GOLONGAN VIII A
Nama-nama di atas diambil dari bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia
dinyatakan sebagai gas yang inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan senyawa
Gas Mulia.
Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2
Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa
derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Dari tabel diatas dapat dilihat jari – jari atom yang kecil (dalam satu golongan,
semakin keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar artinya elektronnya sangat
sukar dilepaskan, elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-
atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi. Dari atas ke bawah jari – jari atom makin
besar, energi ionisasinya makin kecil atau makin mudah melepaskan elektron, sehingga gas
mulia dari atas ke bawah makin reaktif.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi
ionisasi suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion
(terionisasi), artinya sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu
makin besar ukuran sebuah atom, makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena
jaraknya makin jauh dari intinya yang bermuatan positif.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-
jari atom yang mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar
berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas
mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah
stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga
sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur
yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia
yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium,
neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar
(250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-
unsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. Titik leleh dan titik didih
unsur – unsur gas mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu
-2490C dan mendidih pada suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat
kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan
kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He)
berakhir pada ns2 np6. Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil,
sebab semua elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak
memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi
menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk senyawa
secara ionik.
Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
Menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas
mulia yang lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya telah
penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas
elektronnya mendekati nol.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan
sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan
banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4˚C) tidak
jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan gas oksigen
dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian
dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas
nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian
99,999%. Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul dalam
kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair). Gas kripton (Tb
= -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari gas
oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi
utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah. Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya
terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio
aktif atom radium.
Unsur radon (Rn) yang merupakan
88
Ra226 → 86Rn222 + 2He4
Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin
karena tingkat kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia
sebagai berikut : Helium = 0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton =
0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon = Radioaktif*
b. Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon
dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat
pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
c. Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau
roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu
pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
d. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan
rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
e. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh
bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
F. Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun
demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker
paru-paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila
lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila
adanya gempa dari perubahan kadar radon.
DAFTAR PUSTAKA
Http _gas-mulia.blogspot.com_.html
http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/03/kimia-unsur-gas-mulia-yang-stabil.html
http://chemiscihuy.wordpress.com/2009/11/05/definisi-sejarah-dan-sifat-gas-mulia/
http://masterkimiaindonesia.com/
http://gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_mulia
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Roni%20Sudra%20jat/home.html
http://adypurwoko.blogspot.com/2009/01/gas-mulia.html
http://h4rv3st.blogspot.com/2008/06/unsur-unsur-gas-mulia.html
http://www.scribd.com/doc/19015264/Tabel-Periodik-Golongan-VIIIA-2
http://handoyodwiprakoso.blogspot.com/2009/02/tugas-kimia-bu-ninin.html