Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)

Hari, Tanggal : Rabu, 12-09-2018

Pukul : 10:00 – 10:30

Tempat : Ruang Pojok Edukasi Poliklinik RST DD

Pokok Bahasan :

1. Pengertian Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

2. Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

4. Komplikasi Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

5. Pencegahan dan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

Sasaran : Pasien dan/atau keluarga pasien yang datang di poli penyakit

dalam

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien memahami tentang Diabetes Mellitus

(Kencing Manis) secara umum.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, klien diharapkan mampu:

- Mengetahui pengertian dari Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

- Mengetahui faktor penyebab dari Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

- Mengetahui tanda dan gejala dari Diabetes Mellitus (Kencing Manis)


- Mengetahui komplikasi-komplikasi yang disebabkan oleh Diabetes Mellitus

(Kencing Manis)

- Mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

B. Materi

Terlampir

C. Media

Power Point dan Leaflet

D. Rencana Kegiatan

No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Alat

1. Pembukaan - Salam pembuka - Menjawab 5 menit

- Memperkenalkan diri salam

- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan

penyuluhan keterangan dari

- Menggali pengetahuan penyaji

klien mengenai

Diabetes Mellitus

(Kencing Manis)

2. Penyampaian 1. Pengertian Diabetes - Mendengarkan 15 menit Power

materi Mellitus (Kencing penjelasan point,

Manis) penyaji LCD,

2. Faktor penyebab infocus

terjadinya Diabetes

Mellitus (Kencing
Manis)

3. Tanda dan Gejala

Diabetes Mellitus

(Kencing Manis)

4. Komplikasi Diabetes

Mellitus (Kencing

Manis)

5. Pencegahan dan

Penatalaksanaan pada

Diabetes Mellitus

(Kencing Manis)

3. Penutup dan - Melakukan tanya - Mendengarkan, 10 menit Leaflet,

salam jawab bertanya, hadiah

- Memberikan leaflet menjawab

- Menutup pertemuan pertanyaan

- Salam penutup penyaji

- Menerima

leaflet

- Menjawab

salam
E. Evaluasi

1. Struktur

- Kesiapan penyaji memberikan materi penyuluhan

- Pemateri sudah membuat kontrak waktu dengan peserta

- Media dan alat memadai

2. Proses

- Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan

- Klien kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan

3. Hasil

- Klien dapat menjelaskan kembali materi yang dijelaskan dengan baik

- Klien dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pemateri terkait Diabetes

Mellitus (Kencing Manis)

F. Lampiran

DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)

1) Definisi

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu

mengendalikan jumlah gula atau glukosa dalam aliran darah yang menyebabkan

hiperglikemia yaitu suatu keadaan dimana kadar gula darah seseorang berada di atas batas

normal (Setiabudi, 2008). Menurut Soegondo (2009), Diabetes Mellitus adalah penyakit

dimana kadar gula di dalam darah tinggi dikarenakan tubuh tidak dapat melepaskam atau

menggunakan insulin. Perkeni, 2002 dalam Sujaya (2009), menyatakan bahwa seseorang

menderita DM apabila kadar gula darah puasanya >126 mg/dl, atau kadar gula darah

sewaktunya >200 mg/dl.

Diabetes Mellitus dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok (Powers, 2008

dalam Irawan, 2009), yaitu:


a. Diabetes Mellitus Tipe-1

Diabetes ini disebabkan oleh defisiensi hormon insulin karena kerusakan sel β

pankreas, yang disebabkan oleh adanya reaksi autoimun. Biasanya terjadi pada

usia muda, yaitu sebelum usia 30-40 tahun (Inzucchi, Porte, Sherwin, dan Baron

2005 dalam Irawan, 2009) namun dapat juga menyerang berbagai usia

(Goldstand & Mueller, 2008).

b. Diabetes Mellitus Tipe-2

Sebanyak 80% - 90% kasus Diabetes Mellitus tergolong ke dalam Diabetes

Mellitus Tipe-2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).

Diabetes tipe ini terjadi karena resistensi insulin dan atau kurangnya sekresi

insulin (Goldstand & Mueller, 2008). Pada penderita diabetes tipe ini, insulin

yang dihasilkan oleh sel β pankreas tidak dapat memenuhi jumlah yang

dibutuhkan. Hal ini menyebabkan terjadinya hiperglikemia (tingginya kadar gula

darah di dalam darah). Diabetes tipe ini juda dapat terjadi karena kurangnya

reseptor insulin pada sel-sel sehingga meskipun jumlah insulin yang dihasilkan

cukup, namun sel tidak dapat mengangkut cukup glukosa dalam darah sehingga

kadar glukosa darah tetap tinggi. Situasi ini dikenal dengan nama “resistensi

insulin”.

c. Diabetes Mellitus Tipe Lainnya

Diabetes tipe ini juga disebut dengan diabetes sekunder (secondary diabetes).

Penyebab dari diabetes tipe ini diantaranya kelainan pada fungsu sel beta dan

kerja insulin akibat gangguan genetik, penyakit pada kelenjar eksokrin pankreas,

obat atau zat kimia, infeksi, kelainan imunilogi, dan sindrom genetik lain yang

berhubungan dengan diabetes mellitus (Inzucchi, Porte, Sherwin, dan Baron 2005

dalam Irawan, 2009).


d. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes ini terjadi apabila seorang wanita pertama kali terdiagnosis mengalami

intoleransi glukosa pada masa kehamilan.

2) Penyebab dan Faktor risiko

Diabetes Mellitus utamanya disebabkan oleh dua hal, yaitu meningkatnya kadar gula

darah dan kurangnya produksi insulin. Peningkatan kadar gula darah dapat

disebabkan oleh meningkatnya asupan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh, terutama

asupan karbohidrat. Sementara itu, kurangnya produksi insulin dapat disebabkan oleh

dua hal, yaitu defisiensi insulin dan resistensi insulin (Nathan & Delahanty, 2005).

Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap resistensi atau defisiensi

insulin (Nathan & Delahanty, 2005) diantaranya yaitu:

1. Faktor genetik atau keturunan

2. Usia lebih dari 40 tahun

3. Gaya hidup yang kurang sehat

4. Kegemukan

5. Kurang beraktivitas dan olahraga

6. Kelainan hormon

3) Tanda dan Gejala

a. Manifestasi klinik pada Diabetes Mellitus Tipe-1 diantaranya adalah (Eckman,

2011):

 Merasa sangat haus

 Merasa sangat lapar

 Kelelahan/letih
 Pandangan kabur

 Mati rasa atau merasa gatal pada kaki

 Kehilangan berat badan meskipun nafsu makan meningkat

 Sering buang air kecil

b. Manifestasi klinik pada Diabetes Mellitus Tipe-2 adalah sebagai berikut

(Eckman, 2011):

 Infeksi pada ginjal, kandung kemih, atau kulit yang sering terjadi dan

memerlukan waktu lama untuk sembuh

 Lelah, letih

 Merasa sangat lapar

 Merasa sangat haus

 Sering buang air kecil terutama pada malam hari

 Pandangan kabur

 Merasa sakit atau mati rasa pada kaki atau tangan

4) Komplikasi

Diabetes dapat meningkatkan resiko terkena penyakit-penyakit berikut:

1. Komplikasi pada Sistem Kardiovaskular

Tingginya kadar glukosa dalam darah menyebabkan terjadinya penebalan

membran basal pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal tersebut menyebabkan

penurunan penyaluran oksigen dan zat gizi ke jaringan. Selain itu, terjadi pula

kerusakan pada sel endotel arteri yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas

sel endotel, sehingga molekul yang mengandung lemak masuk ke arteri, serta

terjadinya pengendapan trombosit, makrofag, dan jaringan fibrosis. Penebalan

dinding arteri ini dapat menyebabkan hipertensi. Efek vaskular dari diabetes yang
lain adalah penyakit arteri koroner dan stroke. Asterosklerosis juga menyebabkan

penyakit vaskular perifer yang sering dijumpai pada penderita DM kronis dan

dapat menimbulkan amputasi (Corwin, 2008).

2. Gangguan Penglihatan

Kurangnya aliran oksigen (hipoksia) ke retina yang diakibatkan oleh

hiperglikemia menyebakan terjadinya retinopati. Retina adalah jaringan yang

sangat aktif bermetabolisme sehingga pada kondisi hipoksia kronis akan

mengalami kerusakan yang progresif pada dalam struktur kapilernya, membentuk

mikroaneurisma, dan memperlihatkan bercak-bercak pendarahan, sehingga

menyebabkan aktivasi sistem inflamasi dan pembentukan jaringan parut di retina.

Edema intestisial terjadi dan tekanan intraokulus meningkat sehingga

menyebabkan kolapsnya kapiler dan saraf yang tersisa sehingga terjadi kebutaan.

Gangguan penglihatan lainnya yang terjadi akibat diabetes adalah katarak dan

glaukoma (Corwin, 2008).

3. Kerusakan Ginjal

Tingginya kadar gula dalam darah menyebabkan pelebaran glomerulus. Hal

ini menyebabkan penderita diabetes mengalami kebocoran protein ke urine.

Kebocoran protein yang menembus glomerulus secara lebih lanjut akan merusak

nefron, sehingga lebih banyak protein yang keluar bersama urine. Proteinuria

dikaitkan dengan penurunan fungsi ginjal. Filtrasi glomerulus yang menurun

drastis juga dapat menyebabkan gagal ginjal (Corwin, 2008).

4. Neuropati Diabetik

Merupakan penyakit saraf yang disebabkan oleh diabetes mellitus. Neuropati

ini disebabkan oleh hipoksia sel-sel saraf kronis serta efek dari hiperglikolisasi

protein yang melibatkan fungsi saraf. Sel-sel penunjang saraf, terutama sel
Schwann mengatasi beban peningkatan glukosa kronis, yang menyebabkan

demielinasi segmental saraf perifer. Demielinisasi menyebabkan perlambatan

hantaran saraf dan menurunnya sensitivitas. Hilangnya sensitivitas terhadap suhu

dan nyeri dapat meningkatkan kemungkinan pasien mengalami cedera yang parah

dan tidak disadari.

Kerusakan saraf otonom perifer ini juga dapat menyebabkan hipotensi

postural, perubahan fusngsi gastrointestinal, gangguan pengosongan kandung

kemih, disertai infeksi saluran kemih, dan pada pria menyebabkan disfungsi

ereksi dan impotensi (Corwin, 2008).

5) Pencegahan

Upaya pencegahan diabetes mellitus terdiri dari tiga tahap, yaitu pencegahan primer,

sekunder, dan tersier (WHO, 1994)

a. Pencegahan Primer

Pencegahan ini meliputi kegiatan yang bertujuan mencegah terjadinya

diabetes, terutama pada populasi yang berisiko. Kegiatan ini mecakup upaya

modifikasi faktor lingkungan dan perilaku, atau intervensi yang terfokus pada

kelompok dengan risiko tinggi diabetes.

b. Pencegahan Sekunder

Upaya pencegahan ini meliputi deteksi dini diabetes mellitus, agar dapat

dilakukan usaha untuk mencegah perkembangan yang lebih lanjut dari diabetes

mellitus.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan

kecacatan akibat diabetes mellitus. Pencegahan ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Mencegah terjadinya komplikasi

2. Mencegah komplikasi berkembang dan merusak organ atau jaringan

3. Mencegah terjadinya kecacatan akibat kegagalan organ atau jaringan

Penanganan untuk mencegah terjadinya Diabetes Mellitus adalah:

1. Cek kadar gula darah secara teratur

Hal ini penting untuk mendeteksi diabetes secara dini sehingga dapat segera

ditangani dan meminimalisir kemungkinan terjadinya komplikasi.

2. Konsumsi makanan yang sehat dan jaga pola makan yang baik

Jangan mengonsumsi makanan yang banyak dan mengandung gula,

lemak/minyak, dan garam secara berlebihan.

3. Menjaga berat badan ideal

Berat badan ideal dapat diketahui dengan menghitung IMT

Berat Badan (Kg)


𝐼𝑀𝑇 =
[Tinggi Badan (m)]²

<18.5 : BB kurang

18.5 – 22.9 : BB ideal

>23 : BB lebih

4. Latihan jasmani secara teratur

Olahraga terbukti dapat meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga

kadar glukosa darah turun. Olahraga juga dapat meningkatkan kepekaan sel

terhadap insulin. Berolahraga selama 150 menit/minggu dengan latihan aerobik

sedang atau selama 90 menit/ minggu dengan latihan aerobik yang berat. Latihan

tersebut dapat dibagi 3-4x/minggu.


Daftar Pustaka

 Corwin, Elizabeth J. (2008). Patofisiologi. Jakarta: EGC


 Eckman, Ari S. (2011). Type 1 Diabetes. Available from:
http://nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000305.htm (28 Juni 2011)
 Eckman, Ari S. (2011). Type 2 Diabetes. Available from:
http://nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000313.htm (28 Juni 2011)
 Goldstein, Barry J & Dirk Mueller-Wieland. (2008). Type-2 Diabetes: Principles and
Practice. New York: Informa Healthcare
 Irawan, Rizal. (2009). Hubungan Perilaku dengan Prevelansi Diabetes Mellitus pada
Masyarakat Kota Ternate Tahun 2008. Jakarta: Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
 Nathan, David M & Linda M. Delahanty. (2005). Beating Diabetes: The First Program
Clinically Proven to Dramatically Improve Your Glucose Tolerance. New York: Mc
Graw Hill
 Sujaya, I Nyoman. (2009). Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali sebagai Faktor
Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di Tabanan. Jurnal Skala Husada Vol.6 No.1 tahun 2009
: 75-81

Anda mungkin juga menyukai