Laporan PK
Laporan PK
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Air adalah materi pokok di dalam kehidupan setiap organisme hidup. Tidak ada satu
pun makhluk hidup di dunia yang tidak membutuhkan air. Sel hidup misalnya, baik
tumbuh-tumbuhan atau pun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75%
isi sel tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan, tersusun oleh air. Air yang dikonsumsi
adalah air yang sehat yang memenuhi persyaratan Bakteriologi, Kimia, Radioaktif dan
Fisik berdasarkan Permenkes RI No: 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air bersih yang meliputi persyaratan fisik yaitu tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak berasa, dimana untuk nilai Most Probable Number (MPN)
Coliform yaitu 0/100 mL.
Air bersih semakin langkah di perkotaan. Sungai-sungai yang menjadi sumber air
sudah tercemar dengan berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik,
rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Parameter bakteriologi yang
digunakan adalah bakteri indikator polusi atau bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator
sanitasi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi dari kotoran
manusia maupun dari hewan, karena bakteri tersebut merupakan organisme yang terdapat
di dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Secara mikrobiologis, bakteri yang
sering ditemukan pada sumber air minum adalah bakteri Escherichia coli (E.coli). E.coli
adalah bakteri yang pada umumnya hidup di dalam usus besar manusia.
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform, semakin tinggi pula resiko
kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan
hewan. Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas ialah bakteri Escherichia
coli, yaitu mikroba penyebab diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah (Entjang,
2003).
Penulis mengambil masalah tersebut sebagai judul PKL yaitu Pemeriksaan Koliform
pada Air Bersih Fiber Penampungan Sebuah Hotel di Kupang untuk mengetahui
keberadaan bakteri tersebut yang dapat menjadi salah satu indikator pencemar air.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah sampel air bersih yang dianalisis tercemar coliform ?
2. Berapa total bakteri coliform pada sampel air bersih yang dianalisis ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
1. Mempelajari metode analisis bakteri Coliform pada sampel air bersih.
2. Mengetahui jumlah total Coliform dalam sampel air bersih yang dianalisis.
1.4 Manfaat
Manfaat praktek kerja lapangan adalah :
1. Untuk melindungi masyarakat terhadap konsumsi air bersih yang tidak
memenuhi syarat keamanan.
2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih hati-hati dalam
memilih air bersih untuk dikonsumsi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pada tahun 2014 UPT Laboratorium Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi
Nusa Tenggara Timur juga memperoleh penghargaan predikat kepatuhan dari
ombudsman Republik Indonesia tentang standar pelayanan publik dengan sertifikat
nomor: 3.131/ORI-KPP/VII/2014.
Untuk ketertiban dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, UPT
Laboratorium Kesehtan pada Dinas Kesehatan provinsi Nusa Tenggara Timur
mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
VISI :
“ Laboratorium kesehatan yang bermutu, terpercaya, dan mandiri”
MISI :
1. Memberikan pelayanan yang permtu dan perjangkau.
2. Meningkatkan kompetensi SDM serta sarana sesuai standar .
3. Menjadikan laboratorium sebagai pusat rujukan.
4. Menjadikan laboratorium kesehatan sebagai badan layanan umum daerah.
MOTTO :
“ Melayani dengan cepat dan tepat’’
TUJUAN :
1. Tujuan umum :
a) Pelaporan pelaksanaan pelayanan pemeriksaan laboratorium tahun 2015 dan
sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan di tahun 2016.
b) Salah satu sumber data untuk penyusunan perencanaan program kegiatan
tahun 2016 di UPT laboratorium dinas kesehatan provinsi Nusa Tenggara
Timur.
2. Tujuan khusus :
a) Untuk mengetahui capaian kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi UPT
Laboratorium Kesehatan yang telah dilaksanakan di tahun 2015.
b) Untuk mengetahui kemampuan pemeriksaan laboratorium, tugas dan
kemampuan SDM, sarana dan prasarana pada UPT laboratorium kesehatan
dinas kesehatan provinsi Nusa Tenggara Timur.
5
c) Terwujudnya pelayanan laboratorium kesehatan yang bermutu sesuai VISI dan
MISI-nya, menjadi laboratorium rujukan di provinsi Nusa Tenggara Timur.
2.1.3 Kepegawaian
Jumlah dan status pegawai pada UPT laboratorium kesehatan provinsi Nusa
Tenggara Timur per 31 Desember 2015 PNS : 23 Orang.
6
2.1.4 Struktur Organisasi
Bagan struktur organisasi UPT. laboratorium kesehatan pada dinas kesehatan
provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pembina.Tk I
STAFF
FUNGSIONAL
8
pencernaan, untuk masuk kedalam air tersebut (Fardiaz. 1992). Beberapa ciri
penting suatu organisme indicator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak
tercemar.
2. Terdalam dalam air bila ada pathogen
3. Jumlah mikroorganisme indicator berkolerasi dengan kadar polusi.
4. Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada
pathogen.
5. Mempunyai sifat yang seragam dan mantap.
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada pathogen.
8. Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Terdapat 3 jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan
adanya masalah sanitasi yaitu Escherichia coli , kelompok Streptococcus (
Enterococcus) fekal dan Clostridium perfringens (Lim, 1998). .
E.coli adalah genus dan spesies dari kelompok Coliform tinja. E.coli
hadir di usus hewan berdarah panas dan manusia. Keberadaan E. coli dalam
air minum di hampir semua k asus menandakan polusi kotoran segar. Sebagian
besar E.coli strain tidak berbahaya, (kecuali strain E. coli 0157: H7) tetapi
kehadiran E.coli dalam air menunjukkan probabilitas tinggi mikroorganisme
penyebab penyakit (Lim, 1998).
9
Mikroorganisme selain bakteri coli yang dianggap sebagai bakteri
pengganggu dalam air karena menimbulkan rasa, bau, dan warna selain itu
dapat membentuk endapan persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa-pipa
sehingga mengurangi atau menyumbat aliran air. Aksi merusak pada beberapa
mikroorganisme adalah sebagai berikut:
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah
unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony-forming unit) dalam
sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraaan jumlah
individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 ML atau per gram. Jadi
misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air
12
tersebut di perkirakan setidaknya mengandung 10 Coliform pada setiap gramnya.
Makin kecil nilai MPN , maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak
minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 % sehingga pada setiap nilai
MPN, terdapat jangkuan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (FDA,1989).
MPN total adalah salah satu metode perkiraan yang menuju suatu nilai
kebenaran untuk mengetahui ataupun mendeteksi adanya mikroba pada sampel yang
diuji. Keberadaan bakteri Coliform pada suatu sampel dapat menjadi indikator adanya
jenis bakteri lain yang bersifat pathogen maupun non pathogen .pengujian Coliform
13
menggunakan media pengujian yang disebut laktosa broth yaitu media yang bahan
dasarnya dari laktosa. Bakteri Coliform memiliki kemampuan dalam
memfermentasikan laktosa sehingga media yang terfermentasi akan mengalami
perubahan warna, munculnya gas, dan endapan.
Tabel I:
Ragam: 5 x10 ml, 5 x 1ml, 5 x 0,1 ml
Tabel II
Syarat mikrobiologi kualitas air minum sesuai dengan peraturan menteri kesehatan RI
NO.416/Menkes/PER/IX/1990 yaitu :
15
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
16
Pada tahap pendahuluan ini, digunakan ragam 1 yaitu ragam untuk spesimen yang
sudah diolah atau angka kumannya diperkirakan rendah, digunakan ragam 5:1:1 yang
terdiri dari:
Diperhatikan ada atau tidaknya gas dalam tabung dan tabung durham.
Tes dikatakan positif bila terbentuk gas (terlihat gelembung-gelembung halus
dalam tabung atau adanya udara dalam tabung durham)
2. Tes penegasan
Tiap tabung yang positif pada tes pendahuluan dipindahkan 1-2 ose ke dalam
tabung tes penegasan yang berisi 10 ml BGLB.
Masing-masing tabung dipindahkan ke dalam 2 tabung BGLB.
Satu seri tabung BGLB diinkubasi pada suhu 35-37oC selama 2 x 24 jam, untuk
memastikan total Coliform.
Satu seri tabung BGLB diinkubasi pada suhu 44oC selama 2 x 24 jam untuk
memastikan adanya koli tinja.
4.1 Hasil
Hasil perhitungan MPN Coliform pada sampel air bersih yang di periksa di
UPT Laboratorium Kesehatan pada Dinas Kesehatan Profinsi NTT.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang di lakukan di UPT Laboratorium Kesehatan
pada Dinas Kesehatan Provinsi NTT dengan bahan pemeriksaan yaitu sampel air
bersih, yang sudah dimasukan dalam botol steril sebanyak ± 200 ml, setelah dikirim
kemudian di lakukan pemeriksaan dengan parameter uji coliform, pemeriksaan
dilakukan dengan 1 kali pengujian yaitu uji pendahuluan/pendugaan. Pada uji
pendugaan tidak adanya bakteri coliform dalam sampel air bersih. Langkah pertama
yang di lakukan adalah disiapkan dan didekatkan alat dan bahan yang akan
digunakan, cara kerja aseptis dilakukan yaitu mencuci tangan, memakai sarung tangan
dan masker agar sampel yang diperiksa tidak tercemar oleh keadaan lingkungan
sekitar sehingga hasilnya tidak bias. Bahan yang diperiksa disimpan di dalam botol
berusap sampel air bersih dan media yang akan digunakan disimpan di atas rak
tabung, media tersebut berupa LB II ( Lactose Double Broth) 5 tabung, dan LB I
(Lactose Single Broth) 2 tabung .
Pada uji pendahuluan/pendugaan ini dimulai dengan sampel air tersebut
dikocok agar merata, setelah itu tutup botolnya dibuka dan difiksasi bagian mulut
botol tersebut, kemudian mengambil pipet 10 ml difiksasi lagi dan pipet tersebut
digunakan untuk mengambil sampel air bersih tersebut sebanyak 10 ml lalu di
masukan kedalam LB II masing-masing di masukan 10 ml jadi di ulang sebanyak 5
kali, setelah itu di ambil 1 ml sampel di masukan kedalam 1 tabung LB I kemudian
diambil lagi sampel dan di teteskan kedalam LB I sebanyak 3 tetes. Ketuju tabung
18
tersebut di satukan di ikat dengan karet gelang, di gojok dan di masukan kedalam
incubator suhu 370C selama 2 X 24 jam . Pada setiap kali perlakuan alat dan bahan
tersebut difiksasi dan didekatkan dengan nyala api Bunsen agar menjaga kesterilan
dari media sehingga tidak terkontaminasi dengan udara luar.
Berdasarkan tes pendugaan sampel yang sudah diinkubasi selama 2 X 24 jam didapat
hasil negatif dengan keadaan fisik tabung normal.
Berdasarkan hasil yang di dapat kemudian disesuaikan dengan tabel MPN
yang sudah ada kandungan total untuk perbandingan tersebut adalah <2 ml artinya
tidak terdapat bakteri coliform dalam 100 ml sampel air bersih, hal ini terjadi karena
fermentasi pada media tersebut, tidak terjadi perubahan warna sehingga tidak adanya
koloni coliform yang bereaksi dengan media dan juga tidak terdapatnya gelembung
gas pada tabung durham. Berdasarkan hal ini maka dapat diketahui bahwa pada
sampel air bersih tersebut tidak terdapat bakteri Coliform fecal.
Dari hasil uji pendugaan ini juga dapat dikatakan bahwa sampel air bersih
tidak tercemar bakteri dan layak di gunakan atau di konsumsi karena dalam sampel air
bersih tersebut terdapat <2 ml jenis bakteri coliform dan menunjukan hasil negatif,
karena menurut standar WHO yakni 95 % dari sampel-sampel tidak boleh
mengandung Coliform dalam 100 ml. Berdasarkan Permenkes RI No:
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih
yang meliputi persyaratan fisik yaitu tidak berbau, tidak bewarna dan tidak berasa,
dimana untuk nilai Most Probable Number (MPN) Coliform yaitu <2 ml.
19
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan yang sudah di laksanakan dengan
analisis yang di lakukan pada UPT Laboratorium Kesehatan dengan pemeriksaan sampel
air bersih, maka penulis menyimpulkan bahwa :
1. Sampel air bersih yang telah di periksa tersebut tidak tercemar bakteri Coliform.
2. Jumlah totalitas bakteri Coliform dalam sampel air bersih yang di analisis
perbandingannya 5:1:1 dan di samakan hasilnya dengan tabel MPN totalnya adalah 0 /
100 ml bakteri Coliform hasil ini membuktikan bahwa air bersih tersebut tidak
tercemar.
5.2 Saran
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah di lakukan, penulis menyarankan agar :
1. Dalam proses pengambilan sampel maupun pemeriksaan harus dilakukan dalam
keadaan benar-benar steril sehingga bahan pemeriksaan tidak terkontaminasi dan
hasilnya bisa sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Selama proses pengambilan maupun pemeriksaan sampel harus dilakukan sesuai
prosedur yang sudah ditentukan sehingga tidak terjadi kesalahan.
3. Masyarakat harus secara rutin memeriksa sampel air bersih di sekitar tempat tinggal
mereka untuk memastikan apakah air tersebut masih benar-benar bersih atau sudah
tercemar.
20
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology. McGraw Hill Publishing Company, New York : 91.
Servais, Pierre. 2007. Fecal Bacteria in the Rivers of the Seine Drainage Network
(France). Source, Fate and Modelling; Universite Libre de Bruxelles; Bruxelles.
Suprihatin. 2003. Sebagian Air Minum Isi Ulang Tercemar Bakteri Coliform. Tim
Penelitian Laboratorium Teknologi Dan Manajemen Lingkungan. IPB Dalam
Kompas Sabtu 26 April. Jakarta.
Sutjahyo, B, 2000, Air Minum Kebijakan Kemitraan Pemerintah Dan Swasta Dalam
Penyedian Air Minum Perkotaan, Tirta Dharma, Jakarta.
21