Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Oleh:

Alfonsus Vito 01 - KE 1B

Firza Yudiwanjaya 10 - KE 1B

Muhammad Afrizal 13 - KE 1B

Muhammad Fadel 14 - KE 1B

Muhammad Hasan 15 - KE 1B

Ulya Mega Setyawati 22 - KE 1B


PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah

Di era perkembangan zaman yang modern ini, semakin marak gejolak


yang terjadi di masyarakat. Gejolak tersebut lebih mengarah kepada hal yang
negatif terutama hal-hal yang berhubungan dengan ideology Bangsa Indonesia.
Sedangkan ideology Bangsa Indonesia merupakan hal yang mendasar dari
terbentuknya Bangsa Indonesia yaitu ideology pancasila. Jika gejeolak tersebut
menyebabkan karakter Bangsa Indonesia semakin menyimpang dari ideology
pancasila, maka dalam jangka panjang nilai-nilai yang ada dalam pancasila akan
luntur dan keberadaan bangsa ini akan terancam. Karena Pancasila sebagai dasar
Negara berfungsi sebagai dasar filosofis untuk menata dan mengatur
penyelenggaraan negara.
RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang ada di atas, dapat disajikan hal – hal penting mengenai
pelemahan nilai – nilai pada Ideologi Pancasila. Mulai dari contoh penyebab kasus, cara
penanganan dan penyelesaiannya yang akan dibahas di makalah ini:

1. Apa saja contoh kasus pelemahan ideology pancasila?

2. Apa solusi yang dicapai guna meminimalisir kasus pelemahan ideology pancasila?

3. Apa saja dampak yang terjadi akibat pelemahan idoelogi pancasila?


PEMBAHASAN

Seperti kita ketahui, pancasila selain sebagai dasar negara juga menjadi ideologi
bangsa. Sebagai ideologi nasional, Pancasila berfungsi menggerakkan masyarakat untuk
membangun bangsa dengan usaha-usaha yang meliputi dalam semua bidang kehidupan.
Pancasila sebagai ideologi nasional yang pada dasarnya menampilkan nilai-nilai universal
menunjukan wawasan yang integral integratif dan sebagai ideologi modern mampu
memberikan gairah dan semangat yang tinggi. Berbeda dengan ideologi-ideologi Barat,
Pancasila yang dilahirkan dalam budaya dan sejarah peradapan timur sangat menjunjung tinggi
peran religiusitas yang justru sangat didambakan dalam alam kehidupan dan peradapan
teknokratis sekarang ini.

1. Ketuhanan yang Maha Esa

Sila ketuhanan yang maha esa ,mengandung isi arti mutlak,bahwa dalam negara
republik indonesia tidak ada tempat bagi pertentangan dalam hal ketuhanan atau keagamaan,
bagi sikap dan perbuatan anti ketuhanan atau keagamaan dan paksaan agama. Pertentangan
dalam hal ketuhanan yang terjadi sekarang (terutama dalam lapangan ideologi) banyak yang
bermula dari dunia barat, bersumber pada pengaruh hasil ilmu pengetahuan yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonsia.

Sebagai contoh kasus penyimpangan yang menyangkut sila pertama pancasila, Bom
Bali 2002 atau bisa disebut Bom Bali I yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Okteber 2012.
Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta,Bali.
Sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat. Rangkaian
pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman
dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202
korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan
asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Selain sebagai
kasus kemanusiaan karena menelan korban jiwa, kasus ini dianggap melanggar sila pertama
pancasila. Karena motif yang melatar belakangi adalah kebencian para teroris terhadap agama
– agama kaum minoritas yang ada di Indonesia terlebih yang dianut para wisatawan asing. Para
teroris tidak bisa menghargai kebebasan beragama yang ada di Indonesia.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Pada sila kedua ini memiliki makna manusia diakui dan diperlakukan sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME, yang sama derajatnya,
yang sama haknya dan kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya. Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan berani membela
kebenaran dan keadilan. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas
dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

Seperti yang terjadi pada kasus pembantaian di Mesuji, Lampung, 2011


lalu.Peristiwa yang terjadi di Provinsi Sumsel, yang menelan korban sedikitnya 30
tewas, serta ratusan lainnya luka-luka berat dan ringan. Bila kronologis kasus
pembunuhan berencana dan terorganisir itu sebegitu parahnya, maka sudah sewajarnya
pucuk pimpinan TNI maupun Polri di Jakarta yang tidak mampu berbuat banyak agar
segera mundur, serta oknum aparat yang terlibat dipecat secara tidak hormat. Dugaan
pembantaian massal petani ini terkuak saat para petani mendatangi Komisi III Bidang
Hukum DPR pagi tadi. Para petani yang didampingi Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi
membawa bukti rekaman video pembantaian 30 petani di Tulang Bawang Induk dan
Tulang Bawang Barat, Lampung. Dalam video itu diperlihatkan adanya pembantaian
yang dilakukan dengan keji oleh orang-orang berseragam aparat. Ada dua video yang
merekam proses pemenggalan dua kepala pria. Peristiwa ini berawal dari perluasan
lahan oleh perusahaan PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri
tahun 1997 itu diduga menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet.
Ironisnya PT Silva Inhutani sendiri tidak mengetahui adanya peristiwa keji itu.
Perusahaan itu membantah adanya peristiwa pembantaian massal petani di lokasi
perusahaannya. (sumber: Rajawalinews.com)
3. Persatuan Indonesia

Sila “Persatuan Indonesia” menempatkan manusia Indonesia pada persatuan,


kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan Negara dan Bangsa di atas
kepentingan pribadi berarti, manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan Negara dan Bangsa bila diperlukan. Persatuan dikembangkan atas dasar
Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan
Bangsa Indonesia. Sifat persatuan Indonesia sebagai sifat kesatuan dalam dinamika,
yang pada proklamasi kemerdekaan menjadi sifat mutlak hakekat kebangsaan dan
wilayah serta negara, didalam keadaan kenyataannya harus selalu diamalkan

Sebagai contoh kasus yang menyimpang dari sila ketiga yaitu OPM (Organisasi
Papua Merdeka). Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis
yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua
bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang
sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. OPM
merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang
lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak
tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak
Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas
jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai
penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.

4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan.

Artinya masyarakat Indonesia sebagai warga negara mempunyai kedudukan,


hak, dan kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari
perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan
kepentingan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama, maka pada dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada
pihak lain. Sebelum diambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlebih
dahulu diadakan musyawarah.

Anda mungkin juga menyukai