Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RENDITA SATYA ASRIYANTI

NIM : P17240203039
TINGKAT : 2B
MATKUL : KEPERAWATAN JIWA

TUGAS DI KUMPULKAN UNTUK DI SEMINARKAN


PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA

Carilah Sejarah Kesehatan Jiwa


Zaman Mesir Kuno
 Adanya roh jahat yang bersarang di otak.
 Cara menyembuhkannya dengan membuat lubang pada tengkorak kepala untuk
mengeluarkan roh jahat yang bersarang di otak tersebut.
 Pada tahun 1841, Dorothea Line Dick melihat keadaan perawatan gangguan jiwa. Ia
tersentuh hatinya, sehingga berusaha memperbaiki pelayanan kesehatan jiwa.
 Herophillus dan Erasistratus memikirkan apa yang sebenarnya ada dalam otak, sehingga
ia mempelajari anatomi otak pada binatang.
 Khale kurang puas hanya mempelajari otak, sehingga ia berusaha mempelajari seluruh
sistem tubuh hewan (Notosoedirjo, 2001).
Zaman Vesalius
 Vesalius tidak yakin hanya dengan mempelajari anatomi hewan saja, sehingga ia ingin
mempelajari otak dan sistem tubuh manusia.
 Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit, namun proses perawatannya masih belum
berubah.
Revolusi Prancis I
 Phillipe Pinel, seorang direktur di RS Bicetri Prancis, berusaha memanfaatkan Revolusi
Prancis untuk membebaskan belenggu pada pasien gangguan jiwa.
 Revolusi Prancis ini dikenal dengan revolusi humanisme dengan semboyan utamanya
“Liberty, Equality, Fraternity”.
 Ia meminta kepada walikota agar melepaskan belenggu untuk pasien gangguan jiwa.
Pada awalnya, walikota menolak. Namun, Pinel menggunakan alasan revolusi, yaitu
“Jika tidak, kita harus siap diterkam binatang buas yang berwajah manusia”. Perjuangan
ini diteruskan oleh murid- murid Pinel sampai Revolusi II.
Revolusi Kesehatan Jiwa II
 Gangguan jiwa sebagai suatu penyakit, maka terjadilah perubahan orientasi pada organo
biologis.
 Qubius menuntut agar gangguan jiwa masuk dalam bidang kedokteran.
 Ganguan jiwa dituntut mengikuti paradigma natural sciences, yaitu ada taksonomi
(penggolongan
 penyakit) dan nosologi (ada tanda/gejala penyakit).
 Akhirnya, Emil Craepelee mampu membuat penggolongan dari tanda-tanda gangguan
jiwa. Sejak saat itu, kesehatan jiwa terus berkembang dengan berbagai tokoh dan
spesfikasinya masing-masing.
Revolusi Kesehatan Jiwa III
 Pola perkembangan pada Revolusi Kesehatan Jiwa II masih berorientasi pada berbasis
rumah sakit (hospital base), maka pada perkembangan berikutnya dikembangkanlah basis
komunitas (community base) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas
(community mental health centre) yang dipelopori oleh J.F. Kennedy.
 Pada saat inilah disebut revolusi kesehatan jiwa III.
Coba Anda Diskusikan Dengan Teman Anda Adakah Carilah Definisi Lain Mengenai
Sehat Jiwa Menurut Ahli Yang Lain
 Kesehatan mental atau kesehatan jiwa menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster,
merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana individu dapat
memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya, dan
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Inti dari kesehatan mental sendiri adalah
lebih pada keberadaan dan pemeliharaan mental yang sehat. Akan tetapi, dalam
praktiknya seringkali kita temui bahwa tidak sedikit praktisi di bidang kesehatan mental
lebih banyak menekankan perhatiannya pada gangguan mental daripada mengupayakan
usaha-usaha mempertahankan kesehatan mental itu sendiri (Dewi, 2012).
 Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak
mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis
terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya,
kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam
kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Coba Cari Apa Yang Disebut Gangguan Jiwa Menurut Para Ahli Serta Bagaimana Gejala
Gangguan Jiwa, Dan Penyebab Gangguan Jiwa
 Menurut Suswinarto (2015) Perubahan prilaku pada kestabilan emosi merupakan tanda
seseorang mengalami gangguan jiwa.
 Gangguan jiwa menurut American Psychiatric Association (APA) adalah sindrom atau
pola psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis, yang terjadi pada individu
dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress (misalnya, gejala nyeri,
menyakitkan) atau disabilitas (ketidakmampuan pada salah satu bagian atau beberapa
fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko secara bermagna untuk mati, sakit,
ketidakmampuan, atau kehilangan kebebasan (APA, 1994 dalam Prabowo, 2014).
 Gangguan jiwa merupakan psikologik atau pola perilaku yang ditunjukkan pada individu
yang menyebabkan distress, menurunkan kualitas kehidupan dan disfungsi. Hal tersebut
mencerminkan disfungsi psikologis, bukan sebagai akibat dari penyimpangan sosial
maupun konflik dengan masyarakat (Stuart, 2013).
 Keliat, (2011) gangguan jiwa merupakan pola perilaku, bermakna berhubungan dengan
sindrom yang klinis secara penderitaan, distress dan menimbulkan hendaya pada lebih
atau satu fungsi kehidupan manusia,
Penyebab dan Faktor Risiko Gangguan Jiwa

 Kejadian gangguan jiwa yang terjadi ini dapat ditimbulkan akibat adanya suatu pemicu
dari fungsi afektif dalam keluarga yang tidak berjalan dengan baik. Apabila fungsi afektif
ini tidak dapat berjalan semestinya, maka terjadi gangguan psikologis yang berdampak
pada kejiwaan dari seluruh unit keluarga tersebut.

Gejala Gangguan Jiwa

Terdapat beberapa tanda fungsi fisiologi jiwa yang tidak sehat, yaitu :

1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy);


2. Perasaan tidak aman (insecurity);
3. Kurang percaya diri;
4. Kurang memahami diri;
5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial;
6. Ketidakmatangan emosi;
7. Kepribadiannya terganggu; 
8. Mengalami patologi dalam struktur sistem saraf (thorpe).

Coba Cari Jenis Jenis Gangguan Jiwa


 Skizofrenia
Ditandai dengan adanya halusinasi (gangguan persepsi panca indera, missalnya mendengan
bisikan atau melihat bayangan yang tidak ada sumbernya), delusi/waham (keyakinan yang
salah, tidak sesuai realita/logika), gangguan pada pikiran, pembicaraan dan perilaku serta
emosi yang tidak sesuai.
 Depresi
Munculnya perasaan yang sedih dan kehilangan minat terhadap segala sesuatu. Pasien dapat
mengungkapkan bahwa mereka merasa bersalah, tidak ada harapan, dan tidak berharga.
Mudah Lelah dan nyeri di beberapa bagian tubuh sering juga dikeluhkan oleh pasien, disertai
dengan gangguan pada pola makan dan tidur. Beberapa pasien memiliki risiko untuk bunuh
diri pada gangguan ini.
 Gangguan Bipolar
Perubahan mood yang naik turun menjadi ciri gangguan ini. Mood yang meningkat
(manik/mania/hipomanik) ditandai dengan ide-ide kebesaran, energi yang berlebih, banyak
bicara, tidak butuh tidur, banyak ide, dan sering melakukan perilaku yang berisiko. Pada
episode selanjutnya dapat terjadi penurunan mood yang disebut depresi, ditandai dengan
gejala-gejala seperti di atas.
 Ansietas/cemas
Perasaan yang tidak menyenangkan, cemas/khawatir tanpa sebab yang jelas, seringkali
disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, jantung berdebar, sesak
nafas, seperti tercekik, mual, muntah, diare, kesemutan, gelisah, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai