Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim I
Disusun Oleh:
Atas karunia Allah SWT akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Pasien dengan Hysteria dan Hysteria Possession”
Harapan kami semoga hasil yang telah dicapai dalam makalah ini dapat
bermanfaat. Untuk penyempurnaan penulisan, diharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan selanjutnya.
Penyusun (Kelompok 6)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa atau gangguan mental adalah gangguan sindrom atau
pola perilaku, atau psikologis seseorang yang secara klinik cukup bermakna,
dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (Distress) atau
Disability didalam suatu atau lebih fungsi yang penting dari manusia
(PPDGJ-III, 2003).
Neurosis merupakan kelainan jiwa yang terjadi pada sebagian
kepribadia, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan
perkejaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang
memerlukan perawatan khusus di Rumah Sakit.
Histeria berada dalam kategori ilmiah dan medis diartikan sebagai
mental dan penyakit kejiwaan. Menurut bagian diagnostik dan statistical
manual of mental disorder yang berisi daftar berbagai gangguan mental dan
psikologis menjadi tujuh tipe salah satunya gangguan jiwa biasa atau yang
dikenal sebagai histeria.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan histeria?
2. Bagaimana gejala dari histeria?
3. Apa saja jenis-jenis histeria?
4. Apa saja jenis hysteria possession?
5. Apayang menjadi faktor-faktor penyebab hysteria possession dalam
islam?
6. Apa saja gejala histeria?
7. Bagaimana terapi histeria?
8. Bagaimana cara menjaga diri dari histeria?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hysteria
2. Untuk mengetahui gejala dari histeria
3. Untuk mengetahui jenis-jenis histeria
4. Untuk mengetahui jenis hysteria possession
5. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab hysteria possession dalam islam
6. Untuk mengetahui gejala histeria
7. Untuk mengetahui terapi histeria
8. Untuk mengetahui cara menjaga diri dari histeria
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Histeria dari sudut kesehatan psikologi adalah gangguan kesehatan di
mana tahap kesadaran orang yang tersebut berubah dan dia tidak bisa
mengingat apa yang sedang terjadi. Dia menunjukkan perilaku, emosi dan
pemikiran yang tidak normal.
Histeria adalah sejenis degenerasi sistem saraf yang tampak dalam
kekurang mampuan untuk menghadirkan pola pikir yang realistis dan sesuai
dengan ketenangan jiwa (Janet, 2007 dalam Psikoanalisis Sigmund Freud).
Histeria adalah suatu kondisi keterguncangan atau gangguan pada akal
manusia hingga ia tidak sadar dengan apa yang diucapkannya. Dia seolah
kehingan ingatan akibat dari gangguan pada sistem saraf otak. Penderita
gangguan akal ini akan merasakan kekacauan dalam gerakan-gerakan
sehingga melakukan tindakan-tindakan yang tanpa tujuan dan tidak mampu
untuk mengendalikan langkahnya dan menghitung jarak langkahnya dengan
benar. Gejala yang sangat jelas dari hal ini adalah kekacauan pada ucapan,
perbuatan, dan fikiran. (‘Aalamul Jinn Wi Dhau ‘il Kutub was Sunah: 252
Asyqar). Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah; 275 yang berbunyi “Orang-
orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melaikan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila….”
Menurut pada dokter dan psikiater yang diungkapkan James Hilson
dalam bukunya yang membahas tentang kerasukan setan, histeria adalah suatu
pengaruh diluar kebiasaan yang mampu mempengaruhi kepribadian seseorang
dengan tanpa disadari baik pada akal maupun fisiknya
3
4
B. Gejala
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi
emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari
kepekaannya terhadap rangsangan emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi
mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala-
gejalan sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita
menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.
C. Jenis-jenis Histeria
Berdasarkan Psikologis
1. Histeria Minor atau Reaksi Konversi
Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga
disebut reaksi konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf
somatomotorik atau somatosensorik dengan gejala: lumpuh, kejang-
kejang, mati raba, buta, tuli.
2. Histeria Mayor atau Reaksi Disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang di alami penderita
sangat hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian
sehingga sebagain yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom,
5
F. Gejala Histeria
Gejala hysteria diantaranya tampak pada saat tidur: mimpi-mimpi yang
menakutkan, gejala susah tidur, gelisah, gejala seperti ada tekanan yang
mencemaskan. Gejala yang tampak dalam keadaan sadar diantaranya: pusing
7
yang terus menerus (bukan sakit pada mata, telinga, hidung, gigi, lambung
dan pangkal tenggorokan), menolak untuk menyebut nama Allah, tidak sholat
tidak patuh pada ajaran Allah SWT linglung, lupa, malas, dan lain-lain.
1. Histeria menyeluruh
Adanya kekejangan urat syaraf. Hal ini dikarenakan jin nenyentuh semua
jasadnya
2. Histeria sebagian
Hiseteria sebagian dikarenakan jin menyentuh hanya satu anggota badan
saja, seperti lengan, kaki ataupun lisan.
3. Histeria selamanya
Histeria selamanya yang dikarenakan jin memasuki tubuh seseorang
dalam waktu yang lama
4. Histeria temporal
Histeria temporal dimana jin hanya memasuki tubuh seseorang dengan
waktu yang tidak terlalu lama atau hanya beberapa detik seolah seperti
serangan tiba-tiba.
G. Terapi Histeria
Terapi histeria hendaknya dilakukan dengan membacakan ayat-ayat al - Quran
dan sunah rosululoh SAW sebagaimana yang dilakukan para sahabat, Imam
Ahmad Bin Hambal, Ibnu Tayimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah.
1. Sifat Terapis
Terapis atau siapapun yang mengobati manusia secara umumnya dan yang
mengobati penderita hysteria pada khususnya, haruslah memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Memiliki aqidah para pendahulu yang soleh. Aqidah yang murni dan
bersih putih sebagaimana yang telah Rasulullah SAW contohkan juga
memiliki pengetahuan tentang sunah Rasulullah
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dalam pandangan islam histeria possession merupakan kesurupan,
masalah kesurupan ini tidak hanya menyangkut penafsiran psikiatrik tetapi
dalam masyarakat kita memasuki wilayah teologis, mistis dan budaya.
Kesurupan terjadi bisa dipicu oleh faktor jin atau manusia itu sendiri oleh
sebab itu, Rasulullah mengajarkan doa-doa yang dapat melindungi kita dari
gangguan jin.
B. Saran
Peran perawat dalam memberikan kebutuhan khusus untuk pasien dengan
keadaaan histeria dari pandangan islam dapat dengan pemberian psikoterapi
islam yang memiliki ruang lingkup selain dalam proses penyembuhan juga
pada usaha peningkatan diri seperti psikoterapi islam yang merupakan usaha
untuk peningkatan diri, membersihkan hati, menguasai pengaruh dorongan
primitif, menumbuhkan akhlakul karimah. Untuk kedepannya psikoterapi
islam dapat dikembangkan dengan yang lebih inofatif.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Z, Isep. 2017. Bimbingan dan Perawata Rohani Islam di Rumah Sakit.
Bandung: Fokus Media.
Musfir bin Said Az-Zahrani. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani.
Perdana, Ahmad. 2005. Ruqiyah Syar’iyyah Vs Ruqiyah Gadungan (Syirqiyyah).
Jogjakarta: Quraniq Media Pustaka.
12