Anda di halaman 1dari 27

A.

Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi / Pengertian
Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel-sel
dalam kulit (sel-sel epidermis, melanosit). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak
atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan
jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel
epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat
terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price
Sylvia, 2006)
Tumor kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang
tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh
yang lain.

2. Epidemiologi / Insiden Kasus


Keganasan kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada umumnya yang ditemukan
di Indonesia. Urutannya dapat berubah, akan tetapi dalam kelompok 3 besar, yakni kulit,
cervic, mammae. Zaman sebelum penjajahan tumor ganas kulit lebih banyak ditemukan pada
rakyat atau petani (banyak trauma, tidak memakai sepatu pada golongan pribumi). Setelah
penjajahan (sesudah tahun 1945) ternyata tumor ganas sudah berubah tidak lagi di tungkai,
dan kanker penis banyak ditemukan pada pria yang tidak disunat. Basal sel karsinoma
ternyata banyak ditemukan di sekitar mata. Kelompok umur 50-59 tahun tetap merupakan
golongan yang terbanyak menanggung resiko tumor ganas kulit, perbedaan antara pria dan
wanita tidak bermakna.

3. Etiologi / Penyebab
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya tumor/kanker kulit yaitu:
a. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik
dengan pakaian atau krim anti matahari.
b. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena daripada orang yang memiliki kulit
lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih
sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar
matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang
memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih
kecil.
c. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan
risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah
yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki
hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi
mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of
Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan
kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
d. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit
pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

4. Faktor Predisposisi
Etiologi tidak diketahui tetapi sinar ultraviolet paling diketahui sebagai penyebab.
Umumnya resiko tertinggi oleh orang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut
merah atau pirang dengan bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya. Orang-orang ini
mensintesis melanin lebih lambat. Orang keturunan Celtic atau Skandinavia menghadapi
resiko yang lebih besar didampingi orang yang sering terbakar sinar matahari. Tetapi kulitnya
tidak pernah menjadi coklat kekuningan. Pada kawasan tempat matahari sangat terik terdapat
peningkatan insidensi yang tidak sebanding. Penduduk amerika berusia lanjut yang
menghabiskan waktu pensiunnya pada kawasan Amerika barat daya tampak memiliki
insidensi yang tertinggi. Populasi lain yang beresiko pernah menderita melanoma di masa
lalu, memiliki riwayat melanoma dalam keluarga, mempunya nevus congenital yang
berukuran raksasa atau memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah.
Hingga 10% penderita melanoma merupakan anggota keluarga yang cenderung
menderita melanoma dan memiliki lebih dari satu nevus yang terus berubah (nevi displastik)
serta rentan trehadap transformasi maligna. Penderita sindrom nervus displastik ternyata
memiliki mola yang tidak lazim berukuran lebih besar berjumlah lebih banyak, lesi dengan
garis bentuk yang tidak teratur dan pigmentasi pada seluruh kulit. Pemeriksaan mikroskopik
nervus yang displastik akan memperlihatkan pertumbuhan yang abnormal dan menyimpang.

5. Patofisiologi
Perjalanan penyakit dari tumor kulit tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-
kadang tumornya kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh. tumor yang besar pun juga dapat
setempat saja dalam jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai tingkat
kematangan, dapat intraepidermal, dapat opula bersifat infasif dan bermetastasis jauh. Lokasi
kelainan penyakit paget ialah daerah kulit yang mempunyai kelenjar apokrin. Pada payudara
di kenal sebagai penyakit paget payudara (mammary paget’s disease), sedangkan lokasi
lainnya (extra mammary paget’s desease) secara berurutan ialah: vulva, perianal,
penis,skotum, lipat paha, ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan epidermotrophic Ca of the mammary ducts sehingga yang
tampak di kulit merupakan penyebaran dari saluran kelenjar payudara. Dengan demikian,
adeno-karsinoma payudara merupakan asal usul penyakit paget payudara. Penyakit paget di
sekitar alat kelamin dapat berasal dari adnexal carcinoma di bawahnya atau berasal dari
karsinoma saluran kemih bagian bawah. Penyakit paget di luar payudara sering bersamaan
dengan anak sebar pada anak dalam di sekitarnya
6. Pathway

7. Gejala Klinis
Karsinoma sel basal tumbuh dari lapisan sel basal pada epidermis atau folikel rambut.
Penyakit kanker ini merupakan tipe kanker kulit yang paling sering di temukan. Umumnya
karsinoma sel basal timbul di daerah tubuh yang terpajan sinar matahari dan lebih prevalen
pada kawasan tempat populasi penduduk mengalami pajanan sinar matahari yang intensif dan
ekstensif. Insidensi tersebut berbanding lurus dengan usia pasien (usia rata-rata 60 tahun)
serta jumlah total pajanan sinar matahari, dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen
melanin dalam kulit.
Karsinoma sel basal biasanya di mulai sebagai nodul kecil seperti malam (lilin) dengan
tepi yang tergulung, translusen dan mengkilap; pembuluh darah yang mengalami
telangiektasia dapat di jumpai. Dengan tumbuhnya sel basal akan terjadi ulserasi pada bagian
tengahnya dan kadang-kadang pembentukan krusta. Tumor paling sering muncul di daerah
muka. Karsinoma sel basal di tandai dengan invasi dan erosi jaringan yang bersambung
(siling menyatu). Karsinoma ini jarang bermetastasetetapi rekurensi sering terjadi. Namun
demikian, lesi yang diabaikan dapat menyebabkan hilangnya hidung, telinga atau bibir. Lesi
lain akibat penyakit ini dapat timbul sebagai plak yang mengkilap, datar berwarna kelabu
atau kekuningan.
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi malignan yang timbul dari dalam
epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang merusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dari kulit yang normal atau lesi kulit yang sudah ada
sebelumnya. Penyakit kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat daripada
karsinoma sel basal karena sifatnya yang sungguh-sungguh invasive dengan mengadakan
metastase lewat system limfatik atau darah. Metastase menyebabkan 75% kematian karena
karsinoma sel skuamosa. Lesinya dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun
membran mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan precancerous seperti
keratosis aktinika (lesi pada bagian kulit yang terpajan sinar matahari), leukoplakia (lesi
premalignan pada membrane mukosa) atau lesi dengan pembebtukan sikatriks atau ulkus.
Karsinoma sel skuamosa tampak sebagai sebuah tumor yang kasar, tebal dan bersisik tanpa
memberikan gejala (asimtomatik) tetapi bisa menimbulkan pendarahan. Tepi lesinya dapat
lebih lebar, lebih terinfiltrasi dan lebih memperlihatkan reaksi inflamasi bila dibandingkan
dengan karsinoma sel basal. Infeksinya sekunder dapat terjadi. Daerah-daerah yang terbuka,
khususnya ekstremitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung dan dahi, merupakan lokasi
kulit yang sering terkena kanker ini.
Kanker kulit di diagnosis dari pemeriksaan biopsy dan hasil evaluasi histologik.
Metastase. Insidensi mestastase berhubungan dengan tipe histologik dan tingkat
kedalaman invasinya. Biasanya karsinoma sel skuamosa yang tumbuh di daerah kulit yang
rusak karena sinar matahari tidak begitu invasive dan jarang menimbulkan kematian,
sementara yang tumbuh tanpa riwayat pajanan matahari atau arsen atau tanpa pembentukan
sikatriks memiliki frekuensi yang lebih tinggi untuk mengadakan penyebaran metastatik.
Selanjutnya pasien harus dievaluasi untuk mendeteksi metastase pada kelenjar limfe regional.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
a. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin, permukaannya mengkilap, tidak
terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba,
benjolan terasa keras kenyal. Kadang-kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian
tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah bila diangkat.

b. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah


Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila
disentuh.
c. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
d. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini
pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi
benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
e. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar, bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
f. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak
tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan, batas kabur, tepi tidak
teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam,
menonjol diatas permukaan kulit, dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.

8. Klasifikasi
Tumor Ganas
Tumor ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a) Kasinoma Sel Basa
Merupakan tumor ganas pada kulit yang paling sering terjadi, berasal dari sel epiderma
sepanjang lamina basalis epodemis. Insiden karsinoma sel basa berbanding lurus dengan usia
pasien dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin di epidermis. Pasien dengan
riwayat karsinoma sel basa harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk
menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini ditandai dengan nodul seperti mutiara,
halus, dam kemerahan. Karsinoma sel basa harus diobati dengan tepat. Pengobatan meliputi
kuretease dengan elektrodesikasi, bedah scalpel, iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah
beku.

b) Karsinoma Sel Skuamosa


Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada keratinosid yang berasal dari sel
epidermis yang lebih berdiferensiasi (keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit
yang dirusak cahaya matahari dengan adanya banyak adanya keratonis aktinik. Cahaya
matahari merupakan factor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa pada
kulit. Penyebab lain karsinoma sel skuamosa meliputi menelan arsen, iradiasi sinar x, luka
baker, jaringan parut, dan kerentanan genetic. Karsinoma sela skuamosa yang timbul pada
kulit yang rusak akibat cahaya matahari biasanya tidak bermetastasis dan jarang
menyebabkan kematian, namun ada yang tidak terpajan sinar matahari, setelah menelan arsen
atau di atas parut lama, mempunyai resiko metastasis terbesar.
Suatu varian karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis disebut penyakit
Bowen, penyakit ini biasanya disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik. Karsinoma sel
skuamosa muncul karena bentuk tumor atau nodul yang menebal, berskuama, dan berulserasi
yang kadang-kadang berdarah dam biasanya timbul di atas kulit wajah, kepala, telinga, leher,
tangan atau lengan yang rusak oleh cahaya matahari.
Pengobatan karsinoma sel skuamosa dan variannya adalah eksisi bedah.

c) Melanoma
Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua keganasan kulit primer tetapi
mengakibatkan hamper semua kematian yang disebabkan oleh kanker kulit. Kebanyakan
melanoma terjadi pada kelompok usia 40 – 70 tahun, tetapi jumlah kasus telah meningkat
diantara kelompok usia 20 – 40 tahun. Salah satu penjelasan untuk peningkatan insiden ini
adalah pajanan sinar matahari yang lebih besar saat rekreasi dan perubahan cara berpakaian.
Diagnosis didasarkan pada perubahan bentuk, warna, ukuran dan konfigurasi lezi yang
berpigmen.
Melanoma yang menyebar superficial merupakan jenis yang paling sering (60% sampai
80%) dan mempunyai prognosis paling baik. Sebagian besar pasien mempunyai harapan
hidup 5 tahun atau lebih dan banyak yang sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan bedah
berperan dalam perbaikan statistic.
Pengobatan melanoma malignum terutama dengan pembedahan. Pasien dengan
melanoma diseminata dilakukan kemoterapi.

Tumor Jinak
a) Keratonis Seboroid
Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip kutil, berwarna coklat sperti dilekatkan pada
permukaan epidermis. Peneyebab dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel tumor ini
berasal dari sel basar sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis. Pasien yang lebih tua
dapat mengalami keratosis seboroid multipel di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas atas.
Pengobatan tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnostik.

b) Keratonis Aktinik
Keratonis atinik bbiasanya timbul pada permukaan kulit yang terkena sinar matahari
seperti wajah, leher, kulit kepala dan ekstremitas. Daerah yang terserang tampak seperti lezi
eritematosa, bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi ini disebabkan oleh pajanan
sinar matahari kronik, terutama pada pasien berusia lanjut. Neoplasma prakanker ini dapat
berubah menjadi karsinoma sel skuamosa dan harus diobati. Tindakan pengobatannya
termasuk elektrodesikasi dengan kuretase atau bedah beku. Pasien diingatkan terhadap
pajanan sinar matahari selanjutnya, dan dianjurkan untuk memaki tabir surya yang dapat
menghambat sinar UV B dan UV A dengan faktor proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar,
Sundown, Bain de Soleir).

c) Keratoakantoma
Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk kubah dengan bagian tengahnya
berbentuk kawah atau mengalami ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan cepat dalam waktu
beberapa bulan dan biasanya timbul pada orang tua yang berkulit terang.
Tumor ini jinak dan dapat mengalami involunsi spontan. Karena tumor ini dapat
menyerupai karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini harus di eksisi untuk pemeriksaan
histopatologi.
d) Dermatofibroma, Akrokordon dan Keloid
Empat tumor jinak yang paling sering di temukan adalah dematofibroma, akrokordon
(skintags), keloid, hyperplasia sebaseus.
Dermatofibroma adalah nodul coklat yang biasanya di temukan pada kaki, tubuh dan
lengan. Pada palpasi konsistensinya keras seperti kancing. Tumor ini hanya di eksisis karena
alas an kosmetik atau diagnostic, karena tumor ini jinak.
Skintags (akrokordon ) sering kali terdapat di leher, axial, dan lipat paha pada pasien
tua dan setengah baya. Akrokordon lebih banyak di jumpai pada pasien yang gemuk dan pada
wanita hamil daripada populasi secara umum. Tumor ini di eksisi bila nyeri dan karena alasan
kosmetik.
Keloid di sebabkan oleh pembentukan jaringan parut abnormal yang terjadi bahkan
setelah cedera minor. Keloid lebih sering pada orang Afrika Amerika daripada keturuna
Kaukasia, dan ada kecenderungan genetik. Eksisi jaringan keloid boleh di usahakan untuk
alasan kosmetik. Eksisi keloid yang di kombinasi denga injeksi kortikosteroid ke dalam lesi
sering kali merupakan pengobatan yang efektif.

e) Tumor Jinak Pembuluh Darah


Diantara sejumlah tumor pembuluh darah kulit, jenis yang paling sering di temui adalah
nevus flammeus, angioma strauberi, angioma ceri, angioma laba-laba (spider nevi), dan
granulome piogenik. Floriferasi kapiler-kapiler matur yang menimbulkan perubahan warna
menjadi merah muda pada kulit bayi baru lahir disebut nevus plammeus. Apabila kapiler ini
mengikuti cabang saraf trigeminus, maka kondisi ini dapat disertai angioma pada mata
ipsilateral dan sistem saraf pusat (syndrom Sturge-Weber). Keadaan ini dapat menimbulkan
glaukoma dan kejang kontra lateral. Nevus plammeus dapat menghilang atau tetap bertahan
untuk waktu yang sangat lama. Jika lesinya tetap ada, direkomendasikan untuk melakukan
penyamaran dengan dandanan (Covermark, DermaBland). Laser pewarna dengan pulsasi
berguna untuk pengobatan hemangioma ini.
Angioma stawberi timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan setelah usia 7
tahun pada 70% sampai 95 % dari semua kasus. Proliferasi kapiler dalam dermis
menyebabkan nodula merah-kebiruan yang meninggi biasanya di kepala dan tubuh bagian
atas, tetapi dapt juga tibul dimana saja di permukaan tubuh. Karena sering kali berinvolusi
spontan maka pengobatan tumor ini biasanya tidak diperlukan.
Angioma ceri adalah papula yang agak meninggi berwarna merah pada tubuh dan
ekstremitas orang tua dan setengah baya. Lesi asimtomatik dan jinak, dan tidak diperlukan
pengobatan.
Angioma laba-laba timbul pada perempuan pada masa kehamilan, pada peminum
alkohol dan juga pada anak- anak. Sebuah arteriola sentral memberi makan berbagai cabang
kecil dari tumor ini. Angioma laba-laba multiple dapat disebabkan oleh penyakit hati seperti
sirosis. Umunya angioma laba-laba pada nak-anak dan wanita hamil dapat sembuh dengan
sendirinya. Angioma laba-laba yang persisten dapat dibuang dengan elektrodesikasi atau
laser pewarna dengan pilsasi.
Granuloma piogenik disebabkan oleh suatu proliferasi abnormal jaringan granulasi.
Tumor timbul pada tempat trauma yang terjadi. Timbul nodul-nodul lembab berwarna merah
atau ungu bertangkai. Tumor jinak ini kadang-kadang berdarah dan diobati dengan
pembedahan.

9. Pemeriksaan Diagnostik / penunjang


a. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat
merubah komposisi atau status hematologic.
b. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan
cara eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan
lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat
dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994).
Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum
dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
c. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT
scan.
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm
sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan
kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm
ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3
mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi
sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3
cm
Bedah Elektro. Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energi listrik. Arus listrik dikonversikan menjadi panas yang kemudian
dihantarkan ke jaringan dari elektroda dingin. Bedah elektro dapat didahului dengan kuretase
yang dilaksanakan lewat eksisi tumor dengan mengerok permukaanya memakai alat kuret.
Kemudian dilakukan elektrodesikasi untuk mencapai hemostasis dan menghancurkan setiap
sel malignan yang viable pada dasar luka atau di sepanjang bagian tepinya. Elektrodesikasi
sangat berguna untuk lesi yang kecil (lebarnya kurang 1-2 cm atau 0,4 – 0,8 inci). Metode ini
memanfaatkan keuntungan bahwa tumor yang kecil lebih lunak daripada jaringan kulit di
sekitranya dan dengan demikian luasnya dapat ditentukan sevara garis besar dengan alat kuret
yang dapat “merasakan” luas jaringan tumor. Tumor diangkat dan bagian dasarnya dikauter.
Proses ini diulang sampai tiga kali. Biasanya kesembuhan terjadi dalam waktu satu bulan.
Bedah Beku. Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Alat jarum
termokopel ditusukkan ke dalam kulit, dan kemudian nitrogen cair dimasukkan ke dalam
tumor samapai tercapai suhu -40o C hingga -60o C pada dasar tumor. Nitrogen cair memiliki
keuntungan yaitu titik didihnya paling rendah dari semua kriogen yang dicoba, harganya
tidak mahal dan juga barangnya mudah diperoleh. Jaringan tumor dibekudinginkan, dibiarkan
melunak dan kemudian dibekudinginkan kembali. Lokasi yang menjalani bedah beku ini
akan melunak secara alami serta kemudian mengalami gelatinasi dan sembuh spontan.
Pembengkakan dan edema terjadi setelah pembekuan. Penampakan lesi bervariasi.
Kesembuhan normal yang dapat memakan waktu 4 hingga 6 minggu terjadi lebih cepat di
daerah-daerah dengan suplai darah yang baik.
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical,
dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan
meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini
meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam
memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat
membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis
kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara
luas
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
vaksin, injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan
penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic monoklanal. Vaksinasi tersebut dibuat dari
melanoma yang diradiasi dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan
mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi
stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-
pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-
nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.

d. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy sinar
X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan
atau membunuh sel-sel melanoma

8 Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas diri klien
b. Status kesehatan
- Status kesehatan saat ini : keluhan utama, alasan MRS, dan perjalanan sakit saat ini, upaya
yang dilakukan untuk mengatasinya
- Status kesehatan masa lalu : penyakit yang pernah dialami, pernah dirawat, alergi , riwayat
penyakit keluarga, dan diagnosa medis & therapy.
c. Pola Kebutuhan Dasar Manusia
d. Pemeriksaan fisik
Pengkajian terhadap pasien melanoma maligna dilakukan berdasarkan riwayat pasien
dan gejalanya. Pasien ditanya khususnya tentang gejala pruritus, nyeri tekan dan rasa sakit
yang bukan merupakan ciri khas nevus yang benigna. Kepada pasien juga ditanyakan
mengenai perubahan yang terjadi pada nevus yang sudah ada sebelumnya atau pertumbuhan
lesi baru yuang berpigmen. Orang-orang yang berisiko harus diperiksa dengan cermat.
Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam melakukan inspeksi kulit
untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan
perubahan malignan mencakup berikut ini :
1) Warna yang bervariasi
a) Warna yang dapat menunjukan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah
bayangan warna merah, putih dan biru; bayangan wana biru dianggap lebih menkhawatirkan.
b) Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu di curigai.
c) Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya
mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan).
2) Tepi yang ireguler
a) Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus dicatat.
3) Permukaan yang ireguler
a) Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat.
Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b) Sebagian melanoma manoduler memiliki permukaan yang licin.

Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya
wanita), antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian
dorsal tangan. Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat ditempat
yang tidak begitu mengandung pigmen seperti : telapak tangan, telapak kaki, daerah
subungual dan memebran mukosa.
Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm.
Lesi satelit (lesi yang terletak didekat nevus) harus di catat.

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1) Nyeri berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan memegang bagian yang
sakit.
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan
perubahan pigmen kulit ditandai dengan tak ada jaringan kulit yang hidup, regenerasi (-).
3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan demam,
malaise, dan penurunan nafsu makan ditandai dengan penurunan BB, makan tidak habis 1
porsi, turgor lemah dan wajah pucat.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas ditandai dengan
pasien terus menerus terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan waktu tidur; letargi;
tampak ada bayangan lengkaran gelap di bawah mata; terus menerus menguap karena
mengantuk.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan Pembentukan pus dan nekrosis jaringan kulit

3. Rencana Tindakan Keperawatan

1) Nyeri berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan memegang bagian yang
sakit.
Tujuan : Nyeri berkurang/ terkontrol.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan nyeri hilang/ terkontrol 0-1 (0-10), menunjukan ekspresi
wajah/postur tubuh rileks, berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat dengan tepat.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Ubah posisi dengan sering dan Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan
rentang gerak pasif dan aktif sesuai sendi dan kelelahan otot tetapi tipe latihan
indikasi. tergantung pada lokasi dan luas cedera.

Pertahankan suhu lingkungan Sumber panas eksternal perlu untuk


nyaman, berikan lampu penghangat, mencegah menggigil.
penutup tubuh hangat.

Kaji nyeri secara Nyeri hampir selalu ada pada beberapa


komprehensif(PQRST) , keluhan derajat beratnya keterlibatan jaringan/
nyeri, perhatikan lokasi/karakter dan kerusakan tetapi biasanya paling berat
intensitas (skala 0-10). selama pergantian balutan dan debridemen.
Perubahan lokasi/karakter/intensitas nyeri
dapat mengindikasikan terjadinya
komplikasi (contoh: iskemia tungkai) atau
perbaikan/kembalinya fungsi saraf sensasi.

Dorong ekspresi perasaan tentang Pernyataan memungkinkan pengungkapan


nyeri. emosi dan dapt meningkatkan mekanisme
koping.

Libatkan pasien dalam penentuan Meningkatkan rasa kontrol pasien dan


jadwal aktivitas, pengobatan, kekuatan mekanisme koping
pemberian obat.

Jelaskan prosedut/berikan informasi Dukungan empati dapat membantu


seiring dengan tepat, khususnya meghilangkan nyeri/meningkatkan
selama debridemen luka. relaksasi. Mengetahui apa yang
diharapkan/memberikan kesempatan pada
pasien untuk menyiapkan diri dan
meningkatkan rasa kontrol.

Berikan tindakan kenyamanan dasar Meningkatkan relaksasi; menurunkan


contoh pijatan pada area yang tak tegangan otot dan kelelahan umum.
sakit, perubahan posisi dengan
sering.

Dorong penggunaan teknik Memfokuskan kembali perhatian,


manajemen stres, contoh relaksasi meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan
progresif, nafas dalam, bimbingan rasa kontrol, yang dapat menurunkan
imajinasi dan visualisasi. ketergantungan farmakologis.

Berikan aktivitas terapeutik tepat Membantu mengurangi konsentrasi nyeri


untuk usia/kondisi. yang dialami dan memfokuskan kembali
perhatian.

Tingkatkan periode tidur tanpa Kekurangan tidur dapat meningkatkan


gangguan. persepsi nyeri/kemampuan koping.

Kolaborasi
Berikan analgesik sesuai indikasi. Metode IV sering digunakan pada awal
untuk memaksimalkan efek obat. Masalah
pasien adiksi atau keraguan tentang derajat
nyeri yang dialami tidak basah selama fase
perawatan darurat/akut, tetapi narkotik
harus diturunkan sesegera mungkin, sesuai
adanya dan perubahan metode untuk
penghilangan nyeri.

2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan
perubahan pigmen kulit ditandai dengan tak ada jaringan kulit yang hidup, regenerasi (-).
Tujuan ; Kerusakan integritas kulit dapat ditangani.
Kriteria hasil : Menunjukan regenerasi jaringan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

Anjurkan menggunakan baju katun Menurunkan iritasi/jahitan dan tekanan


halus dan hindari baju ketat, dari baju. Membeiarkan insisi terbuka
tutup/beri bantalan pada daerah luka terhadap udara meningkatkan proses
sesuai indikasi, biarkan insisi penyembuhan dan menurunkan resiko
terbuka terhadap udara sebanyak infeksi.
mungkin.

Mandikan pasien dengan pancuran Mempertahnkan insisi bersih,


air hangat. Cuci insisi dengan meningkatkan sirkulasi atau penyembuhan.
perlahan. Beritahu pasien untuk Catatan: ”memanjat” keluar dari bak
menghindari mandi dalam bak mandi memerlukan penggunaan lengan
sampai diijinkan oleh dokter. dengan otot pektoral, yang dapat
menimbulkan stres yang tak perlu pada
sternotomi.

Sokong insisi dengan strip steril Membantu mempertahankan penyatuan


(sesuai kebutuhan) bila jahitan tepi luka untuk meningkatkan
diangkat. penyembuhan.

Dorong peningkatan kaki bila duduk Meningkatkan sirkulasi, menurunkan


di kursi. edema untuk memperbaiki penyembuhan
luka.

Perhatikan atau laporkan pada Tanda atau gejala yang menandakan


dokter: insisi yang tidak sembuh: kegagalan penyembuhan terjadi komplikasi
pembukaan kembali insisi yang telah yang memerlukan evaluasi/intervensi
sembuh; adanya drainase (berdarah lanjut.
atau purulen); area lokal yang
bengkak dengan kemerahan, rasa
nyeri meningkat; dan rasa panas
pada sentuhan.

Tingkatan nutrisi dan masukan Membantu untuk mempertahankan volume


cairan adekuat. sirkulasi yang baik untuk perfusi jaringan
dan memenuhi kebutuhan energi seluler
untuk memudahkan proses regenerasi atau
penyembuhan jaringan.

Kolaborasi
Dapatkan spesimen dari drainase Bila infeksi terjadi, pengobatan lokal dan
luka sesuai indikasi. sistemik mungkin diperlukan, misal : terapi
peroksida/salin/sabun betadine, antibiotik.

3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan demam,


malaise, dan penurunan nafsu makan ditandai dengan penurunan BB, makan tidak habis 1
porsi, turgor lemah dan wajah pucat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Menunjukan pemasukan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik ditunjukan oleh BB stabil, makan habis 1, turgor baik, dan wajah tidak pucat.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

Pertahankan jumlah kalori ketat. Pedoman tepat untuk pemasukan kalori


Timbang BB tiap hari.. tepat. Sesuai penyembuhan luka.
Dievaluasi untuk mengitung bentuk diet
yang diberikan dan penilaian yang tepat
dimulai.

Awasi massa otot/lemak subkutan Mungkin berguna dalam memperkirakan


sesuai indikasi perbaikan tubuh/kehilangan dan
keefektifan terapi.

Berikan makan dan makanan kecil Membantu mencegah distensi


sedikit dan sering. gaster/ketidaknyamanandan meningkatkan
pemasukan.

Dorong pasien untuk memandang Kalori dan protein diperlukan untuk


diet sebagai pengobatan dan untuk mempertahankan BB, memenuhi
mebuat pilihan makanan/minuman kebutuhan metabolik, dan meningkatkan
tinggi kalori/protein. penyembuhan.

Dorong pasien untuk duduk saat Duduk dapat mencegah aspirasi dan
makan, dikunjungi orang lain. membantu pencernaan makanan yang baik.
Sosialisai meningkatkan relaksasi dan
dapat meningkatkan pemasukan.

Berikan kebersihan oral sebelum Mulut/palatum bersih meningkatkan rasa


makan. dan membantu nafsu makan yang baik.

Lakukan pemeriksaan glukosa strip Mengawasi terjadinya hiperglikemia


jari, klinitese/asetes sesuai indikasi. sehubungan dengan perubahan
hormonal/kebutuhan atau penggunaan
hiperalimentasi untuk memenuhi
kebutuhan kalori.

Kolaborasi
Rujuk ke ahli diet/tim dukungan Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi
nutrisi. individu (berdasarkan berat badan dan
cedera area permukaan tubuh) dan
mengidentifikasi nutrisi yang tepat.

Berikan diet tinggi kalori/protein Kalori (3000-5000 per hari), protein, dan
dengan tambahan vitamin. vitamin yang dibutuhkan untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolik,
mempertahankan BB, dan mendorong
regenerasi jaringan. Catatan; rute oral
paling baik untuk mengembalikan fungsi
GIT.

Pasang/pertahankan makanan sedikit Memberikan makanan kontinue/tambahan


melalui selang enterik/tambahan bila bila pasien tidak mampu untuk
dibutuhkan. mengkonsumsi kebutuhan kalori toyal
harian secara oral. Catatan: selang makan
kontinue selama makan meningkatkan
pemasukan kalori tanpa penurunan nafsu
makan dan pemasukan oral selama sehat.

Berikan hiperalimentasi parentral Hiperalimentasi akan mempertahankan


sesuai indikasi pemasukan nutrisi atau memenuhi
kebutuhan metabolik pada adanya
komplikasi berat atau berlanjutnya cedera
esofageal atau gastrik yang tidak mungkin
makan per enteral.

Awasi pemeriksaan laboratorium, Indikator kebutuhan nutrisi dan


contoh: albumin serum, kreatinin, keadekuatan diet total terapi.
transferin, nitrogen urea urin.

Berikan insulin sesuai indikasi Peningkatan kadar glukosa serum dapat


terjadi sehubungan dengan respon strees
terhadap cedera, pemasukan tinggi kalori,
kelelahan pankreas.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas ditandai
dengan pasien terus menerus terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan waktu tidur;
letargi; tampak ada bayangan lengkaran gelap di bawah mata; terus menerus menguap karena
mengantuk.
Tujuaan : Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi.
Kriteria hasil : Pasien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan penurunan
terhadap pikiran yang melayang-layang (melamun) dan kecemasan; pasien tampak atau
melaporkan dapt beristirahat dengan cukup.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

Berikan kesempatan untuk Karena aktivitas fisik dan mental


beristirahat tidur sejenak, anjurkan mengakibatkan kelelahan yang dapat
latihan saat siang hari , turunkan meningkatkan kebingungan, aktivitas yang
aktivitas mental/fisik pada sore hari. terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang
meningkatkan waktu tidur.

Evaluasi tingkat stress/orientasi Peningkatan kebingungan, disoreientasi


sesuai perkembangan hari demi hari. dan tingkah laku yang tidak kooperatif
(sindrom sundowner) dapat melanggar pola
tidur yang mencapai tidur pulas.
Lengkapi jadwal tidur dan ritual Penguatan bahwa saatnya tidur dan
secara teratur. Katakan kepada mempertahankan kestabilan lingkungan.
apsien bahwa saat ini adalah waktu Catatan: penundaan waktu tidur mungkin
tidur. diindikasikan untuk memungkinkan pasien
membuang kelebihan energi dan
memfasilitasi tidur.

Berikan makanan kecil sore hari, Meningkatkan relaksasi dengan perasaan


susu hangat, mandi dan masase mengantuk.
punggung.

Turunkan jumlah minum pada sore Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk
hari. Lakukan berkemih sebelum pergi ke kamar mandi/berkemih selam
tidur. malam hari.

Putarkan musik yang lembut atau Menurunkan stimulasi sensori dengan


suara yang jernih. menghambat suara-suara lain dari
lingkungan sekitar yang akan menghambat
tidur nyenyak.

Kolaborasi

Berikan obat sesuai indikasi: Mungkin efektif dalam menangani


· Antidepresi seperti: amitriptilin pseudomensia atau depresi, meningkatkan
(Elavil); doksepin (Senequan) dan kemampuan untuk tidur tetapi
trasolon (Desyrel). antikolinergik dapat memncetuskan
bingung dan memperburuk kognitif dan
efek samping tertentu (seperti hipotensi
ortostatik) yang mebatasi manfaat
maksimal.
· Koral hidrat; oksasepam (Serax);
triazolan (Halcion) Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis
rendah mungkin efektif dalam mengatasi
insomnia atau sindrom sundowner.
Hindari penggunann dipenhidramin
(Benadryl) Bila digunakan untuk tidur, obat ini
sekarang dikontraindikasikan karena obat
ini mempengaruhi produksi asetilkolin
yang sudah dihambat dalam otak pasie
dalam DAT ini.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan Pembentukan pus dan nekrosis jaringan kulit
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak
demam.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

Implementasikan teknik isolasi Tergantung tipe/luasnya dan


yang tepat sesuai indikasi. (misalnya: pilihan pengobatan luka
tertutup vs terbuka); isolasi dapat
direntang dari luka sederhana/kulit
sampai komplit/sebaliknya untuk
menurunkan resiko infeksi silang/
terpajan pada flora bakteri multiple.
Tekankan pentingnya teknik cuci
tangan yang baik untuk semua Mencegah kontaminasi silang;
individu yang datang kontak menurunkan resiko infeksi.
dengan pasien.

Gunakan skort, sarung tangan,


masker, dan teknik aseptic ketat Mencegah terpajan pada organisme
selama perawatan luka langsung infeksius.
dan berikan pakaian steril/baru
juga linen/pakaian.

Awasi/batasi pengunjung, bila


perlu. Jelaskan prosedur isolasi Mencegah kontaminasi silang dari
terhadap pengunjung bila perlu. pengunjung. Masalah resiko infeksi
harus seimbang melawan kebutuhan
pasien untuk dukungan keluarga dan
Bersihkan jaringan nekrotik/ sosialisasi.
yang lepas (termasuk pecahanya
lepuh) dengan guntung dan Meningkatkan penyembuhan.
forcep. Jangan ganggu lepuh Mencegah autokontaminasi. Lepuh
yang utuh bila lebih kecil dari 2-3 yang kecil membantu melindungi kulit
cm, jangan pengaruhi fungsi dan meningkatkan kecepatan
sendi dan jangan pajankan luka reepitelisasi.
yang terinfeksi.

Periksa luka tiap hari,


perhatikan/catat perubahan
penampilan, bau, atau kuantitas Mengindetifikasi adanya
drainase. penyembuhan (granulasi jaringan).

Awasi tanda vital untuk demam,


peningkatan frekuensi/kedalaman
pernafasan sehubungan dengan Indikator sepsis memerlukan evaluasi
perubahan sensori, adanya diare, cepat dan intervensi. Catatan:
penurunan jumlah trombosit, perubahan sensori, kebiasaan defekasi,
hiperglikemia dan glikosuria. dan frekuensi pernafasan biasanya
berlanjut, demam dan perubahan hasil
Kolaborasi laboratorium.
Ambil kultur rutin dan
sensitivitas luka/drainase.

Bantu biopsi eksisi bila infeksi Memungkinkan pengenalan dini dan


dicurigai pengubatan khusus infeksi luka.

Bakteri dapat terkolonisasi pada


permukaan luka tanpa masuk ke
Foto luka pada awal dan dengan jaringan di bawahnya; namun luka
interval periodik. biopsi dapat diambil untuk diagnosa
infeksi.

Memberi dasar dan catatan proses


penyembuhan.
4. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.

5. Evaluasi
Dx 1 : Nyeri berkurang/ terkontrol
Dx 2 : Kerusakan integritas kulit dapat ditangani.
Dx 3 : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Dx 4 : Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
Dx 5 : Tidak terjadi infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doenges E Marilynn, 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan. EGC :Jakarta
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 (terjemahan). Jakarta :
EGC
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai