Oleh:
Alfonsus Vito 01 - KE 1B
Firza Yudiwanjaya 10 - KE 1B
Muhammad Afrizal 13 - KE 1B
Muhammad Fadel 14 - KE 1B
Muhammad Hasan 15 - KE 1B
Dari latar belakang yang ada di atas, dapat disajikan hal – hal penting mengenai
pelemahan nilai – nilai pada Ideologi Pancasila. Mulai dari contoh penyebab kasus, cara
penanganan dan penyelesaiannya yang akan dibahas di makalah ini:
2. Apa solusi yang dicapai guna meminimalisir kasus pelemahan ideology pancasila?
Seperti kita ketahui, pancasila selain sebagai dasar negara juga menjadi ideologi
bangsa. Sebagai ideologi nasional, Pancasila berfungsi menggerakkan masyarakat untuk
membangun bangsa dengan usaha-usaha yang meliputi dalam semua bidang kehidupan.
Pancasila sebagai ideologi nasional yang pada dasarnya menampilkan nilai-nilai universal
menunjukan wawasan yang integral integratif dan sebagai ideologi modern mampu
memberikan gairah dan semangat yang tinggi. Berbeda dengan ideologi-ideologi Barat,
Pancasila yang dilahirkan dalam budaya dan sejarah peradapan timur sangat menjunjung tinggi
peran religiusitas yang justru sangat didambakan dalam alam kehidupan dan peradapan
teknokratis sekarang ini.
Sila ketuhanan yang maha esa ,mengandung isi arti mutlak,bahwa dalam negara
republik indonesia tidak ada tempat bagi pertentangan dalam hal ketuhanan atau keagamaan,
bagi sikap dan perbuatan anti ketuhanan atau keagamaan dan paksaan agama. Pertentangan
dalam hal ketuhanan yang terjadi sekarang (terutama dalam lapangan ideologi) banyak yang
bermula dari dunia barat, bersumber pada pengaruh hasil ilmu pengetahuan yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonsia.
Sebagai contoh kasus penyimpangan yang menyangkut sila pertama pancasila, Bom
Bali 2002 atau bisa disebut Bom Bali I yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Okteber 2012.
Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta,Bali.
Sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat. Rangkaian
pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman
dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202
korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan
asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Selain sebagai
kasus kemanusiaan karena menelan korban jiwa, kasus ini dianggap melanggar sila pertama
pancasila. Karena motif yang melatar belakangi adalah kebencian para teroris terhadap agama
– agama kaum minoritas yang ada di Indonesia terlebih yang dianut para wisatawan asing. Para
teroris tidak bisa menghargai kebebasan beragama yang ada di Indonesia.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pada sila kedua ini memiliki makna manusia diakui dan diperlakukan sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME, yang sama derajatnya,
yang sama haknya dan kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya. Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan berani membela
kebenaran dan keadilan. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas
dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Sebagai contoh kasus yang menyimpang dari sila ketiga yaitu OPM (Organisasi
Papua Merdeka). Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis
yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua
bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang
sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. OPM
merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang
lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak
tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak
Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas
jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai
penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.