pasien tidak pernah mengalami • Pasien menyangkal adanya
keluhan serupa kelainan kulit serupa di
• Pasien tidak memiliki riwayat keluarganya
alergi dan penyakit kulit lainnya
• Pasien memiliki riwayat DM II
sejak 16 tahun yang lalu
Status Generalis
• Keadaan umum : Compos mentis
• Tanda Vital
– TD 120/70 mmHg

PEMERIKSAAN – HR 70x/menit
– RR 20x/menit
FISIK – Suhu 36,6◦C
• Data Antopometri
– BB: 63 kg
– TB: 160 cm
– IMT : 24,3 kg/m2
• Kepala : Normocephali, Mata : CA+/+, SI -/-
• Mulut : Mukosa mulut kering (-), papil lidah tidak
atrof

PEMERIKSAAN
• Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, tidak ada deviasi
septum

FISIK • Telinga : Bentuk normal, sekret -/-


• Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1
• Leher : Tidak teraba pembesaran KGB leher.
• Paru
– Inspeksi : normal, simetris pada inspirasi dan
ekspirasi
– Palpasi : stem fremitus sama kuat
– Perkusi : sonor, batas hepar-paru di ICS VI MCL
dextra

PEMERIKSAAN
– Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-.
• Jantung

FISIK – Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak


– Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL
sinistra
– Perkusi : redup, batas jantung kanan di
midsternum, kiri di ICS V MCL sinistra, atas di
ICS III PSL sinistra
– Auskultasi : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
– Inspeksi : tampak datar (lihat status dermatologikus)
– Auskultasi : BU (+) N
– Perkusi : timpani
– Palpasi : supel, nyeri tekan (-) diseluruh kuadran
abdomen, hepar dan lien tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN • Anus dan Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

FISIK • Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, Inspeksi


dapat dilihat di status
dermatologikus
• Tulang Belakang : Tidak ada gibus, skoliosis, lordosis,
kifosis
• Neurologis : Tidak dilakukan pemeriksaan.
STATUS DERMATOLOGIKUS
Distribusi : Regional
Regio : Paha kanan dan kiri, bokong
Lesi : Multipel
Diskret
Batas jelas
Ukuran : Lentikular – Numular
Efloresensi : Ekskoriasi disertai krusta, macula hiperpigmentasi
EFLORESENSI: EKSKORIASI DENGAN KRUSTA
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tidak dilakukan
• (Saran jika dilakukan -> kultur )
RESUME

Telah diperiksa seorang pasien laki – laki usia 61 tahun dengan keluhan:
• Luka pada paha kanan dan kiri sejak 3 minggu terakhir, awalnya pasien
merasa tumbuh bisul – bisul yang sangat gatal di pahanya, kemudian bisul
tersebut pecah menjadi luka dan meninggalkan bekas berwarna hitam. Lesi
terdapat di paha kanan dan kiri dan menyebar ke daerah bokong dan terasa
sangat gatal dan pasien merasa terganggu dengan bekas yang
ditinggalkan.
• Lesi yang terlihat saat ini yaitu berupa ekskoriasi dengan krusta.
STATUS DERMATOLOGIKUS
Distribusi : Regional
Regio : Paha kanan dan kiri, bokong
Lesi : Multipel
Diskret
Batas jelas
Ukuran : Lentikular – Numular
Efloresensi : Ekskoriasi disertai krusta
DIAGNOSIS

• Diagnosis kerja : Ecthyma


• Diagnosis banding : Ecthyma gangrenosa, Impetigo, Leishmaniasis
• Clinical reasoning :
– Keadaan berkeringat dan lembab
– Merupakan pasien DM II
– Lesi berupa erosi-ekskoriasi dengan krusta
TATALAKSANA UMUM

• Menganjurkan pasien untuk sering mandi khususnya setelah beraktivitas di


luar atau minimal 2 kali sehari. Menggosok lesi dengan sabun dan bilas
dengan air yang matang.
• Edukasi kepada pasien untuk menghilangkan kebiasaan menggaruk dan
memotong kuku jika panjang, karena dengan menggaruk akan
memperparah lesi dan menimbulkan infeksi sekunder jika terdapat luka.
TATALAKSANA KHUSUS

• Antibiotik sistemik -> amoxicillin 3x500mg selama 5 hari


• Antibiotik topical -> fusidic acid sue
• Gatal -> cetirizine 1x10mg
RENCANA EVALUASI DAN PROGNOSIS

R E N C A N A E VA LUAS I PROGNOSIS
• Perbaikan klinis (lesi kulit, keluhan • Ad vitam  ad bonam
gatal) • Ad fungsionam  ad bonam
• Ad sanationam  ad bonam
ECHTYMA

• Ecthyma adalah pioderma kulit yang ditandai dengan erosi atau ulserasi dengan krusta.
• Ecthyma bisa disebabkan dari impetigo yang tidak diobati sehingga meluas dan menembus
epidermis menghasilkan ulkus berkrusta.
• S. aureus dan / atau grup A Streptococcus dapat diisolasi dengan kultur
• Lesi echtyma berkembang dari pioderma primer atau dermatosis yang sudah ada sebelumnya
atau trauma.
• Ecthyma gangrenosum adalah ulkus kulit yang disebabkan oleh P. aeruginosa dan menyerupai
ecthyma staphylococcal atau streptococcal
• Ecthyma paling sering terjadi pada ekstremitas bawah anak-anak, atau pasien lansia yang
terabaikan, atau individu dengan diabetes. Juga sering terjadi pada tunawisma dan tentara dalam
pertempuran saat bermanuver di iklim yang lembab dan panas.
• Kebersihan yang buruk adalah elemen kunci dalam patogenesis.
• Ulkus memiliki penampilan “berlubang”, kerak berwarna kuning keabu-abuan
dan bahan purulen didebridasi. Tepi ulkus adalah indurasi, terangkat, dan
violaceous (lihat Gambar 176-4), dan dasar granulasi meluas jauh ke dalam
dermis.
• Lesi ektimaatosa yang tidak diobati membesar hingga diameter 2–3 cm atau
lebih, apabila tidak diobati setelah berminggu atau bulanan.
• Lesi sembuh secara lambat, membutuhkan beberapa minggu perawatan
antibiotik untuk resolusi.
• Penyebaran oleh autoinokulasi atau oleh vektor serangga dan sekuel
poststreptococcal (glomerulonefritis) sama dengan impetigo.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

• Anthrax
• Ecthyma Gangrenosum
• Leishmaniasis
• Orf
• Pyoderma Gangrenosum
• Rickettsial Infection
• Tularemia
• Tungiasis

Anda mungkin juga menyukai