FAILURE TO THRIVE
(GAGAL TUMBUH)
Oleh :
Sri Delima
1507101030157
Pembimbing :
dr. T. M. Thaib, M. Kes, Sp. A
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
Tumbuh 0-5 tahun
Kembang Golden Age
Perkembangan
Risiko Failure To
Bayi Prematur
Thrive
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Keluhan Utama :
Belum dapat mengangkat kepala
Keluhan Tambahan :
Belum dapat telungkup, sesak napas, batuk, demam, tidak BAB 4 hari
Prenatal
Selama hamil ibu melakukan ANC rutin di dokter spesialis.
Menurut ibu pasien, selama hamil ibu merasa lemas
dikarenakan nafsu makan ibu menurun. Hal ini tidak terjadi
pada saat hamil kedua saudaranya. Riwayat demam tinggi,
sesak napas, trauma, Hipertensi dan DM disangkal. Riwayat
konsumsi obat-obatan atau jamu selama hamil tidakada.
Namun, pada saat hamil 7 bulan 3 hari, ibu merasa ingin
melahirkan lalu dibawa ke klinik.
Natal
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien
lahir prematur (usia kehamilan 28-29 minggu) secara
pervaginam dengan berat badan lahir 1800 gram di klinik
dokter. Pasien segera menangis kuat saat lahir namun wajah
dan ujung-ujung jari kebiruan disertai mata yang kuning.
Pasien kemudian dirujuk ke RS di meulaboh dan dirawat di
NICU selama 1,5 bulan. Pasien rutin rawat jalan di RSU
Meulaboh.
Post natal
Selama satu minggu pasien dipulangkan, pasien masih
terlihat sesak dan batuk tidak kunjung hilang disertai demam.
Keluarga kemudian membawa ke rumah sakit di Meulaboh.
Dokter kemudian merujuk pasien ke RSUDZA. Pasien juga
mengalami konstipasi sejak lahir pasca pemberian susu
formula.
Riwayat Imunisasi :
Data Antropometri
Berat Badan : 3,3 Kg
Tinggi Badan : 53 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
LILA : 9 cm
Status Gizi
Menurut Kurva
Fenton
Kesimpulan :
Risiko Failure to
Thrive (gagal
tumbuh)
PEMERIKSAAN FISIK
Konjungtiva palp. Inf. pucat
LK 35 cm, normocephali, (-/-)
UUB terbuka rata, sklera ikterik (-/-)
deformitas tidak dijumpai pupil isokor
Simetris
normotia Retraksi suprasternal,
Serumen (-/-) intercostal dan epigastrium
Sekret (-/-) (-)
NCH (+) ves (+/+), Rhonki basah halus
di seluruh lapangan paru (+)
Faring dan tonsil sulit dinilai wh (-/-)
sianosis (-)
BJ I>BJ II
mukosa bibir lembab (+)
Reguler
pemb.KGB (-)
Bising (-)
Soepel, distensi (+), darm
contour terlihat
Pucat (-/-)
shifting dullness (-)
Ikterik (-/-)
peristaltik (+)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
Laki-laki akral hangat CRT <2”
Anus (+)
Pemeriksaan fisik
Status neurologis
GCS : E4M6V5 = 15
Mata : bulat isokor
TRM : kaku kuduk (-)
Refleks fisiologis : tidak dinilai
Refleks patologis : tidak dinilai
Sensorik/Otonom : tidak dinilai
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
Kesimpulan :
Bronchopneumonia
Risiko FTT
Pneumonia
PFO + PH + Efusi Pericard
Penatalaksanaan
Divisi TKPS : Stimulasi
Divisi Nutrisi :
• Vitamin E 1x50 IU
• Asam folat 1 x 0,2 mg
• Multivit Syr 1 x 0,5 mL
• Diet ASI + susu formula BBLR (25cc/3 jam/ oral) on demand
• Monitor : Toleransi diet, BB, reaksi simpang : alergi, kembung,
konstipasi, muntah
Penatalaksanaan
Divisi Respirologi :
• O2 1L/i Via nasal kanul
• IVFD 4:1 18 gtt/i mikro
• Inj. Ampisilin 65 mg/6 j
• Inj. Gentamisin 15 mg/12 j
• Nebule NaCl 3% 1,5 cc/8 j
• PCT drip 3x0,3 cc (k/p)
• Cefixim 2x20 mg pulvis
Divisi Kardiologi :
• Stilesco 3 x 1,5 mg
Planing
• Fisioterapi
Prognosis
• Quo et vitam : Dubia
• Quo ad Functionam : Dubia
• Quo ad Sanactionam : Dubia
• Foto Klinis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Ciri-ciri tumbuh kembang anak :
1. Perkembangan melibatkan perubahan
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada
perkembangan selanjutnya
3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses
belajar
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang bisa
diramalkan
6. Terdapat peredaan individu dalam pola perkembangan
7. Terdapat periode/tahapan perkembangan
8. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode
perkembangan
9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi risiko
Perkembangan anak-anak dapat dibagi menjadi 5 area
sebagai berikut :
1. Perkembangan Kognitif
2. Perkembangan Sosial dan Emosional
3. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa
4. Perkembangan Motorik Halus
5. Perkembangan Motorik Kasar
• Kecepatan pertumbuhan yang normal pada usia 0-6
bulan sebesar 32 cm/tahun
• Bayi cukup bulan pada awalnya akan kehilangan 5-10%
berat badan waktu lahir, tetapi akan meningkat kembali
pada hari ke 7 sampai ke 10.
• Penambahan berat mencapai dua kali berat lahir pada
usia 4-5 bulan
• Selama 3 bulan pertama bayi harus mencapai
penambahan berat 25-30 g/hari.
FAILURE TO THRIVE (GAGAL TUMBUH)
FTT bukanlah suatu diagnosis melainkan gejala yang harus dicari penyebabnya
Epidemiologi
US : 20% anak
<4 tahun tidak
mendapatkan
makanan yang
adekuat
Indonesia kelima
terbesar untuk bayi
prematur sebesar
10-20%.
Indonesia : Riskesdas 2013, masalah gizi di Indonesia, yaitu gizi kurang, pendek dan
kurus dengan prevalensi gizi kurang terjadi ↑ 18,4% →19,6% pada tahun 2007-2013.
Prevalensi pendek pada anak balita sebesar 36,8% → 37,3% pada tahun 2007 -
2013.
Etiologi
Gangguan asupan
makanan
Gangguan Absorbsi
makanan
Diagnosis
• Gagal tumbuh awalnya ditandai dengan adanya
penurunan berat badan yang tidak diketahui dengan
jelas penyebabnya atau kurangnya penambahan berat
badan pada bayi dan anak yang akan diikuti dengan
pertambahan tinggi badan yang tidak sesuai dengan
umur.
33
Diagnosis
34
Diagnosis
35
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan antropometri (minimal dilakukan di dua
periode terutama dalam 3 tahun pertama kehidupan)
didapatkan penurunan persentil berat badan terhadap
umur yang melewati lebih dari 2 persentil mayor (3rd ,
5th , 10th , 25th , 50th , 75th , 90).
2. Mencari penyakit yang mungkin mendasari
3. Bila ditemukan masalah pertambahan tinggi badan
yang dominan, pikirkan kelainan tulang dan endokrin
seperti hiperplasia adrenal kongenital, hipotiroid. Pada
keadaan ini perlu dilakukan pengukuran arm span,
lower segment (LS), upper segment (US), rasio US/LS.
4. Bila ditemukan masalah pertambahan lingkar kepala,
pikirkan kelainan neurologis
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium hanya bermanfaat bila terdapat temuan
signifikan pada anamnesis dan pemeriksaan fisis, meliputi :
• DR lengkap, LED, urinalisis, kultur urin, tinja untuk melihat parasit dan
malabsorpsi, ureum dan kreatinin serum, AGDA, elektrolit termasuk
kalsium dan fosfor, tes fungsi hati termasuk protein total dan albumin.
• Ekokardiografi
• Foto Rontgen dan uji Mantoux.
• Pemeriksaan usia tulang dan bone survey
• CT-scan kepala
Tatalaksana
Prinsip tata laksana pada semua anak FTT :
Pengobatan bagi anak-anak dengan KPU hingga saat ini masih belum
ditemukan. Hal ini disebabkan oleh karakter anak yang berbeda-beda
dimana anak belajar dan berkembang dengan cara mereka masing-masing
dengan kelebihan dan kelemahan mereka.
Faktor resiko pada masa prenatal, natal maupun pasca natal perlu diperhatikan
untuk mendiagnosis FTT. Pengukuran BB/U pada 3 kali pengamatan dapat
menegakkan diagnosis FTT
Peran lingkungan sekitar dan keluarga juga sangat penting bagi perkembangan
anak berisiko FTT dengan penyakit penyerta.
Prinsip tatalaksana FTT pada semua bayi, dimana harus dipenuhi diet tinggi kalori
untuk catch-up growth, mengenali penyebab yang mendasari dan memperbaiki
secara tepat, serta pemantauan jangka panjang untuk melihat adanya gejala sisa..