Anda di halaman 1dari 24

Listrik Statis - Menentukan Potensial Listrik Titik Beberapa

Muatan
Materi : Listrik Statis
Topik : Menentukan Potensial Suatu Titik di Sekitar Beberapa Muatan Listrik

Kelas : 12 SMA IPA


Author : Fisika Study Center
(Beginner Level )
Rumus Potensial Listrik

dimana
V = potensial listrik suatu titik (volt = V)
r = jarak titik dari muatan listrik (meter = m)
q = besar muatan listrik (coulomb = C)

Tanda Plus dan Tanda Minus pada Muatan


Tanda plus dan minus pada muatan diikutkan dalam perhitungan, jadi tidak seperti waktu
menghitung gaya coulomb dan kuat medan listrik kemarin dimana semua dimasukkan positif
(Potensial listrik (V) dan energi potensial listrik (Ep) adalah besaran skalar, gaya coulomb (F)
dan kuat medan listrik (E) termasuk besaran vektor!!)
Cermati contoh soal berikut:

Titik P diantara empat muatan masing-masing + 2 C, − 4 C, + 5 C dan −6 Coulomb seperti


terlihat pada gambar berikut.

Tentukan potensial listrik di titik P!

Jarak masing-masing muatan ke titik yang akan dicari potensial listriknya sudah tersedia, tinggal
lanjut saja
Vektor
Fisikastudycenter.com- Contoh soal dan pembahasan fisika SMA kelas 10 (X), materi Vektor; resultan,
jumlah dan selisih vektor, perkalian titik dan silang vektor, penguraian gaya dan beberapa variasi soal
terapan vektor. Penjumlahan dengan rumus kosinus, resultan beberapa vektor dengan metode
penguraian atau analitis.

Soal No. 1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor besarnya adalah 10
Newton seperti gambar berikut.

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar (nilai) resultan kedua
vektor!

Pembahasan
Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya.

Dengan F1 = 10 N, F2 = 10 N, α adalah sudut antara kedua vektor (α = 60°). dan R adalah besar
resultan kedua vektor.

Sehingga:

Soal No. 2
Dua buah vektor masing-masing F1 = 15 satuan dan F2 = 10 satuan mengapit sudut 60°.

Tentukan arah resultan kedua vektor!

Pembahasan
Langkah pertama tentukan dulu besar resultan vektornya:
Yang dimaksud arah resultan adalah sudut β pada gambar di bawah:
Dengan rumus sinus:

diperoleh arah resultan:

Soal No. 3
Dua buah vektor kecepatan P dan Q masing-masing besarnya 40 m/s dan 20 m/s membentuk
sudut 60°.

Tentukan selisih kedua vektor tersebut!


Pembahasan
Menentukan selisih dua buah vektor yang diketahui sudutnya:

Sehingga
Soal No. 4
Dua buah vektor gaya masing – masing 8 N dan 4 N saling mengapit sudut 120°. Tentukan besar
resultan kedua vektor tersebut!

Pembahasan
Data:
F1 = 8 N
F2 = 4 N
α = 120°
R = ........

Seperti soal pertama hanya berbeda sudut antaranya, dengan rumus yang sama:

Diperoleh hasil

Catatan rumus:
cos (180° − α) = − cos α
Sehingga untuk nilai cos 120°:
cos 120° = cos (180° − 60°) = − cos 60° = − 1/2
Soal No. 5
Perhatikan gambar berikut!

Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan antara kedua vektor!

Pembahasan
Cari jumlah resultan pada sumbu x dan sumbu y, cukup dengan menghitung kotak dari masing-masing
vektor, F1 adalah 30 ke kanan, 40 ke atas, sementara F 2 adalah 50 ke kanan, 20 ke atas, kemudian
masukkan rumus resultan:
Soal No. 6
Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2 =25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.

Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor
b. Arah resultan terhadap sumbu X
[Sin 37° = (3/5), Sin 53° = (4/5)]
[Cos 37° = (4/5), Cos 53° = (3/5)]

Pembahasan
a. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada sumbu x atau y
seperti F2). Lihat gambar di bawah!
2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)
3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)
4. Masukkan rumus resultan

Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah diuraikan tadi,
dihapus saja, agar kelihatan lebih bersih, sisanya seperti ini:
Jumlah komponen vektor-vektor pada sumbu x dan y :

b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x

tan θ = ΣFy /ΣFx


tan θ = −7/−1 = 7
θ = arc. tan 7 = 81,87°
Soal No. 7
Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan besar selisih
kedua vektor sama dengan √3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor! (Sumber Soal :
SPMB)
Pembahasan
Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:

Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah √3 sehingga:

Kuadratkan ruas kiri dan kanan

Kali silang :
Soal No. 8
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 m dan kecepatan airnya 4 m/s. Bila perahu
diarahkan menyilang tegak lurus dengan kecepatan 3 m/s, tentukan panjang lintasan yang ditempuh
perahu hingga sampai ke seberang sungai! (Sumber Soal : UMPTN)

Pembahasan
Asumsikan bahwa perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan kecepatan
perahu dan air adalah 5 m/s (gunakan aturan Phytagoras).

Dengan membandingkan sisi-sisi segitiga ABC dan ADE :

Soal No. 9
Perhatikan gambar gaya-gaya di bawah ini!

Besar resultan ketiga gaya tersebut adalah....


A. 2,0 N
B. 2 √3 N
C. 3,0 N
D. 3 √3 N
E. 4√3 N
Pembahasan
"Untuk dua buah vektor dengan besar yang sama dan membentuk sudut 120 o maka resultan kedua
vektor besarnya akan sama dengan besar salah satu vektor"
Berikut ilustrasinya:

Dua buah vektor dengan besar yang sama yaitu 10 N membentuk sudut 120 o maka nilai resultan kedua
vektor juga 10 N.

Pada soal di atas, 2 buah vektor (gaya) masing-masing 3 N membentuk sudut 120o, sehingga
resultan kedua gaya juga 3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun
berlawanan arah. Sehingga dengan mudah soal ini bisa dijawab resultan ketiga gaya adalah 6 N
dikurangi 3 N hasilnya adalah 3 N.
Soal No. 10
Diberikan 3 buah vektor :
a = 2i + 3j satuan
b = 4i + 5j satuan
c = 6i + 7j satuan
Tentukan besar resultan ketiga vektor, dan kemiringan sudut antara resultan dan sumbu X
Pembahasan
Data:

Untuk lebih jelas berikut ilustrasinya:


12 pada sumbu x
15 pada sumbu y

Arahnya adalah sudut θ yang bisa dicari dari sin θ, cos θ maupun tan θ. Jika dicari dari tan θ maka yang
dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai pada sumbu x. Jika dicari dari sin θ yang dibandingkan nilai
pada sumbu y dengan nilai resultan R, jika digunakan cos θ bandingkan nilai pada sumbu x dengan nilai
resultan R.

Soal No. 11
Diberikan 3 buah vektor a, b, c seperti gambar di bawah.

Dengan metode poligon tunjukkan :


(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b − c
(iii) d = a − b + c
Pembahasan
Dengan metode poligon :
(i) d = a + b + c

(ii) d = a + b − c
(iii) d = a − b + c

Soal No. 12
Diberikan dua buah vektor masing-masing vektor dan besarnya adalah A = 8 satuan, B = 10
satuan. Kedua vektor ini membentuk sudut 37°. Tentukan hasil dari:
a) A⋅ B
b) A × B

Pembahasan
a) A⋅ B adalah perkalian titik (dot) antara vektor A dan vektor B
Untuk perkalian titik berlaku
A⋅ B = A B cos θ
Sehingga
A⋅ B = A B cos 37° = (8)(10)(0,8) = 64 satuan

b) A × B adalah perkalian silang (cross) vektor A dan vektor B


Untuk perkalian silang berlaku
A × B = A B sin θ
Sehingga
A × B = A B sin 37° = (8)(10)(0,6) = 48 satuan
Soal No. 13
Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah menurut r = (4i
+ aj) m dan vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang searah dengan sumbu x dan
sumbu y pada koordinat kartesian. Bila usaha itu bernilai 26 J, maka nilai a sama dengan...
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 12
Sumber: Soal UMPTN Tahun 1991

Pembahasan
Soal ini adalah soal penerapan perkalian titik (dot product ) antara vektor gaya F dan vektor
perpindahan r dengan kedua vektor dalam bentuk i dan j atau vektor satuan. Besaran yang
dihasilkan nantinya adalah skalar (usaha termasuk besaran skalar, hanya memiliki besar, tanpa
arah). Usaha dilambangkan dengan W dari kata work.
W=F⋅ r
26 = (2i + 3j)⋅ (4i + aj)

Cara perkalian titik dua vektor dalam bentuk i,j adalah yang i kalikan i, yang j kalikan j, hingga
seperti berikut
26 = 8 + 3a
3a = 26 − 8
a = 18/3 = 6
i dan j nya jadi hilang karena i kali i atau j kali j hasilnya adalah satu.
Bagaimana cara perkalian silang dua vektor dalam bentuk i dan j ? ntar kita tambahkan,...IA
Soal No. 14
Diberikan dua buah vektor masing-masing:
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k
Tentukan hasil dari A × B

Pembahasan
Perkalian silang, A × B
Cara pertama:
Misal :
A = (Ax i + Ay j + Az k) dan B = (Bx i + By j + Bz k)
maka :
A × B = (Ay Bz − Az By) i + (Az Bx − Ax Bz) j + (Ax By − Ay Bx) k
Rumus Perkalian Silang Dua Vektor (cross product ) dalam i, j, k

Data :
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k
Ax = 4 Bx = 7
Ay = 3 By = 2
Az = − 2 Bz = 5
maka
A × B = (Ay Bz − Az By) i + (Az Bx − Ax Bz) j + (Ax By − Ay Bx) k
A × B = [(3)(5) − (−2)(2)] i + [(−2)(7) − (4)(5)]j + [(4)(2) − (3)(7)] k
A × B = (15 + 4)i + (−14 − 20)j + (8 − 21)k
A × B = 19 i −34 j − 13k

Lumayan repot kalau mau dihafal rumus perkalian di atas, alternatifnya dengan cara yang kedua,

Cara Kedua:
A = 4i + 3j − 2k
B = 7i + 2j + 5k
Susun dua vektor di atas hingga seperti bentuk berikut:

Untuk mempermudah perkalian, tambahkan dua kolom di sebelah kanan susunan yang telah
dibuat tadi hingga seperti berikut:

Beri tanda plus dan minus, ikuti contoh berikut:

Kalikan menyilang ke bawah terlebih dahulu dengan memperhatikan tanda plus minus yang telah
dibuat, lanjutkan dengan menyilang ke atas,
A × B = (3)(5) i + (−2)(7) j + (4)(2)k − (7)(3)k − (2)(−2) i − (5)(4) j
A × B = 15 i −14 j + 8 k − 21k + 4 i − 20j
A × B = (15 + 4) i + (− 14 − 20) j + (8 − 21) k
A × B = 19 i − 34 j − 13 k

Waktu Paruh dan Aktivitas Radioaktif


Fisikastudycenter.com- Contoh soal dan pembahasan tentang waktu paruh unsur radioaktif dan
aktivitas radiasi bahan radioaktif hubungannya dengan tetapan peluruhan. Juga lapisan harga
paruh (half value layer) suatu bahan.

Soal No. 1
Waktu paruh suatu unsur radiokatif diketahui sebesar 30 menit.
Dalam waktu dua jam tentukan berapa bagian dari unsur radioaktif tersebut:
a) yang masih tersisa
b) yang sudah meluruh

Pembahasan
Data:
t = 2 jam = 120 menit
T1/2 = 30 menit

Menentukan bagian unsur yang masih tersisa dari perumusan waktu paruh:
Dimana
t = lama waktu peluruhan
T 1/2 = waktu paruh unsur radioaktif
No = banyak atom radioaktif mula-mula
Nt = banyak atom radioaktif yang tersisa setelah meluruh selama waktu t

Sehingga
a) yang masih tersisa adalah 1 / 16 bagian, berikut perhitungannya:

b) yang sudah meluruh adalah 15 / 16 bagian, berikut perhitungannya:

Soal No. 2
Suatu zat radioaktif meluruh dengan waktu paro 20 hari. Agar zat radioaktif hanya tinggal 1/8
saja dari jumlah asalnya, maka diperlukan waktu....
A. 27,5 hari
B. 30 hari
C. 40 hari
D. 60 hari
E. 160 hari

Pembahasan
Data:
T1/2 = 20 hari
Nt/No = 1/8
t =......
Lamanya peluruhan adalah
60 hari.

Soal No. 3
Perhatikan diagram di bawah ini

N = kuat radiasi mula-mula


T = waktu selama peluruhan (dalam tahun)

Dari diagram dapat disimpulkan bahwa waktu paruh zat radioaktif itu adalah...
A. 2 tahun
B. 4 tahun
C. 6 tahun
D. 8 tahun
E. 10 tahun
(ebtanas 86)

Pembahasan
Jumlah mula-mula adalah 6, dan separuhnya adalah 3. Untuk mencapai jumlah 3, dari diagram di
atas terlihat waktu yang diperlukan adalah 2 tahun.

Soal No. 4
Dari penimbangan thorium 234 ternyata massanya 1,28 mg. Jika 48 hari kemudian
penimbangannya menghasilkan thorium 0,32 mg, tentukan waktu paruh thorium tersebut!

Pembahasan
Data
No = 1,28 mg
Nt = 0,32 mg
t = 48 hari
T1/2 =....
Bandingkan dengan soal berikut, redaksinya berbeda, hasilnya sama dengan soal di atas.
Soal No. 5
Dari penimbangan thorium 234 ternyata massanya 1,28 mg. Jika 48 hari kemudian diketahui
massa thorium yang meluruh adalah 0,96 mg, tentukan waktu paruh thorium tersebut!

Pembahasan
Data
No = 1,28 mg
t = 48 hari
No − Nt = 0,96 mg → Nt = 1,28 − 0,96 = 0,32 mg
T1/2 =....

Dengan cara yang sama diperoleh

Parabola - Jarak Maksimum pada Bidang Miring II


Bagaimana menentukan jarak maksimum yang dicapai suatu benda yang bergerak dengan
lintasan berbentuk parabola pada suatu bidang miring (incline) menggunakan metode kedua.

Metode kedua yang dimaksud yaitu dengan memiringkan sumbu xy, dengan contoh soal dan
angka-angka yang sama seperti pada metode pertama (sumbu xy tetap seperti biasa).
Ikuti contoh soal berikut:
→Sebuah peluru ditembakkan dengan sudut 60° terhadap garis mendatar dan kecepatan awal
100 m/s pada suatu bidang miring yang memiliki sudut 30° dari garis horizontal.

Perhatikan gambar!

Peluru akhirnya menumbuk bidang miring pada titik C. Jika


percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan jarak maksimum yang dicapai peluru sepanjang
bidang miring!!
→Langkah pertama lakukan setup sumbu x dan y, kali ini sumbu xy diputar sehingga sumbu x
berhimpit dengan garis AC, dan ujung kiri alas bidang miring (titik A) sebagai titik asal (0, 0)

Tinjau titik C
Titik C memiliki koordinat y = 0 dan untuk sumbu x adalah x = x maks = d = AC

Sebelum lanjut, setting dulu percepatan gravitasinya (g) yang biasanya ke bawah, kita sesuaikan dengan
sumbu xy yang miring seperti di atas, caranya dengan menguraikan komponen-komponen g ke sumbu x
dan sumbu y. Lihat gambar berikut, asumsinya adalah adik-adik tidak bermasalah dengan kenapa sudut
30° nya ada di situ!!

Data-data dari soal:


α = 30°
θ = 60°
g = 10 m/s2
νo = 100 m/s

Perhitungan
Jika dalam metode sebelumnya gerak sumbu x adalah GLB dan sumbu y adalah glbb, maka dalam
metode ini, baik sumbu x maupun y jenis geraknya adalah GLBB dengan percepatannya masing-masing.
Sumbu x → ax = g sin α = g sin 30° = 10(1/2) = 5 m/s2
Sumbu y → ay = g cos α = g cos 30° = 10 (1/2√3) = 5√3 m/s 2

Tinjau Sumbu x:

Persamaan 1

Tinjau sumbu y:

Menentukan waktu (t) mencapai xmaks


Untuk menemukan waktu yang diperlukan oleh peluru hingga mendarat di titik C, beri harga nol untuk y
pada persamaaan 2, karena koordinat titik C adalah (x maks, 0) dimana nol adalah milik y
Ada dua nilai t, t = 0 sekon adalah saat initial di titik A, dan satu lagi saat di titik C. Kembali ke persamaan
(1) masukkan nilai t nya:

Gravitasi - Menentukan Percepatan Gravitasi pada Dua


Tempat Berbeda Tinggi
Materi : Gravitasi
Topik : Menentukan Percepatan Gravitasi (Bumi atau Planet-Planet) pada Dua Tempat Berbeda
Tinggi

Rumus Percepatan Gravitasi

Dimana
g = kuat medan gravitasi atau percepatan gravitasi (N/m) atau (m/s 2)
r = jarak titik ke pusat massa (pusat bumi atau pusat planet) [m]
G = konstanta gravitasi = 6,67 x 10−11 kg−1 m3 s−2
M = massa penghasil kuat medan gravitasi (massa bumi atau massa planet) [kg]

Membandingkan Percepatan Gravitasi untuk Dua Titik yang berbeda Jarak


Dua tempat yaitu 1 dan 2 diatas permukaan suatu planet (atau bumi). Perhatikan gambar berikut
Dua tempat yang berbeda jarak dari pusat massa akan memiliki kuat medan gravitasi yang berbeda,
sehingga berat suatu benda akan berlainan pula jika diukur pada dua tempat tersebut. Dari default
rumus di atas jika dibuatkan perbandingan

Menentukan Percepatan Gravitasi suatu Titik dengan Acuan Titik lain yang Diketahui Nilai Percepatan
Gravitasinya
Bila salah satu titik / tempat (tempat pertama) telah diketahui nilai percepatan gravitasinya maka dengan
mudah percepatan gravitasi untuk tempat kedua adalah

Ikuti contoh-contoh soal berikut:


→Titik pertama dan kedua berada di permukaan suatu planet dengan jarak-jarak yang diketahui diukur
dari permukaan planet, perhatikan gambar berikut!
Tentukan nilai perbandingan percepatan gravitasi planet tersebut pada titik kedua dan pertama jika jari-
jari planet tersebut sebesar R!

Pembahasan
Data dari soal :
r1 = R + 1/2 R
r2 = R + 1/2 R + 1/4 R

→Perhatikan gambar berikut!

Jika percepatan gravitasi di permukaan bumi adalah 10 m/s 2 tentukan percepatan gravitasi bumi pada
tempat 2, R adalah jari-jari bumi!
Pembahasan
Data dari soal :
r1 = R
r2 = R + 2R

Kesimpulan:
-Semakin jauh suatu titik dari pusat massa (bumi, planet) percepatan gravitasi atau kuat medan
gravitasinya semakin kecil.
-Kuat medan gravitasi pada suatu titik dipegaruhi oleh jarak titik ke pusat massa, dan oleh massa
penghasil medan gravitasi (bumi, planet, bulan dll)
-Konsisten dengan pengambilan jarak titik, yaitu dari pusat (pusat bumi, pusat planet,..)

Soal Pembahasan UN Fisika SMA 2014 No. 31-35


Fisikastudycenter.com- Soal dan Pembahasan UN Fisika SMA Ujian Nasional 2014 Nomor 31-
35.

Soal No. 31
Pada gambar berikut titik P menunjukkan kawat berarus listrik yang arahnya keluar bidang
gambar.

Induksi magnet yang arahnya ke bawah pada gambar adalah nomor….


A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5
Pembahasan
Sesuai kaidah tangan kanan:
-Jempol arah arus listrik
-4 Jari arah kuat medan magnet (putarannya)
Yang arahnya ke bawah sesuai petunjuk arah soal adalah titik 1

(Titik 5 ke kanan, titik 4 ke atas, dan seterusnya, tiap titik diambil arah tegak lurus dengan P,
sesuaikan putarannya)

Soal No. 32
Dua kawat lurus sejajar berjarak 20 cm satu sama lain seperti terlihat pada gambar. Bila μo = 4π ⋅
10 – 7 Wb A – 1 m – 1, maka gaya persatuan panjang yang dialami kawat PQ adalah….

A. 8 × 10–7 N.m– 1 ke kanan B. 8 × 10–7 N.m– 1 ke kiri C. 2 × 10–6 N.m– 1 ke kanan


D. 2 × 10–6 N.m– 1 ke kiri
E. 4 × 10–6 N.m– 1 ke kanan

Pembahasan
Gaya magnetik persatuan panjang kawat:

Data:
i1 = 0,5 A
i2 = 4A
a = 20 cm = 2× 10– 1 m
Arah ke kanan (Contoh lain juga tentang arahnya silakan baca contoh gaya magnetik pada
kawat)
Jawaban: C. 2 × 10–6 N.m– 1 ke kanan

Soal No. 33
Besar GGL induksi pada kumparan saat sebatang magnet digerakkan mendekat/menjauhi
kumparan tersebut….
A. berbanding terbalik dengan jumlah lilitan kumparan
B. berbanding terbalik dengan kecepatan gerak magnetnya
C. sebanding dengan fluks magnetnya
D. sebanding dengan ukuran magnetnya
E. sebanding laju perubahan fluks magnetnya

Pembahasan
Dari rumus
E = N Δϕ/Δt
Jawaban: E. Sebanding laju perubahan fluks magnetnya

Soal No. 34
Pada transformator (trafo) ideal bila jumlah lilitan kumparan sekundernya ditambah, maka:
(1) Arus listrik pada kumparan sekundernya akan turun
(2) Tegangan pada kumparan primernya akan naik
(3) Arus listrik pada kumparan primernya akan turun
(4) Tegangan pada kumparan sekundernya akan naik

Pernyataan yang benar adalah….


A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)

Pembahasan
Pada trafo ideal berlaku
Vp/Vs = Np/Ns
dan
Ip/Is = Ns/Np
Pernyataan 1 dan 4 benar.

Soal No. 35
Nilai impedansi rangkaian di bawah adalah 500 Ω. (1 μ = 10–6 )
Besarnya tegangan listrik pada ujung-ujung induktor adalah….
A. 40 volt B. 40√2 volt C. 80 volt D. 80√2 volt E. 160 volt

Pembahasan
Kuat arus rangkaian
I = V/Z = 200 / 500 = 0,4 A

Reaktansi induktif
XL = ω L = 50 ⋅ 2 = 100 Ω

Tegangan ujung-ujung induktor:


VL = I ⋅ XL
= 0,4 ⋅ 100 = 40 volt

Anda mungkin juga menyukai