Berbicara mengenai Nasi Ayam Kedewatan atau yang dikenal juga dengan Nasi Ayam Ibu
Mangku di Bali, siapa yang tidak tahu? Mulai
dari pekerja pariwisata, tenaga pengajar,
hingga petugas medis dan keamanan pun
kebanyakan pernah menikmati Nasi Ayam
Kedewatan. Hal ini dikarenakan Nasi Ayam
Kedewatan telah tersebar dibeberapa
penjuru Bali, dimulai dari Kedewatan, Ubud
sebagai daerah asal hingga ke Denpasar,
Sempidi, dan Seminyak, Kuta. Berawal dari
berjualan nasi keliling di tahun 1970an, Ibu Sang Ayu Mangku sang pemilik akhirnya menetap
di sebuah warung yang sekaligus menjadi rumahnya hingga saat ini yang terletak tepat di Jalan
Raya Kedewatan No.18, Ubud, Gianyar, Bali
Awal mulanya Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku ini di jual dengan lauk telur pindang yang
direbus dengan ramuan serai dan kunyit. Setelah 10 tahun menjual nasi dengan telur pindang,
lalu ibu Metri kemudian meningkat menjual nasi ayam. Nasi kedewatan berbeda dengan ayam
betutu, ayam kare dan ayam goreng. Bumbunya menggunakan base genep, yang terdiri dari
lengkuas, kunyit, jahe, merica, ketumbar, cengkeh, kapulaga, mesui, jangu, bawang kesuna
atau bawang putih, serai. Semua bumbu tidak digiling atau ditumbuk, tapi dirajang halus
diatas talenan, kemudian seluruh bumbu dimasukkan dalam rongga dada ayam yang dipotong
tanpa membelahnya. Begitu pesanan datang, ada tambahan kerupuk kulit ayam dan kacang
tanah goreng yang memang membuat tekstur makanan jadi beragam. Sambalnya yang pedas
mengguggah selera pecinta pedas, namun bagi yang tidak suka pedas bisa pesan sesuai selera
Anda.
Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku yang sudah dimodifikasi sampai saat ini adalah sejenis nasi
campur berisi daging ayam serta disajikan bersama telur rebus, lawar, sate lilit, jeroan kering
ayam, kerupuk kulit ayam, kacang tanah goreng dan sambal matah. Cita rasa andalan dari Nasi
Ayam Kedewatan adalah dari rasa pedasnya. Lawar adalah campuran dari sayuran lokal,
parutan kelapa, dan daging ayam. Ayam yang digunakan adalah ayam betina yang belum
bertelur. Sate lilit adalah gilingan ikan laut yang dijadikan sate kemudian di bakar. Selain
sensasi pedas dari cabai rawit, rasa gurih, enak, dan nikmat dari daging ayam yang diolah
sedemikaian rupa pun dapat kalian rasakan jika makan di tempat makan yang satu ini. Sensasi
rasa tersebut diperoleh dari bumbu khas Bali yaitu base genep yang meresap secara sempurna
dan dioleh secara turun temurun.
Warung nasi yang buka mulai pukul 08.00 sampai dengan 18.00 WITA tersebut membandrol
menu andalan Nasi Ayam Kedewatan dengan harga yang bersahabat dengan kantong kita,
yaitu dari Rp 25.000 sampai dengan
35.000. Harga tersebut biasanya sudah
termasuk teh manis atau teh tawar.
Harganya yang terjangkau membuat
warung tak sepi dari pengunjung.
Apakah kalian tergoda dengan sensasi
rasa yang ditawarkan oleh Nasi Ayam
Kedewatan Bu Mangku? Ketika kalian
berkunjung ke Ubud, Bali, saya
rekomendasikan untuk mampir ke rumah makan tersebut sebelum kalian menyesal nantinya.
Di nasi kedewatan Gianyar ini, suasananya khas dengan kebudayaan arsitektur Bali. Bale
bengong yang ada di bagian belakang warung mengesankan suasana di dalam puri-puri di Bali
masa lampau. Semua bangunan bertembok bata dengan ukiran yang mewah. Ketika kalian
disana duduk di meja lesehan, akan semakin mempertegas suasana atau seperti kalian sedang
duduk makan di puri zaman bali aga terdahulu.
Untuk pilihan makan dekat Ubud dengan harga murah, Warung Nasi Ayam Kedewata Ibu
Mangku merupakan pilihan yang paling pas bagi pencinta masakan Indonesia yang cukup
pedas. Adapun menu yang yang biasa disajikan di warung makan ini adalah nasi putih, telur
rebus, sate lilit, sayur kacang panjang dengan kelapa parut bakar atau lawar, potongan ayam
bumbu Bali, jeroan ayam, kacang tanah goreng dan krupuk kulit ayam.
Cabang Denpasar
Jl. Tukad Badung no.11, Renon, Denpasar
Cabang Seminyak