Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PASIEN DENGAN HYSTERIA DAN HYSTERIA POSSESSION

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim I

Disusun Oleh:

Nenda Nurfenda (032016042)

Sintia Mustopa (032016050)

Alya Nurhaliza (032016059)

Findi Putra Abdi (032016065)

Wika Puspika Sari (032016071)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Atas karunia Allah SWT akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Pasien dengan Hysteria dan Hysteria Possession”

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari keterbatasan kemampuan baik


dalam pengalaman maupun pengetahuan serta waktu yang tersedia sehingga kami
yakin dalam penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian
kami telah berusaha secara maksimal dengan melaksanakan kelompok belajar.

Harapan kami semoga hasil yang telah dicapai dalam makalah ini dapat
bermanfaat. Untuk penyempurnaan penulisan, diharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan selanjutnya.

Bandung, September 2018

Penyusun (Kelompok 6)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Definisi ............................................................................................................... 3
B. Gejala ................................................................................................................. 4
C. Jenis-jenis Histeria ............................................................................................. 4
D. Jenis Histeria Posesion ....................................................................................... 5
E. Faktor-faktor Penyebab Histeria Posesion dalam Islam .................................... 6
F. Gejala Histeria .................................................................................................... 6
G. Terapi Histeria .................................................................................................... 7
H. Menjaga diri dari Histeria ................................................................................ 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa atau gangguan mental adalah gangguan sindrom atau
pola perilaku, atau psikologis seseorang yang secara klinik cukup bermakna,
dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (Distress) atau
Disability didalam suatu atau lebih fungsi yang penting dari manusia
(PPDGJ-III, 2003).
Neurosis merupakan kelainan jiwa yang terjadi pada sebagian
kepribadia, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan
perkejaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang
memerlukan perawatan khusus di Rumah Sakit.
Histeria berada dalam kategori ilmiah dan medis diartikan sebagai
mental dan penyakit kejiwaan. Menurut bagian diagnostik dan statistical
manual of mental disorder yang berisi daftar berbagai gangguan mental dan
psikologis menjadi tujuh tipe salah satunya gangguan jiwa biasa atau yang
dikenal sebagai histeria.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan histeria?
2. Bagaimana gejala dari histeria?
3. Apa saja jenis-jenis histeria?
4. Apa saja jenis hysteria possession?
5. Apayang menjadi faktor-faktor penyebab hysteria possession dalam
islam?
6. Apa saja gejala histeria?
7. Bagaimana terapi histeria?
8. Bagaimana cara menjaga diri dari histeria?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hysteria
2. Untuk mengetahui gejala dari histeria
3. Untuk mengetahui jenis-jenis histeria
4. Untuk mengetahui jenis hysteria possession
5. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab hysteria possession dalam islam
6. Untuk mengetahui gejala histeria
7. Untuk mengetahui terapi histeria
8. Untuk mengetahui cara menjaga diri dari histeria
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Histeria dari sudut kesehatan psikologi adalah gangguan kesehatan di
mana tahap kesadaran orang yang tersebut berubah dan dia tidak bisa
mengingat apa yang sedang terjadi. Dia menunjukkan perilaku, emosi dan
pemikiran yang tidak normal.
Histeria adalah sejenis degenerasi sistem saraf yang tampak dalam
kekurang mampuan untuk menghadirkan pola pikir yang realistis dan sesuai
dengan ketenangan jiwa (Janet, 2007 dalam Psikoanalisis Sigmund Freud).
Histeria adalah suatu kondisi keterguncangan atau gangguan pada akal
manusia hingga ia tidak sadar dengan apa yang diucapkannya. Dia seolah
kehingan ingatan akibat dari gangguan pada sistem saraf otak. Penderita
gangguan akal ini akan merasakan kekacauan dalam gerakan-gerakan
sehingga melakukan tindakan-tindakan yang tanpa tujuan dan tidak mampu
untuk mengendalikan langkahnya dan menghitung jarak langkahnya dengan
benar. Gejala yang sangat jelas dari hal ini adalah kekacauan pada ucapan,
perbuatan, dan fikiran. (‘Aalamul Jinn Wi Dhau ‘il Kutub was Sunah: 252
Asyqar). Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah; 275 yang berbunyi “Orang-
orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melaikan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila….”
Menurut pada dokter dan psikiater yang diungkapkan James Hilson
dalam bukunya yang membahas tentang kerasukan setan, histeria adalah suatu
pengaruh diluar kebiasaan yang mampu mempengaruhi kepribadian seseorang
dengan tanpa disadari baik pada akal maupun fisiknya

3
4

Sedangkan kepribadian seseorang dilihat dari kacatama kedokteran


dalam keadaan gila dikatakan, peredaran kegilaan menyerang tiga titik
penting dalam diri manusia: fungsi di otak, urat saraf, fungsi reproduksi.
Hysteria possession adalah kesurupan, masalah kesurupan ini tidak
hanya menyangkut penafsiran psikiatrik tetapi dalam masyarakat kita
memasuki wilayah teologis, mistis dan budaya. Pendekatan kepada gejala
histeria possession ini memerlukan pemahaman yang mendalam bagi konselor
mengenai keyakinan keagamaan pasien dan beberapa latar belakang budaya
untuk menanganinya.

B. Gejala
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi
emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari
kepekaannya terhadap rangsangan emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi
mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala-
gejalan sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita
menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.

C. Jenis-jenis Histeria
Berdasarkan Psikologis
1. Histeria Minor atau Reaksi Konversi
Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga
disebut reaksi konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf
somatomotorik atau somatosensorik dengan gejala: lumpuh, kejang-
kejang, mati raba, buta, tuli.
2. Histeria Mayor atau Reaksi Disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang di alami penderita
sangat hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian
sehingga sebagain yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom,
5

sehingga timbul gejala: amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian


ganda.
Berdasarkan Keislaman (Mukhtasar Fatawa Misyyriyah halaman 584, Ibnu
Taymiah mengatakan, keberdaan jin telah ditetapkan dalam al-quran.
Masuknya jin pada tubuh manusia telah diketahui sesuai dengan adanya sabda
Rasulullah SAW: “Sesungguhnya setan berjalan pada anak manusia seperti
jalannya darah pada peredarannya.” Histeria terbagi atas dua macam
1. Histeria dari Ruh Buruk yang Ada di Bumi
Pengobatannya hanya bisa dilakukan dengan cara mempertemukan ruh
tersebut dengan ruh yang baik, hingga akan terjadi perlawanan terhadap
pengaruh-pengaruhnya dan menggagalkan efek kerjanya. Terapi histeria
ini terbagi atas dua hal:
a. Dari sisi penderita. Ia harus memiliki kekuatan diri dan kepercayan
kepada Allah yang mengendalikan ruh ini hingga Allah berkenan
membebaskannya dari pengaruh syetan. Juga memohon perlindungan
kepadanya dengan hati dan lisan.
b. Dari sisi terapis. Ia pun harus memiliki kekuatan diri dan kepercayaan
kepada Allah dengan disertai terapi yang benar.

D. Jenis Histeria Posesion


Kriteria gangguan histeria posesion atau kesurupan adalah sebagai berikut.
1. Trans, yaitu perubahan keadaan atau hilangnya rasa identitas pribadi yang
biasanya terjadi secara sementara dan jelas tanpa penggantian oleh
identitas pengganti, disertai dengan sekurangnya satu dari:
a. Penyempitan kesadaran tentang sekeliling, atau penyempitan dan
pemusatan perhatian selektif yang tidak biasanya terhadap stimuli
lingkungan.
b. Perilaku atau gerakan stereotifik yang dirasakan diluar kendali orang
tersebut.
6

2. Trans pemilikan atau (possession trance), yaitu, suatu perubahan tunggal


dalam keadaan kesadaran yang ditandai oleh penggantian rasa identitas
pribadi yang biasanya dengan identitas baru, misalkan oleh suatu ruh,
kekuatan, dewa, atau orang lain yang dibuktikan oleh satu atau lebih dari
gejala berikut:
a. Perilaku atau gerakan stereotifik dan ditentukan secara kultural yang
dirasakan sebagai dikendalikan oleh agen pemilikan (possession
agent).
b. Amnesia penuh atau sebagian terhadap kejadian.
E. Faktor-faktor Penyebab Histeria Posesion dalam Islam
Ada beberapa sebab terjadinya gangguan jin pada manusia diantaranya:
1. Manusia itu sendiri mengundangn jin itu dalam tubuh manusia contohnya
seperti permainan jelangkung atau pagelaran kuda lumping.
2. Adanya rasa cinta dari jin ke manusia atau sebaliknya
3. Sekedar ingin menyakiti manusia atau atas dasar motif balas dendam.
Manusia kadang menyakiti jin tanpa dia menyadari seperti menyiram air
panas, menginjaknya, terjatuh dari tempat tinggi lalu mengenai jin
tersebut sengaja atau tidak sengaja. Termasuk juga menyakiti jin yang
berbentuk anjing, ular, kalajengkin, kucing, dan binatang lainnya.
4. Adanya tindak kejahatan jin terhadap manusia. Misalnya jin tersebut
membuat orang yang dirasukinya lumpuh atas suruhan dukun.
5. Dalam QS Al-Jin adanya hubungan kerjasama antara manusia dan jin
berupa diantara manusia yang meminta bantuan jin untuk melaksanakan
keinginan orang tersebut.

F. Gejala Histeria
Gejala hysteria diantaranya tampak pada saat tidur: mimpi-mimpi yang
menakutkan, gejala susah tidur, gelisah, gejala seperti ada tekanan yang
mencemaskan. Gejala yang tampak dalam keadaan sadar diantaranya: pusing
7

yang terus menerus (bukan sakit pada mata, telinga, hidung, gigi, lambung
dan pangkal tenggorokan), menolak untuk menyebut nama Allah, tidak sholat
tidak patuh pada ajaran Allah SWT linglung, lupa, malas, dan lain-lain.
1. Histeria menyeluruh
Adanya kekejangan urat syaraf. Hal ini dikarenakan jin nenyentuh semua
jasadnya
2. Histeria sebagian
Hiseteria sebagian dikarenakan jin menyentuh hanya satu anggota badan
saja, seperti lengan, kaki ataupun lisan.
3. Histeria selamanya
Histeria selamanya yang dikarenakan jin memasuki tubuh seseorang
dalam waktu yang lama
4. Histeria temporal
Histeria temporal dimana jin hanya memasuki tubuh seseorang dengan
waktu yang tidak terlalu lama atau hanya beberapa detik seolah seperti
serangan tiba-tiba.

G. Terapi Histeria
Terapi histeria hendaknya dilakukan dengan membacakan ayat-ayat al - Quran
dan sunah rosululoh SAW sebagaimana yang dilakukan para sahabat, Imam
Ahmad Bin Hambal, Ibnu Tayimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah.
1. Sifat Terapis
Terapis atau siapapun yang mengobati manusia secara umumnya dan yang
mengobati penderita hysteria pada khususnya, haruslah memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Memiliki aqidah para pendahulu yang soleh. Aqidah yang murni dan
bersih putih sebagaimana yang telah Rasulullah SAW contohkan juga
memiliki pengetahuan tentang sunah Rasulullah
8

b. Memiliki ketauhidan sejati pada Allah, baik dengan ucapan maupun


perbuatannya
c. Menyakini sepenuhnya bahwa Al-Qur’an memiliki pengaruh pada jin
dan setan
d. Mempunyai pengetahuan keadaan jin dan setan serta pintu-pintu
masuk mereka ke tubuh manusia
e. Seorang terapis hendaknya sudah pernah menikah dan mampu
menghindari hal-hal yang haram, dimana setan dapat memperdaya
manusia karenanya. Ia pun hendak mampu wali Allah dengan selalu
taat kepadaNya hingga ia apat memaksa setan untuk keluar dari tubuh
manusia dengan seizin Allah
f. Hendaknya ia seorang tahfidz (penghafal al-Qur’an walau hanya
dalam beberapa juz besar dan khususnya ayat-ayat yang dibutuhkan
untuk mengobati pasien)
g. Mengikhlaskan semua niatnya ketika ia sedang melakukan terapi
2. Proses Terapi
a. Fase Pra-terapi
1) Mempersipakan keadaan dan situasi yang kondusif dengan
mengelurakan gambar gambar dari dalam rumah pasien hingga
malaikat berkenaan masuk ke rumah itu
2) Mengosongkan rumah tersebut dari hal-hal yang melanggar syariat
seperti lelaki yang memakai emas atau wanita yang bersolek
3) Memberikan palajaran aqidah secukupnya kepada pasien dan
keluarganya hingga mereka meninggalkan ketergantungan hatinya
kepada selain Allah.
4) Membedakan metode yang ada dengan yang dilakukn oleh
penyihir dan dajjal yaitu dengan menerangkan bahwa al-Qur’an
merupakan penolong akan penyakitnya
9

5) Mengadakan diagnosis yaitu dengan mengajukan beberapa


pertanyaan pada pasien untuk meyakini gejala-gejla yang ada pada
pasien
6) Hendaknya terapis, pasien ataupun orang yang bersamanya
terlebih dahulu berwudhu sebelum terapi jiwa dilakukan
7) Apabila pasiennya wanita, makan hendaknya terapi tidak dimulai
hingga ia mengencangkan bajunya sampai tidak terbuka sampai
proses terapi, dan terapi juga tidak dilaksanakan kecuali ada
mahram yang menemaninya
8) Terapi memohon kepada Allah agar dia berkenan membantunya
dalam mengeluarkan penyakit histeria pada pasien
b. Fase Terapi
1) Terapis meletakan tangannya pada pasien seraya membaca:
a) Ta’awudz
b) Basmallah
c) Al-Fatihah
d) Ayat pertama surat Al-Baqarah dan juga ayat 102, 163, 255,
257, 285, 186 dari surat Al-Baqarah
e) Membaca QS. Al-Imran: 18,19
f) Membaca QS. An-Nisa: 54 dan 56
g) Membaca QS. AL-Mu’minun: 115 dan 118
h) Membaca QS. As-Saffa: 1 dan 10
i) Membaca QS. Al-Ahqaf: 29 dan 32
j) Membaca QS. Ar-Rahman: 33 dan 36
k) Membaca QS. Al-Hasr: 21-24
l) Membaca QS. Al-Jin: 1 dan 7
m) Membaca QS. Al-Ikhlas
n) Membaca QS. Al-Falaq
o) Membaca QS. An-Nas
10

2) Tidak mendengarkan music dan lagu, menonton TV dan gambar


yang diharamkan, atau pun tidur sendirian
3) Bergaul dengan orang sholeh dan menjauhi orang-orang yang
membawa keburukan baginya
4) Setelah shalat subuh mengucapkan “La illaha illahawahdahu laa
syarikalah, laulmulku walahulhamdu wahuwa’alakullisyai’n
qodir”
5) Jika pasien adalah seorang wanita ia diperintahkan untuk memakai
hijab yang di syari’atkan dan tidak bersolek
6) Mendalami lebih jauh cara membentengi diri dari setan yaitu
dengan ikhlas dalam beribadah, menegaskan ibdah hanya untuk
Allah, menjaga shalat berjamaah, selalu konsistensi dalam
mematuhi ajaran Allah dan selalu bertawadhu kepada Allah
7) Mengunjungi terapis setslah sebulan lamanya hingga dibacakan
ruqyah untuknya sekali lagi

H. Menjaga diri dari Histeria


1. Menjaga diri dzikir nabawi setiap harinya di pagi dan sore hari ketika
hendak tidur dan selalu konsisten dalam membaca Al-Qur’an
2. Jika hendak melompat dari tempat tinggi, maka sebutlah nama Allah dan
hendaklah tidak menyakiti anjing atau kucing
3. Jika menemukan air panas masuk ruang yang gelap atau melempar sesuatu
yang berat kebumi sebutlah nama Allah
4. Berwudhu sebelum tidur serta tidak buang hajat diatas batu
5. Jangan berlama-lama sendirian pada malam hari atau ditempat yang
kosong (ada pada zaman nabi yaitu berupa godaan saat keadaan malam
hari di Gurun).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dalam pandangan islam histeria possession merupakan kesurupan,
masalah kesurupan ini tidak hanya menyangkut penafsiran psikiatrik tetapi
dalam masyarakat kita memasuki wilayah teologis, mistis dan budaya.
Kesurupan terjadi bisa dipicu oleh faktor jin atau manusia itu sendiri oleh
sebab itu, Rasulullah mengajarkan doa-doa yang dapat melindungi kita dari
gangguan jin.

B. Saran
Peran perawat dalam memberikan kebutuhan khusus untuk pasien dengan
keadaaan histeria dari pandangan islam dapat dengan pemberian psikoterapi
islam yang memiliki ruang lingkup selain dalam proses penyembuhan juga
pada usaha peningkatan diri seperti psikoterapi islam yang merupakan usaha
untuk peningkatan diri, membersihkan hati, menguasai pengaruh dorongan
primitif, menumbuhkan akhlakul karimah. Untuk kedepannya psikoterapi
islam dapat dikembangkan dengan yang lebih inofatif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Z, Isep. 2017. Bimbingan dan Perawata Rohani Islam di Rumah Sakit.
Bandung: Fokus Media.
Musfir bin Said Az-Zahrani. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani.
Perdana, Ahmad. 2005. Ruqiyah Syar’iyyah Vs Ruqiyah Gadungan (Syirqiyyah).
Jogjakarta: Quraniq Media Pustaka.

12

Anda mungkin juga menyukai