Anda di halaman 1dari 13

1.

Ide dan Konsep Usaha


Gagasan ini adalah suatu yang dapat mendatangkan inspirasi pelaku yang mendorong
munculnya suatu ide usaha dan menduga lebih awal apakah ide yang muncul ini akan dapat
menghasilkan suatu nilai tambahan atau tidak. Pemahaman sumber gagasan yang baik
tentunya akan memperkaya ide usaha.
Sumber Gagasan Usaha Bagi Produk dan Jasa Baru :
a. Kebutuhan akan sumber penemuan
b. Membuat inovasi baru sesuai keahlian
c. Hobi atau kesenangan pribadi
d. Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
e. Memanfaatkan koneksi dan relasi
f. Mengamati kecenderungan-kecenderungan
g. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
Penemuan ide atau gagasan yang baik, diperlukan banyak informasi yang berhubungan
dengan ide atau gagasan. Maka perlu dilakukan kegiatan berikut yaitu mengetahui sumber
informasi dan melakukan seleksi informasi dari sumber-sumber. Berikut adalah beberapa
cara penemuan ide atau konsep usaha :
1. Survei, Survei dapat diartikan seseorang mencari ide usaha dengan cara terjun
langsung kelapangan guna mengamati, melihat secara langsung dari dekat mengenai
objek yang dianggap menarik ataupun dilakukan secara sistematik dengan dibuat
suatu rancangan khusus, perlakuan khusus, dengan tahap-tahap yang harus dilalui
guna menemukan suatu ide usaha. Ide yang muncul sebagai temuan dari suatu survei
akan lebih baik adanya karena dapat dirasakan, dilihat, didengar, dan didiskusikan
secara langsung sehingga langkah-langkah untuk merealisasikan akan jauh lebih
mudah ketimbang ide atau gagasan yang ditemukan berdasarkan sumber bacaan.
2. Pengalaman, Pengalaman adalah guru yang paling baik. Banyak contoh lahirnya para
pendiri perusahaan yang muncul dari pengalaman, seperti pengusaha atau pendiri
perusahaan pasta gigi pepsodent. Awalnya dia bekerja sebagai tenaga pemasar
(salesman) keliling yang menjajakan barang dagangan keseluruh wilayah pemasaran
di Amerika Serikat. Dari pengalaman dan hasil pengamatannya bertahun-tahun
ternyata membuat dan menjual pasta gigi akan menguntungkan, disamping itu jika
produk tersebut dapat diterima oleh konsumen maka kebutuhannya tidak akan pernah
habis kegenerasi-generasi.

1
3. Teknologi, Teknologi muncul disekitar kita juga dapat menjadi sumber ide usaha,
misalnya, adanya teknologi computer secara tidak langsung melahirkan sebagai ide
usaha baru, seperti : usaha jasa internet, usaha jasa rental computer, usaha jasa
pengolahan data, usaha jasa pemasangan jaringan, usaha servis computer, dan lain
sebagainya.
4. Kebutuhan Pasar, Kebutuhan pasar yang muncul maka akan segera juga berbagai ide
usaha yang akan muncul.
5. Pesaing, Kegiatan pesaing untuk melakukan inovasi produknya, kadang-kadang
muncul dari adanya usaha baru, baik berupa produksi barang subtitusi ataupun meniru
produk. Yang sudah ada sedikit modifikasi. Contoh air Mineral “Aqua” yang telah
melahirkan beratus-ratus.Ide untuk menghasilkan air mineral sejenis aqua tersebut
dengan merek dagang yang berbeda-beda.
6. Saluran Distribusi, Banyak produk yang beredar dan relatif dikenal luas oleh
masyarakat namun terkadang perusahaan kesulitan untuk mendistribusikan
produknya.
7. Pemasuk, Kebutuhan pasar yang sedemikian besar yang menyebabkan banyak yang
dibutuhkan pemasuk, baik untuk kebutuhan pabrik ataupun kebutuhan kantor-kantor
pemerintah atau swasta.
8. Perubahan Lingkungan, Ide juga dapat muncul dengan adanya perubahan lingkungan.
Misalnya ada perubahan lingkungan sebagai akibat pendirian suatu perguruan tinggi
atau sekolah, maka lingkungan disekitar perguruan tinggi atau sekolah tersebut yang
tadinya merupakan lingkungan tempat tinggal sekarang telah berubah menjadi
lingkungan bisnis yang menunjang kebutuhan tambahan dari adanya perguruan tinggi
atau sekolah tersebut, seperti kebutuhan warung atau restoran,dll.

2. Studi Kelayakan Bisnis


Studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari
aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan
untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada
orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang
dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan
2
orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu
proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan
ekonomis.
Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis
1. Aspek hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi
ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
a. Izin lokasi : Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau
berbentuk badan hukum lainnya.
b. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
c. Surat tanda daftar perusahaan
d. Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
e. Surat tanda rekanan dari pemda setempat
f. SIUP setempat
2. Aspek sosial ekonomi dan budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena adanya suatu
kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
a. Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan
masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
b. Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita
penduduk, apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per
capita penduduk setempat, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja
setempat atau UMR.
c. Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai,
lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan
lainnya, pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua
adalah dengan wawancara, kuesioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat
apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan
keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
3. Aspek pasar dan pemasaran
Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh
kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
a. Potensi pasar

3
b. Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat
untuk membeli.
c. Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
d. Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup
tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan
masa lalu, dll.
e. Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih
sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi
tersebut dalam meraih besarnya market share.
4. Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, lay
out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
5. Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.
6. Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan
tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

3. Business Plan
Agar usaha berjalan pada jalan yang benar maka seorang wirausaha harus menyusun
business plan. Business Plan merupakan suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan
kemampuan sebuah bisnis sebuah bisnis untuk menjual barang dan jasa dengan menghasilkan
keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana. Definisi yang lebih baik
menyatakan bahwa Business Plan adalah sebuah selling dokumen yang mengungkapkan daya
tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial. (Bygrave 1994: 114)
Jadi business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang
mengambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai
perushaan untuk memulai sewaktu usaha. Isinya sering merupakan perencanaan terpadu
menyangkut pemasaran, pemodalan, manufaktur dan sumber daya manusia. (Hisrich-Peters,
1995: 113)

4
Tujuan menyusun Business Plan adalah:
a. Menyatakan bahwa anda sebagai pemilik dan pemegang inisiatif dalam membuka
usaha baru. Anda yakin akan keberhasilan usaha itu dan anda juga harus menyakinkan
orang lain tidak akan merugi bila melakukan kerjasama dengan anda.
b. Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang sudah
ada dan saling menguntungkan misalnya dari para produsen yang dapat diharpkan
memasok barang buat perusahaan anda ataupun perusahaan-perusahaan yang lebih
besar memberi pekerjaan atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh perusahaan anda.
c. Business plan juga dapat mengundang orang-orang tertentu yang potensional atau
mempunyai keahlian untuk bergabung bekerja sama dengan anda.
d. Business plan juga berguna untuk melakukan marger dan akuisisi misalna anda menjual
perusahaan anda ke sebuah perusahaan besar maka perusahaan besar tersebut harus
membaca business plan anda atau mungkin juga anda ingin membeli perusahaan lain
maka business plan yang anda susun dapat memberi keyakinan kepada perusahaan lain
yang mau diakuisisi.
e. Businessnplan bertujuan untuk menjamin adanya fakus tujuan dari berbagai porsonil
yang dalam perusahaan.

Ada 5 alasan mengapa harus disiapkan business plan:


a. Business merupakan satu blueprint, yang akan diikuti dalam operasional bisnis. Ini
menolong anda tetap keatif konsentrasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
b. Ini merupakan alat untuk mencari dana, sehingga berhasil dalam bisnis.
c. Ini merupakan alat komunikasi untuk menarik orang lain, pemaspk. Konsumen,
penyandang dana.. Dengan adanya business plan membuat mereka mengerti tujuan dan
cara operasional bisnis.
d. Ini membuat anda sebagai manajer , karena mengetahui langkah-langkah praktis
menghadapi dunia persaingan, membuat promosi, sehingga lebih efektif.
e. Membuat pengawasan lebih mudah dalam operasionalnya, apakah mengukuti atau
sesuai dengan rencana atau tidak.

4. Start-up Business
Perusahaan rintisan, umumnya disebut startup (atau ejaan lain yaitu start-up), merujuk
pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian

5
besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan
penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.
Memulai segala sesuatu memang terkadang tidak mudah. Segala sesuatunya pasti akan
mengalami kendala atau halangan. Yang terpenting adalah ketelatenan dan kesabaran.
Banyak wirausaha sukses berawal dari kekalahan. Mereka bisa belajar dari kekalahan dan
kesalahan dengan maksud agar tidak mengulangi hal yang sama. Disisi lain tentunya mereka
juga mempelajari langkah-langkah logis dan kongkrit dalam menjalankan aktifitasnya
tersebut.
Ada beberapa hal yang mungkin bisa digunakan sebagai patokan saat kita mau mencoba
berusaha atau membuka lapangan kerja baru, diantaranya :
a. Harus Memiliki Mimpi
Mimpi diperlukan sebagai dorongan pribadi dalam menentukan kapan harus
memulai suatu usaha. Dari mimpi yang besar diharapkan dapat tercapai sekian persen
kesusksesan dari mimpi tersebut. Jadi jangan berhenti untuk memimpikan satu hal
yang fokus. Namun jangan sampai terlena dengan keindahan mimpi. Pada dasarnya
hal ini juga dapat membuat seseorang menjadi gagal dalam menentukan langkah dan
keputusan.
b. Lihat Peluang
Kemampuan melihat peluang memang tidak secara baik dimiliki oleh sebagian
besar individu. Namun hal ini bukan menjadi halangan dalam memutuskan untuk
melangkah. Peluang yang ada bisa dilihat dan dirasakan disekitar kita. Bahkan dapat
dilihat dari kebutuhan pribadi. Apabila kita membutuhkan sesuatu, maka jadikan itu
peluang. Setelah itu lihat kebutuhan orang sekitar, dan jadikan itu peluang. Setelah
meyakini akan peluang tersebut, maka mulailah untuk memulai usaha.
Perlu diperhatikan juga mengenai peluang ini. Pengajar saya Bpk. Paidi bernah
berkata “jangan menjual apa yang bisa kita buat, melainkan jual apa yang orang
butuhkan”. Pelajari dan lakukan hal tersebut, setelah semua berjalan sesuai dengan
harapan baru meningkat pada “buatlah apa yang dibutuhkan orang kemudian jual ke
mereka”.
c. Hitung Kemungkinan
Kemungkinan yang perlu diperhatikan adalah mengenai permodalan, keuntungan,
sistem usaha dan juga hasil yang ingin dicapai. Bila semuanya telah dipertimbangkan
dan dihitung maka selanjutnya bisa memulai usaha tersebut.

6
d. Sumber Modal
Modal adalah hal pertama yang diperlukan dalam operasional sebuah usaha.
Dalam hal satu ini ada beberapa sumber yang menyebutkan harus menggunakan
modal sendiri atau yang biasa disebut dengan uang tenang. Namun tidak menutup
kemungkinan kita melakukan kredit kepada lembaga atau pihak lain untuk
mendapatkan modal. Langkah kredit memberikan tantangan adrenalin mengenai
resiko yang akan dihadapi.
Mengenai hal ini saran saya pribadi adalah gunakan modal sendiri. Pasalnya
dalam memulai usaha bagi pemula, walau kita mengetahui teori berusaha sedemikian
rupa, namun tantangan nyata terkadang berbeda dan lebih berat. Sehingga apabila ada
resiko terhadap hal ini dapat diminimalisir. Memang diperlukan kesabaran yang
ekstra dalam mengumpulkan modal.
Bila dirasa memang harus melakukan kredit, maka pertimbangkan ke perorangan
atau teman atau bagian keluarga. Hal ini menindak lanjuti resiko yang kiranya
diterima bila terjadi kegagalan.
e. Buat Sistem
Sistem usaha harus yang terbaik menurut perhitungan. Pasalnya dari beberapa
pengalaman, hitungan-hitungan yang kita lakukan sering terjadi kegagalan. Bila
sistem yang dibangun sangat rapi niscaya kegagalan akan sulit untuk dicapai.
Minimalisir resiko yang terjadi dari sistem tersebut.
f. Kerja Keras dan Berdoa
Ini adalah hal yang terakhir yang dapat dilakukan. Jalankan usaha tersebut sendiri
dan mungkin dibantu oleh beberapa karyawan bila diperlukan. Karena kita yang
merencanakan, maka harus diawali dengan kita yang berbuat dan meneliti terhadap
sistem yang kita jalankan. Walau kita memiliki hitungan yang matang dan memiliki
modal yang cukup untuk mempercayakan usaha kita kepada orang lain, hindari sedini
mungkin. Menaruh kepercayaan usaha kepada orang lain tidak bisa dilakukan saat
usaha masih dibilang merintis.

5. Business Coaching/ Mentoring


Business coaching merupakan sebuah program pembimbingan bisnis dimana coachee
atau klien seolah-olah sedang melakukan magang pada bisnisnya sendiri dan secara bertahap
belajar menerapkan langkah-langkah bisnis di bawah bimbingan coach bisnisnya agar ia
mampu mencapai sasaran bisnis maupun pribadi yang ia tetapkan.
7
Business coaching ini didesain bertujuan untuk memberikan bimbingan jangka pendek
(minimal 3 bulan) serta jangka panjang (minimal 12 bulan) melalui pendekatan pendekatan
yang mampu dilakukan oleh para klien. Filosofi yang kami gunakan dalam melakukan
empowerment adalah: “Ajak dan ajarkan coachee memancing, bukan langsung memberikan
ikannya, agar ia mampu memilih ikan, umpan, kolam dan kail yang bisa ia pakai untuk
mencapai sasarannya”.
Sasaran apa saja yang bisa diraih oleh para coachee di dalam program business
coachingnya secara mendasar akan mengarah pada 3 hal, yaitu: TTM – Time, Team dan
Money. Money akan menyangkut revenue/omset bisnis, profit bisnis, bahkan income pribadi
klien.
Team akan berhubungan dengan bagaimana mengembangkan team atau sumber daya
manusia yang kompak kerjasamanya dengan owner serta memiliki kemampuan yang
membuat mereka dapat produktif sehingga akhirnya menyentuh faktor Time, yaitu
bagaimana sebagai owner anda juga dapat mengembangkan produktivitas yang diperlukan
dalam peran anda sebagai owner, yaitu mengembangkan keputusan-keputusan yang bersifat
strategis dan mengendalikan bisnis anda secara remote.
Secara khusus, program business coaching mencakup beberapa hal, seperti:
1. Menetapkan visi, misi dan kultur bisnis yang menjadi dasar jangka panjang
pengelolaan bisnis
2. Menetapkan target serta menyusun perencanaan bisnis tahunan sampai bulanan
3. Menentukan dan mengevaluasi strategi Marketing dan Sales
4. Pengendalian keuangan...dari membaca laporan dan menghitung berapa titik break
even bisnis
5. Mengasah kepemimpinan sang business owner(s)
6. Menentukan serta mengevaluasi sistem apa yang diperlukan dalam bisnis
7. Mengasah kualitas pribadi sang business owner(s), sehingga mampu
mengimplementasi rencana bisnisnya secara bertanggung jawab.

Coach adalah individu-individu yang bukan saja memiliki pengalaman praktis di bidang
bisnis, tetapi juga memiliki keahlian-keahlian khusus yang didukung oleh latar belakang
pendidikan serta pengalaman kerja mereka.

6. Profiting
Setelah volume penjualan yang anda peroleh dalam bisnis telah cukup besar atau
kapasitas yang anda tawarkan sudah secara maksimum pada tiap saat, barulah kemudian

8
fokus untuk menaikkan/meningkatkan keuntungan (profit) usaha. Ada 3 hal yang bisa
dilakukan Dan mampu menaikkan keuntungan (profit) usaha dari customer,antara lain yakni :
1) Menaikkan angka repeat order; Repeat order adalah segala upaya yang dapat
dilakukan untuk membuat pelanggan semakin sering berbelanja (melakukan Transaksi
pembelian) ke tempat kita.
2) Menaikkan rata-rata pembelian tiap kunjungan; Menaikkan rata-rata nominal jumlah
pembelian adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan agar pelanggan yang tadinya
belanja sebesar Rp 100.000,- tiap kunjungan, meningkat menjadi Rp 200.000,- tiap
kunjungan, bahkan lebih.
3) Menaikkan margin. Menaikan margin adalah upaya untuk menaikkan nilai dan harga
jual, serta sekaligus menekan biaya produksi dengan cara menaikan produktifitas dan
menekan pengeluaran. Di dalam tahap profiting, promosi tetap aktif dilakukan Dan
jangan sampai berhenti. Bedanya dengan tahap starting, promosi profiting lebih
difokuskan ke pelanggan yang sudah ada.

7. Systemizing
Setelah tahap profiting sudah sukses dilakukan, saatnya beralih untuk
memikirkan sistemasi usaha. Tidak mungkin seorang pemilik usaha terus menerus
mengawasi jalannya usaha. Tujuan akhir dari berwirausaha adalah banyak waktu dan banyak
uang. Atas dasar tujuan berwirausaha itulah muncul tahap ketiga ini, yaitu systemizing.
Systemizing adalah usaha yang dilakukan agar usaha bisa ‘autopilot’ atau tetap berjalan
lancar walaupun sang pemilik usaha tidak berada di tempat usaha. Dan tentunya di akhir
systemizing akan bisa menduplikasi usaha alias membuka cabang baru.
Systemizing biasanya secara tidak sadar terbentuk ketika sejak awal menjalankan usaha.
Ketika menjalankan usaha akan banyak perubahan-perubahan sistemasi. Dari sekian banyak
sistemasi yang pernah dirasakan, akan ada satu sistemasi yang dirasa cocok, dan akhirnya
berlanjut menjadi sebuah kebiasaan dalam usaha. Pada tahap systemizing ini
saatnya menyempurnakan sistemasi tersebut. Jika sudah memiliki profit besar hasil dari
usaha, bisa saja pemilik usaha tidak perlu ambil pusing untuk memikirkan sistemasi yang
tepat. Sekarang ini sudah banyak coaching bisnis yang menyediakan konsultasi untuk
sistemasi usaha atau perusahaan. Pada tahap ini juga saatnya pemilik usaha hengkang dari
meja kerjanya untuk menikmati hidup santai dengan rekening yang terus bertambah dan
bersiap merekrut orang yang berpengalaman untuk menjadi manager ditempat usahanya.

9
Jika profit anda besar, anda tidak perlu pusing untuk membuat sistem sendiri. Cukup
membayar konsultan untuk membuat sistem di perusahaan Anda. Yang terpenting lagi, inilah
saatnya Anda mencari GM/direktur yang jauh lebih pandai dan berpengalaman dari Anda.

8. Expanding Business
Ekspansi bisnis atau sering disebut juga dengan perluasan perusahaan adalah aktivitas
memperbesar atau memperluas usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru, perluasan
fasilitas, perekrutan pegawai, peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha,
baik dibidang usaha sejenis seperti membuka cabang ataupun diversifikasi kebidang yang
lain. Hal ini diperlukan sebuah perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih
kompetitif serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Deskripsi ekspansi :
1. aktivitas memperbesar/memperluas usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru,
perluasan fasilitas, perekrutan pegawai, dan lain-lain
2. peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha (expansion)
Metode Perluasan Bisnis. Perluasan atau expansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan
untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan
atau profit perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode, yakni :
1. Merger atau Penggabungan
Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan
yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan
tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan
identitas yang dimilikinya. Jenis-jenis Merger:
a. Merger Vertikal Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau
tingkat operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan
perusahaan peternakan ayam.
b. Merger Horisontal Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level
operasi yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.
c. Merger Konglomerasi Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang
diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber
atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan
perusahaan operator telepon seluler nirkabel.
2. Akuisisi.
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku
10
atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone,
Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
3. Hostile Take Over
Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa adalah suatu tindakan akuisisi
yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka
penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di
atas harga pasar. Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan
karyawan dan manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada
operasional perusahaan.
4. Leverage Buy Out Leverage
Leverage Buy Out Leverage adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode
pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan
lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.
Motif-motif pembelanjaan ekspansi
1. Motif Ekonomi
Apabila ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada pertimbangan untuk memperbesar
atau menstabilisasi laba yang diperoleh, maka ekspansi tersebut karena motif
ekonomi. Hal ini terjadi misalnya karena semakin besarnya permintaan terhadap
produk atau jasa yang diprodusi oleh suatu perusahaan. Makin luas pasar bagi
produknya mendorong perusahaan tersebut untuk memperbanyak produksinya guna
mengimbangi tambahan permintaan atau tambahan luas pasar. Makin besar jumlah
produk yang dapat dijual, berarti semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan
laba yang lebih besar, sehingga dengan demikian setiap pimpinan perusahaan
mempunyai harapan dan keinginan untuk dapat selalu mengembangkan dan
meluaskan perusahaanya.keuntungan yang diperoleh perusahaan antara lain sebagai
berikut:
a. Alat pengukur prestasi perusahaan
b. Dapat dipergunakan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan
c. Sebagai sumber dana perusahaan
2. Motif Psikologis
Yaitu ekspansi yang didasarkan pada ambisi personal dari pemilik atau pimpinan
perusahaan untuk memperoleh prestige dan kekuasaan yang lebih besar. Motif ini
berhubungan dengan personaliti pemimpin perusahaan. Hal yang menonjol dari motif
psikologis ini adalah lebih didorong oleh insting atau judgment berupa kebenarian
11
untuk mengambil resiko meskipun tanpa didukung oleh pertimbangan rasionalitas
yang matang. Dengan demikian bahwa ekspansi merupakan suatu bentuk perluasan
usaha baik dalam meningkatkan komponen aktiva lancar, aktiva tetap atau lainnya
guna sebagai motif yang meningkatkan nilai ekonomi maupun ambisi personal dari
pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Teguh Budiarto, Dasar Pemasaran.Jakarta:Universitas gunadarma,1993


Suad Husnan dan Suwarsono M , 2014 , Studi Kelayakan Proyek , Yogyakarta . UPP
STIM YKPN

13

Anda mungkin juga menyukai