Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas dasar promosi kesehatan

“Teori Aplikasi Promosi Kesehatan di Sekolah”

DISUSUN OLEH
AMANATHAN FARHAN SYAYENRA
Kelas 3F

DOSEN PENGAMPU :

M. Ridwan. SKM.MPH

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan, waktu, dan kelancaran kepada penyusun untuk
menyelesaikan makalah Promosi Kesehatan “ Teori Aplikasi Promosi
Kesehatan di Sekolah ”. Saya mengucapkan terima kasih juga kepada
pihak-pihak yang sudah mendukung kelancaran dalam pembuatan makalah
ini.

Saya menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran demi tercapainya kualitas
makalah yang lebih baik di kemudian hari.

Jambi, AGUSTUS 2018

AMANATHAN FARHAN S

2
Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang...........................................................................................1
1.2. Tujuan penulisan.......................................................................................3
1.3. Manfaat penulisan.....................................................................................3
1.4. Pertanyaan kajian......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi promosi kesehatan di sekolah......................................................4
2.2. Tujuan promosi kesehatan di sekolah........................................................4
2.3. Strategi promosi kesehatan.......................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Sejarah promosi kesehatan di sekolah.......................................................8

3
3.2. Proses perencanaan dan pelaksanaan......................................................8
3.3. Indikator promosi kesehatan di sekolah...................................................10
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan..............................................................................................18
4.2. Saran.......................................................................................................19
Daftar Rujukan................................................................................................20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di era milenium ini, setiap hari bahkan setiap saat, kepada kita disajikan
pelbagai macam iklan atau upaya pemasaran pelbagai macam produk dan
jasa. Iklan-iklan itu dengan gencarnya menyapa kita melalui berbagai media,
terutama TV dan radio. Melalui internet, iklan-iklan itu juga datang silih

4
berganti. Iklan juga menyergap kita melalui telepon seluler. Jangan ditanya
iklan melalui surat kabar dan majalah. Juga melalui film layar lebar di gedung
bioskop. Iklan-iklan juga mejeng secara mentereng melalui billboard, spanduk,
umbul-umbul, dll. Tentu saja iklan juga muncul melalui poster, leaflet atau
brosur. Belum lagi iklan melalui selebaran yang secara berdesakan nongol di
tembok-tembok, tiang listrik/telepon, pagar rumah, dll. Ada juga iklan yang
disamarkan melalui tulisan ilmiah atau tulisan populer. Jangan dilupakan iklan
atau pemasaran produk atau jasa yang dikemas secara sangat professional
dalam bentuk pameran, seminar atau pertemuan. Belum lagi iklan atau upaya
pemasaran yang dilakukan secara agresif melalui tatap mula langsung dari
rumah ke rumah dan secara berantai (multy level marketing). Demikian pula
upaya yang dilakukan melalui loby kepada pelbagai pihak, khususnya
pengambil kebijakan, agar produk atau jasanya dapat dipergunakan oleh
khalayak luas. Dan masih banyak lagi cara-cara kreatif yang dilakukan dalam
rangka menjajakan suatu produk atau jasa. Upaya-upaya itu mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap lakunya suatu produk atau jasa. Produk
atau jasa apa saja, termasuk produk atau jasa di bidang kesehatan serta
produk dan jasa yang merugikan kesehatan seperti rokok, minuman keras,
obat-obatan yang tidak layak, dll. Itu semua termasuk upaya pemasaran atau
upaya untuk mempromosikan produk atau jasa. Pada zaman dulu upaya itu
disebut propaganda.
Istilah propaganda sering dikaitkan dengan bidang politik. Namun
sebenarnya tidak selalu demikian. Bisa juga tentang masalah sosial, termasuk
kesehatan. Di zaman pra dan awal kemerdekaan dulu propaganda masalah
kesehatan itu sudah dilakukan. Pada waktu itu cara propaganda itulah yang
dilakukan untuk memberi penerangan kepada masyarakat tentang kesehatan.
Propaganda pada waktu itu dilakukan dalam bentuknya yang sederhana
melalui pengeras suara atau dalam bentuk gambar dan poster. Juga melalui
film layar tancap. Cara-cara itu kemudian berkembang, karena propaganda
dirasakan kurang efektif apabila tidak dilakukan upaya perubahan atau
perbaikan perilaku hidup sehari-hari masyarakat. Maka dilancarkanlah upaya
pendidikan kesehatan masyarakat (health education) yang dipadukan dengan
upaya pembangunan masyarakat (community development) atau upaya
pengorganisasian masyarakat (community organization).

5
Upaya ini berkembang pada tahun 1960 an, sampai kemudian mengalami
perkembangan lagi pada tahun 1975 an, menjadi “Penyuluhan Kesehatan”.
Meski fokus dan caranya sama, tetapi istilah “Pendidikan kesehatan” itu
berubah menjadi “Penyuluhan Kesehatan”, karena pada waktu itu istilah
“pendidikan” khusus dibakukan di lingkungan Departemen Pendidikan. Pada
sekitar tahun 1995 istilah Penyuluhan kesehatan itu berubah lagi menjadi
“Promosi Kesehatan”. Perubahan itu dilakukan selain karena hembusan
perkembangan dunia (Health promotion mulai dicetuskan di Ottawa pada
tahun 1986), juga sejalan dengan paradigma sehat, yang merupakan arah
baru pembangunan kesehatan di Indonesia. Istilah itulah yang berkembang
sampai sekarang, yang antara lain menampakkan wujudnya dalam bentuk
pemasaran atau iklan, yang marak pada era milenium ini.
Perjalanan dari propaganda, kemudian menjadi pendidikan, lalu
penyuluhan dan sekarang promosi kesehatan itu, merupakan sejarah. Dalam
perjalanan dari waktu ke waktu itu ada kejadian atau peristiwa yang patut
dikenang, dan ada cerita atau kisah yang menarik, mengharukan, atau juga
lucu. Tetapi yang penting pastilah ada hikmah, kebijaksanaan, nilai atau
“wisdom” yang dapat diangkat dari rentetan kisah atau cerita itu. Hikmah,
kebijaksanaan, nilai atau “wisdom” itu tentulah sangat besar manfaatnya bagi
kita semua, terutama generasi muda yang merupakan penerus pembangunan
bangsa tercinta ini. Kebijaksanaan itu pula yang rasanya patut sekali dapat
dimiliki oleh para pembuat kebijakan, yang menentukan arah perkembangan
negara kita di masa y.a.d. Demikianlah, maka sejarah atau perkembangan
tentang promosi kesehatan di Indonesia itu perlu dituliskan. Penulisan sejarah
atau perkembangan promosi kesehatan di Indonesia itu dirasakan semakin
perlu karena nampaknya sejarah berulang. Apa yang kita pikirkan sekarang,
rupanya sudah pernah dipikirkan bahkan dilaksanakan pada waktu yang lalu.
Melalui tulisan ini diharapkan kita dapat lebih cepat belajar dan tidak
mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan pada waktu yang
lalu itu.
Dengan demikian yang dimaksud dengan sejarah di sini bukan dalam arti
rentetan peristiwa dalam tanggal, bulan dan tahun. Tetapi sejarah adalah
uraian tentang peristiwa nyata berupa fakta dan data yang bisa dijadikan
bahan analisa untuk disimpulkan manfaat dan mudaratnya bagi pijakan untuk

6
kegiatan masa kini dan yang akan datang. Di sini sejarah lebih mempunyai arti
ke depan. Dalam kaitan itu beberapa negara sedang ribut dalam penulisan
sejarah ini. Korea, Jepang dan China berebut meluruskan sejarah dengan
versi masing-masing. Pemerintah RI sejak merdeka sampai sekarang juga
sangat berkepentingan dengan penulisan sejarah. Ini menunjukkan bahwa
sejarah sering dibuat untuk kepentingan sesaat demi pemenuhan si pembuat
sejarah. Seharusnyalah bahwa sejarah itu netral. Yang penting adalah tentang
pembelajaran sejarah. Makna, nilai atau kebijaksanaan apa yang dapat
ditangkap di balik kejadian atau rentetan peristiwa itu. Para pembacalah yang
menganalisis sendiri, menyimpulkan dan mengambil makna sebagai landasan
untuk pengambilan kebijakan bagi langkah-langkah tindakannya masa kini
dan yang akan datang.

1.2. TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan tugas makalah “TEORI dan APLIKASI
PROMOSI KESEHATAN di SEKOLAH’’ adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang teori dan aplikasi promosi kesehatan di sekolah
1.3. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari membuat makalah ini adalah untuk bisa mengaplikasikan
media dalam promosi kesehatan untuk masa depan calon sarjana kesehatan
masyarakat.

1.4.PERTANYAAN KAJIAN

1. Jelaskan sejarah promosi kesehatan di sekolah.

2. Bagaimana pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah.

3. Jelaskan indikator promosi kesehatan di sekolah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

7
2.1. Defenisi Promosi Kesehatan di Sekolah

Kesehatan di bentuk oleh kehidupan sehari-hari ( Health is created within


the setting everday life, WHO 2003). Dalam kehidupan sehari-hari manusia,
menghabiskan waktunya di tempat atau tatanan (setting), yakni di dalam
rumah (keluarga) , di sekolah (bagi anak sekolah), dan di tempat kerja (bagi
orang dewasa). Oleh sebab itu , kesehatan seseorang juga di tentukan oleh
tantanan tersebut.

Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu


tatanan dimana program pendidikan dan kesehatan di kombinasikan untuk
menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan
sekolah yang berwawasan kesehatan, dimana sekolah bukan hanya tempat
kegiatan belajar tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup
sehat.

2.2. Tujuan Promosi Kesehatan di Sekolah

Dari uraian tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan Promosi


Kesehatan di sekolah antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat di


sekolah

2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat


sekolah pada khususnya dan masyarakat umum secara keseluruhan

3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah

2.3. Strategi Promosi Kesehatan

WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:

a. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan
oleh dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan
kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna

8
mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu
dilakukan upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting
program kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak
yang akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait
dana untuk kegiatan

b. Kerjasama

Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi


jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini berbagai
pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan
kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang
ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan
promosi kesehatan.

Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk
dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :

1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan


sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat
maupun organisasi-organisasi di masyarakat

2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi


:

• Sanitasi dan air yang cukup

• Bebas dari segala macam bentuk kekerasan

• Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya

• Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling


percaya • Pekarangan sekolah yang aman

• Dukungan masyarakat yang sepenuhnya

9
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :

• Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik


yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan
berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental
dan sosial

• Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru


maupun orangtua

4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di


sekolah, yaitu :

• Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana

• Kerjasama dengan Puskesmas setempat

• Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan


“keamanan” makanan

5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan


meningkatkan kesehatan, yaitu :

• Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan


proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan
psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah

• Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk


seluruh siswa

• Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan


narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan.

6. Berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan :

• Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

10
• Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat

Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat


meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep
inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan
“Health Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan
program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah
tersebut.

Pada dasarnya, setiap sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan


yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam
mewujudkan “Sekolah Promosi Kesehatan”. Namun yang terpenting adalah
bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan organisasinya” secara optimal
untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. SEJARAH PROMOSI KESEHATAN di SEKOLAH

Banyak sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk menanamkan nilai PHBS


melalui promosi kesehatan terintegrasi dg program Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) Guru dan Masyarakat Sekolah menjadi mitra pengembangan promosi
kesehatan di sekolah Anak sekolah menjadi kader kesehatan bagi keluarga

12
dan masyarakat ,Ada peluang dan dukungan dlm promosi kesehatan di
sekolah (dana dan kebijakan)

Data Depkes tahun 2000 prevalensi penyakit kecacingan perut pada anak
SD sebesar 60-80%.Kejadian kecacingan berhubungan bermakna dengan
perilaku tidak cuci tangan sebelum makan dengan air dan sabun, BAB tidak
dijamban, jajan bukan di kantin sekolah Hasil penelitian dilakukan Yayasan
Kusuma Buana di 17 Sekolah Dasar di Jakarta, prevalensi anemia sebesar
23,2%. Hasil SKRT tahun 2001 prevalensi penyakit karies dan periodontal
anak usia 12 tahun sebesar 74,4%. Menurut data Susenas tahun 2004, sekitar
3% anak-anak mulai merokok sejak kurang dari umur 10 tahun. Perokok
pemula umur 10-14 tahun 2004 sebesar 11, 5 %. Persentase orang merokok
tertinggi (64%) berada pada kelompok umur remaja (15-19 tahun).

Usia awal sekolah baik untuk menanamkan nilai PHBS tetapi belum
dimanfaatkan optimal,Usia anak sekolah: masa rawan terserang gangguan
berbagai penyakit. Masalah kesehatan pada kelompok pra remaja (usia 6 s.d
<10 tahun), umumnya berkaitan dengan PHBS.Peranan sekolah belum
optimal dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah Masih
banyak sekolah belum termasuk sekolah sehat, Dukungan kebijakan promosi
kesehatan di sekolah masih kurang

Upaya meningkatkan kemampuan peserta didik, guru dan masyarakat


lingkungan sekolah agar mandiri dalam mencegah penyakit, memelihara
kesehatan, menciptakan dan memelihara lingkungan sehat, terciptanya
kebijakan sekolah sehat serta berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat sekitarnya.

Promosi Kesehatan Sekolah dibuat untuk mendukung program


peningkatan Sarana Air Bersih dan Sanitasi dan untuk memperluas manfaat
kesehatan masyarakat desa dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
perilaku kesehatan dan sanitasi pada anak-anak sekolah dasar. Selain itu
Promosi Kesehatan Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak
sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka, saudara-saudara, tetangga
dan kawan-kawan mereka.

13
Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam
program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina
UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Promosi
kesehatan sekolah (dalam Program PAMSIMAS) harus dikoordinasikan
dengan program penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS,
Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen
Kesehatan Pusat. Keberhasilan promosi kesehatan di sekolah dan di
masyarakat di tingkat desa banyak dipengaruhi oleh hubungan jaringan
komunikasi antara Cabang Dinas Pendidikan(termasuk Kepala Sekolah, Guru,
Komite Sekolah, orang tua siswa), PUSKESMAS (Pemimpin PUSKESMAS,
Sanitarian, Staf PUSKESMAS lainnya, Bidan Desa), serta Tokoh Masyarakat
(Aparat Desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi kemasyarakatan,
serta semua anggota masyarakat). Agar ada keterkaitan antara program di
sekolah dan di masyarakat, maka rencana kegiatan di sekolah harus dibahas
pada pleno masyarakat, pada waktu menyusun RKM (Rencana Kerja
Masyarakat).

Arti penting promosi kesehatan sekolah

Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan


sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan
lingkungan sekolah yang sehat, (b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,
dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut
dikenal dengan istilah TRIAS UKS.

Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan


kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajang dengan lembaga
pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah
25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses
belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan
sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas,

14
2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2
jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat umum/keluarga.

Apabila promosi kesehatan ditujukan pada usia sampai dengan 12 tahun


saja, yang berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan mampu
menyebarluaskan informasi kesehatan kepada hampir 100 juta populasi
masyarakat umum yang terpajan promosi kesehatan.

Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang


anak, sebab disekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai
pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu
meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat
sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.

Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat


dipandang sebagai 2 aspek yaitu

a. sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah

(support side)

b. sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas

berlangsungnya promosi kesehatan di sekolah itu sendiri (impactside)

Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah


seringkali akan lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari
keluarga si murid. Hal terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan
keluarga, dimana sebagian besar waktu berinteraksi dengan keluaraga lebih
banyak. Pada segi pihak yang turut memperoleh manfaat, peran orang tua
yang memadai, hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih
menjamin keberhasilan program promosi kesehatan. Sebagai contoh bila di
sekolah dilakukan kampanya perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun kemudian
dirumah orang tua juga menyediakan fasilitas CTPS, maka perilaku anak akan
lebih lestari (sustainable). Bentuk dukungan orang tua ini meyakinkan bahwa
tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan yang benar, baik di
sekolah maupun di rumah.

15
3.2.Proses Perencanaan dan Pelaksanaan

a.Perencanaan

Sebagai langkah awal dari proses perencanaan ialah TFM bersama TKKc
melakukan pertemuan dengan Penilik/Staff Dinas Pendidikan Kecamatan
untuk mendiskusikan tentang perencanaan penyusunan rencana kegiatan
promosi kesehatan di sekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan bersamaan dengan
kegiatan orientasi awal sebelum memulai diskusi dengan masyarakat di desa

sasaran. Proses perencanaan kegiatan promosi kesehatan di sekolah di


fasilitasi oleh Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) dengan mengajak masyarakat
sekolah untuk melakukan proses mulai dari identifikasi masalah, pemilihan
opsi dan kegiatan, sampai dengan penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
(RKM). Masyarakat sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru,
murid, orangtua murid, penjaga sekolah, dan pemilik kantin/warung sekolah.
Identifikasi masalah yang dimaksud adalah mengajak masyarakat sekolah
untuk mengidentifikasi beberapa hal seperti :

•Sarana air bersih yang biasa digunakan untuk berbagai kebutuhan

•Tempat yang biasa digunakan guru, murid, dan masyarakat sekolah lainnya
untuk buang air besar dan buang air kecil

•Tempat yang biasa digunakan untuk mencuci tangan (identifikasi terlebih


dahulu apakah siswa/guru mempunyai kebiasaan mencuci tangan di
sekolah)

•Tempat yang biasa digunakan masyarakat sekolah sebagai tempat


pembuangan sampah

•Perilaku-perilaku buruk bagi kesehatan yang lain yang masih sering dilakukan
oleh masyarakat sekolah, seperti pemilik kantin/warung/penjual makanan
tidak menutup makanan jajanan, kebiasaan buruk lainnya

16
•Presentasi siswa yang tidak sekolah karena sakit setiap harinya Potensi yang
dimaksud seperti :

•Sarana air bersih yang masih berfungsi tetapi sudah tidak memenuhi syarat
kesehatan (seperti tidak ada SPAL, keran yang bocor, dll)

•Kamar mandi tetapi jamban yang ada sudah tidak berfungsi

•Halaman yang cukup luas untuk dibangun sarana pembuangan sampah

•Media komunikasi tentang kesehatan, seperti majalah dinding

•Kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan Pramuka, olahraga, dll

Seluruh masyarakat sekolah akan diikutsertakan pada proses-proses :


identifikasi masalah dan potensi, pengambilan keputusan untuk opsi teknis
sarana air bersih dan sanitasi, pengambilan keputusan penempatan sarana di
sekolah sampai dengan rencana kegiatan kesehatan dan perubahan perilaku
dan rencana untuk memeliharanya. Setelah teridentifikasi masalah dan
potensi, LKM unit kesehatan akan difasilitasi oleh TFM untuk menyusun
rencana kegiatan Promosi Kesehatan di sekolah, terdiri atas rencana kegiatan

pembelajaran, rencana pembangunan/pengembangan sarana air bersih dan


sanitasi di sekolah serta sarana cuci tangan dan tempat sampah dan kegiatan
lainnya.

Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi


Kesehatan Sekolah, adalah:

•Penyuluhan kelompok di kelas

•Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)

•Pemutaran film/video

•Penyuluhan dengan media panggung boneka

•Penyuluhan dengan metode demonstrasi

•Pemasangan poster, Pembagian leaflet

•Kunjungan/wisata pendidikan

17
•Kunjungan rumah

•Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid

•Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat

•Lomba cepat tepat

•Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah

•Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah

•Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air

•Pelatihan guru UKS

•Pelatihan siswa/kader UKS

Setiap kegiatan yang dipilih harus dibuat menjadi sebuah rencana rinci
kegiatan. Setiap kegiatan harus dilengkapi dengan sasaran kegiatan, tuj

uan, metode pembelajaran, frekuensi kegiatan dan media yang digunakan.


Dari analisis media yang dibutuhkan maka didapat jumlah biaya yang
diperlukan untuk promosi kesehatan di sekolah. Semua perencanaan tersebut
akan masuk ke dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM).

b.Pelaksanaan

i.Persiapan Pelaksanaan

• LKM Unit Kesehatan dibantu / difasilitasi oleh TFM menyusun jadwal ulang
apabila dalam melaksanakan kegiatan dalam RKM tidak sesuai lagi dengan
kondisi terkini.

• Mendapatkan media komunikasi yang diproduksi oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten / Dinas Kesehatan Propinsi (apabila ada).

ii.Fasilitasi oleh TFM

• TFM terutama FM bidang kesehatan harus melaksanakan pelatihan kepada


LKM (unit kesehatan) melalui pelatihan sambil bekerja (on the job training),
agar mampu melaksanakan kegiatan promosi higiene sanitasi.

18
• TFM terutama FM bidang kesehatan membantu LKM unit kesehatan dan
guru sekolah dasar dalam melaksanakan kegiatan promosi higiene sanitasi di
sekolah.

• TFM terutama FM bidang kesehatan dan FM bidang pemberdayaan


masyarakat melakukan pemicuan CLTS terhadap murid sekolah dasar.

iii.Implementasi Kegiatan

• Mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan promosi higiene sanitasi seperti


pelatihan Guru, atau pelatihan yang direncanakan oleh DPMU,
menggunakan dana yang ada.

• Melaksanakan kegiatan program promosi higiene sanitasi di sekolah sesuai


rencana yang tercantum dalam RKM.

• Melaksanakan pembangunan sarana air bersih, jamban sekolah dan tempat


cuci tangan, di sekolah sesuai rencana dalam RKM.

iv.Bantuan Teknis TKKc

• Tim Pembina UKS Kecamatan yang anggotanya juga merupakan anggota


TKC, memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan promosi higiene
sanitasi secara partisipatif di sekolah.

• Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala kepada siswa
untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku kesehatan baik di
sekolah maupun di rumah. Perilaku-perilaku seperti perilaku buang air besar,
perilaku kebersihan tangan/cuci tangan, kebiasaan mandi dengan air bersih
sabun dan perilaku kesehatan lainnya dapat terus di monitoring untuk
mengetahui apakah perilaku tersebut berubah ke arah yang lebih baik atau
tidak. Misalnya sebelum ada bangunan jamban di sekolah, siswa sering
buang air besar di sawah/kebun di belakang sekolah. Apakah setelah ada
jamban si sekolah siswa buang air besarnya menjadi di jamban, atau masih

19
di tempat terbuka. Kegiatan monitoring dapat dilakukan tidak hanya
kebiasaan/perilaku di sekolah, tetapi juga perilaku kesehatan di rumah.

Kegiatan monitoring dan evaluasi bisa dilakukan bersama-sama


siswa secara partisipatif. Berbagai metode dapat digunakan untuk mengajak
siswa mengevaluasi perubahan perilaku kesehatannya masing-masing.
Seperti metode berbaris dan angkat tangan atau metode dengan kartu sehat
siswa. Metode baris dapat dilakukan dengan cara meminta siswa baris sesuai
dengan kebiasaan yang akan dimonitoring.

3.3. INDIKATOR PROMKES DI SEKOLAH


1. Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih.
Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak
berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh
dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
2. Memakai Pakaian Bersih dan Rapih
Memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian
yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan
dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat
dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu
sekali.
3. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan
membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin
dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal
seminggu sekali.

4. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih


Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih
misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu
dibersihkan setiap kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa

20
dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal
seminggu sekali.
5. Berolahraga Teratur dan Terukur
Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik
secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat
memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh
sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga dapat
dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila
tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa
senam ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan
membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan
alat/sarana untuk berolahraga
6. Tidak Merokok di Sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan
sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada
di sekitar perokok. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok
di lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi
diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan
mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.
7. Tidak Menggunakan NAPZA
Anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA
(Narkotika Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan
kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.
8. Memberantas Jentik Nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan
dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air,
bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah
pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang
bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah.

9. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat


Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus
leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai
pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil. tidak mencemari

21
sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari
datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare,
disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan
menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang
cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan.
Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20
untuk perempuan.
10. Menggunakan Air Bersih
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan
menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa,
mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam
kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung
berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/WC).
Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia
setiap saat.
11. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun
Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan,
sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan
atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang
mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada
pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga
dapat membunuh kuman yang ada di tangan.
12. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat
sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah
antara sampah organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah
selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman
penyakit.

13. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah


Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari
kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah
menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi

22
seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka
absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik
14. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar
diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran
dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui
apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.

23
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk


menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama :

(a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat

(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan

(c) upaya pendidikan yang berkesinambungan.

Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS.

Strategi promosi kesehatan menurut WHO :

a. Advokasi

b. Kerjasama

c. Penguatan kapasitas

d. Penelitian

Program promosi kesehatan

Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat ( healthful school living)

Lingkunga sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik) dan
fisik.

a. Aspek non-fisik ( mental-sosial)

b. Lingkungan fisik terdiri dari

24
1. Pendidikan kesehatan ( Health Education )

2. Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan disekolah ( Health Service in


School)

Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi


Kesehatan Sekolah, adalah:

o Penyuluhan kelompok di kelas


o Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
o Pemutaran film/video
o Penyuluhan dengan media panggung boneka
o Penyuluhan dengan metode demonstrasi • Pemasangan poster,
Pembagian leaflet
o Kunjungan/wisata pendidikan , dll

Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa,


guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar
mengajar berlangsung lebih produktif.

4.2. SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai


mahasiswa kesehatan masyarakat dapat memahami tentang aplikasi promosi
kesehatan di sekolah dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan dengan promosi kesehatan
yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai
mahasiswa kesehatan masyarakat dapat mencegah berbagai penyakit.

25
DAFTAR PUSTAKA

promosi kesehatan di sekolah - pamsimas


beta.new.pamsimas.org/data/.../PROMOSI%20KESEHATAN%20SEKOLAH.p
df. Diakses tanggal 07 September 2018

PROMKES Vol 4 No 1 Juli 2016_Siap Cetak.1.1 - Journal of ...


https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/5809/371Diakses
tanggal 07 September 2018

Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi - Repository UI


repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/5849.pdf. Diakses tanggal 07 September
2018

26
pendidikan kesehatan sekolah sebagai proses ... - Journal UNY
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/viewFile/3017/2510. Diakses
tanggal 07 September 2018

Promosi Kesehatan Cuci Tangan Dan Jajanan Sehat ... - Jurnal Unsyiah
www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/download/8768/7121. Diakses tanggal 07
September 2018

promosi kesehatan di sekolah pada remaja dalam upaya ... - UNUD


https://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/view/2147/1332. Diakses tanggal
07 September 2018

peran sekolah dalam menumbuhkembangkan perilaku ... - Jurnal UM


journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/download/6178/2619. Diakses tanggal
07 September 2018

27

Anda mungkin juga menyukai