Anda di halaman 1dari 37

MAHIR MENDESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN 1

(Oleh : Thomas Pandawa Efrata Tarigan, M.Pd.K)

PENGERTIAN

Secara umum, keberadaan kurikulum menggambarkan suatu rencana

tentang jenis-jenis pengalaman belajar yang diharapkan dapat diperoleh siswa

selama mengikuti pendidikan disuatu lembaga pendidikan / sekolah tertentu.

Dalam bahasa latin kurikulum berarti “lapangan pertandingan” (race

course) yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish. Istilah

kurikulum ini kemudian berkembang. Pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai

dalam bidang pendidikan , hingga pada akhirnya kurikulum dapat dipahami

sebagai landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya

ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah

pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental.

Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan

peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, sertacara yang digunknnya dalam

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan Webster Dictionare (1955), mendefenisikan sebagai: “a

course, especially a specified fixed course of study, as in a school or college, as

one leading to a degree”. Pada definisi ini terkandung makna bahwa kurikulum

merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah/madrasah atau akademi/college

yang harus ditempuh oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai suatu degree

(tingkat) atau ijazah, bahkan ada yang mendefinisikan bukan hanya terbatas pada

mata pelajaran saja, tetapi meliputi aktivitas dalam rangka mempengaruhi belajar

1
Disampaikan pada Seminar Mahir Mendesain Kurikulum Pendidikan Agama Kristen pada
Sekolah Tinggi Teologi Abdi Sabda Medan – , Sabtu. 01 Oktober 2011
peserta didik di lembaga pendidikan, bahkan yang tidak kalah pentingnya

kurikulum didesain untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Makna lain kurikulum, dikemukakan oleh Djamarah, yaitu: “merupakan

perangkat pembelajaran yang dapat menjadi indikator dalam proses dan menilai

pembelajaran. Belajar terkait dengan mengajar. Belajar mengajar adalah suatu

kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi

antara guru dengan anak didik. Keberhasilan pembelajaran yang ditawarkan oleh

kurikulum sebenarnya sangat tergantung dari media, strategi serta metode

pembelajaran. Meskipun demikian, desain kurikulum menjadi keharusan dalam

institusi pendidikan, dalam menentukan arah dan tingkat pencapaian peserta didik

dalam belajar. Tanpa kurikulum yang baik, maka dapat dipastikan akan

menyebabkan peserta didik akan menjadi lulusan yang tidak berkualitas. Itulah

sebabnya, desain kurikulum haruslah berangkat dari Visi dan Misi suatu institusi

pendidikan, aspek potensi peserta didik, aspek pengembangan sikap mental,

aspek pengembangan potensi dasar peserta didik, aspek tagihan belajar, aspek

kebutuhan dan lapangan kerja.

Banyak pendapat mengenai arti kurikulum, namun inti kurikulum

sebenarnya adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan

melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja

sama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik seperti gedung

sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar

mempelajari mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah pengalaman

kehidupan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyai berbagai macam arti,

yang dapat disimpulkan pada tiga aspek, yaitu:


1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran

2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar (sekolah, lingkungan, masyarakat)

3. Rencana belajar murid

Sedangkan yang dimaksud dengan desain dapat dirumuskan sebagai

proses yang disengaja tentang suatu pemikiran, perencanaan dan penyeleksian

bagian-bagian, teknik, dan prosedur yang mengatur suatu tujuan. Dengan

demikian yang kita maksudkan dengan Desain Kurikulum Pendidikan Agama

Kristen dalam pertemuan kita ini adalah suatu rencana yang disengaja untuk

membuat kurikulum yang berkenaan dengan pelaksanaan Pendidikan Agama

Kristen yang diselenggarakan pada sekolah, guna tercapainya tujuan dari

Pendidikan Agama Kristen itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan oleh

Robert W. Pazmino dalam bukunya Foundational Issues in Christian Education

(1988) bahwa “Pendidikan Kristen merupakan upaya ilahi dan manusiawi

dilakukan secara bersahaja dan berkesinambungan, untuk memberikan

pengetahuan, nilai-nilai, sikap-sikap, keterampilan, sensitivitas, tingkah laku yang

konsisten dengan iman Kristen. Pendidikan mengupayakan perubahan,

pembaharuan dan reformasi pribadi-pribadi, kelompok dan struktur oleh kuasa

Roh Kudus, sehingga bersesuaian dengan kehendak Allah sebagaimana

dinyatakan dalam Kitab Suci, terutama dalam Kristus Yesus, serta diwujudkan

oleh upaya itu”. (hal. 81).


Dimensi Kurikulum

No Dimensi Wujud
1 Kurikulum sebagai ide dan ilmu Sebuah pikiran atau gagasan
(curriculum as an idea and knowledge) yang bersifat konseptual
2 Kurikulum sebagai sebuah rencana Sebagai perangkat rencana atau
(curriculum as a plan) dokumen pembelajaran
3 Kurikulum sebagai sebuah proses/sistem Sebagai proses yang sudah
(Curriculum as a process / system) terlaksana di lapangan
4 Kurikulum sebagai sebuah hasil Sebagai hasil yang telah dicapai
(Curriculum as a result) oleh peserta didik

Berikut sebagai uraiannya :

1. Kurikulum sebagai suatu ide, yang dihasilkan melalui teori-teori dan

penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan (konsep,

landasan, asumsi, teori, model, praksis, prinsip-prinsip dasar tentang

kurikulum). Kurikulum sebagai ilmu, pembahasannya difokuskan pada

model-model kurikulum yang dapat dikembangkan dalam KTSP.

2. Kurikulum sebagai sebuah rencana. Kurikulum yang tersusun pada suatu

rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide,

yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan

waktu.

3. Kurikulum sebagai sebuah proses; suatu kegiatan yang merupakan

pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dalam bentuk

praktek pembelajaran.

4. Kurikulum sebagai sebuah hasil; suatu hasil yang merupakan konsekwensi

dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan

kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu

dari para peserta didik.


Dalam pertemuan kita kali ini, kita akan membahas secara khusus tentang

kurikulum sebagai rencana, dimana kurikulum sebagai rencana merupakan

dimensi kurikulum yang paling banyak dikenal dan diketahui orang, baik oleh para

pelaksana kurikulum (guru dan pimpinan satuan pendidikan) maupun masyarakat

terutama orang tua. Kurikulum inilah yang akan dikembangkan oleh kepala

sekolah, guru-guru, dan komite sekolah dalam KTSP.

Kurikulum sebagai rencana (a plan of action) atau disebut juga kurikulum

tertulis (written curriculum) atau kurikulum sebagai dokumen (document

curriculum) menjadi acuan, pedoman atau pegangan bagi guru-guru dan para

pelaksana kurikulum lainnya dalam implementasi kurikulum. Sebagai suatu acuan

atau pedoman, kurikulum berbentuk dokumen tertulis yang sering juga disebut

sebagai kurikulum formal (formal curriculum) atau kurikulum lembaga (official

curriculum). Berpegang pada kurikulum tertulis tersebut maka dilaksanakan

kurikulum perbuatan (curriculum in action), implementasi kurikulum (curriculum

implementation), mencakup apa yang terjadi di kelas dan di luar kelas (actual atau

activity curriculum), baik yang dikerjakan oleh guru maupun peserta didik

(experiencial curriculum).

Sebagai dokumen tertulis kurikulum tidak hanya terdiri atas mata pelajaran

(course of study), atau uraian isi mata pelajaran (course content) atau persiapan

mengajar (teaching preparation) dalam bentuk silabus dan satuan pelajaran

(sillaby and lesson unit), tetapi mencakup semua dokumen tertulis yang berkaitan

dengan rencana pembelajaran/pembelajaran. Kurikulum tertulis selain mencakup

hal-hal di atas, juga meliputi landasan dan azas-azas pengembangan kurikulum,

struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pembelajaran,

pedoman-pedoman pelaksanaan seperti pedoman: pengelolaan, bimbingan, dan


evaluasi; media dan sumber pembelajaran seperti: media elektronik dan non

elektronik; buku, modul dan handout; program-program pembelajaran seperti

pembelajaran melalui: komputer, film, video, audio.

Dalam perspektif kebijakan Pendidikan Nasional sebagaimana dapat dilihat

dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu”.

Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan.

Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori

kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu,

yaitu :

1. Pendidikan Klasik

Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada

proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang

ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara

logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan

lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai

penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.

2. Pendidikan Pribadi

Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak

telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan

potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan
minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan,

sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai

pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.

3. Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai

persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam

menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam

teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan

kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan

pemeliharaan budaya lama. Dalam konsep pendidikan teknologi, isi pendidikan

dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data obyektif

dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan

vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan

disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta

didik belajar secara individual.

4. Pendidikan Interaksional

Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak

dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan

bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk

kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan

interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan

dari peserta didik kepada guru.


Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh

terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam

pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat

dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-

landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian

yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan

yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan

sendirinya, akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan

manusia. Demikian juga dengan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen, yang harus

dipersiapkan dengan baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh George F.

Kneller dalam bukunya Foundation of Education “pendidikan menunjuk pada

suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan

dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa, watak, atau kemampuan fisik

individu (berlangsung seumur hidup)”. Guna mencapai hal tersebut, maka

beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam pendesainan kurikulum Pendidikan

Agama Kristen adalah :

1. Komponen Tujuan

Kurikulum
Pendidikan Agama Kristen

Tujuan Pendidikan Tujuan Tujuan Tujuan


Nasional Institusional Kurikulum Instruksional

Keterangan :
– Tujuan Pendidikan Nasional : UUD 1945 No. 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

– Tujuan Institusional : perumusan secara umum pola perilaku dan

pola kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga

pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas

yang harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan

lulusan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu

– Tujuan Kurikulum, yaitu tujuan yg ingin dicapai pada bidang studi

– Tujuan Instruksional, tujuan yg ingin dicapai pada tingkatan tataran

pengajaran

2. Komponen Isi

Isi dari atau materi yg ingin dikuasai dari setiap bidang studi

a. Separate subject matter : pemisahan mata pelajaran

b. Correlated curriculum: penyinggungan antara mata pelajaran

c. Integrated Curriculum : Pemaduan beberapa bahan dari

beberapa mata pelajaran .

3. Komponen Organisasi

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa

kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan

kepada peserta didik. Struktur program ini merupakan dasar yang

cukup esensial dalam pembinaan kurikulum dan berkaitan erat dengan

tujuan program pendidikan yang hendak dicapai. Ada dua struktur

yang dikembangkan dalam pengorganisasian dan penyelenggaraan

kurikulum, yaitu struktur horizontal dan struktur vertikal. Struktur


horizontal berkaitan dengan masalah pengorganisasian atau

penyusunan materi yang akan ditransformasikan kepada peserta didik

dalam pola atau bentuk tertentu. Sedangkan struktur vertical

berhubungan dengan sistem-sistem pelaksanaan kurikulum sekolah,

yang antara lain meliputi pengaturan kelas dan alokasi waktu.

4. Komponen Strategi

Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen

strategi pembelajaran, yaitu: (1) kegiatan pendahuluan, (2)

penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5)

kegiatan lanjutan.

a. Kegiatan Pendahuluan

Guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi

pelajaran yang akan disampaikan. Cara guru memperkenalkan

materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang

kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat

mempelajari pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi

motivasi belajar peserta didik (penjelasan tujuan pembelajaran

khusus dan apersepsi)

b. Penyampaian Informasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian

informasi adalah urutan penyampaian, ruang lingkup materi yang

disampaikan dan jenis materi yang akan disampaikan.

c. Partisipasi Peserta Didik


- Adanya latihan dan praktik yang dilakukan setelah peserta

didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap,

atau keterampilan tertentu

- Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai

hasil belajarnya, maka guru memberikan umpan balik

(feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan

balik yang diberikan guru, peserta didik akan segera

mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan

yang telah mereka lakukan benar/salah, tepat/tidak tepat,

atau ada sesuatu yang diperbaiki.

d. Pengadaan Tes

Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk

mengetahui apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai

atau belum, dan apakah pengetahuan sikap dan keterampilan

telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.

Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan

pembelajaran setelah peserta didik melalui proses pembelajaran,

penyampaian informasi berupa materi pelajaran. Pelaksanaan

tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau

praktik.

e. Kegiatan Lanjutan (Follow Up)

Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil

kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan

dengan baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah

tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil


dengan bagus atau di atas rata-rata, (a) hanya menguasai

sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang

diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya

menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari

hasil belajar yang bervariasi tersebut.

5. Komponen Evaluasi

Evaluasi Kurikulum adalah proses peninjauan kembali rancangan,

implementasi, keluaran dan dampak sebuah kurikulum pada setiap

tahap operasionalnya. Tujuan dilakukannya evaluasi untuk mencapai 2

sasaran utama , yaitu evaluasi terhadap hasil atau produk kurikulum,

yaitu bertujuan menilai apakah hasilnya sesuai dengan tujuan, dan

evaluasi terhadap proses kurikulum, yaitu bertujuan menilai apakah

kurikulum dilaksanakan secara optimal

Pola Pengembangan Kurikulum

1. Pola Sentralistik : Dikembangkan secara terpusat

2. Pola desentralistik : Diserahkan kedaerah masing-masing

3. Pola Dekosentrasi : Kerangka dasarnya oleh pusat, penjabarannya

oleh daerah

Pola Kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah Pola Dekosentrasi

dimana guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai

dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini

disebabkan kerangka dasar, standar kompetensi lulusan (SKL), standar

kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) setiap mata pelajaran untuk setiap
satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi

pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian

merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan

supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

Kerangka Berpikir Desain Kurikulum

Dalam manajemen kurikulum desentralistik, penyusunan desain,

pelaksanaan, dan pengendalian kurikulum (evaluasi dan penyempurnaan),

dilakukan secara lokal oleh satuan pendidikan. Penyusunan desain kurikulum

dilakukan oleh guru-guru, melibatkan ahli, komite sekolah/madrasah dan pihak

pihak lain di masyarakat, yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap

kurikulum. Pengembangan kurikulum demikian disebut pengembangan kurikulum

berbasis sekolah (School based curriculum developement atau SBCD), yang

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Manengah disebut Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Dalam pengembangan KTSP, desain

kurikulum yang meliputi sasaran atau tujuan kurikulum, materi atau isi kurikulum,

model pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kebutuhan,

tantangan, karakteristik, dan tahap perkembangan sekolah dan masyarakat

dimana sekolah berada. Kurikulum menjadi lebih bermakna, karena bertolak dari

situasi dan kondisi setempat dan diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan,

tuntutan dan perkembangan setempat. Pengembangan kurikulum oleh satuan

pendidikan akan menghasilkan desain kurikulum yang beragam, tetapi lebih

mudah difahami, dikuasai dan dilaksanakan oleh guru, sebab mereka sendiri yang

mengembangkannya, minimal ikut serta dalam pengembangannya.


Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan memiliki beberapa

kebaikan atau kelebihan dan juga beberapa kelemahan dan kekurangan.

Kebaikan atau kelebihannya adalah: 1) kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan,

kondisi, karakteristik, dan perkembangan satuan pendidikan dan masyarakat

setempat, sehingga satuan pendidikan secara langsung atau tidak langsung dapat

membantu perkembangan masyarakat; 2) lebih mudah dilaksanakan karena

desain kurikulum disusun oleh guru-guru sendiri dengan mempertimbangkan

faktor-faktor pendukung pelaksanaannya yang ada di sekolah dan masyarakat

sekitar.

Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan juga memiliki beberapa

kelemahan dan kekurangan : 1) tidak semua guru memiliki keahlian atau

kecakapan dalam pengembangan kurikulum, atau tidak semua satuan

pendidikan/daerah memiliki guru atau orang yang ahli atau cakap dalam

pengembangan kurikulum; 2) kurikulum dapat bersifat lokal, lulusannya kurang

memiliki kemampuan atau daya saing secara nasional; 3) desain kurikulum sangat

beragam, dapat menimbulkan kesulitan dalam pengawasan dan evaluasi

kurikulum dan evaluasi hasil belajar secara nasional; 4) kepindahan peserta didik

dari satu sekolah atau daerah ke sekolah atau daerah lain dapat menimbulkan

kesulitan.
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas : tujuan pendidikan tingkat

satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan, silabus.

Adapun yang menjadi landasan pengembangan KTSP adalah :

• UU No. 20 Tahun 2003 à SISDIKNAS

• PP No. 19 Tahun 2005 à SNP

• Permen No. 22 Tahun 2006 à SI

• Permen No. 23 Tahun 2006 à SKL

• BSNP à Panduan Penyusunan KTSP

• Pertimbangan Komite Sekolah

Prinsip Pengembangan KTSP

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya

2. Beragam dan terpadu

3. Tanggap perkembangan IPTEKS

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

6. Belajar sepanjang hayat (life long learning)

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah

Komponen Pengembangan KTSP

A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

B. Stuktur & Muatan KTSP, yang terdiri dari :

1. Mata pelajaran
2. Muatan lokal

3. Kegiatan pengembangan diri

4. Pengaturan beban belajar

5. Ketuntasan belajar

6. Kenaikan kelas & kelulusan

7. Penjurusan

8. Pendidikan kecakapan hidup

9. Pendidikan berbasis keunggulan lokal & global

C. Kalender Pendidikan

Berikut Diagram Pelaksanaannya (KTSP)


SILABUS

Rencana Pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup :

1. Identitas

Berisi identitas sekolah, bidang/program keahlian, standar


kompetensi, mata pelajaran, kelas/semester, durasi pembelajaran,
kode kompetensi

2. Standar Kompetensi (SK)

Standar Kompetensi (SK), merupakan kualifikasi kemampuan minimal

peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau

semester pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi

peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan

standar kompetensi peserta didik.

4. Indikator

Indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang

dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan

juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap

suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu. Indikator

pembelajaran juga berarti karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan

atau respon yang dilakukan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa

siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Indikator merupakan

penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan


perilaku yang dapat diamati dan diukur yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Pernyataan yang mengindikasikan

ketercapaian kompetensi dasar yang dipersyaratkan, dapat diukur,

dan dirumuskan dalam kata kerja operasional

5. Materi Pokok/Pembelajaran

Substansi pembelajaran utama yang berfungsi menunjang

pencapaian kompetensi dasar/subkompetensi, mencakup keseluruhan

ranah kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan)

6. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan fisik dan atau mental yang dilakukan peserta didik dalam

berinteraksi dengan sumber belajar.

7. Penilaian (assessment)

Penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian

untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar

peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)

peserta didik. Metode penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan

non tes disesuaikan dengan karakteristik indikator anatara lain; tes

tertulis, tes lisan, pengamatan kinerja, produk dan lain-lain.

8. Alokasi Waktu

Estimasi jumlah jam pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai

kompetensi dasar yang dirinci ke dalam jumlah jam pembelajaran

untuk tatap muka (teori), praktik di sekolah, dan praktik di industri /

lapangan
9. Sumber Belajar.

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan


untuk kegiatan pembelajaran, dapat berupa media cetak dan
elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya.

Rencana Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

RPP adalah Rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. RPP

paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau

beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih

Prinsip Penyusunan RPP

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

2. Mendorong partisipatif aktif peserta didik

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

5. Keterkaitan dan keterpaduan

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Dengan skema dasar sebagai berikut :

1. Kompetensi apa yang akan dibelajarkan ?

2. Bagaimana cara membelajarkannya?

3. Dengan apa dibelajarkan (media dan materi) ?

4. Bagaimana mengukur ketercapaian kompetensi ?


Hal-Hal yang perlu diperhatikan ketika menyusun RPP

1. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih

2. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus

dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

3. Tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu tujuan

pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan pembelajaran

harus mengacu pada pencapaian indikator.

4. Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran) dibuat setiap

pertemuan, bila dalam satu RPP terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam

RPP tersebut terdapat 3 langkah pembelajaran.

5. Bila terdapat lebih dari satu pertemuan untuk indikator yang sama, tidak

perlu dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap pertemuannya.


Contoh Format Analisis Alokasi Waktu

Analisis Alokasi Waktu


Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Tahun Pelajaran :
Jumlah Jam :

I. Banyaknya minggu dalam satu semester …………………. Minggu


No Bulan Jumlah Minggu Jumlah Minggu Jumlah Minggu
Keseluruhan Efektif Tidak Efektif
1
2
3
4
5
6
7
JUMLAH

II. Banyaknya jam efektif semester …………….. minggu / jam

No Bulan Uraian/Materi Pembelajaran Pokok Alokasi Waktu Keterangan


1 Januari 1
2
3
4. dst
2 Februari 1
2
3
4 . dst
3 dst

JUMLA
H

Medan, ……………….. 2011

Mengetahui : Guru Bidang Studi,


Kepala Sekolah ........................, Pendidikan Agama Kristen

.............................................. ..................................................
NIP. NIP.
Contoh Program Tahunan

SATUAN PELAJARAN : SMA ……………………………


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
KELAS / SEMESTER : X / I dan II
TAHUN PELAJARAN : ………………………….

Standar Kompetensi
Nomor
No. Kompetensi Dasar/Indikator Alokasi Waktu Keterangan
SK/KD
1 Mengalami proses pertumbuhan sebagai
pribadi yang dewasa dan memiliki karakter
yang kokoh dengan pola pikir yang
S
komprehensif dalam segala aspek E
M
E
S
T
E
R

S
A
T
U

2 Peserta didik mengidentifikasi berbagi


pergumulan dalam keluarga serta kaitannya
dengan pengaruh modernisasi

S
E
M
E
S
T
E
R

D
U
A
Contoh Format Program Semester
PROGRAM SEMESTER

SATUAN PELAJARAN :
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
KELAS / SEMESTER :
TAHUN PELAJARAN : …………………………

Bulan
Kompetensi Dasar / Alokasi
No Juli Agustus September Oktober November Desember Ket
Indikator Waktu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Contoh : Format Silabus
SILABUS

NAMA SEKOLAH :
MATA PELAJARAN :
KELAS/SEMESTER :
STANDAR KOMPETENSI :
ALOKASI WAKTU :

Penilaian
Kompetensi Materi Pokok Kegiatan Bentuk Contoh Alokasi Sumber
Indikator Teknik
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Instrumen Instrumen Waktu Belajar
Contoh Format RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : ........................


Mata Pelajaran : ........................
Kelas/Semester : ........................
Pertemuan ke : ........................
Alokasi Waktu : ........................

I. STANDAR KOMPETENSI
II. KOMPETENSI DASAR
III. INDIKATOR
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
V. MATERI AJAR
VI. METODE PEMBELAJARAN
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal
B. Kegiatan Inti (Kegiatan Guru dan Kegiatan Siswa)
C. Kegiatan Akhir
VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Sumber dan Alat
IX. PENILAIAN (Instrumen, Jawaban dan Skor Penilaian)
Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA ...................................


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen
Kelas/Semester : XI / I
Pertemuan ke : ............
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

STANDAR KOMPETENSI
Merespon nilai-nilai Kristiani yang diperhadapkan dengan gaya hidup modern
serta perkembangan IPTEK dan menjelaskan cara mewujudkan dalam hidup
keseharian

KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi dan mewujudkan nilai-nilai Kristiani

INDIKATOR
Memiliki kehidupan baru melalui pengelolaan diri yang baik

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengetahui arti bercermin diri dan mampu memahami
kelemahan dan kelebihan di dalam dirinya
2. Siswa mampu mengelola kelemahan diri yaitu dengan cara mengatasi
kelemahan yang ia miliki agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain
terutama bagi diri sendiri
3. Siswa mampu mengelola kelebihan dirinya dengan cara mempergunakan
kelebihan itu untuk menolong sesama terutama untuk memajukan diri

Materi Ajar : Bercermin Diri


Bercermin diri berarti mengenal diri sendiri dengan segala kekurangan dan
kelebihan. Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27).
Artinya, Tuhan mengenal tiap orang dengan segala kelemahan dan kelebihannya. Tiap
orang berharga di mataNya. Diharapkan tiap orang mampu menyadari kelebihan dan
kelemahannya dan mampu mengelola emosi dan pikiran serta tindakannya secara
seimbang. Pengenalan akan diri dapat mendatangkan kebaikan bagi kita, terutama di
dalam pergaulan sehari-hari kita. Tujuan utama kehadiran Kristus adalah memperbaharui
kita, agar kita menjadi ciptaan baru. Artinya, kita hidup di dalam Kristus dipimpin oleh
Roh Kudus sehingga mampu menghadapi segala tantangan hidup dan bahkan berbuah
(Galatia 5 : 22-23). Inilah tanda kehidupan baru yang dianugerahkan Allah kepadanya.

METODE PEMBELAJARAN
Ceramah dan Diskusi, Bermain Peran

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal (10 menit)
Kebaktian singkat dibawakan siswa
Bernyanyi : Kekuatan Serta Penghiburan
- Berdoa
- Apersepsi : Dalam pertemuan awal guru menyuruh siswa untuk
membayangkankan dirinya ketika bercermin di depan kaca.
- Memotivasi : Kemudian guru bertanya kepada siswa, apa-apa saja yang biasa
kamu perhatikan dari dirimu ketika mereka sedang bercermin

B. Kegiatan Inti (60 menit)


Kegiatan Guru
1. Guru menjelaskan pengertian bercermin diri
2. Guru menyuruh siswa untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki
dalam secarik kertas dan mengumpulkannya
3. Guru menyuruh siswa untuk saling menukarkan kertas tersebut dengan teman
sebangku dan saling membandingkannya sejenak
4. Guru mengumpulkan kertas tersebut
5. Kemudian guru guru memanggil 5 orang siswa untuk mempraktekkan kelemahan
dan kelebihan diri yang dimiliki;
Pasangan Pertama ( 2 orang)
a. Siswa pertama disuruh untuk memperagakan sikap orang yang sedang
marah-marah (memarahi temannya)
b. Siswa yang satu lagi memperagakan bagaimana sikap orang yang mampu
menahan emosi (sabar)
Pasangan Kedua ( 3 orang)
a. Siswa pertama disuruh untuk memperagakan sikap orang yang
sombong/tinggi hati dan pelit
b. Siswa kedua disuruh memperagakan bagaimana sikap orang yang suka
menolong teman diwaktu kesusahan
c. Siswa yang ketiga ini adalah objek dari temannya (point a dan b)
6. Guru menyuruh siswa untuk memberikan tanggapan terhadap kelemahan dan
kelebihan yang telah dipraktekkan tadi.
7. Guru menyimpulkan kembali pentingnya kehidupan baru yang dapat
diwujudnyatakan melalui pengenalan diri / bercermin diri

Kegiatan Siswa
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Peserta didik menuliskan dalam kertas selembar baik kelebihan dan kekurangannya
dan membandingkannya dengan teman sebangku
3. Siswa memperhatikan temannya yang sedang memperagakan kelemahan dan
kelebihan diri di depan kelas.
4. Siswa memperbandingkan dengan keberadaan dirinya sendiri
5. Siswa memberikan tanggapan atas peragaan tersebut

C. Kegiatan Akhir (10 menit)


Pelajaran diakhiri dengan bernyanyi dan berdoa yang dipimpin oleh peserta didik

ALAT DAN SUMBER BELAJAR


Sumber : Alkitab, dan Suluh Siswa
Alat : White Board, Spidol

PENILAIAN
- Penulisan keberadaan diri (kelemahan dan kelebihan)
- Pemberian tanggapan

Instrumen
1. Tuliskan pengertian bercermin diri!
2. Tuliskanlah bagaimana kamu menyikapi kelemahan dan kelebihan yang kamu
miliki
3. Tuliskan pengertian hidup baru !

Jawaban.
1. Bercermin diri berarti mengenal diri sendiri dengan segala kekurangan dan
kelebihan
2. Sikap saya adalah :
- Berdoa memohon tuntutan Roh Kudus agar dimampukan mengenali
kelemahan dan kelebihan
- Memohon pertolongan Roh Kudus untuk senantiasa membimbing agar dapat
memakai kelebihan yang dimiliki untuk hal-hal yang berkenan
3. Tujuan utama kehadiran Kristus adalah memperbaharui kita, agar kita menjadi
ciptaan baru. Artinya, kita hidup di dalam Kristus dipimpin oleh Roh Kudus
sehingga mampu menghadapi segala tantangan hidup dan bahkan berbuah (Gal
5:22-23).

Skor Penilaian
Skor nomor 1 bobotnya 30
Skor nomor 2 bobotnya 40
Skor nomor 3 bobotnya 30
Total skor keseluruhannya 100
Medan, ……………… 2011

Mengetahui: Guru Bidang Studi,


Kepala Sekolah ........................, Pendidikan Agama Kristen

.............................................. ..................................................
NIP. NIP.

PENENTUAN HASIL BELAJAR : KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL


KKM adalah suatu kriteria acuan pencapaian kompetensi dasar yang harus

dicapai oleh siswa per_mata pelajaran. siswa yang belum mencapai nilai kkm

dikatakan belum tuntas. Berdasarkan surat Dirjendikdasmen No.1321/c4/MN/2004

tentang Pengkajian Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) Kurikulum 2004 dan sesuai dengan pelaksanaan

Standar Isi, yang menyangkut masalah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD),. maka sesuai dengan petunjuk dari Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) tahun 2006, maka dipandang perlu setiap sekolah-sekolah

untuk menentukan Standar Ketuntasan Minimal (KKM)-nya masing-masing sesuai

dengan keadaan sekolah dimana sekolah itu berada. Artinya antara sekolah A

dengan sekolah B bisa KKM-nya berbeda satu sama lainnya.

Dalam penetapam KKM ini masih ada beberapa sekolah atau guru bidang

studi yang belum memahaminya. Akibatnya beberapa diantara guru mengalami

kesulitan untuk menetapkam KKM pada Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) atau

dulu kita kenal dengan Rapor. Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh

BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan

KKM di sekolah. Adapun rambu-rambu yang dimaksud adalah :

1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran.

2. KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah.

3. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0-100, atau

rentang nilai yang sudah ditetapkan.

4. Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 %

5. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kriteria ideal (sesuai kondisi

sekolah)
6. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat

kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta

kemampuan sumber daya pendudkung.

7. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang ditetapkan atau

dipilih sekolah.

Tujuan Penetapan KKM adalah untuk menentukan target kompetensi yang

harus dicapai siswa dan juga untuk menentukan kompoten atau tidak

kompotennya seorang siswa. KKM juga berfungsi sebagai :

a. Sebagai patokan yang jelas bagi guru untuk menentukan ketuntasan

siswa dalam mengikuti mata pelajaran setiap KD dan indikator dapat

diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang telah ditetapkan.

b. Sebagai acuan bagi siswa dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian

mata pelajaran.

c. Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi

program pembelajaran. Keterlaksanaan dan hasil program kurikulum

dapat dilihat dari keberhasilan mencapai KKM sebagai tolok ukur.

d. Sebagai Target Satuan Pendidikan Dalam Pencapaian Kompetensi Tiap

Mata Pelajaran

e. Sebagai Kontrak Pedagogik Antara Guru Dengan Siswa dan Antara

Sekolah Dengan Masyarakat.


Kompleksitas
Tingkat Kompleksitas dikatakan tinggi apabila dalam pelaksanaannya
menuntut :
 Sumber Daya Manusia (SDM )
- Memahami kompetensi yang harus dicapai siswa
- Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran
 Waktu : Cukup lama karena perlu pengulangan
 Penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi

Kapasitas Yang Dituntut Dari Guru ialah :

 Guru harus memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan


pada siswa.
 Guru harus memiliki kreatifitas dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran.
 Memerlukan waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan
 Memerlukan penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi.
 Mengupayakan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai dengan
tuntutan kompetensi yang harus dicapai (bekerjasama dengan sekolah)

Daya Dukung
 Sumberdaya pendukung adalah tenaga, sarana dan prasarana pendidikan,
biaya, manajemen, komite sekolah.
 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai siswa, alat dan bahan untuk proses pembelajaran.

Intake Siswa (tingkat kemampuan rata-rata siswa)

 Hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)


 Rapor kelas terakhir dari tahun sebelumnya
 Test seleksi masuk atau psikhotest
 Nilai Ujian Nasional, bagi jenjang SMP/SMPLB/MTS, SMA/SMALB/MA, SMK

Mekanisme Penetapan KKM


Kriteria KKM Berbentuk Point

Aspek yang Kriteria dan skala penilaian


dianalisis
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
(1) (2) (3)
Daya Dukung Tinggi Sedang Rendah
(3) (2) (1)
Intake Siswa Tinggi Sedang Rendah
(3) (2) (1)

Kriteria KKM Berbentuk Nilai

Aspek yang Kriteria dan skala penilaian


dianalisis
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
(81-100) (65-80) (50-64)
Daya Dukung Tinggi Sedang Rendah
(81-100) (65-80) (50-64)
Intake Siswa Tinggi Sedang Rendah
(81-100) (65-80) (50-64)

Perhitungan KKM
Jika suatu indikator memiliki kriteria : Komplesksitas Tinggi, Daya Dukung tinggi,
dan Intake Siswa sedang,
 Menggunakan skor/poin:
(3+3+2) X 100 = 88,88 (dibulatkan 89)
9
Maka nilai KKM nya adalah := 89
(Keterangan : 9 diambil dari jumlah nilai tertinggi pada setiap kriteria )

 Menggunakan Nilai = (60+80+65): 3 = 68,5 (dibulatkan 69)


FORMAT PENETAPAN KKM

Satuan Pendidikan: ……………….


Mata Pelajaran : ……………….
Kelas/Semester : ……………….
Tahun Pelajaran : ……………….

Kompetensi Dasar / STANDAR KETUNTASAN MINIMAL


Pencapain Indikator
Kriteria Penentuan KKM Nilai
Kompleksitas Daya Intake KKM
Dukung Siswa Jumlah

SK : Membiasakan Prilaku Terpuji 80 90 56 226 75.3


KD.1 : Menampilkan Perilaku Tekun 75 95 70 240 80

Menyebutkan Contoh Perilaku Tekun 60 56 55 171 57


Menuliskan Contoh Perilaku Tekun 80 90 56 226 75.3
Terbiasa Berprilaku Tekun 70,77
71,6 80,3 60,3
RATA-RATA KKM PER Kompetensi Dasar
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Nama Sekolah : SMP


Mata Pelajaran : Pend. Agama Kristen
Kelas/semester : VII/ 1
Tahun Ajaran :

PENENTUAN KKM DARI FAKTOR Hasil KKM dalam Aspek

SK/KD INDIKATOR Daya SDM Penguasaan


Urgensi Komplek-sitas Intake Siswa Penerapan
Dukung Guru Konsep

Allah Tritunggal dan Karya-Nya:


Menjelaskan karya Allah dalam
menciptakan, memelihara, dan
1
menyelamatkan manusia serta seluruh
ciptaan

1,1 Menjelaskan Menjelaskan makna


makna manusia sebagai
manusia gambar dan rupa
sebagai Allah
mahkota Mewujudkan tindakan
ciptaan Allah. sebagai manusia yang
segambar dan serupa
dengan Allah dalam
melaksanakan mandat
untuk berkarya
Mendiskripsikan
perbuatan yang
merupakan ibadah
kepada Tuhan
1,2 Menceritakan Menceritakan karya
tanda-tanda Allah melalui
bahwa Allah pengalaman hidup
terus berkarya manusia dalam
keajaiban alam
Menyebutkan contoh
perbuatan siswa yang
menghargai karya
Allah dalam kaitannya
dengan alam
Menceritakan karya
Allah melalui
kelahiran,
kesembuhan dari
penyakit, dan
kematian
Mendeskripsikan
sikap yang benar
dalam menghadapi
penyakit dan kematian
Menunjukkan tanda-
tanda bahwa Allah
masih berkarya dalam
kehidupan manusia
1,3 Mengakui Menjelaskan
bahwa pentingnya alam
pemeliharaan dalam kehidupan
Allah terhadap manusia
manusia dan Menjelaskan
alam lebih kuat pentingnya
dari pada keseimbangan
kecenderungan ekosistem bagi
manusia
manusia untuk Bersyukur untuk
merusaknya pemeli haraan Allah
atas kehi dupannya
melalui alam dan
isinya walau pun
manusia melakukan
pengrusakan
Berperan serta dalam
pemeliharaan alam
sekitarnya dan
kehidupan manusia

RATA-RATA

RATA-RATA KESELURUHAN

……………….,……………………..
Mengetahui
Kepala SMP................................ Guru Mata Pelajaran

.................................................... ........................................
NIP/NIK NIP/NIK
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai