Anda di halaman 1dari 4

PPI

( PENCEGAHAN DAN PENGENADALIAN INFEKSI)

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan diberikan diberbagai fasilitas kesehatan, mulai dari fasilitas yang mempunyai
peralatan yang sangat sederhana, sampai yang memiliki teknologi modern. Meskipun telah ada
perkembangan dalam pelayanan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, infeksi terus pula
berkembang terutama pasien yang di rawat di rumah sakit.
Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan
sakit (Potter & Perry,2005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa infeksi merupakan penyakit yang
disebabkan oleh invasi patogen atau mikroorganisme yang berkembang biak dan bertahan hidup
dengan cara menyebar dari satu orang ke orang lain sehingga menimbulkan sakit pada seseorang.
Infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan atau Healt-care Associated Infection (HAIs) merupakan masalah penting di
seluruh dunia yang meningkat (Alvarado 2000). Sebagai perbandingan, bahwa tingkat infeksi
nosokomial yang terjadi di beberapa negara Eropa dan Amerika adalah rendah yaitu sekitar 1%
dibandingkan dengan kejadian di negera-negara Asia, Amerika Latin dan Sub- Sahara Afrika yang
tinggi hingga mencapai lebih dari 40% (Lynch dkk 1997). Menurut data WHO, angka kejadian
infeksi di RS sekitar 3 – 21% (rata-rata 9%). Infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang
dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), infeksi nosokomial merupakan penyebab
utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian
setiap hari di dunia. Di Indonesia, dalam penelitian di 11 rumah sakit di Jakarta pada tahun 2004
menunjukkan 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi nosokomial. Sedangkan prevalensi
nosokomial yang terdapat di Rumah Sakit daerah Jakarta sekitar <5 % (peraturan daerah Jakarta
pada tahun 2007).
Jika tidak dikendalikan dan dicegah dengan sungguh-sungguh, infeksi bisa mengakibatkan
kesakitan dan kematian. Orang-orang yang berada di lingkungan rumah sakit seperti pasien,
petugas kesehatan, penunggu, atau pengunjung juga sangat beresiko terinfeksi. Penderita yang
sedang dalam proses asuhan perawatan di rumah sakit, baik dengan penyakit dasar tunggal maupun
penderita dengan penderita penyakit dasar lebih dari satu, secara umum keadaan umumnya tidak
atau kurang baik, sehingga daya tahan tubuh menurun. Hal ini akan mempermudah terjainya
infeksi silang karena kuman-kuman, virus dan sebagainya akan masuk kedalam tubuh penderita
yang sedang dilakukan dalam proses asuhan keperawatan.
Untuk itu dirumah sakit perlu menyusun program pencegahan dan pengendalian infeksi
secara berkala dan berkesinambungan. Pelakasanaan program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI), sendiri merupakan salah satu bentuk dari program patient safety (keselamatan
pasien).

B. RUANG LINGKUP
Semua sumber daya manusia baik tenaga medis maupun non medis, pasien dan keluarga pasien
atau pengunjung.

C. PEMBAHASAN
Pelakasanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) berupa :
1. Pencanangan gerakan cuci tangan
Jenis kegiatan berupa :
 Memberikan penyuluhan tentang cuci tangan yang benar dan tepat
 Memonitor kepatuhan cuci tangan.
 Penempelan poster cuci tangan disetiap ruangan cuci tangan.
 Penyediaan hand scrub yang telah distandarkan oleh WHO sebagai alternatif cuci
tangan
2. Pencenangan penggunaan APD
Jenis kegiatan berupa :
 Memberikan penyuluhan tentang penggunaan APD susuai standar
 Memonitor kepatuhan penggunaan APD sesuai standar
 Sosialisasi pemakaian APD susuai standard oleh tim PPI kepada pihak terkait.
 Menerapkan pembuangan APD yang tepat setelah dipakai
3. Peningkatan SDM di unit masing-masing tentang PPI
Jenis kegiatan berupa :
 Menyisipkan rapat mengenai infection control dalam rapat bulanan
 Memberikan pengetahuan mengenai PPI melalui seminar kecil di unit perawatan
umum dan khusu
 Berusaha saling mengingatkan kepada rekan kerja suapaya selalu mengaplikasikan
tentang PPI
4. Kajian kejadian IDO, ISK, IADP
Jenis kegiatan berupa :
 Memberikan penyuluhan kepada rekan-rekan tenaga kesehatan maupun non kesehatan
untuk lebih monitoring mengenai luka operasi dan pencatatan tanggal pemasangan dan
perawatan DC saat di ruangan rawat
 Menerapkan SPO saat setiap melakukan tindakan pemasangan venus catheterisation
dan DC
5. Healt care worker safety program
Jenis kegiatan berupa :
 Memberikan penyuluhan kepada staf unit perawatan tentang perlunya penerapan SPO
dalam melakukan tindakan
 Menerapkan penggunaan APD yang benar dan tepat sesuai standar
 Menerapkan pembuangan limbah infeksius dan limbah tajam sesuai tempatnya
 Meningkatkan SDM unit perawatan tentang SPO tindakan
 Pencatatan data yang mengalami kecelakaan kerja dan dilakukan tindakan sesuai alur
yang ada dilakukan MCU setiap 3 bln sekali terhadap staf unit perawatan
6. Manajemen alat kesehatan dan linen
Jenis kegiatan berupa :
 Menempatkan peralatan dan linen yang sudah terpakai atau yang telah terkontaminasi
pada tempat yang sesuai
 Membersihkan atau mencuci peralatan yang telah dipakai sebelum disterilkan atau
didesinfeksi
 Menjaga kerja sama dengan pihak laundry secara kontinue mengenai pengenai
menejement linen
7. Pengelolaan limbah
Jenis kegiatan berupa :
 Memberikan penyuluhan mengenai pengelolaan limbah yang benar dan tepat
 Menyediakan tempat pembuangan limbah sesuai fungsinya.
 Mensurvei tempat-tempat limbah yang sudah penuh untuk dilaporkan kepihak
sanitasi yang selanjutnya akan di tanggulangi

D. EVALUASI
- Setiap Rumah Sakit di Indonesia harus mempunyai tim pencegahan dan Pengendalian infeksi.
- Tim Pencegahan dan Pengendalian infeksi harus bekerja dengan baik agar angka kasus infeksi
nosokomial di Indonesia dapat menurun.
- Dengan adanya tim pencehagan dan pengendalian infeksi di setiap rumah sakit infeksi
nosokomial dapat terdata dengan tepat supaya mempermudah penanganan kasus infeksi
nosokomial di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai