Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MANAGEMENT KEPERAWATAN

ROLEPLAY SUPERVISI

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Arifatus Sa'diyah 10215011
2. Resa Valentina 10215017
3. Dadang Ari W 10215037
4. Sagita Arisandy 10215042
5. Ajeng Rahma Miaji 10215047
6. Binti Nur A'inun Ma'rifah 10215049
7. Haris Tirta Kusuma 10215052

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................ 2
C. Manfaat ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi ............................................................................. 3
B. Tujuan ................................................................................ 3
C. Prinsip-Prinsip Pokok Dalam Supervisi ............................ 4
D. Pelaksana Supervisi ........................................................... 5
E. Alur Supervisi .................................................................... 6
F. Langkah-langkah Supervisi ............................................... 6
G. Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi ............................. 7
H. Teknik Supervisi ................................................................ 8
I. Pengorganisasian Peran .................................................... 8
BAB III KEGIATAN SUPERVISI
A. Pelaksanaan ....................................................................... 10
B. Tujuan ............................................................................... 10
C. Sasaran ............................................................................... 10
D. Metode ............................................................................... 10
E. Instrumen ........................................................................... 10
F. Frekuensi ........................................................................... 10
G. Struktur Pengorganisasian ................................................. 10
H. Teknik / Mekanisme Kegiatan........................................... 12
I. Evaluasi ............................................................................. 14
SOP INJEKSI INJEKSI INTRAVENA (BOLUS/VENFLON) .......... 15
LEMBAR PENILAIAN .......................................................................... 17
BERITA ACARA .................................................................................... 19
LAPORAN SUPERVISI KEPERAWATAN ........................................ 20
NASKAH SUPERVISI KEPERAWATAN ......................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran
akan kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada
pelayanan keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu
bentuk persaingan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat akan
pelayanan keperawatan, hal tersebut membuat perawat harus meningkatkan
pelayanan keperawatan yang paripurna. (Rowe, 2007)
Supervisi menurut Nursalam (2015) merupakan suatu bentuk dari kegiatan
manajemen keperawatan yang bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan
pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
keterampilan, dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
Supervisi klinik tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari
kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif, mendahulukan
penghargaan terhadap pencapaian hasil positif dan memberikan jalan keluar
terhadap hal yang masih belum dapat dilakukan. Perawat tidak sekedar merasa
dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.
Supervisi keperawatan berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
sebagai suatu proses berkesinambungan yang dilakukan oleh manajer
keperawatan atau pemimpin untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
seseorang, sehingga hal ini dapat meningkatkan kualitas kinerja melalui
pengarahan, observasi dan bimbingan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu pelayanan. (Keliat, 2006)
Tindakan keperawatan yang akan disupervisi adalah pemasangan infus
karena tindakan tersebut sering dilakukan oleh perawat ruangan sehingga perlu
dilakukan pengawasan dan pembinaan secara berkesinambungan agar
kemampuan dan keterampilan perawat dapat meningkat.

1
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Mampu mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor
dan peran perawat primer maupun perawat associate.
b. Tujuan khusus
1. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan perawat.
3. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
4. Meningkatkan kinerja perawat primer dan perawat associate

C. Manfaat
Pitman (2011) manfaat supervisi terdiri dari :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang disupervisi
dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
supervisor dan perawat yang disupervisi.
2. Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat associate dalam
menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang
dilakukan perawat.
3. Supervisi mendorong praktek keperawatan yang aman dan mencerminkan
pelayanan perawatan pada pasien, hal ini dapat meningkatkan kepuasan
kerja perawat
4. Timbul perasaan dihargai dan dapat meningkatkan rasa percaya diri.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah
berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi
adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila
ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat
langsung guna mengatasinya (Azwar, 1996).
Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian
proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling).
Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan
sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun
sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan
perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan
dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang
terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi,
motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas
sehari-hari (Arwani, 2006).

B. Tujuan
Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai
kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih
efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat
dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam tempo yang ditentukan dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia

3
2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para
petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman
serta mengatur pelatihan yang sesuai

C. Prinsip-Prinsip Pokok Dalam Supervisi


Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang
kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan
jumlah sumber sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan
tugas. Untuk itu diperlukan beberapa prinsip pokok pelaksanaan supervisi.
Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut
(Suarli dan Bahtiar, 2009):
1. Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan kinerja bawahan,
bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk
kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau
bantuan untuk mengatasinya.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus
edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi yang
hanya dilakukan sekali bukan supervisi yang baik.
4. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjalin kerja
sama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses
penyelesaian masalah, dan untuk lebih mengutamakan kepentingan
bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi
dan tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan
supervisi yang baik.
6. Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan
dengan perkembangan

4
D. Pelaksana Supervisi
1. Kepala Ruangan
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada
klien diruang perawatan.
b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan dirumah sakit.
c. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan diruang perawatan.
2. Pengawas Keperawatan
Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pelayanan pada kepala
ruangan yang ada di instalasinya.
3. Kepala Seksi Keperawatan
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
4. Kepala bidang perawatan
Bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi kepala seksi perawatan
secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.

5
E. Alur Supervisi
Ka.Bid. Perawatan

Ka. Seksi Perawatan

Kepala Ruangan

Supervisi

PP 1
Delegasi

PA

Kinerja perawat dan


Kualitas Pelayanan
Meningkat

Keterangan :

Delegasi dan Supervisi


Kegiatan supervisi

F. Langkah-langkah Supervisi
1. Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b. Supervisor menetapkan tujuan.
2. Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument / alat ukur
yang telah disiapkan.
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi
data sekunder.

6
a) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
b) Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA.
3. Pasca Supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F- Fair).
b. Supervisi memberikan Feed Back dan klarifikasi.
c. Supervisi memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

G. Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan
keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber
daya yang tersedia.
1. Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor adalah :
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
d. Memastikan praktek keperawatan professional dilaksanakan.
2. Manajemen anggaran
Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan
pengembangan.
Supervisor berperan dalam :
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan
yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai
tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan
anggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola, Supervisi
memerlukan praktek dan evaluasi yang benar agar dapat berjalan sesuai
prosedur (Nursalam, 2015).

7
H. Teknik Supervisi
Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu :
1. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
2. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
3. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas
asuhan.

Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :


1. Supervisi langsung :
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back
dan perbaikan. Adapun prosesnya adalah :
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement
dan petunjuk.
c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi
yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki
yang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat
penting dilakukan oleh supervisor.
2. Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.

I. Pengorganisasian Peran
1. Peran Kepala Ruangan :
a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.

8
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf.
f. Membuat 1- 2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan
yang terjadi.
2. Peran Perawat Primer :
a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat.
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
3. Peran Perawat Associate :
Peran Perawat Assosiate adalah melaksanakan tindakan keperawatan
sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh Perawat Primer (Nursalam,
2007).

9
BAB III

KEGIATAN SUPERVISI

A. Pelaksanaan
Topik : Supervisi
Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Juni 2018
Waktu : 10.00 – 11.00
Tempat : Ruang Lab. Managemen IIK Bhakti Wiyata Kediri
Materi : Injeksi Obat SC

B. Tujuan
Memastikan kinerja perawat sesuai SOP/target/sesuai visi misi.

C. Sasaran
1) Perawat Primer ;
2) Perawat Asociate.

D. Metode
1) Observasi ;
2) Diskusi dan Tanya jawab.

E. Instrumen
1) Status Klien ;
2) Instrumen Supervise ;
3) Alat – alat injeksi obat.

F. Frekuensi
Dilakukan rutin 3 bulan sekali.

G. Struktur Pengorganisasian
Kepala ruangan : Dadang Ari Wibowo
Perawat Primer : Resa Valentina

10
Perawat Asociate : Ajeng Rahma Miaji
Supervisor : Haris Tirta Kusuma
Pasien : Sagita Arisandy
Keluarga Pasien : Binti Nur A’inun Ma’rifah
Narator : Arifatus Sa’diyah

11
H. Teknik / Mekanisme Kegiatan
Tahap Supervisor Kepala Ruangan Tempat
Perawat Primer Perawat Asociate
Kegiatan (Supervisor)
Menemui kepala ruang dan Menyiapkan berkas supervisi Menyiapkan alat-alat yang Membantu Perawat Ruang
Pra Supervisi mengecek kelengkapan meliputi SOP injeksi obat SC, diperlukan dan melakukan Primer menyiapkan alat- Tindakan
(5 menit) berkas supervisi berita acara, lembar penilaian verifikasi data pasien. alat dan data yang
diperlukan
1. Melakukan penilaian Melakukan pengawasan dan 1. Mendekatkan alat-alat yang 1. Bersama PP Bed Pasien
terhadap tindakan yang koordinasi. diperlukan kedekat pasien. mendekatkan alat-alat
dilakukan perawat. 2. Menjelaskan tujuan dari yang diperlukan ke
2. Mencatat jika ditemukan tindakan yang akan diberikan/ dekat pasien.
ada hal-hal yang perlu dilakukan. 2. Melakukan cros cek
Supervisi (15 didiskusikan bersama PP 3. Melaksanakan tindakan kelengkapan peralatan.
menit) dan PA. injeksi Sub cutan sesuai 3. Membantu PP dalam
prosedur yang telah melakukan tindakan
ditetapkan. injeksi Sub cutan.
4. Melakukan pendoku- 4. Membereskan alat-alat
mentasian setelah tindakan yang telah dipakai.
dilakukan.

12
1. Melakukan evaluasi 1. Melakukan pengawasan Memberikan Feed back atas Memberikan Feed back Nurse Station
meliputi klarifikasi dan koordinasi. hasil yang dicapai. atas hasil yang dicapai.
kepada perawat terkait 2. Melakukan bimbingan
tindakan injeki sub cutan. dan follow up perbaikan.
Post Supervisi 2. Menyampaikan hasil
(10 menit) evaluasi kepada Perawat
Primer yang dinilai.
3. Memberikan
reinforcement dan follow-
up perbaikan

13
I. Evaluasi

1. Supervisor memberikan penilaian supervisi (Fair).

2. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi.

3. Supervisor memberikan reinforcement dan follow-up perbaikan.

14
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR INJEKSI SUB CUTAN

STANDART
OPERASIONAL PEMBERIAN OBAT SUBCUTAN
PROSEDUR
Pemberian obat/ cairan dengan cara dimasukkan langsung
PENGERTIAN
kebawah kulit (sub cutan).
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter.
Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara
KEBIJAKAN
subcutan (SC).
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
PERALATAN 5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat
A. Tahap pra inteaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mencuci tangan.
3. Menyiapkan obat dengan benar.
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
PROSEDUR
B. Tahap orientasi
PELAKSANAAN
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.

15
C. Tahap kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan.
2. Memasang perlak dan alasnya.
3. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi.
4. Memakai handscoon.
5. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol
(melingkar dari arah dalam keluar) biarkan kering.
6. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
mengangkat cutan menusuk spuit dengan sudut 45
derajat.
7. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk
spuit.
8. Memasukkan obat ke dalam sub cutan perlahan.
9. Mencabut jarum sambil menekan.
10. Membuang spuit ke dalam bengkok.
D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan.
2. Berpamitan dengan klien.
3. Membereskan alat alat.
4. Mencuci tangan.
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.

16
LEMBAR PENILAIAN

KET.
No. ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A. ALAT
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat
B. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
4. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
C. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan posedur tindakan pada
keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
D. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusuka
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
4. Memakai Handschoon

17
5. Membersihkan kulit dengan dengan kapas
alkohol (melingkar dari arah dalam keluar)
6. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
mengangkat cutan
7. Memasukkan spuit dengan sudut 45 derajar
8. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak
masuk ke spuit
9. Memasukkan obat ke dalam sub cutan secara
perlahan
10. Mencabut jarum sambil menekan
11. Membuang spuit ke dalam bengkok
E. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

18
YAYASAN BHAKTI WIYATA
RS. BHAKTI WIYATA
Jl. KH. Wachid Hasyim No. 65 Kediri
kota kediri homepage : www.iik.ac.id

BERITA ACARA

SUPERVISI KEPERAWATAN

RS. BHAKTI WIYATA


TAHUN 2018

Pada hari ini Jum’at tanggal 29 Juni tahun 2018, telah diadakan supervisi
keperawatan tentang injeksi sub cutan sesuai standart pelayanan keperawatan
rumah sakit.

Demikian berita acara ini dibuat untuk digunakan sebagai mana mestinya.

Kediri, 28 Juni 2018

Sasaran Supervisi Tim Supervisor

( ) ( )

19
LAPORAN SUPERVISI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Juni 2018 Supervisi :

Yang disupervisi : Ruang :

Tujuan Rencana Untuk


Masalah Yang Rencana Akan
Pemecahan Waktu
Ditemukan Datang
Masalah Sekarang

Persiapan alat dan


bahan

Persiapan pasien
/keluarga/
lingkungan

Pelaksanaan
Tindakan

Pendelegasian Tugas

20
Komunikasi

Pengkajian

Pendokumentasian

Kediri, 29 Juni 2018


Kepala ruangan

( )

21
NASKAH ROLEPLAY INJEKSI OBAT SC

----------------------------RUANGAN SUPERVISOR------------------------------------
(Kamis, 7 Juni 2018)
Supervisor menelepon kepala ruangan
Supervisor : Selamat pagi, dengan kepala ruang lab managemen?
Kepala ruang : Iya benar, mohon maaf ini dengan siapa dari mana?
Supervisor : Saya Haris Tirta dari supervisor RS Bhakti Wiyata, berencana ingin
melakukan supervisi di ruang lab manajemen terkait tindakan injeksi
SC.
Kepala ruang : Mohon maaf kira-kira kapan waktunya?
Supervisor : Besok, Jum’at tanggal 8 Juni 2018. Tolong dipersiapkan segala
dokumen yang berkaitan.
Kepala ruang : Baik pak, akan saya persiapkan.
Supervisor : Terima kasih, selamat pagi.
Kepala ruang : Selamat pagi.

(Jum’at, 8 Juni 2018)


------------------NURSE STATION RUANG LAB MANAGEMEN-------------------
Supervisor datang ke nurse station menemui kepala ruangan
Supervisor : Selamat pagi Pak Dadang, bagaimana apakah sudah siap semua
berkas supervisinya ?
Kepala ruang : Selamat pagi juga pak, Inshaalloh sudah siap semua berkasnya,
silahkan duduk pak dan bisa dicek kelengkapan berkasnya.
Supervisor : iya terimakasih (Supervisor mengecek kelengkapan berkas untuk
supervisi ).
Supervisor : Baik, datanya sudah lengkap apakah bisa dimulai sekarang ?
Kepala ruang : Baik pak, mari silahkan.

22
---------------------RUANG PERAWATAN LAB MANAGEMEN--------------------
Di ruang tindakan, perawat primer dan perawat associate telah selesai menyiapkan
peralatan injeksi obat dan telah memastikan obat yang akan diberikan melalui buku
obat kemudian langsung menuju ke pasien untuk melakukan tindakan pemberian
obat. Supervisor dan kepala ruang mengikuti Perawat ke ruangan perawatan.
Perawat associate : Selamat pagi, apa benar dengan ibu gita?
Pasien : Iya benar mbak
Perawat associate : Suntik obat dulu ya mbak.
Pasien : Sakit tidak mbak ?
Perawat associate : Tidak kok mbak, paling hanya sedikit ngilu nanti waktu
obatnya masuk.
Keluarga Pasien : Pelan – pelan ya mbak, soalnya kakak saya ini takut sama
jarum.
Perawat associate : Iya.
Perawat associate melakukan tindakan injeksi obat secara Sub Cutan kepada
pasien.
Perawat associate : Sudah selesai mbak, terimakasih saya pamit dulu ya.
Keluarga Pasien : Iya mbak, terimakasih.
Perawat meninggalkan ruang keperawatan menuju nurse station dan
mengembalikan peralatan..

--------------NURSE STATION RUANG LAB MANAGEMEN-----------------------


Kepala ruang memanggil perawat primer dan perawat assosiate ke ruangan kepala
ruang.
Kepala Ruang : Jadi, maksud saya mengumpulkan ners Resa dan Ajeng
disini karena hari ini kita ada kegiatan supervisi di ruangan
ini terkait tindakan injeksi obat oleh supervisor, yaitu Bapak
Dadang. Silahkan kepada bapak Dadang bisa dimulai.
Supervisor : Terimakasih atas waktunya, perkenalkan sebelumnya nama
saya Dadang, saya disini ditugaskan untuk melakukan
supervisi terkait injeksi obat. Tadi saya sudah melihat

23
tindakan yang telah anda lakukan, jadi saya ingin melakukam
klarifikasi terkait tindakan injeksi tadi.
Perawat : Oh iya pak, silahkan.
Supervisor : Tadi ketika melakukan tindakan apakah sudah menjelaskan
tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga?
Perawat associate : Oh iya pak mohon maaf tadi belum kami jelaskan.
Supervisor : Jadi memang belum ya tadi ?
Perawat primer : Iya pak belum dilaksanakan.
Supervisor : Oke, selanjutnya tadi apa sudah sesuai prinsip 6B ?
Perawat primer : Sudah pak, tadi sudah kami lakukan mengecekan sesuai 6B
Supervisor : Sudah ya berarti, terakhir tadi sudah melakukan evalusi apa
belum?
Perawat associate : Mohon maaf tadi lupa pak kami terburu-buru dan tidak
melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah kami
lakukan.
Supervisor : Baiklah, sesuai SOP yang telah saya bawa, dapat
disimpulkan terkit tindakan injeksi hari ini masih belum
sesuai SOP ya, karena ada beberapa hal yang belum
dilaksanakan. Tolong untuk kedepannya silahkan diperbaiki
dan disesuaikan dengan SOP.
Perawat : Baik pak kami akan memperbaiki kesalahan kami.
Supervisor : Nanti saya minta bantuan bapak Haris selaku kepala ruang
untuk membimbing anggotanya sehingga semua tindakan
diharapkan sesuai SOP ya.
Kepala Ruang : Baik pak, terimakasih atas masukannya.
Supervisor : Demikian Supervisi hari ini, nanti saya akan follow up lagi
di lain waktu, terimakasih.
Penandatanganan berita acara supervisi oleh supervisor dan perawat yang di
supervisi. Supervisor dan perawat meninggalkan ruangan.

24
DAFTAR PUSTAKA

A.A. Gde Muninjaya. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC: 220-234.

Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan . Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.

Keliat, B.A. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Dian Rakyat.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

_______. 2015. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional, 5th edn. Jakarta : Salemba Medika.

Pitman, S. 2011. Pengaruh Pelatihan Supervisi Keperawatan Terhadap Kepuasan


Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana. Jakarta : UI.

Rowe, R.C. et Al. 2007. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed, The
Pharmaceutical Press. London.

Suarli, S & Bachtiar. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik.


Jakarta : Erlanggga.

Suarli, S dan Bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan dengan pendekatan praktis.


Jakarta : Erlangga.

25

Anda mungkin juga menyukai