Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KELOMPOK

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN


TEMA
“SYIRIK ZAMAN MODEREN”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

GUSNAENI
ANDINURFAIZAH

RISWAN

ERIL SURATMAN HIDAYAT

SYAWAL NUR RUSMAN DH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
2016

KATA PENGANTAR
Alahamdulillahi rabbil alamin, itulah kata yang tepat kami ucapkan yang dapat

mendiskripsikan perasaan hati kami setelah menyelesaikan makalah AIK ini . kami menyadari

sepenuhnya bahwa amanah yang disebabkan memiliki implikasi moral yang sangat dalam dan

luas. Olehnya itu Makalah AIK ini menjadi barameter keseriusan dan kesungguhan dalam

mempertanggung jawabkan amanah tersebut .

Makalah AIK ini merupakan sebuah media evaluasi , kabijakan yang telah dibuat serta

aktualisasinya dengan segala kelebihan dan kekurangan harus dikontrol dengan sebuah harapan

segala sesuatu dapat menjadi cerminan refleksi untuk diperbaiki dan ditingkatkan dimasa yang

akan datang.

Akhir kata , segala kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati

dan tangan terbuka demi perbaikan dimasa mendatang.

Bulukumba, 5 Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMA SAMPUL

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

I.I. Latar belakang ............................................................................................

1.2. Rumusan Masalah .....................................................................................

1.3. Tujuan .......................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................

2.1. Pengertian Syirik .......................................................................................

2.2. Bentuk-bentuk syirik pada masa moderen ................................................

2.3. cara menanggulangi syirik pada masa moderen .......................................

2.4. Bahaya syirik bagi kehidupan manusia.....................................................

BAB III. PENUTUP ........................................................................................

3.1. Kesimpulan ...............................................................................................

3.2. Saran .........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan),

dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta).


Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam

disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang

salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat syirik.

Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin

kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama.

Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana

seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya para dukun

sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.

Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang yang

imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya

rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang.

Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam

perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya,

datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu

merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.

Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang

menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek

moyang mereka. Allah berfirman,

“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek

moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.’

Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’

Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf:

28).
1.2.RUMUSAN MASALAH

a) Apa pengertian syirik Moderen ?

b) Apa saja bentuk-bentuk syirik pada masa moderen?

c) Bagaimana cara menanggulangi syirik pada masa moderen?

d) Apa bahaya syirik bagi kehidupan manusia?

1.3.TUJUAN

a) Mengetahui pengertian syirik

b) Mengetahui bentuk-bentuk syirik pada masa moderen

c) Mengetahui cara menanggulangi syirik pada masa moderen

d) Mengetahui bahaya syirik bagi kehidupan manusia


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN SYIRIK MODEREN


Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan

yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan syirik disebut

musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun

benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah seperti menuhankan sesuatu

selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau

melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.

Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang dilakukan

hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah SWT:

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala

dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang

mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisaa’: 48)

2.1.1. Macam-macam Syirik


Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Syirik Akbar (Syirik Besar)

Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah. Syirik akbar

dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Zahirun Jali (tampak nyata), yakni perbuatan kepada

tuhan-tuhan selain Allah atau baik tuhan yang berbentuk berhala, binatang, bulan, matahari, batu,
gunung, pohon besar, sapi, ular, manusia dan sebagainya. Demikian pula menyembah makhluk-

makhluk ghaib seperti setan, jin dan malaikat.

Yang kedua yaitu syirik akbar Bathinun Khafi (tersembunyi) seperti meminta pertolongan

kepada orang yang telah meninggal. Setiap orang yang menaati makhluk lain serta mengikuti

selain dari apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya, berarti telah terjerumus

kedalam lembah kemusyrikan. Firman Allah SWT:

Artinya: “…dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang

yang musyrik.” (QS. Al-An’am: 121).

2. Syirik Asghar (Syirik Kecil)


Syirik asghar termasuk perbuatan dosa besar, akan tetapi masih ada peluang diampuni

Allah jika pelakunya segera bertobat. Seorang pelaku syirik asghar dikhawatirkan akan

meninggal dunia dalam keadaan kufur jika ia tidak segera bertaubat.

Contoh-contoh perbuatan syirik asghar antara lain:

1. Bersumpah dengan nama selain Allah


Sabda rasulullah SAW: ‫ّٰللاِ فَقَ ْد َكفَ َرا َ ْوا َ ْش َر َك‬ َ َ‫َو َم ْن َحل‬
‫ف ِبغَي ِْر ه‬
Artinya: “Dan barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka dia telah kufur

atau syirik”. (HR. Tirmidzi).

2. Memakai azimat

Memakai azimat termasuk perbuatan syirik karena mengandung unsur meminta atau

mengharapkan sesuatu kepada kekuatan lain selain Allah.

Sabda rasulullah SAW: ‫َم ْن ت َ َعلَّقَ ت َ ِم ْي َمةًفَقَ ْدا َ ْش َر َك‬


Artinya: “Barangsiapa menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad).

3. Mantera
Mantera yaitu mengucapkan kata-kata atau gumam-gumam yang dilakukan oleh orang jahiliyah

dengan keyakinan, bahwa kata-kata atau gumam-gumam itu dapat menolak kejahatan atau bala

dengan bantuan jin.

Sabda rasulullah SAW: ‫الر ْق َى َوالت َّ َما ِٕى َم َوالت َّ َولَةَ ِش ْرك‬
ُّ ‫اِ َّن‬
Artinya: ”Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik”. (HR.

Ibnu Hibban).

4. Sihir

Sihir termasuk perbuatan syirik karena perbuatan tersebut dapat menipu atau mengelabui

orang dengan bantuan jin atau setan. Dan dalam sebuah hadits disebutkan: َ‫ع ْقدَةًث ُ َّم نَفَت‬
ُ َ‫َم ْن َعقَد‬

َ‫س َح َرفَقَدْاَ ْش َرك‬ َ ْ‫فِ ْي َهافَقَد‬


َ ‫ َو َم ْن‬٬‫س َح َر‬

Artinya: “Barangsiapa yang membuat suatu simpul kemudian dia meniupinya, maka sungguh ia

telah menyihir. Barangsiapa menyihir, sungguh ia telah berbuat syirik”. (HR. Nasa’i).

5. Peramalan

Yang dimaksud peramalan ialah menentukan dan memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib

pada masa-masa yang akan datang baik itu dilakukannya dengan ilmu perbintangan, dengan

membaca garis-garis tangan, dengan bantuan jin dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda:

َ ‫ش ْعبَةً ِمنَ النُّ ُج ْو ِم فَقَدِا ْقتَ َب‬


‫س‬ َ َ‫ش ْعبَةً ِمنَ السِحْ ِر َم ِن ا ْقتَب‬
ُ ‫س‬ ُ

Artinya: “Barangsiapa yang mempelajari salah sat ilmu perbintangan, maka ia telah

mempelajari sihir”. (HR. Abu Daud).

Yamg dimaksud ilmu perbintangan dalam hadits ini bukanlah ilmu perbintangan yang

mempelajari tentang planet yang dalam ilmu pengetahuan disebut astronomi.

6. Dukun dan tenung


Dukun ialah orang yang dapat memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada masa yang

akan datang, atau memberitahukan apa yang tersirat dalam naluri manusia. Adapun tukang

tenung adalah nama lain dari peramal atau dukun, atau orang-orang yang mengaku bahwa

dirinya dapat mengetahui dan melakukan hal-hal yang ghaib, baik dengan bantuan jin atau setan,

ataupun dengan membaca garis tangan. Dalam sebuah hadits diterangkan:

‫ع ْنهُ قا َ َل‬
َ ُ‫ّٰللا‬
‫ى ه‬ ِ ‫ع ْن َو ِاىلَةَب ِْن ْاْلَ ْسقَعِ َر‬
َ ‫ض‬ َ ُ‫سأَلَه‬
َ : ‫ع ْن‬ َ َ‫ّٰللاُ عليه وسلم يَقُ ْو ُل َم ْن اَت َى َكا ِهنًاف‬
‫ّٰللاِ صلى ه‬ ُ ‫س ِمعتُ َر‬
‫س ْو َل ه‬ َ

َ ‫ع ْنهُ الت َّ ْوبَةُا َ ْر َب ِعيْنَ لَ ْيلَةًفَا ِْن‬


‫صدَّقَهُ ِب َماقَا َل َك َف َر‬ ْ ‫َيءٍ َح َج َب‬
َ ‫ت‬ ْ ‫ش‬

Artinya: “Dari Wailah bin Asqa’i ra berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa datang kepada tukang tenung lalu menanyakan tentang sesuatu, maka terhalanglah

tobatnya selama empat puluh hari. Dan bila mempercayai perkataan tukang tenung itu, maka

kafirlah ia”. (HR. Thabrani).

7. Bernazar kepada selain Allah

Dalam masyarakat masih dijumpai seseorang bernazar kepada selain Allah. Misalnya

seseorang bernazar, “Jika aku sembuh dari penyakit aku akan mengadakan sesajian ke makam

wali”. Perbuatan seperti itu adalah perbuatan yang sesat.

Firman Allah SWT:

Artinya: “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan maka

sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang

penolongpun baginya”. (QS. Al-Baqarah: 270).

8. Riya
Riya adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin dipuji atau dilihat orang.

Riya termasuk syirik, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: َ‫علَ ْي ُك ُم الش ِْرك‬ ُ ‫ا َ ْخ َو‬
ُ َ ‫ف َمااَخا‬
َ ‫ف‬

ِ ‫ع ْنهُ فَقَا َل‬


‫الريَا ُء‬ ْ َ‫ْاْل‬
ُ َ‫صغ ََرف‬
َ ‫سىِ َل‬

Artinya: “Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi

ditanya tentang hal ini, maka beliau menjawab, ialah Riya”. (HR. Ahmad).

Menurut klasifikasi umum, syirik dibagi menjadi empat macam yaitu:

1. Syirku Al-‘Ilmi. Inilah syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan. Mereka mengagungkan ilmu

sebagai maha segalanya. Mereka tidak mempercayai pengetahuan yang diwahyukan Allah.

Sebagai contoh mereka mengatakan bahwa manusia berasal dari kera.

2. Syirku At-Tasarruf. Syirik jenis ini pada prinsipnya disadari atau tidak oleh pelakunya,

menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan segala kendali atas penghidupan manusia berada di

tangan-Nya. Mereka percaya adanya “perantara” itu mempunyai kekuasaan. Contohnya adalah

kepercayaan bahwa Nabi Isa anak Tuhan, percaya pada dukun, tukang sihir atau sejenisnya.

3. Syirku Al- Ibadah. Inilah syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide atau fantasi. Mereka hanya

percaya pada fakta-fakta konkrit yang berasal dari pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang

atheis memuja ide pengingkaran terhadap berbagai bentuk kegiatan.

4. Syirku Al-‘Addah. Ini adalah kepercayaan terhadap tahayul. Sebagai contoh percaya bahwa

angka 13 itu adalah angka sial sehingga tidak mau menggunakan angka tersebut,

menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan, dan sebagainya.

Perilaku syirik ini apabila dibiarkan akan merusak nilai-nilai Tauhid. Dengan hilangnya

paham Tauhid, maka hilanglah iman seseorang yang juga berdampak pada berkurangnya rasa

aman.
Nabi Muhammad SAW adalah salah satu figur historis yang berhasil memerangi syirik

pada zamannya. Nabi dalam hal ini secara substansial berarti wakil yang dikirimkan Tuhan untuk

menegakkan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, kedamaian, kejujuran, dan memberantas segala

bentuk penindasan dan ketidak adilan sosial. Atau kata lain dapat dikatakan bahwa Nabi

merupakan agen Tuhan yang ditugaskan dalam melakukan transformasi sosial ke arah yang lebih

baik. Tuhan Melalui malaikat Jibril, menurunkan firman dalam bentuk kalam Allah yaitu Al-

Quran. Salah satu ayat pertama dalam al Qur’an adalah iqra atau bacalah. Muhammad

diperintahkan oleh Tuhan untuk membaca, dalam konteks ini bukan seperti membaca yang

lazimnya kita lakukan sekarang, seperti membaca buku, majalah, koran, dsb.

Akan tetapi, lebih kepada membaca tanda-tanda zaman. Dalam hal ini, kita diajak untuk

bagaimana membaca situasi zaman yang ada disekitar kita, yang dampaknya mampu merusak

tatanan nilai-nilai kemanusiaan. Pada zaman Nabi, salah satu masalah yang sangat krusial

adalah subordinasi kaum perempuan, dimana waktu itu sering diidentikkan dengan zaman

jahiliyah atau zaman kegelapan. Seorang ibu enggan melahirkan anak perempuan karena

disinyalir membawa malapetaka, sehingga bayi perempuan yang lahir pada waktu itu, tidak

segan untuk dikubur hidup-hidup. Selain itu banyak perempuan dijadikan budak-budak oleh

orang-orang yang kaya dan kemudian hak-haknya dilucuti. Lebih ironis lagi ketika perempuan

dijadikan komoditas yang tidak punya kekuatan dan hak pilih, sehingga katakanlah mereka ingin

menikah, ayah atau walinya memiliki hak mutlak dalam mencarikan mereka pasangan hidup dan

sang anak wajib menerimanya, sehingga muncul kecenderungan bahwa perempuan adalah kaum

kelas dua.

Tetapi, seiring dengan amanah sosial yang Nabi emban, beliau lalu melakukan

transformasi sosial dengan mengangkat derajat/posisi kaum perempuan sejajar dengan kaum
laki-laki. Cara yang beliau lakukan adalah salah satunya adalah memberikan kebebasan untuk

memilih pasangan kepada anaknya. Hal ini merupakan sebuah terobosan yang dilakukan Nabi

dimana memutus mata rantai tradisi yang telah mapan dan mendarah daging di dunia Arab pada

waktu itu.

Selain itu, Nabi juga menghidupkan tradisi intelektual kepada kaum perempuan.

Perempuan pada zaman Nabi, sering diajak berdiskusi di mesjid dalam mencari solusi akan

masalah-masalah yang dihadapi umat pada waktu itu. Sehingga tak mengherankan, Aisyah istri

Nabi pada waktu itu, muncul sebagai sosok yang sangat terkenal dan disegani karena

kepiawaiannya dan kecerdasannya dalam bidang syariat, politik, pemerintahan, dll.

Tugas berat yang tak kalah berat diemban oleh Nabi adalah bagaimana memberantas

kaum Politeis di Mekkah. Seperti yang kita tahu bahwa Nabi menghadapi cobaan berat dalam

melakukan ini karena harus diperhadapkan oleh orang-orang yang satu suku dengannya

ditambah karakter keras dan beringas masyarakat Quraisy pada waktu itu yang sangat membenci

Islam. Mereka sangat membenci Nabi, terlebih ketika beliau memproklamasikan syahadat,

bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusanNya yang secara tidak langsung

akan mengganggu status quo mereka dan tuhan-tuhan palsu yang mereka sembah pastinya akan

terabrogasi (tergantikan) oleh konsep Tauhid Islam yang menekankan tentang Keesaan Allah.

Menurut hemat saya, secara substansial yang ingin ditekankan oleh konsep syirik

berdasarkan contoh-contoh di atas adalah adanya kepercayaan akan tuhan-tuhan palsu yang

hidup dan bersemayam dalam diri manusia, yaitu ketamakan, kerakusan, dan kesombongan yang

berpotensi masih merusak seluruh tatanan social.


2.2.BENTUK- BENTUK SYIRIK PADA MASA MODEREN

Banyak contoh syirik pada masa modern yang dapat kita ketahui.

2.2.1. Menganggap yang menyembuhkan penyakit adalah dokter, tabib atau obat yang diminum.

2.2.2. Tubuh tetap sehat dan bugar karena pola makan yang seimbang atau olah raga yang teratur.

2.2.3. Jabatan yang diperoleh karena kepintaran, kedekatan atau kepiawaiannya memanfaatkan bantuan

orang lain.

2.2.4. Panen melimpah, karena keprofesionalannya mengolah tanah pertanian.

2.2.5. Anak-anaknya pintar karena gizi yang diberikan memenuhi standar gizi yang ditentukan.

2.2.6. Ia bisa sampai ke tujuannya tepat waktu, karena kepintarannya menyetir kenderaan.

2.2.7. kesyirikanntya mempertuhankan undang-undang bikinan manusia atau syirik undang-undang

Tak dipungkiri, bahwa seiring perkembangan zaman, masalah yang terjadi sangatlah

kompleks. Maka kita dituntut untuk peka membaca tanda-tanda zaman dan juga turut andil

dalam memberikan solusi akan tantangan zaman yang semakin hari semakin ruwet.

. Syirik yang tanpa terasa dan disadari banyak dilakukan kaum muslimin. Tidak hanya

terbatas di kalangan awam bahkan juga di kalangan intelek. Tidak hanya di kalangan yang

berpendidikan rendah bahkan juga yang mengecap perguruan tinggi.

2.3.CARA MENANGGULANGI SYIRIK PADA MASA MODERN


Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari syirik,antara lainnya:

2.3.1. Dengan Memperdalam keimanan kita kepada Allah dan Rasulnya serta Ajaran Agama Allah

yaitu Islam.

2.3.2. Terbiasa dengan kerja keras & Berdoa pada Allah dalam setiap Pekerjaan yang kita lakukan dan

mengharapkan hasil yang terbaik hanya kepada Allah.


2.3.3. Meyakini bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dengan

kekuasaan dan kekuatan Allah.

2.3.4. Banyak Mengingat ALLAH SWT. Dengan Banyak Mengingat ALLAH SWT(Berzikir) Berarti

Kita Berusaha Menjauhi Atau Menghindari Perbuatan Syirik. Berzikir Merupakan Cara

Mengagungkan Nama Allah Swt , Menyucikan Dan MengEsakan Nya. Dengan banyak berzikir

Dapat Menghilangkan keraguan Akan Ke Esaan Allah Swt. Bahkan memperkuat keyakinan dan

keimanan Serta membuat hati kita tenang.

2.3.5. Ikhlas dalam Melakukan amal Kebaikan. Segala perbuatan ibadah yang disertai dengan Ria

termasuk syirik. Agar terhindar dari perbuatan ini maka setiap melakukan amal baik hendaklah

dilakukan dengan penuh keikhlasan(Hanya Mengharap keridhoan Allah Semata). Perbuatan yang

dilakukan dengan penuh keikhlasan pastilah akan mendapat pahala di akhirat. Adapun perbuatan

baik yang dilakukan dengan ria. Amal perbuatan Tersebut sia sia karena tidak bernilah di

hadapan Allah Swt.

2.4.BAHAYA SYIRIK BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


Adapun bahaya syirik bagi kehidupan manusia , antara lain:
2.4.1. Menghancurkan seluruh amal.
Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya):

"Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau
termasuk orang yang rugi". (QS. Az-Zumar: 65).

2.4.2. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
Firman Allah Ta'ala:

Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni
selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki. (QS. An-Nisa: 48, ).

2.4.3. Pelakunya diharamkan masuk surga.


Firman Allah Ta'ala:

"Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan jannah
baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu seorang
penolong pun". (QS. Al-Maidah: 72).

2.4.4. Kekal di dalam neraka.


Firman Allah Ta'ala (yang ):

Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka
jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk". (QS. Al-
Bayyinah: 6).

2.4.5. Syirik adalah dosa paling besar.

sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya". (QS. An-Nisa: 116).

2.4.6. Perkara pertama yang diharamkan oleh Allah.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun ter-
sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar,
(mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menu-runkan hujjah
untuk itu dan (meng-haram-kan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui".
(QS. Al-Araaf: 33).

2.4.7. Sulit menerima kebenaran. Firman Allah SWT:


“Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan
mereka akan mendapat adzab yang berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik yang datangnya dari Allah

dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir, ketertutupan hati orang syirik itu lantaran dari sifat

kesombongan dan penentangannya terhadap kebenaran yang disampaikan kepadanya. Orang-

orang syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah dideri peringatan atau tudak sama saja bagi

mereka, karena hati mereka buta.

2.4.8. Munculnya perasaan bimbang dan ragu. Firman Allah SWT:


“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat
adzab yang pedih, karena mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah: 10).
Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah perasaan bimbang dan ragu
(syak), kegoncangan batin seperti inilah yang menjadikan mereka merasa gelisah. Hatinya tidak
pernah tenang, merasa tidak puas dengan harta, jabatan yang mereka miliki.
2.4.9. Hanya akan memperoleh kesenangan sementara. Kesenangan hidup di dunia yang diperoleh
orang-orang musyrik sifatnya sementara, di akhirat kelah akan mendapatkan siksa yang pedih.
Meskipun ketika hidup di dunia mereka dalam keadaan miskin dan sengsara, lebih-lebih jika
mereka kaya, bagi mereka hal itu tetap merupakan keuntungan dan kesenangan karena mereka
mengikuti hawa nafsunya.
2.4.10. Amalan dan harta yang yang dinafkahkan sia-sia.
Amalan yang dinafkahkan orang-orang musyrik adalah sia-sia (tidak diberi pahala oleh Allah),
apa yang dimilikinya tidak akan dapat digunakan untuk menebus siksa di akhirat kelak,
sebagaimana firman Allah SWT:

Perumpaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang
mengandung hawa sangat dingin yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzalimi
diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang
menzalimi diri sendiri.” (QS. Ali Imran: 117).
2.4.11. Dijanjikan mendapat siksa neraka. Allah menerangkan dalam firman-Nya:
Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun
orang-orang yang berwajah hitan muram (kepada mereka dikatakan), mengapa kamu syirik
setelah beriman? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Ali Imran:
106).

Adapun hikmah Menghindari Perbuatan Syirik

Seseorang yang dapat membebaskan dirinya dari perbuatan syirik memiliki pengaruh dalam

kehidupan manusia secara nyata, antara lain:

1. Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.

2. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.

3. Membuat manusia menjadi suci dan benar

4. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus

dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman.

5. Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.

6. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini ada dua hal yang membuat

manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati, dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang

lain selain Allah yang dapat mencabut nyawanya.

7. Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati.

8. Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah.


BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Syirik yaitu kepercayaan terhadap hal-hal selain Allah Swt. Orang yang
mempercayai hal tersebut dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan Allah.
Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa
kedalam kemusyrikan.

3.2.SARAN
Saran penulis yaitu bahwa semoga dengan adanya makalah ini diharap pembaca
dapat memberikan saran dan kritik agar pembuatan makalah kedepanya dapat lebih baik lagi.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu dan memudahkan pembaca dalam
mengetahui pengertian syirik moderen, macam-masam syirik moderen, cara menanggulangi
syirik moderen dan bahaya syirik bagi kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

 http: //aceh.tribunnews.com/2011/08/04/syirik-abad-modern

 http: // opanrahman.wordpress.com/2010/12/02/syirik-zaman-moderen-2/

 http: // latifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-syirik/

 http://abiubaidah.com/syirik-zaman-modern.html/

 http://manisnyaiman.com/waspada-syirik-zaman-sekarang/
Syirik Abad Modern
Kamis, 4 Agustus 2011 09:37

DALAM realita sehari-hari banyak orang beranggapan bahwa syirik hanyalah perilaku
menyekutukan Allah secara terang-terangan yang dapat diamati secara indrawi. Seperti yang
diutarakan Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Utsman Az-Dzahabi dalam
bukunya “Kitab al-Kabair wa Tabyin al-Maharim” bahwa syirik adalah menjadikan sesuatu
tandingan bagi Allah, padahal Dia-lah yang menciptakan.

Apa yang diutarakan di atas benar dan sulit dibantah. Namun banyak kaum Muslimin tanpa sadar
terjebak dalam kesyirikan. Ia tidak melakukannya secara terang-terangan. Tidak bisa diketahui
secara indrawi. Namun diam-diam dan secara tersembunyi telah melakukan kesyirikan. Inilah
yang populer disebut dengan syirik khafi, alias menyekutukan Allah secara tersembunyi. Syirik
yang banyak dilakukan dalam kontek kekinian atau modern.

Banyak contoh syirik modern yang dapat ditunjukkan. Misalnya, menganggap yang
menyembuhkan penyakit adalah dokter, tabib atau obat yang diminum. Tubuh tetap sehat dan
bugar karena pola makan yang seimbang atau olah raga yang teratur. Jabatan yang diperoleh
karena kepintaran, kedekatan atau kepiawaiannya memanfaatkan bantuan orang lain. Panen
melimpah, karena keprofesionalannya mengolah tanah pertanian. Anak-anaknya pintar karena
gizi yang diberikan memenuhi standar gizi yang ditentukan. Ia bisa sampai ke tujuannya tepat
waktu, karena kepintarannya menyetir kenderaan.

Sekarang mari tanyakan pada diri masing-masing. Apakah anda sering melakukan itu?
Menganggap segala sesuatu yang terjadi hanya terhenti sampai di semua sebab-sebab itu?
Menganggap bahwa semua sebab itulah yang menyebabkan terjadinya berbagai aktivitas anda
secara wajar sesuai yang diinginkan. Lantas tidak ingat bahwa di jagad semesta ini sesungguhnya
ada causa prima atau penyebab utama sebagai sebuah kekuatan yang Maha Dahsyat yang mampu
mengatur dan melaksanakan segalanya.

Inilah yang saya sebut syirik modern. Syirik yang tanpa terasa dan disadari banyak dilakukan
kaum muslimin. Tidak hanya terbatas di kalangan awam bahkan juga di kalangan intelek. Tidak
hanya di kalangan yang berpendidikan rendah bahkan juga yang mengecap perguruan tinggi.

Diakui, dewasa ini sulit kita temukan kaum muslimin yang melakukan pekerjaan “syirik jali”
atau menyekutukan Allah secara terang-terangan. Artinya selain mengakui akan eksistensi Allah,
ia juga menyembah batu, pohon, bulan, nabi, malaikat, syeikh, jin, syaitan, bintang atau yang
lainnya. Mengakui bahwa penyebab segala sesuatu yang dirasakannya bukan hanya semata Allah
akan tetapi ada kekuatan supranatural lainnya.

Misi mengembalikan manusia dari “syirik jali” telah dilakukan Nabi Ibrahin as yang diawali dari
keluarganya sendiri. Ia mencoba menyadarkan ayahnya sebagai seorang pemahat patung kayu,
bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah pekerjaan sesat. Namun sang ayah tetap ngotot dan
malah mengusir buah hatinya itu dari rumah.
Kejadian itu tidak membuat Ibrahim as menyerah apalagi patah semangat. Ia malah melanjutkan
misinya yang lebih luas, menyadarkan masyarakatnya yang terlena dan dinina bobokkan oleh
kesyirikan. Ia lalu memasuki tempat sesembahan mereka tanpa diketahui dan menghancurkan
semua patung yang ada di sana dengan menyisakan satu patung yang paling besar dari segalanya.

“Mereka berkata, “Engkaulah yang melakukan ini terhadap sesembahan kami, hai Ibrahim?”. Ia
berkata: “Tidak, malah itu dilakukan oleh yang terbesar dari mereka! Tanyakanlah kepada
mereka kalau mereka dapat berbicara!” (QS. 21: 62-63).

Misi terbesar itu dilanjutkan Rasulullah Saw ketika pembebasan Kota Mekah. Ketika memasuki
Ka’bah, dilihatnya dinding-dinding dipenuhi lukisan-lukisan malaikat dan para Nabi. Bahkan
Ibrahim as dilukis sedang memegang azlam (anak panah tanpa kepala dan bulu). Sebuah patung
burung dara dari kayu dan berhala Hubal. Di sekeliling Ka’bah tersusun berbagai patung
berbagai ukuran.

Dengan tangannya sendiri, Nabi Muhammad Saw menghancurkan semua sesembahan Kaum
Quraisy itu. Sesembahan itu dicampakkannya ke tanah. Ketika memandang gambar Ibrahim, ia
berkata: “Mudah-mudahan Allah membinasakan mereka. Orang tua kita digambarkan mengundi
dengan azlam! Apa hubungannya Ibrahim dengan azlam? Ibrahim bukan Yahudi dan bukan pula
Nasrani. Tetapi ia seorang hanif yang menyerahkan diri kepada Allah dan bukan termasuk orang
yang mempersekutukan Allah.” (Haekal, 2006 : 473). Itulah gambaran bentuk kesyirikan masa
lalu. Kesyirikan yang dilakukan secara “jali”.

Bagaimana dengan sekarang? Di era modern, kaum Muslimin justru sebagian terjebak dengan
“syirik khafi”. Syirik yang tidak dapat dilihat dengan mata, didengar oleh telinga, dicium oleh
hidung, diraba dengan kulit dan dirasa dengan lidah. Syirik yang secara tidak langsung
menafikan eksesistensi Allah sebagai Khaliq. Namun di sisi lain mengangkat makhluk pada
posisi Khaliq. Hakikatnya tetap sama yakni mensekutukan Allah. Menjadikan adanya tandingan-
tandingan Allah. Padahal Ia adalah Esa, tidak ada yang bisa menandingi-Nya.

Nabi Saw juga dengan tegas menyatakan bahwa syirik kepada Allah adalah dosa besar bahkan
yang paling kolosal. “Maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa besar yang paling besar? Yaitu,
Syirik kepada Allah, “ (HR. Bukhari). Kepada para sahabat yang sedang mengerumuninya, ia
berkata: Berbaiatlah kamu kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu,”(HR.
Bukhari).

Karenanya, agar terhindar dari syirik khafi janganlah mengabaikan peran yang Maha Tunggal,
Allah Taala. Melupakan penyebab utamanya. Ingat, apa pun yang terjadi semuanya atas izin
Allah. Menyembuhkan penyakit, tubuh tetap sehat dan bugar, jabatan yang diperoleh, panen
melimpah, hasil tangkapan ikan melebihi kapasitas, rezeki yang banyak diperoleh hari ini,
sampai ke tujuannya tepat waktu, semuanya terjadi karena izin Allah. Ikhtiar maksimal untuk
mencapai itu memang wajib, tidak boleh diabaikan. “Apa saja yang kamu tebang dari pohon
kurma atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah
dengan izin Allah, (QS.59: 5).
Di bulan Ramadhan ini, mari bersihkan diri dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan akidah kita.
Yang bisa mengantarkan kita kepada kesyirikan, baik “jali” maupun “khafi”. Sehingga selesai Ramadhan
mulia ini kita benar-benar fitrah.

Anda mungkin juga menyukai