Anda di halaman 1dari 23

SAP 8

Soal 1
PT Melawai membeli mesin dari amerika serikat seharga $30.000 pada tanggal 10
maret, yang pembayarannya jatuh tempo tanggal 8 juni. Selain itu, pada tanggal 10 maret PT
Melawai mengakuisisi kontrak kontrak forward 90 hari untuk membeli $30.000 dengan kurs
$1 = Rp. 8.580. kontrak tersebut diakuisisi untuk mengelola posisi liabilitas neto yang terkena
eksposur dalam dollar AS, tetapi tidak ditetapkan sebagai lindung nilai. Kurs spot adalah
sebagai berikut.

10 Maret $1 = Rp8.570

8 Juni $1 = Rp8.600

Diminta:
Buatlah ayat jurnal yang dibuat PT Melawai untuk mencatat pembelian mesin, ayat jurnal yang
berkaitan dengan kontrak forward dan ayat jurnal untuk pembayaran utang mata uang asing!
Jawaban:
3 Maret 8 Juni

Tanggal Transaksi Tanggal Penyelesaian


 Timbul liabilitas yang - memperoleh US $ dengan
didenominasi oleh US $ menyelesaikan forward
 Menandatangani forward exchange exchange contract
Contract 90 hari untuk menerima - membayar US $ untuk
US $ menyelesaikan utang usaha
Ayat jurnal yang dibuat PT Melawai yaitu:
Tanggal 10 Maret
 Persediaan Rp. 257.100.000
Utang Usaha (US $) Rp. 257.100.000
(pembelian mesin secara kredit, Rp. 257.100.000 = $30.000 x Rp. 8.570)
 Piutang mata uang asing dari broker ($) Rp. 257.400.000
Utang rupiah ke broker (Rp) Rp. 257.400.000
(membeli kontrak forward untuk menerima Rp. 257.400.000= $30.000 x 8.580
kurs forward )
Tanggal 8 Juni
 Piutang mata uang asing dari broker (US $) Rp. 600.000
Keuntungan transaksi mata uang asing Rp. 600.000
(meneyesuaikan piutang yang didenominasi oleh dalam US $ menjadi nilai setara
rupiah kini menggunakan kurs forward:
$30.000 x Rp. 8.600 = Rp. 258.000.000 kurs spot, tanggal 8 Juni
-$30.000 x Rp. 8.580 = Rp. 257.400.000 kurs forward, 10 maret
$30.000 x (Rp. 8600 – Rp. 8.580) = Rp. 600.000
 Kerugian Transaksi mata uang asing Rp. 900.000
Utang usaha Rp. 900.000
(menyesuaikan utang yang didominasi dalam US $ menjadi nilai setara rupiah kini
dengan menggunakan kurs spot, sesuai dengan $30.000 x 8600 – 8.570 = Rp.900.000.
 Utang rupiah ke broker Rp. 257.400.000
Kas Rp. 257.400.000

(menyerahkan Rupiah ke Broker sebagaimana ditentukan dalam kontrak forward)

 Unit Mata Uang Asing Rp. 258.000.000


Piutang mata uang asing dan broker Rp. 258.000.000
(menerima US $ dari Broker: $30.000 x Rp. 8.600 = Rp. 258.000.000)
 Utang usaha Rp. 258.000.000
Unit mata uang asing Rp. 258.000.000
(Melunasi utang Mata Uang Asing)
Soal 2:
Apakah perbedaan antara keuntungan atau kerugian transaksi dengan keuntungan atau
kerugian translasi mata uang asing?
Jawab:
Perlu diketahui Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan
dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk
mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pemba'a
informasi mengenai operasional perusahaan se'ara global dengan memperhitungkan
laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk
perusahaan. Sedangkan Transaksi mata uang asing adalah transaksi yang mengambil satuan
mata uang selain dari mata uang yang dipakai dalam pelaporan perusahaan.
Perbedaan antara keuntungan atau kerugian transaksi dengan keuntungan atau kerugian
translasi mata uang asing adalah sebagai berikut:
 Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan dan penurunan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestik dan harus diakui.
 Keuntungan dan kerugian transaksi timbul akibat selisih kurs. Keuntungan dan
kerugian transaksi disajikan dalam lapora L/R tahun berjalan dalam pos keuntungan
dan kerugian transaksi mata uang asing.
SAP 9
1. Soal S13-10 kertas kerja dan skedul pelaporan segmen
(Dalam Ribuan Rupiah)
Pakaian Bangunan Bahan Kimia Furnitur Mesin
Penjualan ke nonafiliasi Rp 870.000 Rp 750.000 Rp 55.000 Rp 95.000 Rp 180.000
Penjualan antarsegmen Rp 5.000 Rp 15.000 Rp 140.000
Beban Pokok penjualan Rp 480.000 Rp 450.000 Rp 42.000 Rp 78.000 Rp 150.000
Beban penjualan Rp 160.000 Rp 40.000 Rp 10.000 Rp 20.000 Rp 30.000
Beban dapat ditelusuri lainnya Rp (40.000) Rp (30.000) Rp (6.000) Rp (12.000) Rp (18.000)
Beban Korporat Umum dialokasikan Rp (80.000) Rp (75.000) Rp (7.000) Rp (13.000) Rp (25.000)
Informasi lain:
Aset segmen Rp 610.000 Rp 560.000 Rp 80.000 Rp 90.000 Rp 140.000
Beban Penyusutan Rp 60.000 Rp 50.000 Rp 10.000 Rp 11.000 Rp 25.000
Pengeluaran Modal Rp 20.000 Rp 30.000 Rp 15.000 Rp - Rp -
Informasi Tambahan:
1. Kantor pusat perusahaan mempunyai beban korporat umum sejumlah Rp 235.000.000.
Untuk tujuan pelaporan internal, Rp 200.000.000 dari beban tersebut dialokasikan ke
divisi berdasarkan beban pokok penjualannya. Biaya korporat umum lainnya tidak
digunakan dalam pengambilan keputusan segmen oleh pengambil keputusan
operasional.
2. Perusahaan mmempunyai kebijakan penetapan harga transfer antarperusahaan agar
semua penjualan antarsegmen harus dilakukan pada harga perolehan. Semua penjualan
atarsegmen dijual ke pihak luar sampai dengan tanggal 31 Desember 20X1.
3. Kantor pusat perusahaan mempunyai aset senilai Rp125.000.000 yang tidak digunakan
dalam pengambilan keputusan segmen oleh pengambil keputusan operasional.
4. Beban penyusutan (tercantum dalam bagian yang berjudul “informasi lain”) telah
ditambahkan ke dalam beban pokok penjualan sesuai dengan kebijakan pengukuran
biaya perusahaan.

Diminta
a. Buatah kerta kerja pengungkapan segmen untuk PT Citra!
b. Buatlah skedul untuk menunjukkan segmen mana yang dilaporkan secara terpisah!
c. Buatlah informasi mengenai operasi perusahaan dalam segmen industri yang berbeda
sebagaimana disyaratkan oleh PSAK 5!
d. Apakah akan ada perbedaan dalam spesifikasi segmen dilaporkan jika segmen
bangunan mempunyai aset sebesar Rp460.000.000 bukan Rp560.000.000, dan segmen
furnitur mempunyai aset sebesar Rp190.000.000 bukan Rp90.000.000? Dukung
jawaban Anda dengan membuat skedul yang menunjukkan persentase untuk setiap tiga
uji segmen 10 persen pada masing-masing segmen menggunakan jumlah baru sebagai
aset segmen.
Penyelesaian :
A. Kertas Kerja pengungkapan segmen untuk PT CITRA

( Dalam Ribuan Rupiah)


PT CITRA
Kertas kerja Pengungkapan segmental (dalam ribuan rupiah)

Segmen Operasi
Administrasi Eliminasi
Pakaian Bangunan Bahan Kimia Furnitur Mesin Gabungan konsolidasi
Pusat antarsegmen
pendapatan:
penjualan ke nonafiliasi Rp 870.000 Rp 750.000 Rp 55.000 Rp 95.000 Rp 180.000 Rp 1.950.000 Rp 1.950.000
penjualan antarsegmen Rp 5.000 Rp 15.000 Rp 140.000 Rp 160.000 Rp (160.000) Rp -
Total sales Rp 870.000 Rp 750.000 Rp 60.000 Rp 110.000 Rp 320.000 Rp 2.110.000 Rp (160.000) Rp 1.950.000
Beban-Beban:
Beban pokok penjualan Rp (480.000) Rp (450.000) Rp (42.000) Rp (78.000) Rp (150.000) Rp (1.200.000) Rp 160.000 Rp (1.040.000)
beban penjualan Rp (160.000) Rp (40.000) Rp (10.000) Rp (20.000) Rp (30.000) Rp (260.000) Rp (260.000)
beban dapat ditelusuri lainnya Rp (40.000) Rp (30.000) Rp (6.000) Rp (12.000) Rp (18.000) Rp (106.000) Rp (106.000)
beban korporat umum dialokasikan Rp (80.000) Rp (75.000) Rp (7.000) Rp (13.000) Rp (25.000) Rp (200.000) Rp (200.000)
total beban segmen Rp (760.000) Rp (595.000) Rp (65.000) Rp (123.000) Rp (223.000) Rp (1.766.000) Rp 160.000 Rp (1.606.000)
Laba segmen Rp 110.000 Rp 155.000 Rp (5.000) Rp (13.000) Rp 97.000 Rp 344.000 Rp - Rp 344.000

beban korporat umum tidak dialokasikan Rp (35.000) Rp (35.000) Rp (35.000)


Laba rugi dari operasi yg dilanjutkan
sebelum pajak Rp 110.000 Rp 155.000 Rp (5.000) Rp (13.000) Rp 97.000 Rp (35.000) Rp 309.000 Rp - Rp 309.000
Aset:
Aset segmen Rp 610.000 Rp 560.000 Rp 80.000 Rp 90.000 Rp 140.000 Rp 1.480.000 Rp 1.480.000
korporat Umum Rp 125.000 Rp 125.000 Rp 125.000
Total Aset Rp 610.000 Rp 560.000 Rp 80.000 Rp 90.000 Rp 140.000 Rp 125.000 Rp 1.605.000 Rp 1.605.000

B. Skedul untuk menunjukkan segmen yg dilaporkan secara terpisah

Aset
pendapatan
Laba segmen segmen
Pakaian Yes Yes Yes
Bangunan Yes Yes Yes
Bahan Kimia No No No
Furnitur No No No
mesin Yes Yes No
# secara terpisah dilaporkan jika total penjualan segmen lebih besar dari atau sama dengan Rp 211.000
(gabungan dari total penjualan Rp 2.110.000 x 10%)
# secara terpisah dilaporkan jika total laba segmen lebih besar dari atau sama dengan Rp 36.200
(gabungan dari total laba segmen Rp 362.000 x10%)
# secara terpisah dilaporkan jika total aset segmen lebih besar dari atau sama dengan Rp 148.000
(gabungan dari total laba segmen Rp 1.480.000 x10%)

NB: Pakaian, bangunan, dan mesin dilaporkan secara terpisah karena mereka mereka
lulus setidaknya satu dari tiga tes 10%
Tes 75 persen pengungkapan komprehensif: Rp 1.800.000/1.950.000 = 92,3%

Penjualan ke pelanggan nonafiliasi dari segmen yang dilaporka secara terpisah= 92,3%> 75%
penjualan ke pelanggan nonafiliasi dari seluruh segmen

oleh karena persentase tersebut lebih besar dari 75%, maka tidak ada lagi segmen operasi
yang harus dilaporkan terpisah. Jika persentase tersebut kurang dari 75% , maka diperlukan
segmen operasi tambahan untuk diperlakukan sebagai segmen dilaporkan sampai uji 75%
tersebut terpenuhi.

C. Informasi mengenai operasi perusahaan dalam segmen industri yang berbeda seperti
yang diisyaratkan PSAK 5
( Dalam Ribuan Rupiah)
PT CITRA
Informasi tentang operasi perusahaan dalam segmen operasi yang berbeda

Segmen Operasi eliminasi


Konsolidasi
Pakaian Bangunan Mesin Lainnya antarsegmen
Penjualan ke pelanggan nonafiliasi Rp 870.000 Rp 750.000 Rp 180.000 Rp 150.000 Rp 1.950.000
Penjualan antarsegmen Rp 140.000 Rp 20.000 Rp (160.000) Rp -
Total pendapatan Rp 870.000 Rp 750.000 Rp 320.000 Rp 170.000 Rp (160.000) Rp 1.950.000

Laba segmen Rp 110.000 Rp 155.000 Rp 97.000 Rp (18.000) Rp 344.000


beban korporat umum tidak dialokasikan Rp (35.000)
Laba rugi dari operasi yg dilanjutkan Rp 309.000

Aset segmen Rp 610.000 Rp 560.000 Rp 140.000 Rp 170.000 Rp 1.480.000


korporat Umum Rp 125.000
Total Aset Rp 1.605.000

Beban Penyusutan Rp 60.000 Rp 50.000 Rp 25.000 Rp 21.000 Rp 156.000


Pengeluaran Modal Rp 20.000 Rp 30.000 Rp 15.000 Rp - Rp 65.000
Rekonsiliasi pedapatan segmen dilaporkan terhadap pendapatan konsolidasi
total Pendapatan segmen dilaporkan Rp 1.940.000
pendapatan lain-lain Rp 170.000
eliminasi pendapatan antarsegmen Rp (160.000)
Total pendapatan konsolidasi Rp 1.950.000

Rekonsiliasi Laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi konsolidasi


Total laba rugi segmen dilaporkan Rp 362.000
Laba rugi lain-lain Rp (18.000)
Beban umum Korporat Rp (35.000)
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 309.000

Rekonsiliasi Aset segmen dilaporkan terhadap aset konsolidasi


Total aset segmen dilaporkan Rp 1.310.000
Aset lain-lain Rp 170.000
Aset Umum korporat Rp 125.000
Total Aset konsolidasi Rp 1.605.000

D. Skedul yg menunjukkan 3 tes 10% dengan melakukan perubahan pada aset segmen

Pendapatan Laba Rugi Segmen Aset Segmen

Rp 870.000 Rp 110.000 Rp 610.000


Pakaian
Rp 2.110.000 Rp 362.000 Rp 1.480.000
41,23% 30,40% 41,20%

Rp 750.000 Rp 155.000 Rp 460.000


Bangunan
Rp 2.110.000 Rp 362.000 Rp 1.480.000
35,60% 42,80% 31,10%

Rp 60.000 Rp 5.000 Rp 80.000


Bahan Kimia
Rp 2.110.000 Rp 362.000 Rp 1.480.000
2,80% 1,40% 5,40%

Rp 110.000 Rp 13.000 Rp 190.000


Furnitur
Rp 2.110.000 Rp 362.000 Rp 1.480.000
5,20% 3,60% 12,80%

Rp 320.000 Rp 97.000 Rp 140.000


Mesin
Rp 2.110.000 Rp 362.000 Rp 1.480.000
15,20% 26,80% 9,50%
NB: (362.000 didapat dari menjumlahkan laba rugi segmen positif yaitu Rp 110.000 + Rp
155.000 + Rp 97.000 )
Hasil dari 10% tes yang menentukan apakah dilaporkan terpisah:
Laba Aset
pendapatan
segmen segmen
Pakaian Yes Yes Yes
Bangunan Yes Yes Yes
Bahan Kimia No No No
Furnitur No No Yes
mesin Yes Yes No

NB: Furnitur sekarang menjadi segmen yang dilaporkan secara terpisah karena asetnya lebih
besar daripada 10% dari total aset

2. Bagaimanakah pos luar biasa dilaporkan secara interim?


1. Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yangt i d a k
biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim
s a a t terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.

2. Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan labarugi
periode interim saat pos luar biasa terjadi. "alam menentukan materialitas, pos luar
biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.

3. Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga
harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim
.
4. Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan
dalamlaporan keuangan interim dengan cara yang sama sepert i dalam laporan
keuangan t a h u n a n . P e n g u n g k a p a n t e r s e b u t h a r u s d i u l a n g d a l a m l a p o r a n
k e u a n g a n i n t e r i m berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban
kontinjen itu terselesaikan.
SAP 10
CONTOH SOAL
1. Jelaskan ciri2 organisasi nirlaba serta bagaimana pengenaan pajak terhadap organisasi
niralaba mengingat organisasi ini bersifat non profit?
Jawaban :
a. Ciri-Ciri Organisasi Nirlaba
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan
pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau
suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan
kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti
bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau
ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.
b. Pajak bagi organisasi nirlaba
Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi nirlaba merupakan subyek pajak.
Artinya, seluruh kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali. Akan
tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan merupakan obyek pajak.
Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial bukan bergerak untuk
mencari laba, sehingga pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek
pajak dan bukan obyek pajak. Namun di banyak negara, organisasi nirlaba boleh
melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akan
terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya.
2. Pada Bulan Januari 2017, Restoran Grand Dinner menyumbangkan peralatan restoran
kepada organisasi Kesehatan dan Kesejahteraan. Peralatan tersebut memiliki nilai wajar
Rp 6.000.000 dan sisa umur ekonomis 4 (empat) tahun dan tidak ada nilai sisa.
Sumbangan tersebut tidak dibatasi.
Pada Tahun 2017, Gereja juga menyumbangkan Rp 8.000.000 kepada organisasi
Kesehatan dan Kesejahteraan yang penggunaannya dibatasi untuk pembelian truk baru.
Uang tersebut diinvestasikan untuk CD yang menghasilkan bunga 5%. Bunga yang
diakui sampai pada tanggal 31 Desember 2017 adalah Rp 215.000. Pendapatan dari
investasi tersebut juga dibatasi untuk pembelian truk.
Pertanyaan : Buatlah jurnal untuk mencatat 2 (dua) sumbangan yang diterima pada
tahun 2017. Identifikasikan dana yang terkait dan dampaknya terhadap klasifikasi
aktiva bersih.
Jawaban :

Dana Tidak Terikat Lancar


Jan’17 Persediaan Peralatan Rp 6.000.000
Sumbangan Tidak Terikat-Sumbangan Rp 6.000.000
(untuk mencatat penerimaan peralatan dari Restoran Grand Dinner)
Des’17 Beban Penyusutan-Sumbangan Rp 1.500.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan Rp 1.500.000
(untuk mencatat penyusutan yang terjadi)

Dana Terikat Lancar


2017 Investasi-CD Rp 8.000.000
Sumbangan Terikat Temporer-Sumbangan Rp 8.000.000
(untuk mencatat penerimaan sumbangan dari Gereja yang diinvestasikan pada CD
untuk pembelian truk)

2017 Kas Rp 215.000


Pendapatan Terikat Temporer-Bunga Investasi Rp 215.000
(untuk mencatat pendapatan bunga investasi CD)
SAP 11
Soal 1
Apakah yang dimaksud dengan goodwill negatif? Jelaskan prosedur akuntansi yang diperlukan
untuk mencatat dan mempertanggungjawabkan goodwill negatif?

Jawab:
Goodwill negatif yaitu jika harga beli dari perusahaan yang diakuisisi lebih kecil
dibandingkan nilai wajar asset neto yang diidentifikasi dan diakuisi. Selisih ini disebut dengan
goodwill negatif. Keberadaan goodwill negatif dapat mengimplikasikan bahwa perusahaan
yang diakuisisi seharusnya dilikuidasi karena aset dan kewajiban mempunyai nilai lebih tinggi
secara individu dibandingkan secara keseluruhan sebagai salah satu perusahaan. Berdasarkan
PSAK 22, kelebihan yang diperoleh dari nilai wajar asset neto atas biaya perolehan entitas akan
digunakan untuk mengurangi nilai lain yang telah di tetapkan atas aset yang diperoleh. Jumlah
yang tersisa setelah dikurangi aset-aset tersebut sampai hasilnya menjadi nol, maka akan diakui
sebagai biaya yang ditangguhkan dan sebagai pendapatan secara sistematis selama periode
yang tidak lebih dari 20 tahun.
Prosedur akuntansi/ prosedur pencatatan yang diperlukan untuk mencatat dan
mempertanggungjawabkan goodwill negatif ini yaitu seperti contoh jurnal dibawah ini :
Rugi penilaian goodwill negatif Rp xxx
Goodwill Rp xxx
Soal 2
Pitt Corporation memeperoleh aktiva bersih Seed Company melalui penggabungan
dengan metode pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2003. Aktiva dan
kewajiban Seed pada tanggal tersebut, pada nilai buku dan nilai wajarnya, adalah sebagai
berikut :

Nilai Buku Nilai Wajar


Aktiva
Kas $ 50.000 $ 50.000
Piutang bersih 150.000 140.000
Persediaan 200.000 250.000
Tanah 50.000 100.000
Bangunan-bersih 300.000 500.000
Peralatan-bersih 250.000 350.000
Hak paten - 50.000
Total aktiva $ 1.000.000 $ 1.440.000
Kewajiban
Utang usaha $ 60.000 $ 60.000
Wesel bayar 150.000 135.000
Kewajiban lain-lain $ 40.000 $ 45.000
Total kewajiban $ 250.000 $ 240.000
Aktiva bersih $ 750.000 $ 1.200.000

Kasus: Goodwill
Pitt membayar $400.000 tunai dan menerbitkan $50.000 lembar saham biasa dengan
nilai nominal $10 per saham untuk memperoleh aktiva bersih Seed. Ayat jurnal untuk mencatat
penggabungan usaha pada buku Pitt pada tanggal 27 Oktober 20X5

Jawab:
Investasi pada Seed (+A) $ 1.400.000
Kas (-A) $ 400.000
Saham biasa, @ $10 (+SE) $ 500.000
Tambahan saham disetor (+SE) $ 500.000

Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal $10 ditambah dengan kas
$400.000 dalam penggabungan usaha secara pembelian dengan Seed :

Kas (+A) $ 50.000


Piutang bersih (+A) 140.000
Persediaan (+A) 250.000
Tanah (+A) 100.000
Bangunan (+A) 500.000
Peralatan (+A) 350.000
Hak paten (+A) 50.000
Goodwill (+A) 200.000
Utang usaha (+L) $ 60.000
Wesel bayar (+L) 135.000
Kewajiban lain-lain (+L) 45.000
Investasi pada Seed 1.400.000

Menetapkan biaya perolehan Seed atas aktiva yang diperoleh yang dapat diidentifikasikan dan
kewajban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya dan penetapan goodwill.

Jumlah yang ditetapkan pada aktiva dan kewajiban ditetapkan berdasarkan nilai wajar,
kecuali goodwill. Goodwill dientukan dengan mengurangkan nilai wajar aktiva bersih yang
diperoleh yang dapat diidentifikasikan sebesar $1.200.000 dan harga beli aktiva bersih Seed
sebesar $1.400.000.

Kasus: Biaya Investasi Lebih Besar dari Nilai Wajar (Goodwill Negatif)

Pitt menerbitkan 40.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal $10, nilai pasar 420
per saham, dan juga wesel bayar 5 tahun, bunga 10% dengan nilai nominal $200.000 untuk
aktiva bersih Seed. Ayat jurnal pada buku Pitt untuk mencatat penggabungan usaha Pitt dan
Seed tanggal 27 Desember 20X5
Jawab:
Investasi pada Seed (+A) $1.000.000
Saham biasa, nominal @ $10 (+SE) $400.000
Tambahan modal disetor (+SE) 400.000
Wesel bayar 10%. 5 Tahun (+E) 200.000
Untuk mencatat penerbitan 40.000lembar saham biasa nominal $10, ditambah dengan
wesel 10%, sebesar $200.000 dalam penggabungan usaha secara pembelian dengan
Seed.

Kas (+A) $ 50.000


Piutang bersih (+A) 140.000
Persediaan (+A) 250.000
Tanah (+A) 80.000
Bangunan (+A) 400.000
Peralatan (+A) 280.000
Hak paten (+A) 40.000
Utang usaha (+L) $ 60.000
Wesel bayar (+L) 135.000
Kewajiban lain-lain (+L) 45.000
Investasi pada Seed 1.000.000
Untuk menetapkan biaya perolehan Seed atas aktiva dan kewajiban berdasarkan nilai
wajarnya dan atas aktiva tidak lancar berdasarkan nilai wajar dikurangi dengan bagian
yang proposional kelebihan nilai wajar dari biaya investasi

Jumlah yang ditetapkan pada tiap-tiap akun aktiva dan kewajiban pada jurnal di atas
ditetapkan sesuai dengan FASB Statement No. 141 untuk penggabungan usaha secara
pembelian. Karena nilai wajar sebesar $1.200.000 dari aktiva bersih yang diperoleh yang dapat
diidentifikasikan melebihi harga beli $1.000.000 sebesar $200.000, jumlah yang dapat
ditetapkan atas aktiva tidak lancar dikurangkan sebesar 20% (kelebihan sebesar $200.000
dibagi nilai wajar aktiva tidak lancar $1.000.000). Pengurangan pada aktiva tidak lancar adalah:
Nilai wajar aktiva Kurang 20% Jumlah yang dapat
tidak lancar pengurangan atau Ditetapkan untuk aktiva
kelebihan nilai wajar yang tidak lancar
terhadap biaya

Tanah $ 100.000 $ 20.000 $ 80.000


Bangunan 500.000 100.000 400.000
Peralatan 350.000 70.000 280.000
Hak paten 50.000 10.000 40.000
Total $ 1.000.000 $ 200.000 $ 800.000

*Alternatif lain, pengurangan kelebihan nilai wajar terhadap biaya untuk tiap-tiap aktiva tidak
lancar juga dapat dihitungan dengan cara:

Tanah $100.000/$1.000.000 x $200.000 = $ 20.000


Bangunan $500.000/$1.000.000 x $200.000 = $ 100.000
Peralatan $350.000/$1.000.000 x $200.000 = $ 70.000
Hak paten $ 50.000/$1.000.000 x $200.000 = $ 10.000

Dalam beberapa hal, kelebihan nilai wajar terhadap biaya sedemikian besar sehingga
sisa saldo setelah aktiva tidak lancar dikurangi menjadi nol. Sisa kelebihan pada kasus ini harus
dilaporkan sebagai perolehan luar biasa (extraordinary gain)
SAP 12
1. Apakah goodwill dan aktiva tak berwujud lain yang memiliki umur tidak terbatas
harus diamortisasi ?
Berdasarkan FASB Statement No 142, perusahaan tidak mengamortisasi goodwill dan
aktiva tak berwujud lain yang memiliki umur yang tidak terbatas. Melainkan, aktiva
tersebut direview secara berkala untuk pengurangan nilai. Aktiva-aktiva diturunkan
nilainya jika kerugian pengurangan nilai menjadi nyata.FASB Statement No. 142 juga
berlaku bagi metode ekuitas. Namun, pengujian pengurangan nilai berbeda, menurut alinea
40:
[Goodwill pada metode ekuitas] tidak boleh diamortisasi. Namun, goodwill dengan
metode ekuitas tidak boleh diuji untuk pengurangan nilai ini.Investasi dengan metode
ekuitas wajib terus direview untuk pengurangan nilai sesuai dengan alinea 19 (h) dari
Opinion 18.
APB Opinion No. 18 (alinea 19h) mengharuskan bahwa “suatu kerugian dalam nilai
suatu investasi selain dari penurunan sementara harus diakui”.
2. INVESTASI SAHAM
PT SEKURITAS mempunyai transaksi-transaksi yang berhubungan dengan saham biasa
milik PT. MAKINDO dengan rincian sbb :

- Tahun 2002 : Membeli 100 lembar saham dengan harga Rp 105.000,- (nominal @ Rp
1.000)
- Tahun 2003 : Menerima dividen saham (Stock Dividen) sebesar 25% dari saham
yang dimilikinya.
- Tahun 2004 : Terjadi pemecahan saham (Stock splits up) dengan 1 lembar saham
menjadi 2 lembar saham. Pada tahun ini juga dijual 100 lembar saham dengan harga
Rp 45.000,-.
- Tahun 2005 : Diterima hak beli saham. Setiap saham baru bisa dibeli dengan
menggunakan 3 lembar hak beli saham dengan harga beli sebesar nominalnya. Harga
pasar saham tanpa hak beli saham adalah Rp 450,- per lembar.

Berdasarkan data investasi saham di atas, diminta :


- Buat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas beserta perhitungannya.

JAWAB :
Tahun 2002
Jurnal
Investasi Saham pada PT. Makindo 105.000
Kas 105.000
(Pembelian 100 lembar saham dengan nilai nominal @ Rp 1.000)
Tahun 2003
Stock Dividen merupakan penerimaan dividen dalam bentuk saham di perusahaan yang
membagi saham tersebut. Bagi pemegang saham, stock dividen berarti penambahan
jumlah lembar saham, namun harga perolehan sahamnya tetap. Jadi tidak perlu dijurnal,
hanya memerlukan memo saja.
Memo :
Diterima dividen saham sebesar 25% dari 100 lembar saham
Jumlah saham baru : 100 + (100 x 25%) = 125 lembar
Harga pokok per lembar saham baru : 105.000/125 = Rp 840 / lembar
Harga nominal per lembar saham baru : 100.000/125 = Rp 800 / lembar
Tahun 2004
Terjadi stock spits up 1 lembar saham menjadi 2 lembar saham
Jumlah lembar saham baru : 125 x 2 = 250 lembar
Harga pokok per lembar saham baru : Rp 840/2 = Rp 420 / lembar
Harga nominal per lembar saham baru : Rp 800/ 2 = Rp 400 / lembar
Jurnal penjualan saham :
Kas 45.000
Investasi saham pada PT. Makindo 42.000
Laba Penjualan Saham 3.000
(Mencatat penjualan 100 lembar saham dengan harga Rp 45.000)
Tahun 2005
Sisa saham : 150 lembar dengan harga pokok 150 x 420 = Rp 63.000
Hak beli saham : Harga pasar saham – harga nominal = 450 – 400 = 50
50
Harga pokok hak beli saham = ---------------------- x 63.000 = Rp 6.300
450 + 50

450
Harga pokok baru saham = -------------------- x 63.000 = Rp 56.700
450 + 50
Perhitungan harga pokok baru saham dapat dilakukan :
Harga pokok saham 63.000
Harga pokok hak beli saham 6.300
-----------
Harga pokok baru saham 56.700

Jurnal penerimaan hak beli saham :


Investasi dalam Hak Beli Saham 6.300
Investasi Saham pada PT. Makindo 6.300
Jika hak beli saham tersebut diambil (sahamnya dibeli), maka jurnalnya :
Investasi Saham pada PT. Makindo 63.000
Kas 56.700
Investasi dalam Hak Beli Saham 6.300
Apabila Hak Beli Saham tidak diambil, maka dianggap sebagai kerugian dan jurnalnya :
Rugi Hak Beli Saham tidak terpakai 6.300
Investasi dalam Hak Beli Saham 6.300

SAP 13
SOAL 1:
Bagaimana jika pemegang saham membeli sahamnya kurang dari 50%? Apakah bisa dikatakan
akuisisi saham?
JAWABAN 1:
Saham sebuah perusahaan dibeli oleh perusahaan atau pengusaha lain, tetapi perlu dipahami
bahwa jumlah saham yang dibeli harus lebih dari 51% atau si pengakuisisi membeli saham
sehingga memiliki kepemilikan saham minimal sebesar 51%. Hal ini dikarenakan jika pembeli
saham membeli atau menguasai saham kurang dari 51% maka si pembeli tidak bisa disebut
telah mengakuisisi perusahaan karena tidak mengendalikan perusahaan tersebut. Jika
pembelian tidak mengakibatkan kepemilikan atau penguasaan saham hingga lebih dari 51%
maka hal itu hanya sebuah transaksi saham biasa.
SOAL 2:
PT.Perkasa melakukan pembelian 100% saham PT. Surya dengan mengeluarkan 1.000.000
lmb saham PT. Perkasa yang memiliki nilai nominal per lbr Rp. 500 dan nilai pasar pada tgl
penutupan terakhir adalah Rp. 4.000
Terkait dengan akuisisi ini PT. Perkasa harus mengeluarkan biaya administrasi sebesar Rp.
25.000.000 dan terkait dengan penerbitan saham baru, PT. PErkasa harus mengeluarkan
biaya administrasi sebesar Rp. 50.000.000 kedua pembayaran tsb diselesaikan secara tunai.
Ditanya : Buatlah jurnal untuk transaksi Akuisis dari PT. PErkasa
JAWABAN 2 :
Nilai saham wajar Rp 500.000.000,00
Biaya Akuisisi Rp 25.000.000,00
Total harga beli Rp 525.000.000,00

Nilai saham yang di keluarkan Rp 500.000.000,00


Biaya pengeluaran saham Rp (50.000.000,00)
Nilai tercatat saham Rp 450.000.000,00

Jurnal Transaksi PT. Perkasa


Investasi pada saham PT. Surya Rp 525.000.000,00
Saham Biasa Rp 1.000.000,00
Tambahan Modal di setor Rp 449.000.000,00
Biaya Merger Tangguhan Rp 25.000.000,00
Biaya Pengeluiaran saham Rp 50.000.000,00
Rp 525.000.000,00 Rp 525.000.000,00
Catatan :
- Nilai saham wajar = 1.000.000 X 500
- Tambahan modal di setor = Nilai tercatat saham - saham biasa
= 450.000.000 - 1.000.000
= 449.000.000
- Biaya merger tangguhan = Biaya akuisisi
- Biaya pengeluaran saham = biaya administrasi
SAP 14
1. Sebutkan tahap – tahap dalam penyusunan kertas kerja!
Penyelesaian :
Untuk menyusun atau membuat kertas kerja dalam perusahaan dagang, sama seperti yang
dilakukan dalam perusahaan jasa, baik dari kolom neraca sisa, ayat penyesuaian, neraca
sisa disesuaikan, perhitungan laba rugi, dan neraca. Adapun tahap-tahap penyusunan
kertas kerja adalah sebagai berikut.
1) Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam perkiraan buku besar ke dalam kolom
Neraca Sisa (NS), di mana jumlah debit dan kredit harus sama atau seimbang.
2) Membuat jurnal penyesuaian dengan menganalisis data penyesuaian dan
memasukkannya ke dalam kertas kerja kolom Ayat Penyesuaian (AP).
3) Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom neraca sisa dengan kolom ayat
penyesuaian, kemudian mengisikannya ke dalam kolom Neraca Sisa Disesuaikan
(NSD).
4) Memindahkan jumlah-jumlah di kolom neraca sisa untuk disesuaikan ke dalam kolom
laba/rugi dan kolom neraca.
5) Menjumlahkan kolom laba/rugi dan kolom neraca. Jika kolom laba/rugi lebih besar
sebelah kreditnya, berarti perusahaan memperoleh laba, selanjutnya jumlah laba
dipindahkan ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya, jika jumlah dalam kolom
laba/rugi lebih besar sebelah debitnya, berarti perusahaan menderita rugi dan jumlah
rugi harus dipindahkan ke kolom neraca sebelah debit.
2. Pada tanggal 31 Desember 2008, PT Induk mengakuisisi 80% saham kepemilikan dari PT
Anak seharga Rp 120.000.000. Berikut adalah neraca kedua perusahaan pada tanggal
akuisisi.

Pos PT Induk PT Anak

Kas 20.000.000 10.000.000

Piutang Usaha 35.000.000 15.000.000

Persediaan 90.000.000 20.000.000

Tanah 80.000.000 40.000.000

Bangunan dan Peralatan 150.000.000 60.000.000

Investasi pada PT Anak 120.000.000

Total 495.000.000 145.000.000

Akumulasi Penyusutan 20.000.000 10.000.000

Utang Usaha 65.000.000 25.000.000

Utang Obligasi 200.000.000 30.000.000

Saham Biasa 100.000.000 30.000.000

Saldo Laba 110.000.000 50.000.000

Total 495.000.000 145.000.000


Diketahui Nilai Wajar untuk Persediaan; 30.000.000, Tanah; 60.000.000,
Bangunan dan Peralatan; 60.000.000. Sedangkan akun lain mempunyai nilai pasar yang
mendekati nilai buku saat ini.
Diminta:
1) Buatlah ayat jurnal untuk mencatat akuisisi saham PT Anak
2) Buatlah kertas kerja konsolidasi
3) Buatlah neraca konsolidasi

Penyelesaian:
1) Ayat jurnal untuk mencatat akuisisi saham PT Anak.
Biaya perolehan investasi 120.000.000
Nilai buku
Saham Biasa - PT Anak 30.000.000
Saldo Laba - PT Anak 50.000.000
80.000.000
Bagian PT Induk (80%) X 0,8 (64.000.000)
Perbedaan antara nilai buku dan harga perolehan 56.000.000
PT Induk mencatat akusisi saham PT Anak sebagai berikut:
Investasi pada Saham PT Anak 120.000.000
Kas 120.000.000
Menghitung perbedaan nilai aset-aset tertentu dari PT Anak dikarenakan
Nilai Wajar lebih tinggi daripada Nilai Buku.

80%
Kenaikan Nilai
Nilai Buku Nilai Wajar Bagian
Wajar
PT Induk

Persediaan 20.000.000 30.000.000 10.000.000 8.000.000

Tanah 40.000.000 60.000.000 20.000.000 16.000.000

Bangunan dan 50.000.000 60.000.000 10.000.000 8.000.000


Peralatan

110.000.000 150.000.000 40.000.000 32.000.000

Ayat jurnal untuk dimasukkan ke dalam kertas kerja adalah sebagai berikut :
Saham Biasa - PT Anak 30.000.000
Saldo Laba - PT Anak 50.000.000
Diferensial 56.000.000
Investasi pada Saham PT Anak 120.000.000
Kepemilikan non pengendali 16.000.000
(Mengeliminasi saldo investasi awal dan memunculkan kepemilikan non pengendali)
Persediaan 8.000.000
Tanah 16.000.000
Bangunan dan Peralatan 8.000.000
Goodwill 24.000.000
Diferensial 56.000.000
(Mengalokasikan Diferensial)
2) Kertas Kerja Konsolidasi
Kertas Kerja Konsolidasi 31 Desember 2008, Tahun Penggabungan Usaha;
80% Pembelian Di Atas Nilai Buku.

Eliminasi
POS PT Induk PT Anak Konsolidasi
Debit Kredit

Kas 20.000.000 10.000.000 30.000.000

Piutang Usaha 35.000.000 15.000.000 50.000.000

Persediaan 90.000.000 20.000.000 8.000.000 118.000.000

Tanah 80.000.000 40.000.000 16.000.000 136.000.000

Bangunan dan Peralatan 150.000.000 60.000.000 8.000.000 218.000.000

Goodwill 24.000.000 24.000.000

Investasi pada PT Anak 120.000.000 120.000.000

Diferensial 56.000.000 56.000.000

Total Debit 495.000.000 145.000.000 576.000.000

Akumulasi Penyusutan 20.000.000 10.000.000 30.000.000

Utang Usaha 65.000.000 25.000.000 90.000.000

Utang Obligasi 200.000.000 30.000.000 230.000.000

Saham Biasa 100.000.000 30.000.000 30.000.000 100.000.000

Saldo Laba 110.000.000 50.000.000 50.000.000 110.000.000

Kepemilikan Non Pengendali 16.000.000 16.000.000

Total Kredit 495.000.000 145.000.000 192.000.000 192.000.000 576.000.000

3) Neraca Konsolidasi
PT Induk dan PT Anak

Neraca Konsolidasi 31 Desember 2008

Aset Kewajiban

Kas 30.000.000 Utang Usaha 90.000.000

Piutang Usaha 50.000.000 Utang Obligasi 230.000.000

Persediaan 118.000.000

Tanah 136.000.000 Ekuitas

Bangunan dan Peralatan 218.000.000 Saham Biasa 100.000.000

Akumulasi Penyusutan (30.000.000) 188.000.000 Saldo Laba 110.000.000

Goodwill 24.000.000 Kepemilikan Non Pengendali 16.000.000

Total Aset 546.000.000 Total Kewajiban dan Ekuitas 546.000.000

Anda mungkin juga menyukai