Anda di halaman 1dari 3

Analisis Potensi dan Cadangan Batubara Dengan

Metode Geolistrik Resistivity

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Prospek penambangan batubara dengan metoda tambang terbuka seperti kebanyakan saat ini,
untuk masa yang akan datang semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh letak lapisan batubara
sudah semakin dalam dari permukaan, sehingga nilai perbandingan antara batubara dan batuan
pengapit akan semakin tinggi dan akan mencapai nilai yang tidak ekonomis. Mengingat
keberadaan singkapan batubara yang sangat terbatas di suatu daerah , maka gambaran sebaran
batubara sulit untuk ditambang, sehingga distribusinya juga tidak diketahui. Oleh karena itu
untuk mengetahui secara optimal kandungan batu baranya, maka diperlukan suatu metode yang
dapat digunakan untuk memprediksikan sebaran dan kedalaman batubara tersebut. Salah satu
metode gofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan keberadaan batubara adalah
metoda geolistrik tahanan jenis. Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi (El-Qady, Hafez, Abdalla, & Ushijima, 2005).
Deposit batubara pada zaman Miosen misal pada zona Sumatra sebagian besar berada pada
peringkat sub-bituminus, konsisten dengan tren regional karena proses penguburan. Namun,
efek yang terkait dengan intrusi beku Plio-Pleistosen telah menghasilkan batubara dengan
reflektansi vitrinit hingga setidaknya 4,17% (antrasit) di berbagai bagian deposit. Batuan yang
tidak termetamorfosa menjadi sedikit bermetamorfosa, dengan nilai Rvmax 0,45–0,65%, hal
ini menyebabkan sedikitnya deposit batubara yang ada di zonasi Sumatra. Batubara basa yang
dipengaruhi panas lebih kuat, dengan nilai Rvmax lebih dari 1,0%, didominasi oleh ilit / smektit
interspratified yang tidak teratur dan teratur, kaolinit dan paragonit (Na mika) terkristalisasi
yang buruk, dengan klorit pada beberapa bahan antrasit. Kaolinit melimpah di bagian bara
peringkat rendah, tetapi tidak ada dari bagian di daerah yang lebih tinggi, bahkan pada
cakrawala serupa di lapisan batubara yang sama (Susilawati & Ward, 2006). Makalah ini
menyajikan prinsip-prinsip metode inversi baru yang digunakan untuk menentukan struktur
geologi 2-D. Dasar dari metode ini adalah bahwa perubahan horizontal dalam ketebalan lapisan
dan resistivitas struktur geologi didiskritisasi dalam bentuk ekspansi seri. Koefisien ekspansi
yang tidak diketahui ditentukan oleh inversi iteratif kuadrat terkecil-kuadrat (LSQ) dari data
yang disediakan oleh pengukuran geolistrik permukaan. Diskritisasi model 2-D dengan cara
ekspansi seri memberikan kemungkinan untuk mengurangi jumlah parameter model. Dengan
demikian, masalah invers yang dihasilkan menjadi overdetermined dan dapat diselesaikan
tanpa penerapan regularisasi tambahan, misalnya, oleh kendala kehalusan, yang biasanya
diperlukan untuk inversi 2-D / 3-D secara tradisional. Dengan mengetahui koefisien ekspansi,
parameter lapisan lokal dihitung sepanjang profil, poin demi poin demi mengetahui seberapa
besarkah deposit batubara yang tersedia pada suatu lapangan eksplorasi (Mauriello, Monna, &
Patella, 1998)

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pemetaan deposit batubara menggunakan metode geolistrik resistivitas?


2. Bagaimana cara interpretasi data yang telah didapat dari hasil akuisisi dan pengolahan
data geolistrik resitivitas?

1.3 Batasan Masalah

Dalam interpretasi data geolistrik resistivitas, data yang didapat kemudian dimodelkan
pada penampang 2D dan 3D pada suatu software dan di interpretasikan zonasi deposit
batubara yang dapat diketahui melalui peta penampang nilai resitivitas batuan

1.4 Tujuan Penelitian

1. Memahami akuisisi metode geolistrik resistivitas


2. Memahami interpretasi peta penampang 2D dan 3D pada metode geolistrik resistivitas
3. Mengetahui zonasi pada lapangan X apakah terkandung deposit batubara yang besar
atau tidak
1.5 Manfaat Penelitian

1. Menjadikan kegiatan penelitian ini sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa


2. Memberikan informasi mengenai deposit suatu bahan tambang yang dapat berguna
bagi kehidupan
Referensi
El-Qady, G., Hafez, M., Abdalla, M. A., & Ushijima, K. (2005). Imaging subsurface cavities
using geoelectric tomography and ground-penetrating radar. Journal of Cave and Karst
Studies.
Mauriello, P., Monna, D., & Patella, D. (1998). 3D geoelectric tomography and
archaeological applications. Geophysical Prospecting. https://doi.org/10.1046/j.1365-
2478.1998.00102.x
Susilawati, R., & Ward, C. R. (2006). Metamorphism of mineral matter in coal from the
Bukit Asam deposit, south Sumatra, Indonesia. International Journal of Coal Geology.
https://doi.org/10.1016/j.coal.2006.02.003

Anda mungkin juga menyukai