Anda di halaman 1dari 6

Zaman batu Zaman batu Zaman batu

Paleolithikum Neolithikum Paleolithikum Neolithikum Paleolithikum Neolithikum


Mesolithikum Megalithikum Mesolithikum Megalithikum Mesolithikum Megalithikum

Zaman ini berlangsung pada masa pleistosen akhir


sekira 600.000 taun. Ciri-Ciri Peralatan yang digunakan Berlangsung 10.000 tahun lalu (zaman es Berlangsung sekira 1500 SM. Manusia sudah
terbuat dari batu yang masih sangat kasar. Di Indonesia hidup menetap (sedenter) dan bercocok
hasil kebudayaan Masa Palaeolithikum ditemukan di
akhir). Manusia sudah menetap dalam gua.
Benda peninggalan seperti zaman tanam. Sudah mampu membuat perhiasan,
daerah sekitar Pacitan dan Ngandong (Jawa Timur)
sehingga disebut kebudayaan Pacitan dan Ngandong. palaeolithikum. Benda peninggalan: Kapak tembikar dan tenunan. Ciri benda peninggalan
Hidup secara nomaden atau berpindah-pindah dalam genggam (sumatralith), kjokkenmoddinger batu yang sudah diasah dan lebih halus,
kumpulan kecil untuk mencari makanan. (sampah dapur di tepi pantai dari kerang, seperti: kapak lonjong dan kapak persegi.
Mereka berburu, mencari ikan, dan mencari biji-bijian, tulang ikan yang menjadi fosil) dan abris sous Manusia di zaman ini sudah mengenal
umbi, serta dedaunan sebagai makanan. (berburu dan kepercayaan akan roh nenek moyang
meramu)
roche (tinggal dalam gua)
(animisme) dan benda-benda gaib
(dinamisme)

PERIODISASI GEOLOGIS PERIODISASI GEOLOGIS Zaman batu


Azoikum Mesozoikum Azoikum Mesozoikum Paleolithikum Neolithikum
Palaeozoikum Neozoikum / Kenozoikum Palaeozoikum Neozoikum / Kenozoikum Mesolithikum Megalithikum

Zaman Palaeozoikum (palaeos = purba /


tua) merupakan zaman ketika di bumi
terdapat kehidupan makhluk yang
Zaman Azoikum (a = tidak dan zoon = hidup) pertama /tertua. Terjadi sekira 340 juta Zaman ini ditandai munculnya kebudayaan dalam
kira kira 3500 s.d. 3800 juta tahun lalu. Zaman ini tahun lalu. Dibagi menjadi cambrium bentuk monumen yang terbuat dari batu berukuran
merupakan zaman ketika bumi masih sangat (mulai ada kehidupan primitif), silur besar untuk menghormati arwah nenek moyang.
panas. Sehingga belum ada tanda kehidupan. (mulai ada kehidupan hewan bertulang Kebudayaan ini muncul pada akhir zaman neolithikum,
Dibagi 2 zaman yaitu archaikum dan belakang tua), devon ( mulai ada tetapi perkembangannya terjadi pada zaman perunggu
pracambrium. Terjadi sekira 2500 juta tahun lalu. kehidupan binatang jenis amphibi tertua), (kebudayaan Dongson). Beberapa peninggalannya:
menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, waruga,
Hanya terdapat binatang-binatang yang belum carbon (mulai ada binatang merayap),
punden berundak, arca batu, batu dakon,
memiliki tulang. dan perm (mulai ada hewan darat)

PERIODISASI GEOLOGIS PERIODISASI GEOLOGIS


Azoikum Mesozoikum Azoikum Mesozoikum
Palaeozoikum Neozoikum / Kenozoikum Palaeozoikum Neozoikum / Kenozoikum

Zaman Mesozoikum (Meso = pertengahan) Zaman neozoikum atau kenozoikum berarti


yaitu zaman pertengahan. Terjadi sekira 140 zaman baru. Terjadi sekitar 60 juta tahun lalu.
juta tahun lalu. Kehidupan semakin Dibagi menjadi 2 zaman, yaitu zaman tersier
berkembang, kondisi tersebut ditandai (ditemukan binatang menyusui). Cth: Gajah purba
munculnya hewan reptil besar seperti di Amerika Utara dan eropa, bahkan sudah ada
dinosaurus dan atlantosaurus, ikan-ikan besar, beberapa kera cth. gorilla dan orang utan) dan
dan beberapa binatang menyusui. Periode ini zaman kuarter (sekira 3 juta tahun lalu. terdapat
dibagi menjadi trias (terdapat kehidupan ikan, kehidupan manusia dan dibagi menjadi dua
amphibi, reptil), jura (terdapat reptil dan zaman yaitu zaman dilluvium /pleistosen / glasial
sebangsa katak), dan calcium (burung-burung / es dan dibagi periodisasi tua - tengah muda.
pertama dan tumbuhan berbunga) Zaman alluvium / holosen . zaman ini adalah awal
kehidupan manusia pertama di bumi ) .
MEGALITHIKUM 2 MEGALITHIKUM 2
Arca Batu Batu Dakon Arca Batu Batu Dakon
Waruga Batu Temu Gelang Waruga Batu Temu Gelang

Batu dakon adalah batu monolit yang


pada permukaan atasnya diberi lubang
Batu Temu Gelang adalah beberapa batu yang
lebih dari satu. Bentuknya menyerupai
disusun hingga membentuk lingkaran.
alat permainan dakon (bahasa Jawa).
Fungsinya sebagai tempat musyawarah
Fungsi sebagai altar persembahan
atapun berkumpul dan tempat pertunjukkan
dalam upacara ritual

MEGALITHIKUM 2 BANGUNAN MEGALITHIKUM BANGUNAN MEGALITHIKUM


Arca Batu Batu Dakon Dolmen Sarkofagus Dolmen Sarkofagus
Waruga Batu Temu Gelang Menhir Punden Berundak Menhir Punden Berundak

Peti jenazah kecil yg berbentuk kubus


dan ditutup dengan batu lain yg
berbentuk atap rumah dan merupakan
peninggalan budaya Minahasa. Orang z
yang dituakan atau dihormati sebagai
Waruga - Kubur batu berbentuk
tokoh di neger i tersebut yang Bangunan berupa tugu / tiang batu
dikuburkan dalam waruga bersama kubus yang berfungsi sebagai tempat
alat-alat perang pemujaan roh nenek moyang

MEGALITHIKUM 2 BANGUNAN MEGALITHIKUM BANGUNAN MEGALITHIKUM


Arca Batu Batu Dakon Dolmen Sarkofagus Dolmen Sarkofagus
Waruga Batu Temu Gelang Menhir Punden Berundak Menhir Punden Berundak

Patung yang dibuat dengan tujuan Bangunan bertingkat/ bersusun


utama sebagai media
keagamaan/upacara pemujaan. seperti candi dan digunakan Meja batu sebagai tempat
Bentuknya binatang / manusia. meletakkan sesaji yang
Banyak ditemukan di Indonesia sebagai tempat pemujaan roh
seperti Pasemah (Sumatra Selatan dipersembahkan untuk roh nenek
dan Sulawesi Tenggara
MANUSIA PURBA MANUSIA PURBA MANUSIA PURBA
Megantrophus paleojavanicus Pithecantrophus erectus Megantrophus paleojavanicus Pithecantrophus erectus Megantrophus paleojavanicus Pithecantrophus erectus
Homo wajakensis Homo soloensis Homo wajakensis Homo soloensis Homo wajakensis Homo soloensis

Ditemukan oleh Ralph Von Koenigswald (1936-


1941) di Sangiran (Surakarta). Dinamakan Ditemukan pertama kasli di daerah Wajak, Ditemukan oleh Eugene Dubois (1891) di Trinil,
Megantrophus palaeojavanicus karena fosil ini Tulungagung, Jawa Timur tahun 1889 oleh Van sekitar Sungai Bengawan Solo. Manusia
berumur paling tua, yaitu 1 - 2 juta tahun Ritchotten. . Cirinya: memiliki tengkorak yang Pithecantrophus erectus ini memiliki badan
(berdasar stratigrafi). Cirinya: berbadan tegap, besar dengan volume otak 1000 - 1.700 cc, akar tegap, tinggi 160-180cm, rahang dan geraham
memiliki rahang dan geraham yang besar dan hidung lebar, wajah tebal dan datar, tinggi kuat, tidak berdagu, berhidung lebar, memiliki
kuat, tiddak berdagu, memiliki tonjolan tajam di berkisar 160 - 180 cm, memiliki ciri yang rahang yang menonjol ke depan, volume otak
bagian kepala dan kening, bertulang pipi tebal, menyerupai ras mongoloid dan antara 750 - 1.000 cc dengan otak kecil yang
austromelanesoid. belum berkembang.

MANUSIA PURBA PEMBABAKAN BERDASAR EKONOMI PEMBABAKAN BERDASAR EKONOMI


Megantrophus paleojavanicus Pithecantrophus erectus Berburu Meramu Bercocok Tanam Berburu Meramu Bercocok Tanam
(Sederhana) (Sederhana)
Homo wajakensis Homo soloensis Berburu Meramu (Lanjutan) Perundagian Berburu Meramu (Lanjutan) Perundagian

Hidup sudah agak menetap di dalam


Pemikiran masih sederhana, tinggal di gua-gua. Sisa-sisa peninggalan
padang rumput (dekat dengan air), berupa kjokkenmoddinger (sampah
Pertama kali ditemukan di Ngandong (lembah berburu dan mengumpulkan makanan, dapur dari kulit kerang) dan abris sous
Sungai Bengawan Solo) tahun 1931 - 1934 oleh hidup nomaden, peralatan masih kasar roche (gua sebagai tempat tinggal).
Ter Harr dan Oppenorth. Ciri-cirinya: berbadan seper ti kapak genggam, kapak Hidup di zaman Mesolithikum. Sudah
tegap, memiliki tinggi 160-180cm, volume otak
berkisar antara 1.000 - 1.300cc dengan ukuran perimbas, zdan alat serpih. Hidup di mengenal pembuatan api dan
tengkorak lebih besar daripada tengkroak zaman Palaeolithikum. menyimpan makanan
Pithecantrophus.

NILAI BUDAYA PEMBABAKAN BERDASAR EKONOMI PEMBABAKAN BERDASAR EKONOMI


Berburu Meramu Bercocok Tanam Berburu Meramu Bercocok Tanam
Religius  Keadilan (Sederhana) (Sederhana)
Gotong Royong Bercocok Tanam Berburu Meramu (Lanjutan) Perundagian Berburu Meramu (Lanjutan) Perundagian
Kehidupan bercocok tanam, sudah
mengenal kelompok undagi, mengenal
teknik cire a perdue dan bivalve.
Peralatan sudah beralih ke logam
seperti nekara& moko, kapak
perunggu, dll. Masyarakat sudah
mengenal sistem kepercayaan
animisme dan dinamisme.

Hidup mengutamakan bercocok


tanam (sistem ladang berpindah) dan
Masyarakat Praaksara menganut animisme
beternak. Menetap dalam kelompok
dan dinamisme. masyarakat praaksara (perkampungan). Adanya pembagian
memercayai adanya kekuatan gaib, tempat- kerja secara sederhana. Alat dari Batu
tempat keraman. Masyarakat praaksara yang sudah diasah berupa beliung
bercaya bahwa sesuatu mempunyai kekuatan persegi dan kapak lonjong, alat-alat
yang memengaruhi keberhasilan atau pemukul dari kayu, gerabah, dan
kegagalan usaha manusia dalam perhiasan. dari batu.
mempertahankan hidup.
MASA PERUNDAGIAN MASA PERUNDAGIAN MASA PERUNDAGIAN
Nekara & Moko Bejana Perunggu Nekara & Moko Bejana Perunggu Nekara & Moko Bejana Perunggu
Kapak perunggu Arca Perunggu Kapak Perunggu Arca Perunggu Kapak perunggu Arca Perunggu

Perlengkapan berbentuk dandang terbalik


sebagai sarana pelengkap upacara adat
(memohon hujan) dan sebagai genderang
perang. Nekara juga berfungsi sebagai mas Perlengkapan upacara berbentuk pahat, Perlengkapan perunggu dengan
kawin yang mempunyai bentuk kecil disebut kapak atau lembing. Kapak Perunggu berbagai motif hiasan. Banyak ditemukan
moko. banyak ditemukan di pulau Rote, Nusa di Madura dan Sumatra
Nekara banyak ditemukan di Bali, Nusa Tenggara Timur.
Tenggara, Maluku, dan Papua

SISTEM KEPERCAYAAN SISTEM KEPERCAYAAN MASA PERUNDAGIAN


Animisme Totemisme Animisme Totemisme Nekara & Moko Bejana Perunggu
Dinamisme Shamanisme Dinamisme Shamanisme Kapak perunggu Arca Perunggu

Totemisme adalah istilah menunjuk pada suatu


kepercayaan atau agama yang hidup pada Patung perunggu berbentuk manusia yang
sebuah komunitas atau organisasi yang sedang menari, berdiri, naik kuda dan sedang
mempercayai adanya daya atau sifat ilahi yang Dinamisme adalah suatu kepercayaan memegang panah. Sedangkan bentuk
dikandung sebuah benda atau makhluk hidup atas kekuatan alam atau benda-benda binatang berupa arca kerbau yang sedang
selain manusia. yang dipercaya memiliki kekuatan gaib berbaring, kudang sedang berdiri, dan kuda
Totemisme merupakan kepercayaan kepada seperti batu tertentu, pohon, patung, dll. dengan pelana. Arca-arca tersebut ditemukan
hewan-hewan tertentu seperti sapi, kerbau, ular, di Bangkinang, Lumajang, Palembang, dan
Bogor.

SISTEM KEPERCAYAAN SISTEM KEPERCAYAAN NILAI BUDAYA


Animisme Totemisme Animisme Totemisme Religius  Keadilan
Dinamisme Shamanisme Dinamisme Shamanisme Gotong Royong Bercocok Tanam

Animisme adalah suatu kepercayaan atas roh


nenek moyang (yang telah meninggal) atau Masyarakat praaksara hidup secara
suatu roh di luar manusia. Manusia purba berkelompok dan bergotong-royong untuk
percaya bahwa roh nenek moyang masih kepentingan bersama, Cth: membangun
berpengaruh terhadap kehidupan di dunia. Shamanisme adalah kepercayan atau rumah secara gotong-royong. Budaya
Mereka juga memercayai adanya roh di luar roh pemujaan terhadap pemimpin upacara ritual, gotong-royong juga terlihat dari
manusia yang dapat berbuat jahat dan berbuat misalnya ketua suku, dukun, pemimpin peninggalan berupa bangunan-bangunan
baik. Roh-roh itu mendiami benda, misalnya upacara ritual, dan lainnya. batu besar yang dibangun gotong royong
SEJARAH SEJARAH SEJARAH
Nirleka Sumber Sejarah Nirleka Sumber Sejarah Nirleka Sumber Sejarah
Asal Kata Usia Benda Sejarah Asal Kata Usia Benda Sejarah Asal Kata Usia Benda Sejarah

Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut


history, artinya masa lampau; masa lampau Sumber Lisan – Tuturan para pelaku atau
umat manusia. Dalam bahasa Arab, sejarah saksi sejarah.
Zaman Praaksara atau Zaman Prasejarah (pra = Sumber Tulisan – Sumber yang berasal dari
disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon
sebelum; sejarah = tulisan) adalah zaman manusia
belum mengenal tulisan. Zaman Praaksara juga dan keturunan. Bahasa Yunani, kata sejarah sumber tulisan (bukti tulisan manuisa). Cth :
disebut zaman Nirleka, yang berarti zaman ketika Historia, yang berarti belajar. Jadi, sejarah Manuskrip, tulisan prasasti, tulisan di dinding
tidak adanya tulisan (nir = tidak ada; leka = adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gua, dokumen sejarah lainnya (surat, dll.)
tulisan/aksara). Mesir & Mesopotamia mengenal segala peristiwa, kejadian yang terjadi pada Sumber benda – berasal dari peninggalan-
tulisan 3000 SM sedangkan ndonesia mengenal masa lampau dalam kehidupan umat peninggalan alat-alat yang digunakan dalam
tulisan sekitar abad ke-5 Masehi dengan masa praaksara atau sejarah dalam
manusia.
ditemukannya Yupa Kerajaan Kutai di Muara Kaman,
kehidupan manusia. Cth : fosil, senjata, dll

KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM SEJARAH


Pebble Culture Flakes Culture Pebble Culture Flakes Culture
Nirleka Sumber Sejarah
Bone Culture Bacson Hoabinh Culture Bone Culture Bacson Hoabinh Culture
Asal Kata Usia Benda Sejarah

Lapisan Tanah (Stratigrafi) – menentukan usia


BONE-CULTURE benda-benda peninggalan berdsarkan lapisan tanah
(ALAT KEBUDAYAAN DARI TULANG) tempat benda tersebut ditemukan. Lapisan tua berada
Dr. P.V. Van Stein Callenfels (1925) melakukan pada lapisan tanah terbawah, sedangkan lapisan muda
penelitian di bukit kerang (kjokkenmoddinger) Berdasarkan alat-alat kehidupan yang ditemukan berdasarkan lapisan teratas.
dan menemukan Kapak genggam yang di goa lawa di Sampung (daerah Ponorogo - Bentuk (tipografi) – menentukan usia benda
dinamakan dengan pebble / kapak genggam Madiun Jawa Timur) tahun 1928 - 1931, ditemukan peninggalan berdasarkan bentuknya. Semakin
Sumatra (Sumatralith) sesuai dengan lokasi alat-alat dari batu seperti ujung panah dan flakes, sederhana bentuknya (masih kasar) maka akan
kapak yang sudah diasah, alat dari tulang, tanduk semakin tua usia benda peninggalan tersebut
penemuannya Bahan-bahan untuk membuat
rusa, dan juga alat-alat dari perunggu dan besi Kimiawi – menentukan usia benda peninggalan
kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah- berdasarkan unsur-unsur kimia yang terkandung di
pecah. Dari kebudayaan ini ditemukan juga Kebudayaan Tulang dari Sampung (Sampung dalam benda-benda peninggalan yang ditemukan
peninggalan Kjokkenmoddinger Bone Culture)

KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM NILAI BUDAYA


Pebble Culture Flakes Culture Pebble Culture Flakes Culture Religius  Keadilan
Bone Culture Bacson Hoabinh Culture Bone Culture Bacson Hoabinh Culture Gotong Royong Bercocok Tanam

Kebudayaan Bacson-Hoabinh diperkirakan tahun


10.000 SM - 4000 SM, kira-kira tahun 7000 SM.
Kebudayaan ini berlangsung pada kala Holosen. Nilai keadilan sudah diterapkan dalam
Awalnya hanya menggunakan alat dari gerabah yang kehidupan masyarakat praaksara, yaitu
sederhana berupa serpihan-serpihan batu tetapi Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari adanya pembagian tugas sesuai dengan
pada tahun 600 SM mengalami perubahan dalam Abris Saus Roche). Abris Sous Roche adalah kemampuan dan keahliannya.
bentuk batu-batu yang menyerupai kapak yang goa-goa yang yang dijadikan tempat tinggal Tugas antara kaum laki-laki berbeda
berfungsi sebagai alat pemotong. Ciri khas alat-alat manusia purba pada zaman Mesolithikum dan dengan kaum perempuan. Hal ini
batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah berfungsi sebagai tempat perlindungan dari
penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu mencerminkan sikap yang adil karena
cuaca dan binatang buas. setiap orang akan memperoleh hak dan
kali yang berukuran ± 1 kepalan dan seringkali seluruh
tepiannya menjadi bagian yang tajam. kewajiban sesuai kemampuannya
NENEK MOYANG NENEK MOYANG NENEK MOYANG
Vedda/Veddoid Proto Melayu Vedda Proto Melayu Vedda Proto Melayu
Melanesia Deutero Melayu Melanesia Deutero Melayu Melanesia Deutero Melayu

Penduduk asli tinggal di daerah pedalaman dan


penduduk pendatang tinggal di daerah pesisir.
Penduduk asli inilah yang disebut sebagai suku Ras Melanesoid dianggap sebagai bangsa Proto Melayu berasal dari Wilayah Cina
bangsa Vedda oleh Sarasin. Orang Vedda pertama yang bermigrasi ke Kepulauan Selatan (Yunnan) dan membawa
kemudian menyebar ke timur dan mendiami Indonesia yang berasal dari Teluk Tonkin. kebudayaan Neolithikum. Kebudayaan
wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Kai, Seram, Bangsa Melanesia membawa kebudayaan kapak persegi dibawa dari jalur Barat,
Timor Barat, Flores Barat, dan terus ke timur Mesolithikum - Pebble (kapak genggam),
sampai Kepulauan Melanesia Cth: Suku Kubu,
kapak lonjong melalui jalur timur.
bone culture (tulang), flakes culture (alat Cth:Suku Toraja (Sulsel), Sasak
Lubu, Talang Mamak (Sumatra) dan Toala di serpih). Cth: Suku Papua dan Maluku.
Sulawesi merupakan penduduk tertua di (Lombok), Dayak (Kalteng), Nias (Barat
Percampuran dengan Proto melayu Suku Sumatra) Batak (Sumut), Kubu (Sumsel)
Kepulauan Indonesia.
di NTT

CIRI-CIRI NEOLITHIKUM CIRI-CIRI NEOLITHIKUM NENEK MOYANG


Food Producing Peninggalan Food Producing Peninggalan Vedda Proto Melayu
Hidup Menetap Kepercayaan Hidup Menetap Kepercayaan Melanesia Deutero Melayu

Zaman Neolithikum disebut zaman Revolusi Hasil kebudayaan zaman batu muda
karena terjadi perubahan kehidupan dari (neolithikum) menunjukkan bahwa manusia purba Awal Kedatangan 500 SM dari Indochina
mengumpulkan makanan dan mengandalkan sudah mengalami banyak kemajuan dalam bagian utara. Memiliki kebudayaan lebih
seluruh kebutuhan hidupnya pada apa yang telah menghasilkan alat-alat. Ada sentuhan tangan maju dari Proto Melayu. Mengenalkan
tersedia di hutan (food gathering) ke usaha manusia, bahan masih tetap dari batu. Namun kebudayaan perunggu dan besi (Keb.
mengolah dan menghasilkan sendiri seluruh sudah lebih halus, diasah, ada sentuhan rasa
kebutuhan hidupnya (food producing). seni. Fungsi alat yang dibuat jelas untuk Dongson), kebudayaan bercocok tanam.
Hidup secara menetap dan menghasilkan bahan pengggunaannya. Hasil budaya zaman Kedatangan Deutro Melayu mendesak
makanan sendiri (bercocok tanam/ ternak / tani neolithikum, antara lain: kapak persegi, kapak Proto Melayu ke Pedalaman. Cth: Suku
sederhana), Membuat tembikar, dan tenunan lonjong besar (walzenbeil), kapak lonjong kecil Aceh, Minangkabau, Jawa, Bali, Bugis, dll.z
(kleinbeil), mata panah, perhiasan,

CIRI-CIRI NEOLITHIKUM CIRI-CIRI NEOLITHIKUM NILAI BUDAYA


Food Producing Peninggalan Food Producing Peninggalan Religius  Keadilan
Hidup Menetap Kepercayaan Hidup Menetap Kepercayaan Gotong Royong Bercocok Tanam

Manusia praaksara zaman Neolithikum percaya


dan melakukan pemujaan akan roh nenek
moyang (animisme) dan benda-benda gaib Masyarakat praaksara untuk memenuhi
Manusia pada zaman neolithikum sudah hidup (dinamisme). Kepercayaan masyarakat
menetap dalam suatu perkampungan. Mereka diwujudkan dalam berbagai upacara keagamaan,
kebutuhan hidup dengan bercocok tanam.
sudah mengenal gotong royong contohnya dalam persembahan kepada dewa, dan upacara Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya
kegiatan membangun rumah mereka. Gotong- penguburan mayat yang dibekali dengan benda alat khas pertanian yang berupa beliung
royong tidak hanya dilakukan dalam membangun milik pribadi ke kuburnya. Bekal tersebut adalah persegi dan alat lainnya. Masyarakat
rumah, tetapi juga dalam menebang hutan, bermacam-macam barang keperluan sehari-hari praaksara telah menerapkan teknik
membakar semak belukar, menabur benih, seperti perhiasan, periuk, dan lain-lain dengan pengaturan air dalam sistem pertanian
memetik hasil tanaman, membuat gerabah, tujuan agar perjalanan orang yang mati ke alam
berburu, dan menangkap ikan.
yang digunakan untuk mengatasi masalah
arwah terjamin keselamatannya.
pada saat musim kering (kemarau)

Anda mungkin juga menyukai